Monday, March 13, 2017

√ Hari Saraswati – Hari Pengetahuan

Hari Saraswati



Hari Saraswati yaitu hari libur tradisional Bali untuk merayakan hari ketika pengetahuan diberikan oleh Tuhan melalui Dewi Saraswati yang indah.

 




Pada hari saraswati dilakukan pemujaan pada Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan dan Seni. Umat Hindu Dharma di Bali merayakannya setiap 210 hari, dengan memakai perhitungan kalender Bali pada Sabtu (Saniscara), Umanis (Legi), Watugunung. 


 


Kapan tanggal hari Saraswati?



  • 19 Mei 2019

  • 20 Januari 2020

  • 4 Juli 2020

  • 30 Januari 2021

  • 26 Maret 2022

  • 22 Oktober 2022






 


Apa yang dilakukan pada hari Saraswati?


Pada hari ini, yang selalu jatuh pada hari Sabtu setiap enam bulan kalender Bali, umat Hindu di seluruh Bali memperlihatkan persembahan khusus untuk lontar, buku dan materi berguru (tidak termasuk komputer, anehnya – ini diberkati pada hari itu untuk benda-benda yang terbuat dari besi yang disebut Tumpek Landep). Para penyembah tidak seharusnya membaca atau berguru pada hari Saraswati.


Secara alami yaitu hari keagamaan yang penting bagi sekolah dan daerah belajar. Para siswa dibutuhkan untuk bersekolah dengan pakaian tradisional Bali dan berdoa sementara semua buku dan materi pembelajaran lainnya diberkati oleh para guru dan pendeta. Bahkan banyak alumni kembali ke sekolah atau universitas mereka untuk mengambil cuilan dalam ibadah.


Banyak penyembah melaksanakan semacam rangkaian bait suci, berdoa di lokasi yang berbeda. Ini sangat terkenal di kalangan anak muda yang suka melaksanakan ini hingga larut malam. Bagaimanapun, ini yaitu malam Sabtu dan itu alasan yang bagus untuk sahabat dan pasangan untuk menghabiskan waktu bersama di luar pengawasan orang tua. Tidak mengherankan bahwa kuil pantai yaitu tujuan paling terkenal untuk beribadah.



 


Pengetahuan Rahasia Dewi Saraswati




  • Saraswati sebetulnya melambangkan pengetahuan yang didasarkan pada aturan spiritual yang sangat sederhana dan sangat efektif, yang sanggup disebut sebagai Hukum Ketertarikan.




  • The Law of Attraction yaitu aturan ilmiah, berdasarkan ‘Ilmu Suci’. Kerja dan dampak aturan ini sanggup diprediksi setiap dikala dan dalam segala situasi. Setelah seseorang memahami bagaimana aturan ini bekerja, bagaimana dampaknya dihasilkan, ia akan percaya padanya tanpa syarat, dan sebagai hasilnya, tidak akan ada lagi keraguan dan ketakutan dalam kehidupan seseorang. Dalam situasi menyerupai itu seseorang sanggup mengendalikan kehidupannya dengan cara yang sangat efektif dan mandiri.




  • Pengetahuan Saraswati didasarkan pada fakta sederhana bahwa realitas pribadi, fisik seseorang tidak lebih dari cermin kepercayaan, ide, dan pemikiran seseorang. Setiap dan setiap pengalaman dalam fisik hanyalah imbas dari ini, yang dihasilkan oleh Hukum Ketertarikan. Ini berarti bahwa bila seseorang menggantikan kepercayaan dan wangsit seseorang untuk orang lain, seseorang secara otomatis mengubah efeknya – seseorang akan secara sedikit demi sedikit mempunyai yang lain, pengalaman gres yang sesuai dengan keyakinan dan wangsit yang gres dipegang ini.




  • Pikiran dan emosi memainkan kiprah penting dalam Hinduisme Bali. Salah satu pemikiran dasar agama Hindu, ‘pikiran suci, hati murni‘ (= pikiran dan perasaan positif), berafiliasi eksklusif dengan Saraswati dan Hukum Ketertarikan. Ini mengajarkan bahwa perasaan negatif disebabkan oleh ego-murni, pikiran negatif, ide, dan kepercayaan. Yang paling menonjol dari perasaan dan emosi negatif ini diwakili oleh apa yang disebut ‘Sad Ripu’, enam ‘musuh’ individu – kecemburuan, kemarahan, kebencian, keserakahan, kemalasan, kemalasan, dan kebingungan. Jika seseorang ingin mengubah keadaan pribadi negatif menjadi positif, ia perlu menukar perasaan dan emosi ripu yang menyedihkan ini terlebih dahulu dengan perasaan tidak mementingkan diri dan perhatian.




  • Perasaan dan emosi yang mendorong keyakinan, gagasan, dan pemikiran menjadi kenyataan. Kecepatan dengan ini terjadi tergantung antara lain pada intensitas dan frekuensi seseorang memelihara perasaan dan emosi tertentu.




  • Menarik peralihan sering kali sepertinya merupakan kiprah yang sulit lantaran seseorang terbiasa menganggap kenyataan yang dialami seseorang bukan sebagai imbas dari kepercayaan dan gagasan yang salah, melainkan sebagai fakta tanpa syarat dari kehidupan pribadi seseorang. Dan di sinilah letak tantangannya. Entah seseorang tetap menjadi ‘” korban takdir “atau menjadi” penguasa kehidupan “.






 


Hari Saraswati yaitu hari libur tradisional Bali untuk merayakan hari ketika pengetahuan  √ Hari Saraswati – Hari Pengetahuan

Hari Saraswati – Dewi Saraswati – Hari Pengetahuan. Sumber foto: Jean-Pierre Dalbéra / Wikimedia Commons


 




Siapakah Dewi Saraswati?



Salah satu dari tiga dewi utama dalam agama Hindu, dua yang lainnya yaitu Dewi Sri (Laksmi) dan Dewi Uma (Durga). Saraswati adalah sakti (istri) dari Dewa Brahma, Dewa Pencipta. Saraswati berasal dari akar kata sr yang berarti mengalir. Dalam Regweda V.75.3, Saraswati juga disebut sebagai Dewi Sungai, disamping Gangga, Yamuna, Susoma dan yang lainnya.



Apakah suami Saraswati Brahma?


Istri Brahma yaitu dewi Saraswati. Dia dianggap sebagai “perwujudan kekuatannya, instrumen penciptaan dan energi yang mendorong tindakannya”. Dalam beberapa teks, Gayatri dianggap sebagai istri kedua Dewa Brahma.



Instrumen apa yang dipegang Saraswati?


Veena.

Dinamai sesudah dewi Hindu Saraswati, yang biasanya digambarkan memegang atau memainkan alat musik. Juga dikenal sebagai raghunatha veena dipakai sebagian besar dalam musik klasik India Carnatic.




 


Dewi Saraswati dalam agama Hindu


Saraswati yaitu dewi yang dipuja dalam agama weda. Nama Saraswati tercantum dalam Regweda dan juga dalam sastra Purana (kumpulan pemikiran dan mitologi Hindu). Ia yaitu dewi ilmu pengetahuan dan seni. Saraswati juga dipuja sebagai dewi kebijaksanaan.


Dalam aliran Wedanta, Saraswati di gambarkan sebagai kekuatan feminin dan aspek pengetahuan — sakti — dari Brahman. Sebagaimana pada zaman lampau, ia yaitu dewi yang menguasai ilmu pengetahuan dan seni. Para penganut pemikiran Wedanta meyakini, dengan menguasai ilmu pengetahuan dan seni, yaitu salah satu jalan untuk mencapai moksa, pembebasan dari kelahiran kembali.

 


Penggambaran Dewi Saraswati


Dalam bentuk ikonografis, Ia digambarkan sebagai perempuan anggun bercahaya yang mengenakan mahkota dan sari yang duduk di atas bunga lotus, ditemani oleh bebek dan merak.


Dalam keempat lengan-Nya (kadang-kadang digambarkan sebagai dua), Ia memegang benda-benda yang melambangkan nilai-nilai pengetahuan dan pembelajaran, termasuk lontar (tulisan suci daun palem), tasbih rosario, dan kecapi (veena). Dalam versi Bali, bagaimanapun, Saraswati sering terlihat berdiri, mengenakan kostum tari Bali, dan kecapi India-nya telah diganti dengan rebab berduri Indonesia.


Ia digambarkan mempunyai 4 lengan yang melambangkan empat aspek kepribadian insan dalam mempelajari ilmu pengetahuan: pikiran, intelektual, waspada (mawas diri)/mulat sarira dan ego. Di masing-masing lengan tergenggam empat benda yang berbeda, yaitu:



  • Lontar (buku), yaitu kitab suci Weda, yang melambangkan pengetahuan universal, abadi, dan ilmu sejati.

  • Genitri (tasbih, rosario), melambangkan kekuatan meditasi dan pengetahuan spiritual.

  • Wina (kecapi), alat musik yang melambangkan kesempurnaan seni dan ilmu pengetahuan.

  • Damaru (kendang kecil).


Angsa merupakan semacam simbol yang sangat terkenal yang berkaitan dekat dengan Saraswati sebagai wahana (kendaraan suci). Angsa juga melambangkan penguasaan atas Wiweka (daya nalar) dan Wairagya yang sempurna, mempunyai kemampuan memilah susu di antara lumpur, memilah antara yang baik dan yang buruk. Angsa berenang di air tanpa membasahi bulu-bulunya, yang mempunyai makna filosofi, bahwa seseorang yang bijaksana dalam menjalani kehidupan layaknya orang biasa tanpa terbawa arus keduniawian.

 


Hari Raya Saraswati


Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan dan Seni, dirayakan oleh umat Hindu di Bali, yang jatuh pada hari Saniscara (Sabtu) Umanis (Legi), wuku Watugunung. Perayaan ini dilaksanakan setiap 210 hari (atau 7 bulan berdasarkan kalender Bali), sebagai penghormatan kepada dewi ilmu pengetahuan dan seni.


Om Sarasvati namas tubhyam, varade kama rupini siddhirambha karisyami, siddhir bhantu me sada.


Pranamya sarva-devans ca, Paramatmanam eva ca, rpa siddhi prayukta ya, Sarasvati namamy aham.


Sarasvati 1-2


“Om Hyang Widhi dalam wujud-Mu sebagai Dewi Sarasvati, pemberi berkah, wujud kasih sebagai seorang ibu sangat didambakan. Semoga segala kegiatan yang hamba lakukan selalu berhasil atas karunia-Mu”


Setelah hamba memuja seluruh dewata dan juga dewata tertinggi (Paramatma/Parama Siva), kami memuja Sarasvati yang maha anggun yang mendorong keberhasilan.


“Sang Hyang Saraswati yang hamba puja, sarana pemujaan hamba yaitu bunga yang berbau harum, juga melalui Dhyana, japa dan pengucapan mantra yang hamba lakukan, hanya untuk menyembah Dewi Saraswati. Hakekatnya, hanyalah Engkau sebagai simpulan dari ilmu pengetahuan. Berbagai karakter semuanya yaitu jalan Engkau, walaupun telah diuraikan dalam banyak sekali ilmu pengetahuan, sesungguhnya untuk menemukan hakikat yang tertinggi, hakikat pengetahuan”


Sesungguhnya Engkau asal dari segala ilmu pengethauan, hanya engkaulah yang menganugrahkan pengetahuan yang memperlihatkan kebahagiaan. Engkau pula yang penuh keutamaan dan Engkaulah yang mengakibatkan segala yang ada.


Engkau sesungguhnya permata yang sangat mulia. Engkau keutamaan dari setiap istri yang mulia. Demikian pula tingkah laris seorang anak yang sangat mulia. Karena kemuliaan-Mu pula semua yang mulia menyatu”


Kekawin Saraswati, Kirtya, 1875, p. 26.


Banten Saraswati yang lumrah dipergunakan pada Hari Suci Saraswati yaitu dalam bentuk Tamas yang kecil mungil dan sederhana.


Banten ini biasanya dihaturkan pada lontar-lontar yang ditaruh dalam sebuah ‘Dulang’. Begitu pula buku-buku bacaan pada hari itu dibantenin atau diupacarai. Tujuan daripada penghormatan ini yaitu untuk rnenrohon anugrah-Nya dalam pembawaannya sebagai seorang Dewi yang amat anggun yaitu Dewi Saraswati.


Yang menuntun umat-Nya dari kegelapan menuju pada kecemerlangan.


Bahan-bahan Banten untuk hari Saraswati terdiri dari:


– Tamas


– Daun Beringin


– Jajan Cacalan yang berbentuk Cecak


– Ituk-ituk


– Bubur Sumsum


– Daun Cemara


– Pisang, Tebu, Tape Gede


– Jajan Uli, Begina


– Rerasmen Wadah Celemik


– Sampian Sesayut


– Penyeneng Cenik


Cara menatanya:



  • Tamas diisi Pisang 2 bulih dan tebu sibakan tugelan. Di tengah-tengahnya diisi tape gede. Disusuni jajan Bagina dan jajan Uli.

  • Di teben diisi dengan Cemara, ituk-ituk diisi daun Beringin yang salah satu daunnya sudah diisi bubur sumsum. Kemudian paling atas yaitu jajan Cacalan Saraswati yang berbentuk Cecak. Ditemani pula dengan Segehan Kober.

  • Setelah itu ada pula Rerasmen, kemudian sesudah semuanya lengkap, diisi Penyeneng dan Sampian Sesayut ukuran kecil.


Doa Saraswati:


Om syam Siwam dewam mrtistam swaha,


Om nirwigna nama swaha, suka Sidyam nama swaha.


Om Kara krti prataman, akasa widyah saranam, suka karakter winastam, prasama pada winatam.


Om sri sri sri Sarasati purneng purnaning prani ya nama swaha.





 


Hari Saraswati yaitu hari libur tradisional Bali untuk merayakan hari ketika pengetahuan  √ Hari Saraswati – Hari Pengetahuan

Hari Saraswati – Dewi Saraswati – Hari Pengetahuan. Ilustrasi: Pinterpandai.com Sumber foto: Pixabay


 



Makna Dari Perayaan Dewi Saraswati


Dari perayaan ini kita sanggup mengambil hik-mahnya, antara lain:


1. Kita harus bersyukur kepada Hyang Widhi atas kemurahan-Nya yang telah menganugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan kepada kita semua.


2. Dengan vidya kita harus terbebas dari avidya (kebodohan) dan menuju ke pencerahan, kebe-naran sejati (sat) dan kebahagiaan abadi.


3. Selama ini secara spiritual kita masih tertidur lelap dan diselimuti oleh sang maya (ketidak-benaran) dan avidyam (kebodohan). Dengan vidya ini mari kita berusaha untuk melek/eling/bangun dan tidur kita, hilangkan selimut maya, sadarilah bahwa kita yaitu atma, dan hasilnya tercapailah nirwana.


4. Kita berguru dan bebek untuk menjadi orang yang lebih bijaksana. Angsa bisa menyaring air, memisahkan makanan dan kotoran walaupun di air yang keruh/kotor atau lumpur. Juga jadilah orang baik, menyerupai jelek merak yang berbulu cantik, indah dan cemerlang walaupun hidupnya di hutan.


5. Kita masih memerlukan/mempelajari ilmu pengetahuan dan sains yang sekuler, tetapi harus diimbangi dengan ilmu spiritual dengan peng-hayatan dan bakti yang tulus.


6. Laksanakan Puja/sembahyang sesuai de-ngan kepercayaannya masing-masing secara sederhana dengan bakti yang tulus/ihlas, bisa dirumah, kuil, atau pura dan lain-lain.

 


Bacaan Lainnya



 


Hari Saraswati yaitu hari libur tradisional Bali untuk merayakan hari ketika pengetahuan  √ Hari Saraswati – Hari Pengetahuan

Apakah Anda mempunyai sesuatu untuk dijual, disewakan, layanan apa saja yang ditawarkan atau lowongan pekerjaan? Pasang iklan & promosikan jualan atau jasa Anda kini juga! 100% GRATIS di: www.TokoPinter.com


 


Hari Saraswati yaitu hari libur tradisional Bali untuk merayakan hari ketika pengetahuan  √ Hari Saraswati – Hari Pengetahuan

3 Langkah super mudah: tulis iklan Anda, beri foto & terbitkan! semuanya di Toko Pinter


 


Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai


Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar bila Anda mengunduh aplikasi kita!


Siapa bilang mau pandai harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang menciptakan Anda menjadi lebih smart!




                       

 

Sumber bacaan: Sun Island, GHM HotelsWonderful BaliKabupaten Buleleng





Sumber aciknadzirah.blogspot.com


EmoticonEmoticon