Amortisasi
Amortisasi ialah pengurangan nilai aktiva tidak berwujud (aset tidak berwujud), seperti merek dagang, hak cipta, dan lain-lain, secara sedikit demi sedikit dalam jangka waktu tertentu pada setiap periode akuntansi. Pengurangan ini dilakukan dengan mendebit akun beban amortisasi terhadap akun aktiva. amortisasi biasa ditemukan dalam mata pelajaran Akuntansi dan Akuntansi Pembiayaan.
Harta tak berwujud digolongkan menjadi:
Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 4 tahun.
Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 8 tahun
Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 16 tahun
Kelompok harta tak berwujud yang mempunyai masa manfaat 20 tahun
Perbedaan Amortisasi dan Penyusutan
Amortisasi
Biasanya mengacu pada penyebaran biaya aset tak berwujud selama masa manfaat aset tersebut. Misalnya, paten pada peralatan medis biasanya mempunyai umur 17 tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat peralatan medis tersebar selama masa hak paten, dengan setiap bab dicatat sebagai biaya atas laporan keuntungan rugi perusahaan.
Paten dan merek dagang
Perjanjian waralaba
Proses kepemilikan ibarat hak cipta
Biaya penerbitan obligasi untuk meningkatkan modal
Biaya organisasi
Penyusutan (depresiasi)
Di sisi lain, mengacu pada penghitungan biaya aset berwujud selama umur aset itu. Misalnya, gedung perkantoran sanggup dipakai bertahun-tahun sebelum dilewati dan dijual. Biaya bangunan tersebar di atas asumsi umur bangunan, dengan sebagian biaya dikeluarkan setiap tahun buku.
Bangunan
Peralatan
Perabotan kantor
Kendaraan
Tanah
Mesin
Metode Amortisasi
Metode garis lurus (straight line method).
Metode saldo menurun (declining balance method).
Wajib pajak diperkenankan untuk menentukan salah satu metode untuk melaksanakan amortisasi.
Kelompok Aset Tetap Tak Berwujud dan Tarif Amortisasi
Dalam menghitung amortisasi asset tetap tidak berwujud terlebih dahulu harus dikelompokkan sesuai dengan masa manfaatnya. Untuk lebih jelasnya pengelompokkan masa manfaat dan tariff penyusutan terlihat sebagai berikut:
Kelompok Harta Tak Berwujud | Masa Manfaat | Tarif Amortsasi berdasarkan metode garis lurus | Tarif Amortsasi berdasarkan metode saldo menurun | |
Kelompok 1 | 4 tahun | 25% | 50% | |
Kelompok 2 | 8 tahun | 12,50% | 25% | |
Kelompok 3 | 16 tahun | 6,25% | 12,50% | |
Kelompok 4 | 20 tahun | 5% | 10% |
Penetapan masa manfaat dan tariff amortisasi diatas dimaksudkan untuk memperlihatkan keseragaman dalam melaksanakan amortisasi. Metode yang dipakai sesuai dengan metode yang dipilih berdasarkan masa manfaat yang sebenarnya. Kemungkinan sanggup terjadi masa manfaat asset tetap tak berwujud tidak tercantum pada kelompok masa manfaat, sehingga wajib pajak menggunakan masa manfaat terdekat.
Sebagai teladan asset tetap tak berwujud masa manfaat bekerjsama 6 tahun, sanggup menggunakan masa manfaat 4 tahun atau 8 tahun. Apabila masa manfaat bekerjsama 5 tahun maka menggunakan kelompok masa manfaat 4 tahun.
Metode Garis Lurus dan Metode Saldo Menurun dalam Amortisasi
Secara umum metode yang dipakai dalam amortisasi aset tidak berwujud berdasarkan akuntansi ada dua jenis, yaitu metode garis lurus dan metode saldo menurun. Jika mengacu pada Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 wacana Perubahan Ketiga Atas Undang – Undang Nomor 7 tahun 1983 wacana Pajak Penghasilan, metode dan evaluasi amortisasi aset tak berwujud dikelompokan berdasarkan masa manfaatnya.
Kelompok Harta Tidak Berwujud | Masa Manfaat | Tarif Amortisasi | |
Garis Lurus | Saldo Menurun | ||
Kelompok 1Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 | 4 Tahun8 Tahun 16 Tahun 20 Tahun | 25%12.5% 6.25% 5% | 50%25% 12.5% 10% |
Metode garis lurus
Metode penyusutan garis lurus merupakan suatu metode pengalokasian pembebanan biaya, dimana jumlah biaya yang dialokasikan setiap tahunnya ialah sama. Dengan kata lain, untuk metode garis lurus, nilai biaya penyusutannya konstan untuk setiap tahunnya, dari tahun perolehan hingga dengan tahun simpulan masa manfaatnya. Sebagai contoh, perusahaan anda membeli lisensi IKEA untuk produksi furnitur rumah tangga dengan masa manfaat selama 4 tahun sebesar Rp 100.000.000,-. Maka perhitungan amortisasi pertahunnya ialah sebagai berikut
Beban amortisasi tahunan:
¼ x Rp 100.000.000,- = Rp 25.000.000,-
Dari perhitungan di atas, maka setiap tahun perusahaan anda harus melaksanakan amortisasi lisensi IKEA sebesar Rp 25.000.000,-. Sehingga perhitungan akuntansinya ketika tutup buku simpulan tahun ialah sebagai berikut
Beban Amortisasi | Rp 25.000.000,- |
Aset tak Berwujud | Rp 25.000.000,- |
Metode saldo menurun
Sedangkan metode penyusutan saldo menurun, merupakan suatu metode pengalokasian pembebanan biaya, dimana jumlah biaya yang dialokasikan semakin menurun tiap tahunnya seiring bertambahnya masa manfaatnya, dan pada tahun dimana merupakan simpulan masa manfaatnya, dilakukan penyusutan sekaligus atas nilai sisa buku yang ada. Dalam metode saldo menurun, pada tahun perolehan, biaya penyusutan akan lebih besar, dan untuk tahun berikutnya biaya penyusutan akan semakin kecil. Jika mengikuti teladan perkara di atas, maka perhitungan amortisasinya ialah sebagai berikut
a.Amortisasi lisensi IKEA tahun pertama
50% x Rp 100.000.000 = Rp 50.000.000,-
b.Amortisasi lisensi IKEA tahun ke-2
50% x (Rp 100.000.000 – Rp 50.000.000) = Rp 25.000.000,-
c.Amortisasi lisensi IKEA tahun ke-3
50% x (Rp 50.000.000 – Rp 25.000.000) = Rp 12.500.000,-
d.Amortisasi lisensi IKEA tahun ke-4
Tahun keempat ialah simpulan masa manfaat lisensi. Maka pada pembukuannya ialah dengan cara mendebet sisa nilai ke dalam akun beban amortisasi dan mengkreditkan akun aset tak berwujud atau akun lisensi. Dari perhitungan di atas, maka sisa nilai lisensi yang harus bukukan ialah sebesar Rp 12.500.000,-
Amortisasi tak terwujud
Di beberapa perusahaan aset tak berwujud menjadi aset berharga bagi perusahaan
Contoh :
peruahaan membeli franchice dan berhak menggunakan mereka tertentu selama periode tertentu. Beban pada ketika menginginkan aset tak berwujud juga dialokasikan periode-periode akuntansi berikutnya hingga perusahaan sanggup menggunakan merek tersebut.
Pengalokasian beban ketahun-tahun berikutnya ini merupakan beban penyusustan yang disebut amortisasi, perbedaan amortisasi dengan enyusustan aspek fisik yaitu pada amortisasi tidak ada nilai sisa ketika penggunaan terakhir.

Amortisasi – Pengertian dan Contoh Soal Dalam Akuntansi
Contoh Soal Amortisasi
1. Pada tanggal 04 April 2010 PT Sun Profit membeli francise sebuah perusahaan dagang PT Indoapril seharga Rp 150.000.000 selama 5 tahun.
Diminta: Buatlah perhitungan amortisasi francise tersebut.
Menggunakan metode garis lurus
25 % x Rp 150.000.000 = Rp 37.500.000
Amortisasi tahun 2011
25 % x Rp 150.000.000 = Rp 37.500.000
Amortisasi tahun 2012
25 % x Rp 150.000.000 = Rp 37.500.000
Amortisasi tahun 2013
25 % x Rp 150.000.000 = Rp 37.500.000
Amortisasi tahun 2014
25 % x Rp 150.000.000 = Rp 37.500.000
Menggunakan metode saldo menurun
50 % x Rp 150.000.000 = Rp 75.000.000
Amortisasi tahun 2011
50 % x (Rp 150.000.000 – Rp 75.000.000)
50 % x Rp 75.000.000 = Rp 37.500.000
Amortisasi tahun 2012
50 % x (Rp 75.000.000 – Rp 37.500.000)
50 % x Rp 37.500.000 = Rp 18.750.000
Amortisasi tahun 2013
50 % x (Rp 37.500.000 – Rp 18.750.000)
50 % x Rp 18.750.000 = Rp 9.375.000
Amortisasi tahun 2014
50 % x (Rp 18.750.000 – Rp 9.375.000)
50 % x Rp 9.375.000 = Rp 4.687.500
2. Sebuah perusahaan membeli hak penggunaan merek A dengan membayar tunai 100 juta dan berhak menggunakan merek A selama 5 tahun. Dengan gampang kita sanggup menghitung beban amortisasi per tahun ialah 20 juta.
Pada tiap simpulan tahun akan terjadi pembiasaan beban amortisasi sebesar:
Debit | Credit |
Beban Amortisasi | 20 juta |
Akumulasi Amortisasi | 20 juta |
Akhir Tahun 1:
Beban Amortisasi= 20 juta.
Akumulasi Amortisasi= 20 juta.
Nilai buku= 100 juta – 20 juta=80 juta.
Akhir Tahun 2:
Beban Amortisasi= 20 juta.
Akumulasi Amortisasi= 20 juta + 20 juta = 40 juta.
Nilai buku= 100 juta – 40 juta=60 juta.
Akhir Tahun 3:
Beban Amortisasi= 20 juta.
Akumulasi Amortisasi= 40 juta + 20 juta = 60 juta.
Nilai buku= 100 juta – 60 juta=40 juta.
Akhir Tahun 4:
Beban Amortisasi= 20 juta.
Akumulasi Amortisasi= 60 juta + 20 juta = 80 juta.
Nilai buku= 100 juta – 80 juta=20 juta.
Akhir Tahun 5:
Beban Amortisasi= 20 juta.
Akumulasi Amortisasi= 80 juta + 20 juta = 100 juta.
Nilai buku= 100 juta – 1000 juta=0 juta.
3. Harga perolehan aktiva tetap dalam hal ini mesin sebesar Rp 12.500.000
Nilai Residu Rp 780.000
Umur ekonomis selama 4 tahun
Jumlah total jam penggunaan mesin dalam operasional perusahaan selama umur ekonomis sejumlah 10.000 jam, dengan perincian tahun pertama 3500 jam, tahun kedua 2800 jam, tahun ketiga 2000 jam, dan tahun keempat 1700 jam.
Berdasarkan data tersebut maka kita sanggup mencari penyusutan mesin dalam tiap jam penggunaan mesin tersebut maupun penyusutan mesin tiap tahun, adapun perhitungan penyusutan mesin dengan metode satuan jam kerja ialah sebagai berikut:
4. PT Jaya Wijaya pada tanggal 4 November 2001 mengeluarkan uang sebanyak Rp. 100.000.000,00 untuk memperoleh hak lisensi dari Phoenixcyle Ltd. selama 4 tahun untuk memproduksi Sepeda Phoenix. Perhitungan amortisasi hak lisensi tersebut ialah sebagai berikut:
Alternatif I : Metode Garis Lurus
Amortisasi tahun 2001:
25% x Rp. 100.000.000,00 = Rp. 25.000.000,00
Amortisasi tahun 2002:
25% x Rp. 100.000.000,00 = Rp. 25.000.000,00
Amortisasi tahun 2003:
25% x Rp. 100.000.000,00 = Rp. 25.000.000,00
Amortisasi tahun 2004:
25% x Rp. 100.000.000,00 = Rp. 25.000.000,00
Alternatif II : Metode Saldo Menurun
Amortisasi tahun 2001:
50% x Rp. 100.000.000,00 = Rp. 50.000.000,00
Amortisasi tahun 2002:
50% x (Rp. 100.000.000,00 – Rp. 50.000.000,00)
50% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 25.000.000,00
Amortisasi tahun 2003:
50% x (Rp. 50.000.000,00 – Rp. 25.000.000,00)
50% x Rp. 25.000.000,00 = Rp. 12.500.000,00
Amortisasi tahun 2004:
Karena tahun 2004 merupakan simpulan masa manfaat, maka pada tahun 2004 seluruh sisa nilai buku diamortisasikan sekaligus sehingga amortisasi tahun 2004 adalah:
(Rp. 25.000.000,00 – Rp. 12.500.000,00) = Rp. 12.500.000,00
Amortisasi Berdasar Metode Satuan Produksi
- Hak atau Pengeluaran di bidang Penambangan minyak dan gas bumi
Amortisasi dengan metode satuan produksi diterapkan pada amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi. Dalam hal ini, metode satuan produksi dilakukan dengan menerapkan persentase tariff amortisasi yang besarnya setiap tahun sama dengan persentase perbandingan antara realisasi penambangan minyak dan gas bumi pada tahun yang bersangkutan dengan taksiran jumlah seluruh kandungan minyak dan gas bumi dilokasi tersebut yang sanggup diproduksi.
Contoh:
Pada tahun 2001 PT Oil-Ku mengeluarkan uangnya sebesar Rp. 1.000.000.000,00 unutk memperoleh hak penambangan minyak bumi. Kandungan minyak bumi ditaksir sebesar 5.000.000 barel. Produksi bumi tahun 2002 mencapai 1.500.000 barel. Besarnya amortisasi untuk tahun 2002 adalah:
Tarif amortisasi = (realisasi penambangan : taksiran kandungan) x 100%
= (1.500.000 : 5.000.000) x 100%
= 30%
Amortisasi 2002 = 30% x Rp 1.000.000.000,00
= Rp. 300.000.000,00
Seandainya jumlah produksi yang bekerjsama lebih kecil dari yang diperkirakan, sehingga masih terdapat sisa pengeluaran yang belum diamortisasi, maka atas sisa tersebut boleh dibebankan sekaligus dalam tahun pajak yang bersangkutan.
- Hak penambangan selain minyak dan gas bumi, hak pengusahaan hutan, hak pengusahaan sumber, dan hasil alam lainnya
Amortisasi dengan metode satuan produksi setinggi-tingginya 20% setahun, diterapakan pada amortisasi atas:
- Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain minyak dan gas bumi
- Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan hutan
- Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan sumber dan hasil alam lainnya, yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Contoh:
PT Dirka Utama pada tahun 2002 mengeluarkan uang sebesar Rp. 1.000.000.000,00 untuk memperoleh hak pengusahaan hutan. Potensi hak pengusahaan hutan ialah 20.000.000 ton. Jumlah produksi pada tahun 2002 ialah sebesar 8.000.000 ton. Jumlah yang diamortisasi dengan persentase satuan produksi yang direalisasikan dalam tahun 2002 ialah sebesar:
(8.000.000 : 20.000.000) ton x Rp. 1.000.000.000,00 =
40% x Rp. 1.000.000.000,00 = Rp. 400.000.000,00
Jumlah yang telah diamortisasi maksimum ialah 20% dari pengeluaran, maka amortisasi yang diperkenankan hanyalah sebesar 20% x Rp 1.000.000.000,00 = Rp. 200.000.000,00
Bacaan Lainnya
- Rumus Laporan Keuangan: Modal, Laba Rugi, Neraca (Financial statement) dalam Akuntansi
- Akuntansi: Jenis dan Spesialisasi Bidang-Bidang
- Akuntansi: Definisi, Pengertian, Siklus Akuntansi Laporan Keuangan Perusahaan Jasa dan Dagang
- Cara Membuat Perusahaan Go Public – Syarat dan Prosesnya
- Pasar Modal (Capital Market) – Pengertian, Jenis, Fungsi, Risiko, Manfaat dan Contoh
- Cara Menganalisa Saham Seperti Ahli Pasar Saham Profesional
- Pasar Keuangan – Definisi, Pengertian, Jenis dan Contoh
- Bitcoin Uang Elektronik, Informasi, Sejarah, Transaksi, Cara Daftar Bitcoin Indonesia
- Uang Rupiah Negara Indonesia – Sejarah Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD
- Tempat Wisata Yang Harus Dikunjungi Di Tokyo – Top 10 Obyek Wisata Yang Harus Anda Kunjungi
- Cara Membeli Tiket Pesawat Murah Secara Online Untuk Liburan Atau Bisnis
- Tibet Adalah Provinsi Cina – Sejarah Dan Budaya
- Puncak Gunung Tertinggi Di Dunia dimana?
- TOP 10 Gempa Bumi Terdahsyat Di Dunia
- Apakah Matahari Berputar Mengelilingi Pada Dirinya Sendiri?
- Test IPA: Planet Apa Yang Terdekat Dengan Matahari?
- 10 Cara Belajar Pintar, Efektif, Cepat Dan Praktis Di Ingat – Untuk Ulangan & Ujian Pasti Sukses!
- TOP 10 Virus Paling Mematikan Manusia

Apakah Anda mempunyai sesuatu untuk dijual, disewakan, layanan apa saja yang ditawarkan atau lowongan pekerjaan? Pasang iklan & promosikan jualan atau jasa Anda kini juga! 100% GRATIS di: www.TokoPinter.com

3 Langkah super mudah: tulis iklan Anda, beri foto & terbitkan! semuanya di Toko Pinter
Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai
Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jikalau Anda mengunduh aplikasi kita!
Siapa bilang mau pandai harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan gosip yang membuat Anda menjadi lebih smart!
Sumber bacaan: The Balance
Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
EmoticonEmoticon