Sunday, August 6, 2017

√ Metode/Cara Melaksanakan Bimbingan Dan Konseling Di Sd Dengan Menerapkan Metode Ki Hajar Dewantara Oleh Nadya Rifka Ayu Maheldaswara

Ki Hajar Dewantara
Sahabat Edukasi yang berbahagia... Banyak yang beranggapan bahwa di sekolah dasar tidak ada bimbingan dan konseling sehingga para siswa tidak mengetahui apa itu bimbingan dan konseling. Karena kebanyakan di sekolah dasar guru/wali kelas yang menjadi kiprah utama dalam memperoleh isu wacana akseptor didiknya. Karena kiprah pendidik di sini bukan saja mengajar tetapi juga membangun abjad akseptor didik.

Sama halnya dengan tujuan pendidikan yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu membangun anak didik menjadi insan merdeka lahir batin, luhur nalar budinya serta sehat jasmani untuk menjadi anggota masyarakat yang berkhasiat dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air serta insan pada umumnya .

Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling seorang guru bisa dipadukan dengan bahan bimbing melalui pembelajaran tematik. Di sini guru bisa memakai Ajaran Taman Siswa yang di ajarkan oleh Ki Hajar Dewantara salah satunya yaitu:

1.   Sistem Among   

     Dalam sistem ini guru atau pamong memerdekakan batin, tenaga dan pikiran akseptor didik menyerupai dalam melaksanakan bimbingan dan konseling jangan hingga anak merasa takut atau tidak nyaman sehingga guru perlu memakai sistem among dalam melaksanakan bimbingan dan konseling menyerupai permasalahan yang sering akseptor didik alami yaitu persoalan dalam berguru dan sosial. Sehingga siswa sanggup secara terbuka dongeng kepada guru wacana apa yang sedang dialami tampa merasa takut atau tertindas oleh pertanyaan-pertanyaan guru yang diberikan.  

2.   Tri Pusat Pendidikan

     Dalam bimbingan dan konseling  permasalahan anak tiba dari tiga hal yaitu dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat alasannya yaitu ketiga hal tersebut sudah sangat menyatu dengan kehidupan. Maka permasalahan tersebut sanggup berakibat satu sama lain sehingga penyelesaian dalam bimbingan dan konseling bukan hanya kiprah guru atau wali kelas saja melainkan orang tua, masyarakat juga ikut dalam membimbing anaknya dan memantau perkembangan sehingga anatara orang renta dan guru bisa berkomunikasi untuk menuntaskan persoalan akseptor didik alasannya yaitu kiprah orang renta sangatlah membantu guru untuk mencari isu penyebab permasalahan itu muncul ataupun dalam penyelesaian suatu permasalahann sehingga orangtua disini harus terbuka dan komperehensif terhadap guru ataupun wali kelas sehingga terjalin kerjasama antara orang renta dan guru.

3.   Trilogi Kepemimpinan

     Seorang wali kelas bisa memakai metode ini dalam melaksanakan Bimbingan dan Konseling menyerupai yang di kemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu :
a.   Ing Ngarso Sung Tulodo, yaitu di depan memberi contoh. Yaitu menyerupai halnya dalam melaksanakan bimbingan dan konseling yaitu dalam membentuk abjad akseptor didik seorang guru menawarkan pola bukan hanya teori saja menyerupai halnya pertanda sikap dan sikap yang baik sehingga siswa sanggup melihat eksklusif apa yang di sampaikan oleh guru sanggup di terapkan dalam sikap sehari-hari.
b.   Ing Madya Mangun Karso, yaitu dikala seorang guru berada di tengah atau pendamping para siswa dalam bimbingan dan konseling guru tetap mengawasi dan mengamati dalam acara siswa dan tetap mengawasi sikap siswa biar mengetahui abjad siswa satu dengan yang lainnya sehingga guru sanggup mengetaahui dengan terang permasalahan yang sedang siswa alami.
c.   Tut Wuri Handayani, yaitu dikala guru berada di belakang menawarkan efek yang aktual yaitu sebagi pendorong kemajuan siswa. Dengan guru menawarkan dorongan siswa bisa membuatkan pola pikir anak tampa anak harus mengalami ketakutan atau kurang berkembang. Seperti halnya dalam bimbingan dan konseling ada asas tut wuri handayani yaitu harus membuat suasana yang mengayomi serta menawarkan kesempatan kepada akseptor didik untuk menyapaikan pendapat tampa adanya rasa takut atau tertekan. Dengan begitu anak akan membentuk abjad dengan sendirinya dengan pengawasan guru tentunya.

4.   Tri N

     Dalam Trilogi Taman Siswa yang di kemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan pengajaran di kenal dengan Tri N yaitu Niteni, Nirokake dan Nambahi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling dalam penanganan kesulitan berguru yang di alamipeserta didik sepertihanya kesulitan dalam pemahaman bahan yang disampaikan  guru. Seorang guru sanggup menerpakan metode ini dalam  penanganannya yaitu : Niteni, berasal dari kata titen yang menunjuk kemampuan untuk secara cermat mengenali dan menangkap makna dari suatu obyek atau pembelajaran jadi dalam penanganan kesulitan pemahaman mendapatkan bahan ini, guru harus memperhatikan secara khusus dan memastikan bahwa siswa tersebut sanggup mengerti apa yang di sampaikan oleh guru dengan Nirokake. Nirokake yaitu memalsukan sesuatu apa yang di pelajari.

     Dengan menyuruh anak tersebut menirukan atau mengemukakan kembali apa yang telah ia sanggup pahami dari pemebelajaran tersebut. Dengan begitu sanggup menambah pemahaman bahan yang disampaikan oleh guru. Setelah itu, Nambahi yaitu menambahkan atau membuatkan apa yang di terima dari pembelajaran itu. Disini guru harus menyuruh siswa menulis apa yang disampaikan guru sehabis menirukan tadi melalui goresan pena dengan bahasa sendiri sehingga pemahaman siswa akan bertambah dengan sendirinya. Dalam proses ini siswa bisa menumbuhkan kreatifitas dan inovatif untuk memberi warna gres daalam proses pembelajaran.  

5.   TRI NGA

     Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling guru sanggup menamkan sikap Tri Nga ini yaitu Ngerti, Ngrasa dan Nglakoni. Yaitu Ngerti yaitu mengerti atau mengetahui kesadaran moral, pengertian akan Nilai. Disini  guru sanggup berperan membantu siswa dalam membentuk abjad anak dari segi kongnitif yaitu mengenalkan nilai-nilai watak yang ada di masyarakat  da nada di lingkungan mereka. Setelah itu guru membantu siswa Ngrasa yaitu mencicipi apa yang telah mereka mengerti atau pahami wacana nilai-nilai untuk membentuk abjad anak yang berbudi pekerti yang luhur menyerupai halnya bunyi hati, tumbuhnya tenggang rasa terhadap orang lain dan rendah hati. Dalam meningkatkan pendidikan abjad anak guru harus meningkatkan dan melaksanakan dalam tindakan aktual menyerupai Nglakoni yaitu melaksanakan atau berbuat dengan tindakan yang aktual alasannya yaitu merasa dan mengerti saja tidak cukup tanpa adanya melaksanakan jadi disini guru harus memastikan anak melaksanakan dan mengamalkan apa yang dimengerti dan dirasakan akan nili-nilai watak dengan begitu siswa terbentuk abjad kepribadiannya yang berbudi luhur.

Dapat disimpulkan bahwa dalam pengajaran guru tidak hanya penyampaikan pelajaran saja melainkan membentuk abjad siswa dan mengamati dan memperhatikan siswa yang perlu proteksi dengan menuntaskan permasalahan dengan melaksanakan bimbingan dan konseling. Dengan begitu sanggup di pilih metode-metode yang sempurna untuk membantu mengatasi permasalahan anak menyerupai Sistem Among, Tri Pusat Pendidikan, Trilogi Kepemimpinan, Tri N dan Tri Nga. Dengan begitu diperlukan adanya bimbingan dan konseling siswa bisa berguru dengan fokus tanpa adanya permasalahan di sekitarnya.

BIODATA PENGIRIM

Nama               : Nadya Rifka Ayu Maheldaswara
Alamat             : Karangsemut RT. 11 Trimulyo Jetis Bantul Yogyakarta
Kode Pos         : 55781
No HP              : 089638040***
Alamat email    : nadyarifka22@gmail.com

Dikirimkan melalui email : publikasikaryatulis@yahoo.com


Sumber http://www.salamedukasi.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)