Sunday, February 26, 2017

√ Kiprah Modul 4 Kb 2 Profesional Pjok Ppgdaljab


TUGAS MODUL 4 KB 2 PROFESIONAL

Instructions
1.           Identifikasikan unsur-unsur kepercayan yang terdapat dalam olahraga serta kaitkan dengan realita yang terjadi ketika ini.
2.           Susun langkah-langkah biar olahraga dan  aktivitas jasmani sanggup menjadi budaya dimasyarakat dan sebagai alat pendidikan.
3.           Susun minimal 2 bentuk kegiatan  aktivitas jasmani sebagai cara untuk pengembangan nilai sosial atau pengendalian diri untuk membantu mengurangi kenakalan/penyimpangan yang dilakukan oleh para pelajar/remaja.


JAWABAN
1.   Identifikasikan unsur-unsur kepercayan yang terdapat dalam olahraga serta kaitkan dengan realita yang terjadi ketika ini.
Sistem kepercayaan (creed) berdasarkan Edward (1981), bahwa olahraga mengandung 12 unsur, yaitu sebagai:

a.         pengembang huruf baik
Dalam kehidupan masyarakat, orang bau tanah mengharapkan generasi gres memahami norma salah-benar, kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, mempunyai sikap sportif, disiplin, serta taat peraturan. Hidup bersama melalui olahraga bagi anak-anak sanggup memberi pelajaran bahwa permainan dengan tata hukum tertentu sanggup menguntungkan semua pihak dan mencegah konflik . Anak-anak juga sanggup mencar ilmu bersosialisasi melalui permainan-permainan, yang sayangnya akomodasi menyerupai ini nyaris luput dari perhatian publik. Padahal melalui kegiatan menyerupai ini, mereka yang mempunyai minat sejenis sanggup membuatkan pengalaman dalam kelompok  yang sanggup ditransformasikan melalui komunikasi dan interaksi.
Peran olahraga makin penting dan strategis dalam pengembangan kualitas SDM yang sehat, mandiri, bertanggung jawab, dan mempunyai sifat kompetitif yang tinggi. Selain itu juga penting dalam pengembangan identitas, nasionalisme, dan kemandirian bangsa. Olahraga yang dikelola dengan cara yang betul akan bisa mengangkat martabat bangsa dalam percaturan internasional.

a.         pengembang nilai kesetiaan
Olahraga sebagai pengembang nilai kesetiaan hampir tidak sanggup terbantahkan. Kuatnya perasaan bermusuhan terhadap lawan menyebabkan rasa setia terhadap tim sendiri. Olahraga sanggup meningkatkan perasaan in-group dan selalu memandang lawan sebagai out-group. Demi tim seorang atlet rela mengambil segala resiko yang ada dalam pertandingan. Atlet mempunyai standar ganda dalam menilai tindakan tim sendiri dan tindakan lawan. Kesetiaan terhadap in-group lebih menonjol pada olahraga tim daripada olahraga individu. Sisi lain bahwa kesetiaan ini sanggup melemah dengan adanya bayaran yang tinggi. Seorang bintang olahragahampir selalu memandang kemenangan tim kurang penting dibanding rekor pribadi.

b.        pengembang rasa kepedulian (altruisme)
Sebagai pelaku olahraga harus mempunyai sebuah dasar dalam banyak sekali komponen yang ada dalam kriteria sikap sportif dalam olahraga. Dasar-dasar tersebut menyediakan penjelasan-penjelasan berdasar pada unsur-unsur penting yang mendasari tingkatan-tingkatan pertimbangan moral, yaitu altruism (tindakan suka rela yang dilakukan oleh seseorang atau pun kelompok orang untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apa pun), hukum yang tidak memihak dan keseimbangan moral berdasarkan kesepakatan bersama yang ditentukan harus secara berkelanjutan memberikan dasar-dasar tersebut.


c.         pengembang nilai sosial atau pengendalian diri
Karena banyak hal bertentangan batin antara mengutamakan kepentingan pribadi atau lebih mengutamakan kepentingan umum, merupakan tatangan terhadap kuat-lemahnya disiplin individu. Oleh alasannya yaitu itu sebagai seorang atlet bisa mempunyai disiplin dan pengendalian diri baik dalam olahraga maupun dalam bermasyarakat.
Penanaman disiplin dalam buku psikologi olahraga harus dilandasi pengertian pokok mengenai pengendalian diri dan disiplin, yang intinnya menanamkan kepatuhan yang didasarkan atas pemahaman dan kesadaran, serta tanggung jawab.

d.           pengembang “fortitude” (daya tahan atas penderitaan)
Olahraga sebagai pengembang kemampuan daya tahan atas penderitaan (fortitude). Aktivitas olahraga terutama contact sport, memerlukan daya tahan, namun fenomena yang sering terjadi bahwa orang-orang yang direkrut ke dalam contact sport dimaksud yaitu mereka yang sudah potensial mempunyai daya tahan, bukan sebagai media untuk membina mereka yang kemampuan daya tahannya rendah

e.         cara untuk mempersiapkan atlet menata kehidupan
Olahraga sebagai cara untuk mempersiapkan atlet menata kehidupan. Gagasan ini benar apabila konsepnya pada olahraga disekolah, pelajaran pendidikan jasmani, atau atlet olahraga amatir, tidak berlaku untuk olahraga professional. Olahraga profesional mengusung konsep bahwa kehidupan itu yaitu olahraga itu sendiri. Kehidupan pelaku atau atlet olahraga profesional yaitu pengerahan terhadap tenaga, waktu dan pikiran hanya semata-mata fokus untuk olahraga dimaksud. Sebagai komplemen baik atlet olahraga amatir, siswa pendidikan jasmani maupun atlet profesional bahwa, pemberian sanjungan yang berlebihan kepada mereka yang berprestasi juga tidak bersifat mendidik untuk kehidupan masa depannya

f.          cara untuk memberi peluang kemajuan individu
Olahraga sebagai cara untuk memberi peluang kemajuan individu. Penelitian yang dilakukan Calhoun (1987) di Amerika menemukan bahwa ini berlaku untuk sebagian orang tetapi tidak bagi kebanyakan orang. Penelitian ini dilakukan pada kelompok minoritas yang terdiri dari orang-orang Irlandia, Jerman, Polandia, Italia, orang-orang berkulit hitam (Negro). Olahraga merupakan tangga untuk menaikan kelompok minoritas tersebut dari segi prestise, prestasi, dan uang. Hasil penelitian ternyata hanya 1% yang berhasil mengalaminya, 99% berputar-putar diposisi awalnya bahkan malahan mundur alasannya yaitu Olahraga. Kesempatan mereka untuk meraih keinginan yang lebih tinggi hilang alasannya yaitu waktu dan perhatiannya terlalu banyak diabdikan kepada olahraga


g.        cara membina kebugaran jasmani
Olahraga sebagai cara membina kebugaran jasmani benar dan sempurna untuk cabang olahraga kecil menyerupai Tennis, Jogging, Renang yang latihannya dibiasakan sepanjang hayat. Tidak demikian dengan olahraga besar menyerupai olahraga beladiri (contact sport) yang mengandung resiko sebaliknya, meskipun sebagian atlet atau mantan atlet untuk cabang olahraga ini tetap sehat tanpa mengalami cacat, dan umumnya orang yang membiasakan berolahraga akan mempunyai kebugaran jasmani yang lebih baik daripada yang jarang atau tidak berolahraga

h.        cara menghasilkan ketangguhan mental (mental alertness)
Olahraga sebagai cara menghasilkan ketangguhan mental tidak sanggup dibuktikan secara pro dan kontra. Berolahraga memang harus memerlukan ketangguhan mental, namun seberapa jauh para pelakunya sanggup mengaktualisasikan ketangguhan mental itu dalam kehidupan sehari-harinya masih dalam sebuah pertanyaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa aktualisasi hasil latihan mental sangat berpengaruh dalam situasi yang sama tetapi lemah dalam situasi yang berbeda. Analoginya, orang yang cemerlang dalam matematika belum tentu sanggup pula memecahkan masalah-masalah kehidupan secara cerdas menyerupai layaknya menuntaskan soal-soal matematika.

i.          cara pengembang religious
Olahraga sebagai cara peningkat kemajuan akademik; tinjauannya ada dua; (1) siswa yang memanfaatkan kemampuan berolahraga untuk sanggup terus meningkatkan pendidikan; (2) sehabis berhasil dalam olahraga, siswa dihadapkan pilihan antara olahraga dan kerja akademik. Sulit membagi waktu, tenaga dan perhatian untuk kedua-duanya sekaligus. Ada kondisi dimana siswa memanfaatkan beasiswa atau dana hasil dia sebagai atlet olahraga untuk mempersiapkan diri meraih kemajuan akademik, keluar dari ranah olahraga; tetapi ada juga yang terpaksa mengorbankan kelanjutan pendidikannya demi olahraga.

j.          cara penumbuh rasa patriotisme.
Olahraga sebagai cara pengembang religious. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat bukti yang berpengaruh bahwa olahraga sanggup meningkatkan atau menurunkan tingkat religiusitas para atlet (Edward,1981). Memang sebelum bertanding atlet berdoa kemudian sehabis itu berpikir mencari-cari cara, atau celah untuk melaksanakan kecurangan, pelanggaran hukum yang kesannya legal. Tradisi mengumandangkan lagu kebangsaan sebelum pertandingan atau ketika upacara penyerahan medali bahu-membahu tidak dihayati dengan khusuk, kalaupun kelihatan demikian itu berlaku ketika itu bukan berarti terpatri sehingga meningkatkan religious yang permanen didalam diri.


2.        Susun langkah-langkah biar olahraga dan  aktivitas jasmani sanggup menjadi budaya dimasyarakat dan sebagai alat pendidikan.
Kunci utama menjadi anak pandai dan berprestasi di sekolah tentu yaitu dengan ulet belajar. Fungsi kognitif otak memang bisa menurun apabila otak jarang dipakai untuk berpikir. Akan tetapi, sesi mencar ilmu yang hanya dihabiskan dengan duduk membisu berjam-jam perlu juga diimbangi dengan kegiatan fisik, menyerupai olahraga.

Selain membantu pertumbuhan tulang dan otot serta meningkatkan stamina, olahraga fisik juga menyehatkan otak. Selama badan dipacu untuk terus bergerah, jantung akan terus memompa darah segar ke seluruh organ tubuh, termasuk pula otak. Aliran darah yang lancar menuju otak akan mencegah terjadinya kerusakan sel otak dan, di ketika yang bersamaan, membantu pembentukan sel otak yang baru.

Sel-sel otak yang sehat akan bekerja lebih baik dalam menunjang fungsi kognitif otak, termasuk kemampuan berpikir, kemampuan fokus/konsentrasi, bagaimana seseorang memahami sesuatu, memecahkan masalah, mengambil keputusan, mengingat, hingga mengambil tindakan.

Amika Singh, PhD., seorang periset dari Vrije Universiteit University Medical Center di Amsterdam, Belanda sekaligus penulis di  Archieves of Pediatrics & Adolescent Medicine, mengatakan, “Selain imbas fisi, olahraga juga sanggup membantu tingkah dan pola sikap keseharian anak di kelas sehingga mereka lebih bisa berkonsentrasi ketika belajar.” Ya. Pasalnya selain memperlancar aliran darah ke otak, olahraga juga sekaligus memicu otak untuk melepaskan hormon mood senang endorfin, yang menciptakan emosi anak menjadi lebih gampang bahagia, stabil, dan hening sehingga jadi jarang “berulah”.

Manfaat olahraga untuk otak ini juga sudah didukung oleh suatu penelitian yang memperlihatkan bahwa rata-rata anak pandai dan yang berprestasi di sekolah yaitu anak-anak yang juga rajin berolahraga.
Adanya anggapan bahwa pendidikan jasmani tidak mempunyai kandungan akademik banyak dipengaruhi oleh proses penyelenggaraan pendidikan yang kurang bisa menyebabkan merosotnyaproses ajar. kondisi tersebut terkait pula dengan faktor lainnya yakni ketersediaan tenaga guru spesialisasi di bidang pendidikan jasmani yang sudah sedemikian parah terutama di jenjang SD berkaitan dengan kasus ini menyerupai yang telah dipaparkan diharapkan rumusan seni administrasi pengembangan pendidikan jasmani berikut ini
a.            membentuk persepsi yang sama perihal makna dan manfaat pendidikan jasmani di luar berikan melalui penyebaran informasi
b.           memperkuat koordinasi dan kerjasama di antara semua pihak terkait guru orang bau tanah tokoh masyarakat pengurus klub olahraga media massa dan lain-lain
c.            melaksanakan pembaharuan secara sedikit demi sedikit dalam sistem administrasi pendidikan jasmani dan memperhatikan kemampuan
d.           memperkuat sistem pendukung utama kelengkapan pokok untuk merealisasi penerapan kurikulum di setiap jenjang pendidikan

Olahraga apabila sudah tumbuh dan berkembang serta membudaya pada masyarakat, pada tahap berikutnya olahraga akan menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat yang sadar akan olahraga, tidak perlu lagi dipaksa atau disuruh untuk melaksanakan olahraga. Meskipun demikian, yang terjadi, pada keadaan masyarakat di Indonesia belum secara menyeluruh hingga kepada taraf ini (sadar dan butuh olahraga). Jika masyarakat telah menganggap olahraga sebagai kebutuhan, masyarakat akan lebih banyak mencar ilmu perihal olahraga, bagaimanakah olahraga yang benar untuk tujuan kesehatan, sehingga sanggup meningkatkan derajat kesehatannya.
Beragamnya makna olahraga oleh masyarakat mengambarkan bahwa olahraga mempunyai sejuta makna yang sanggup diterjemahkan berdasarkan selera dan wawasan pengetahuan masyarakat itu sendiri. Makna yang sangat sederhana yaitu kegiatan jasmani. Namun terkadang juga diterjemahkan sebagai bentuk “prestasi” dari penampilan keterampilan tingkat tinggi. Makna olahraga bercampur antara olahraga sebagai kegiatan jasmani, bermain, atau gerak

Kurikulum sekolah di Indonesia rata-rata sudah termasuk mata pelajaran Penjaskes (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan) yang dilakukan setidaknya seminggu sekali. Namun, durasinya bisa berbeda-beda untuk setiap anak. Misalnya bila mengacu pada kurikulum 2013, durasi mata pelajaran Penjaskes untuk anak sekolah rata-rata berkisar antara 70 hingga 100 menit setiap minggu.

Kebanyakan orangtua mungkin merasa ini sudah cukup. Memang sih, idealnya usang waktu kegiatan fisik anak dalam satu hari yaitu 60 menit. Namun olahraga seminggu sekali di sekolah saja tidak cukup, lho! Nyatanya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan setiap anak dan remaja yang berusia 5-17 tahun untuk berolahraga setidaknya 60 menit setiap hari atau bila ditotal menjadi 142 menit dalam seminggu. Jika dibandingkan, tentu tidak cukup bukan?

Makanya, anak tetap harus beraktivitas fisik setiap hari. Misalnya dengan membiarkan anak naik sepeda atau jalan kaki ke sekolah, atau daftarkan ia untuk ekskul berenang atau sepak bola. Dorong anak untuk menghabiskan waktu istirahatnya dengan bermain bersama, contohnya main petak umpet.

Ada banyak cara yang bisa orangtua lakukan untuk membimbing dan membiasakan anak berolahraga setiap hari. Selain menjauhkan anak dari risiko banyak sekali penyakit berbahaya ketika ia arif balig cukup akal nanti, manfaat olahraga juga sudah terbukti menciptakan anak pandai dan berpresta


3.        Susun minimal 2 bentuk kegiatan  aktivitas jasmani sebagai cara untuk pengembangan nilai sosial atau pengendalian diri untuk membantu mengurangi kenakalan/penyimpangan yang dilakukan oleh para pelajar/remaja.

Karena banyak hal bertentangan batin antara mengutamakan kepentingan pribadi atau lebih mengutamakan kepentingan umum, merupakan tatangan terhadap kuat-lemahnya disiplin individu. Oleh alasannya yaitu itu sebagai seorang atlet bisa mempunyai disiplin dan pengendalian diri baik dalam olahraga maupun dalam bermasyarakat.
Penanaman disiplin dalam buku psikologi olahraga harus dilandasi pengertian pokok mengenai pengendalian diri dan disiplin, yang intinnya menanamkan kepatuhan yang didasarkan atas pemahaman dan kesadaran, serta tanggung jawab.
Masalah kenakalan remaja mulai menerima perhatian yang khusus semenjak dibentuknya suatu peradilan untuk anak-anak badung atau jouvenille court pada tahun 1899 di Cook Country, Illinois, Amerika Serikat. Pada waktu itu, peradilan tersebut berfungsi sebagai pengganti orangtua si anak yang tetapkan kasus untuk kepentingan si anak dan masyarakat. Dalam pandangan umum, kenakalan anak dibawah umur 13 tahun masih dianggap wajar, sedangkan kenakalan anak diatas usia 18 tahun dianggap merupakan suatu bentuk kejahatan.
Untuk menghindari kasus yang akan timbul akhir pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang bau tanah hendaknya juga memperlihatkan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan paksaan maupun mengada-ada. Si remaja di beri pengertian yang terang sekaligus diberikan teladan. Sebab dengan memperlihatkan tanggung jawab dalam rumah akan sanggup mengurangi waktu ’ kluyuran ” tidak karuan dan sekaligus sanggup melatih anak mengetahui kiprah dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta bisa memecahkan kasus sehari-hari, mereka dididik mandiri
bagaimana olahraga mengatasi kenakalan remaja :
1.           Dengan berolahraga maka remaja akan disibukkan berolahraga sehingga remaja tidak sempat menciptakan kenakalan.
2.           Dengan berolahraga maka remaja akan lebih bertanggung jawab terhadap yg dilakukan alasannya yaitu dalam olahraga sangat diajarkan kedisiplinan.
3.           Karena dengan berolahraga sanggup merubah mindset, sehingga sanggup merubah pikiran remaja biar melaksanakan hal-hal positif
4.           Jika anak tersebut suka tubruk maka orangtua harus mengarahkannya ke olahrag beladiri.dan begitu juga dengan yg lain

Berikut ini beberapa kegiatan olahraga untuk membantu mengurangi kenakalan remaja:
A.        SEPAKBOLA
Sepakbola sebagai permainan yang dimainkan secara tim harus senantiasa menyatukan taktik dan teknik serta kolaborasi tim demi mencapai tujuan bersama. Di samping itu, dalam sepakbola terkandung pula nilai tanggung jawab masing-masing pemain dalam menjalankan kiprah masing-masing, sehingga harus menyadari posisi dan kiprah dan sanggup mengesampingkan ego pribadi. Meskipun dalam keadaan yang tidak semestinya menyerupai ketika terjadi peperangan, peristiwa alam, krisis, dan lain sebagainya sepakbola tiba menjadi penghibur di tengah-tengah masyarakat.

Kendati sepakbola sanggup menyatukan banyak sekali perbedaan yang ada di tengah-tengah kehidupan insan baik kasta, suku, bangsa dan bahasa, namun sepakbola tidak selamanya membuahkan hasil yang manis. Hal ini dikarenakan sepakbola yaitu permainan yang keras dan kadang kejam alasannya yaitu usaha yang telah dilakukan tidak selalu berakhir dengan kemenangan. Sering usaha mati-matian di lapangan hijau itu hanya menghantarkan para pemain dan penonton yang terlibat dengan mereka kepada kegagalan yang pahit dan menyedihkan. Sehingga dalam sepakbola diharapkan kebesaran jiwa untuk mendapatkan kegagalan, tekad dan keberanian untuk berdiri meraih kemenangan.

Berdasarkan uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa dalam sepakbola terdapat nilai-nilai karakter, fair play, serta sportivitas menyerupai tanggung jawab akan kiprah masing-masing, semangat pantang menyerah, saling kerja sama, serta kebesaran jiwa untuk mendapatkan kegagalan di mana nilai-nilai tersebut yaitu nilai yang diharapkan untuk mencapai hidup selaras, serasi, dan seimbang di tengah-tengah masyarakat.

Armando Pribadi (2010), secara sederhana dan ringkas  mengartikan “Golden Rule” FIFA sebagai berikut:

·                    Jangan bermain membahayakan pemain lawan.
·                    Hormati hukum main dan jalankan dengan baik semua arahan official.
·                    Hormati lawan menyerupai selayaknya kolega kita di sepakbola.
·                    Tetap bisa memperlihatkan sikap menjunjung tinggi disiplin, walaupun dalam situasi yang sulit atau tidak mengenakkan.
·                    Berikan proteksi terhadap siapapun yang berupaya mengenyahkan tindakan curang dalam pertandingan.
·                    Tunjukkan perhatian besar terhadap pemain yang cedera dengan segera menghentikan pertandingan dalam situasi apapun.
·                    Jangan pernah punya niat untuk balas dendam terhadap kesalahan yang dilakukan pemain lain.
·                    Main sesuai dengan perintah tiupan peluit wasit.
·                    Rendah hati ketika merayakan kemenangan, serta berjiwa besar dalam mendapatkan kekalahan.
·                    Memberikan penghargaan terhadap individu atau forum yang secara luar biasa telah menjunjung tinggi sikap-sikap fair play.

Upaya untuk menanamkan karakter, fair play dan sportivitas diharapkan proses yang sangat panjang, sehingga kesadaran dari dalam diri atlet harus pula menjadi contoh yang berpengaruh apabila ingin menjadi seorang atlet yang berhasil. Melalui olahraga orang menemukan kegembiraan dan kepuasan diri serta mengalami kematangan kepribadian melalui pengalaman dalam olahraga. Olahraga permainan menyerupai sepakbola menyediakan ruang untuk bersosialisasi dengan orang lain alasannya yaitu olahraga tersebut dimainkan secara tim. Sepakbola sebagai salah satu permainan yang paling digemari di dunia juga mempunyai beberapa nilai huruf yang terkandung di dalamnya. Melalui permainan sepakbola, diperoleh nilai-nilai huruf sebagai bekal yang cukup berharga yang sanggup dipakai dalam menjalankan kiprah di tengah-tengah masyarakat.

Sebagai upaya menuju keberhasilan menanamkan nilai-nilai karakter, fair play, dan sportivitas, seorang instruktur maupun praktisi olahraga harus memahami bagaimana cara yang sempurna untuk melatihkan hal tersebut kepada anak latihnya. Apabila ketiga konsep di atas telah tertanam dalam diri seseorang, maka dalam bertanding maupun kelak hidup di tengah-tengah masyarakat persoalan-persoalan yang ada akan dengan gampang diatasi dan sanggup menjalani hidup dengan harmonis.


B.         Permainan Memindahkan karet
Permainan ini bertujuan untuk melatih kerjasama kelompok dan kesabaran biar lebih berhati-hati dalam melaksanakan sesuatu. Saat bermain kita akan bisa eksklusif melihat wajah teman kita yang berarti secara tidak eksklusif kita akan meningkatkan kepedulian terhadap teman kita.

Alat:
Karet sejumlah kelompok yang ada.
Sedotan atau korek api (semakin pendek semakin seru).

Cara bermain:

a.            Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok;
b.           Setiap kelompok bediri dan berbaris berbanjar sambil dan setiap orang memegang sedotan dengan lisan mereka;
c.            Pemandu menaruh karet gelang di sedotan orang yang berada pada barisan paling depan;
d.           Kemudian karet gelang dipindahkan melalui sedotan hingga hingga ke orang terakhir;
e.            Kelompok yang paling cepat memindahkan karet gelang yaitu pemenangnya.



Sumber http://kompilasidata.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)