PERTUMBUHAN EKONOMI
A. Arti Pertumbuhan Ekonomi
Terlebih dahulu harus dipahami pengertian pertumbuhan ekonomi. Menurut Deinson (1962). “Pertumbuhan ekonomi” memperlihatkan kepada peningkatan produk nasional, yang diukur dalam dolar yang tetap/konstan. Sebagai contoh, jikalau kita bermaksud untuk mengukur pertumbuhan ekonomi dari tahun 2006-2007 maka perlu mengetahui citra produk nasional dalam dua tahun tersebut, yang diukur berdasarkan dolar yang konstan dan menghitung perubahan (dalam %) data tersebut berada dalam sejumlah media, ibarat laporan ekonomi presiden (2009), survey bisnis, Buletin dan dokumen negara.
Sebagai contoh, dipakai citra pendapatan nasional di AS tahun 1972, kita akan menemukan bahwa pendapatan nasional meningkat dari $ 956,9 M di tahun 1975 menjadi $ 1.1018,9 di tahun 1976. Meningkat $ 62 M, atau sebesar 6,5%. Perhitungan yang sama dilakukan untuk tahun berikutnya atau interval yang lebih lama, dari tingkat pertumbuhan rerata tahunan. Selanjutnya ‘pertumbuhan ekonomi’ sanggup didefinisikan sebagai angka pada produk national perkapita dalam dolar yang konstan yang bertumbuh pada periode tertentu. Bila pendapatan nasional diukur dengan produk nasional, maka kita harus membagi pendapatan nasional dengan jumlah penduduk. Sebagai contoh, di AS pada tahun 1975 berjumlah 213.559.000 jiwa dan tahun 1976 berjumlah 215.142.000. Hasilnya pendapatan perkapita tahun 1975 sebesar $ 4.481 dan tahun 1976 sebesar $ 4.736. Pertumbuhan pendapatan perkapitanya $ 255, atau sekitar 5,7%. Apalagi kini di tahun 2010 Pertumbuhan pendapatan perkapitanya sepuluh kali lipat bahkan lebih.
Pendidikan mempunyai tantangan untuk membangun ekonomi yang berpengaruh sebagai bab dari ekonomi global. Tatanan ekonomi ibarat hal ini harus ditopang oleh sistem kehidupan masyarakat yang menguasai ilmu dan teknologi secara tinggi. Hal ini ditandai oleh tatanan kehidupan dalam masyarakat yang dinamis, kompetitif, inovatif untuk mencapai tingkat kemajuan yang tinggi demi peningkatan kehidupan kebangsaan.
Pendidikan memperlihatkan bekal semoga sumber-daya insan Indonesia mempunyai wawasan ilmu yang luas, mempunyai orientasi jauh ke depan, bukan hanya pemakai teknologi atau target negara lain sebagai pasar utama dalam teknologi, akan tetapi juga turut dalam perwujudan suatu masyarakat yang maju dalam peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi di masa mendatang.
Pendidikan dalam pengembangan sumber-daya insan perlu diarahkan secara dini dalam membekali anak didik berupa pengalaman belajar, berbuat, mengenal dirinya, pengetahuan, dan mencar ilmu hidup bersama. Dengan demikian pendidikan tidak terpisah dari kehidupan secara individual dan sosial. Secara fungsional pendidikan membekali akseptor didik dalam banyak sekali hal ibarat semangat kemandirian, kemampuan kewirausahaan, semangat inovasi. Hal ini merupakan syarat-syarat untuk membangun kekuatan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tatanan kehidupan ekonomi yang kuat.
Konstribusi secara individual pendidikan memperlihatkan cita-cita serta kesempatan untuk merubah dan meningkatkan kehidupan perekonomian keluarga secara kolektif hal ini memperlihatkan dampak secara nasional berupa peningkatan kemampuan negara dalam penghidupan. Hal ini berarti akan meningkatkan GNP negara dari setiap perubahan individu melalui proses pendidikan dalam ukuran peningkatan penghasilan.
Berdasarkan beberapa studi yang dilakukan oleh Bank Dunia, memperlihatkan investasi pendidikan sebagais sebuah kegiatan inti dalam pengembangan sumber-daya manusia, hal ini menunjukan bahwa pendidikan mempunyai pemberian yang signifikan terhadap tingkat laba ekonomi. Berdasarkan temuan-temuan tersebut menyampaikan bahwa laba ekonomi (rate of return) investasi pendidikan lebih tinggi daripada investasi fisik dengan perbandingan 15,3% dengan 9,1% (Nanang Fattah, 2000). Ini berarti bahwa investasi dalam pendidikan merupakan upaya yang menguntungkan secara sosial maupun ekonomis.
B. Membayar untuk Menerima Sesuatu
Keberhasilan dalam pendidikan akan membutuhkan biaya yang cukup besar, hal ini menempatkan bahwa pendidikan bagaimanapun membutuhkan investasi. Investasi yang dimaksudkan ialah investasi dalam bentuk uang yang harus dikeluarkan dalam penyelenggaraan pendidikan, artinya bahwa pendidikan memang membutuhkan uang dalam nilai yang tidak sedikit. Pendidikan akan diperoleh bilamana didanai dengan cukup, fair to pay for what you get. Bila masyarakat menghendaki pendidikan ibarat yang diinginkannya, masuk akal sekali jikalau harus mengeluarkan uang senilai kualitas layanan mencar ilmu yang diperoleh. Tidak masuk akal jikalau layanan mencar ilmu yang jelek harus dibayar mahal.
Pendidikan dilihat dari sisi pendekatan ekonomi mengandung pengertian bahwa orang menginginkan untuk memperoleh pendidikan berupa layanan jasa yang bermutu, maka atas layanan jasa pendidikan tersebut orang harus membayarnya. Artinya bahwa kebutuhan yang harus dipenuhinya tersebut merupakan tanggung jawab yang membutuhkannya, segala sesuatu yang bekerjasama dengan pembiayaan atas proses yang harus di jalankan dalam penyelenggaraannya menjadi tanggungan bersama pada orang-orang yang membutuhkannya.
Tidaklah perlu merasa bersalah jikalau kita katakan bahwa pendidikan juga hampir sama dengan sebuah proses industri, dimana banyak faktor-faktor produksi yang harus dipersiapkan yang berimplikasi terhadap sejumlah modal dalam bentuk uang yang harus ditanamkan guna pencapaian tingkat produksi yang memuaskan. Fungsi produksi dalam pendidikan pada prinsipnya sama dengan fungsi produksi dalam dunia industri. Dalam dunia pendidikan fungsi produksi bagaikan kekerabatan secara matematis yang menerangkan bagaimana sumber-sumber (input) dapat ditransformasikan menjadi output pendidikan (outcomes).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melihat bahwa pendidikan sebagai sebuah transaksi ekonomi yaitu:
Ø Standarisasi nilai-nilai ekonomi pendidikan.
Ø Alokasi sumber daya dalam pendidikan.
Ø Gaji guru.
Ø Anggaran pendidikan.
Sedangkan untuk sanggup menentukan keputusan untuk berinvestasi dalam pendidikan perlu memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut.



Pendidikan merupakan alat dalam pertumbuhan sumber ekonomi jikalau pendidikan itu ditempatkan berlawanan dengan sisi tradisional yang kurang menguntungkan untuk membebaskan dan merangsang individu untuk mengejarnya betapa penting pendidikan sebagai pembebasan kebodohan, ke luar dari keterkungkungan, keterbelakangan, kemiskinan, peningkatan kemakmuran, kesejahteraan individu, masyarakat dan bangsanya.
Siapa saja yang berperan dakan penyelenggaraan pendidikan? Bagaimana tugas pemerintah dalam hal ini? Atas pertanyaan-pertanyaan ibarat itu pemerintah mempunyai peran-peran sebagai berikut.






Dalam hal penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pendidikan yang harus dijalankan, terutama dalam kerangka pencapaian tujuan yang dibutuhkan dengan memperhatikan sisi efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan dengan tingkat produktivitas yang tinggi, maka peranan administrasi menjadi sangat besar sekali, dalam hal ini bagaimana kegiatan-kegiatan ini mengikuti proses-
sesuai dengan fungsi –fungsi administrasi yang harus dijalankan, perencanaan, pelaksanaan hingga pada tingkat pengawasan dan pertanggung tanggapan pendidikan.
Pertanyaan lain yang harus dijawab dalam kerangka pembiayaan pendidikan mencakup hal-hal sebagai berikut.




Pertanyaan-pertanyaan tersebut, berimplikasi terhadap komponen administrasi yag akan dipakai dalam merencanakan, menjalankan dan melaksanakan pengawasan pendidikan.
Sumber http://zulfiaditrumon.blogspot.com
EmoticonEmoticon