GDG DevFest Semarang – Tidak ketinggalan dengan kota lainnya, tahun ini GDG Semarang bersama dengan GDG Indonesia ikut menyemarakkan event tahunan yang dinamakan GDG DevFest. GDG DevFest merupakan sebuah rangkaian seminar, sharing, dan workshop mengenai tren teknologi terbaru Google bagi para developer aplikasi di Indonesia.
Acara tahun ini membawa tema “Hack Beyond Boundaries”, dan dalam event ini DevFest membahas perihal teknologi, kesempatan, dan generasi selanjutnya bagi developer mobile apps. Event yang terselenggara pada tanggal 6 November 2016 ini berlokasi di Aula Gedung E Lantai 3, Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS).
Sebelum program utama dimulai, pagi hari pukul 9.00 GDG DevFest Semarang diawali dengan Codelabs Firebase yang isi oleh Senior Android Developer Kulina, Pratama Wijaya. Codelabs ini sendiri dihadiri kurang lebih 40 developer Android.

Acara dimulai pada jam 13:20 dengan sambutan oleh M. Nurul Irfan selaku Ketua Umum Dinus Open Source Community, Fahri selaku perwakilan Universitas UDINUS dan Patrick Nugros selaku GDG Manager Semarang pada jam setengah 2 siang. Kemudian program dilanjutkan pada program utama yaitu sesi materi mengenai Progressive Web Apps yang disampaikan oleh Yohan Totting (Google Expert for Web Technologies).
GDG Manager Semarang, Patrick Nugros
M. Nurul Irfan, Ketua Umum DOSCOM
Fahri, Perwakilan dari UDINUS
Pada sesi ini Yohan menjelaskan perihal bagaimana Google berbagi teknologi web untuk mobile yang sanggup diakses layaknya sebuah aplikasi mobile. Salah satu laba yang didapatkan ketika mengadopsi Progressive Web Apps ini ialah lebih ekonomis kapasistas penyimpanan dan ramah penggunaan memori. Saat ini hanya beberapa browser yang mendukung Progressive Web, yaitu Chrome, Mozilla, dan Opera. Untuk mencobakan pengalaman memakai PWA ini, kau sanggup mengaksesnya di link berikut. Penerapannya sangat berkhasiat bagi ponsel yang mempunyai spesifikasi low-end.

Pada sesi selanjutnya dilanjutkan dengan sesi diskusi panel atau talkshow oleh Andi Taru (CEO Educa Studio) dan Tety Sianipar (CTO Kerjabilitas). Topik yang dibahas pada sesi diskusi panel ini ialah tentang Next Generation of Mobile. Hal ini berlatar belakang dari pesatnya perkembangan teknologi yang ditemukan pada ketika sekarang. Selanjutnya bagaimana teknologi tersebut kemudian sanggup dijadikan sebagai tools untuk menjawab masalah-masalah social. Salah satunya dibuktikan dengan kehadiran startup yang eksistensinya di masa kini sudah tidak absurd lagi.

Dari sesi diskusi ini, Tety Sianipar memperkenalkan startup yang sudah beliau bina bersama dengan rekan-rekan lainnya. Tety mengungkapkan bahwa sedikitnya terdapat 13-15% penyandang disabilitas di negara-negara berkembang. Jumlah tersebut tidak sanggup disepelekan begitu saja, namun hal yang disorot dari jumlah tersebut ialah banyaknya teman-teman kita yang berada pada usia produktif tersebut tapi tidak mendapat lapangan pekerjaan. Oleh alasannya ialah itu Kerjabilitas mencoba untuk menciptakan suatu wadah yang sanggup menghilangkan gap tersebut dan meyakinkan orang banyak bahwa mereka juga layak mendapat hak yang sama. Startup ini dibangun dengan impian sanggup membantu teman-teman penyandang disabilitas untuk mendapat pekerjaan. Tety juga memberikan bahwa kita cukup meyakinkan teman-teman kita akan pentingnya kebutuhan tersebut untuk mereka.
Selanjutnya diskusi mengenai masa depan teknologi mobile dengan IoT sebagai core-nya. Pemanfaatan IoT sanggup menjadi solusi gres di banyak sekali macam bidang dan pengembangan teknologi ini juga sangat berpotensi mengingat banyaknya duduk kasus yang kita temukan di Indonesia. Oleh alasannya ialah itu kemungkinan bahwa IoT akan menjadi sebuah topik yang booming tidak sanggup dielakkan.
Sesi selanjutnya masuk ke sesi Google Cloud Platform yang membahas perihal pengimplementasian Machine Learning Platform pada aplikasi Android yang disampaikan oleh Sidiq Permana (Google Developer Expert Android). Pada sesi ini Sidiq menjelaskan perihal penerapan machine learning ini pada banyak platform ibarat pada fitur Google Translate, Google Photo, dan Gmail. Dalam pengembangan machine learning, matematika sangat besar lengan berkuasa sebagai pemrosesan Machine Technology. Proses yang dilalui oleh mesin untuk sanggup melaksanakan komputasi tersebut ialah membaca input dari natural language, kemudian mesin memahaminya sebagai sebuah pattern hingga akibatnya menghasilkan action. Dengan machine learning yang diterapkan pada Gmail, maka pengguna sanggup memfilter konten yang terdeksi sebagai spam.

Selanjutnya sesi pengenalan Daydream VR yang disampaikan oleh Ivan Chen dari Anantarupa Studios. Pada sesi ini Ivan memperkenalkan teknologi Daydream VR ini sebagai generasi selanjutnya dari penggerak teknologi Google Cardboard. Ternyata teknologi VR sudah ada semenjak tahun 1950 dan ditemukan oleh Cinematographer berjulukan Mornon Heilig yang kemudian diberi nama Sensorama (Dipatenkan pada tahun 1962).

Pada sesi selanjutnya, Andrew Kurniadi (Google Developer Expert Android) mengusung tema perihal fitur-fitur terbaru pada Android N (Nougat). Dari sesi tersebut Andrew menyebutkan sedikitnya ada 10 fitur gres yang diperkenalkan pada Android N. Salah satu fitur yang diperkenalkan pada sesi tersebut ialah Doze on the Go yang berfungsi untuk menghemat penggunaan baterai bahkan ketika perangkat sedang digunakan. Fitur lain yang diperkenalkan ialah Multi – Window Support, Quick Settings, Direct Boot, Dukungan Java Lambda 8, dan Instant App. Tidak hanya itu, Google bekerja pada peningkatan fitur-fitur yang sudah ada sebelumnya dalam hal performance, productivity, dan security.

Masuk pada sesi terakhir yaitu sesi firebase oleh Andri Yadi selaku CEO dari DyCode. Pada sesi ini Andri menjelaskan bahwa firebase lahir pada tahun 2014 yang dipakai untuk memanage data secara realtime. Ketika ada perubahan data, maka data secara pribadi akan tersinkron. Firebase tidak harus diakses dalam keadaan online, namun juga sanggup dipakai secara offline, data akan disinkronisasi jikalau sudah terhubung secara online. Firebase sanggup diakses di halaman firebase.google.com. DyCode juga membangun komunitas untuk para Makers di Bandung berjulukan Makerstro.

Ada satu hal yang menari disini, jikalau kau pernah membaca artikel ini. Kamu niscaya tahu dengan Linux, bukan Linux sistem operasi. Linux beserta Hanif juga ikut hadir pada event GDG DevFest di Semarang. Jika kau belum tahu, Linux ialah peserta termuda pada event Hackathon Indonesia Android Kejar beberapa waktu lalu. Linux merupakan siswa Sekolah Menengah Pertama kelas 7 di SMP Negeri 1 Semarang.

Peserta antusias sampai berarkhirnya acara.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
EmoticonEmoticon