Thursday, July 27, 2017

√ Diam-Diam Meraih Sukses Di Usia Muda

Rahasia Meraih Sukses di Usia Muda - Meraih sebuah kesuksesan merupakan keinginan dan harapan setiap orang. Tidak ada seseorang pun yang tidak ingin sukses, apalagi meraih sukses di usia mudanya. Kesuksesan dalam menggapai impian dan impian tentuya membutuhkan usaha dan kerja keras yang optimal dalam mewujudkan impian yang telah ia gantungkan setinggi langit. Cita-cita dan impian tidak hanya dalam angan-angan belaka, tetapi perlu bagi kita untuk sanggup membuat perencanaan yang mantap dan tindakan konkrit  untuk menggapainya.
Sang Juara Muda - Images pagunpost.com

Kesuksesan tentunya dimulai dari sebuah angan-angan dan impian. Namun, angan-angan dan impian itu akan sanggup terwujud menjadi sebuah kenyataan kalau hal tersebut sanggup di arahkan secara benar dan tepat. Perlunya bagi kita menghadirkan impian yang selaras dengan tindakan yang sanggup menghasilkan impian yang nyata. Oleh lantaran itu, semua orang intinya bisa meraih kesuksesan di usia mudanya. Sebab, anak muda mempunyai visi dan misi sebagai distributor revolusioner dalam melaksanakan perubahan yang besar pada dirinya dan bangsanya. Bagaimana caranya untuk meraih sukses di usia muda? Tentunya ada beberapa diam-diam untuk meraih kesuksesan di usia muda yaitu diawali dengan keberanian untuk bermimpi dan mewujudkan mimpi itu menjadi kenyataan.

A.           Berani Bermimpi


Mewujudkan suatu harapan, cita-cita, dan kesuksesan tentunya membutuhkan suautu keberanian untuk melukiskan impian. Keberanian bermimpi mengakibatkan impian itu sebagai pemicu semangat untuk sanggup bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja lapang dada dalam meraih apa yang dicita-citakan, yakni meraih kesuksesan. Tentu untuk meraih sebuah kesuksesan tidaklah gampang menyerupai membalikkan telapak tangan, melainkan perlu adanya niat dan pantang mengalah untuk mencapai kesuksesan itu.

Manusia harus mempunyai mimpi dalam hidupnya, lantaran melalui impian tersebut insan bisa menggerakkan energi terpendam yang ada dalam dirinya. Impian bisa membuat insan bangun dari keterpurukannya. Impian bisa membuat insan melaksanakan hal-hal yang sangat luar biasa yang tidak bisa dicapai oleh insan  biasa. Dunia ini tumbuh dan berkembang berkat impian manusia. Peradaban insan semakin maju dan teknologi berkembang semakin canggih merupakan hasil impian orang-orang besar.

Francis Ford Coppola mengatakan, “Its was the man’s dream, and his inspiring attempt to make them come true that remain important.” Kemajuan kehidupan dikala ini merupakan hasil impian generasi pendahulu kita. Impian yang besar mempunyai kekuatan yang besar pula. Orang-orang berhasil mencatat nama dalam sejarah rata-rata mempunyai ciri khas, yaitu bisa memperbarui impian mereka.

B.           Man Jadda Wajada


Pribahasa terkenal yang berasal dari negeri padang pasir, “Man Jadda Wajada” mengandung makna “Siapa yang bersungguh-sungguh maka beliau niscaya berhasil”. Kalimat ini sangat menarik dan mengandung filosofi yang sangat dalam.  Memang, keberhasilan tidak diraih hanya dengan bermalas-malasan atau pasrah pada nasib saja, melainkan kita harus mau berusaha secara maksimal atau bersungguh-sugguh. Sesuatu yang dilakukan secara serius dan dilaksanakan dengan sepenuh hati, insya Allah akan membuahkan hasil yang maksimal pula.

Kalimat man jadda wajada sangat sejalan dengan sifat Allah Swt., Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang kepada umat-Nya yang member rezeki berupa kesuksesan kepada semua makhluk, tanpa memedulikan apakah mereka orang beriman atau kafir dan apakah mereka hebat taat atau hebat maksiat. Kita bisa mengambil teladan Bill Gates, penemu dan pemilik Microsft. Sosok multijutawan ini, meskipun nonmuslim, namun lantaran sungguh-sungguh di bidang komputer sehingga menjadi orang sukses dan kaya raya. Atau kita juga bisa melihat teladan lain yaitu Hugh Hefner pendiri majalah p0rno Playboy, artis yang tidak seronok Madona, Jk Rowling sang pengarang Harry Potter, Oprah Winfrey si pembawa program terkenal dan masih banyak lagi yang lainnya.

Mereka semua sukses lantaran semuanya profesional dan sungguh-sungguh dalam bekerja sehingga menguasai bidangnya masing-masing.

Dari Indonesia kita bisa melihat beberapa figur orang sukses dan mempunyai nama besar menyerupai Inul Daratista yang sukses dengan goyang ngebornya, Trio Macan dengan tarian erotisnya, Tukul Arwana dengan mulutnya yang mancung, Ustaz Yusuf Mansur dengan konsep sedekahnya, Jefri Al-Bukhori mantan artis yang tobat menjadi da’i, dan lain-lain. Mereka juga merupakan sebagian kecil dari orang-orang sukses lantaran bekerja secara sungguh-sungguh sehingga menjadi profesional di bidangnya masing-masing.

Ternyata semua bisa sukses tanpa memandang apakah usaha yang dilakukan mereka sesuai dengan syariat Islam atau tidak. Di sini berlaku aturan alam atau sunnatullah, bahwa siapa pun yang berusaha maksimal maka ia akan menuai hasilnya. Halal dan haram bergantung pilihan manusianya. Pilihan ini mengandung resiko masing-masing yang sudah ada ketentuannya dari Allah Swt.

Sekarang, coba kita berfikir. Orang nonmuslim saja bisa sukses kalau mau bekerja dan berusaha secara sungguh-sungguh, seharusnya kita sebagai umat muslim bisa lebih sukses dari mereka. Namun, perbedaannya, kita tidak bisa melaksanakan itu semua tanpa melalui sebuah filter atau rambu-rambu yaitu aturan sesuai dengan ketentuan Islam. Sebagai umat Islam kita harus melaksanakan usaha yang halal. Usaha orang yang beriman itu orientasinya meleset jauh ke depan, bukan hanya untuk kesuksesan di dunia melainkan juga sukses hingga di alam abadi kelak. Makara ikhtiar atau usahanya harus jauh lebih maksimal daripada orang-orang nonmuslim tersebut.

Kalimat man jadda wajada sebenarnya merupakan doa, sehingga lebih sering diucapkan tentu akan lebih baik dan akan melahirkan energi positif kepada orang yang mengucapkannya. Kalau kita perhatikan, banyak sekali ucapan sehari-hari yang sering kali kita ucapan secara lisan sebenarnya mengandung mantra atau doa yang apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh akan berbuah hasil. Misalnya, ketika orang mengucapkan “Good Morning!” kepada kita. Orang tersebut sebenarnya memanjatkan doa supaya kita selamat, sehat, dan sukses sepanjang pagi, lantaran kata tersebut merupakan kependekan dari “May you have a good morning”. Demikian juga dengan “Good bye” yang merupakan kependekan dari “May God bless you”. “Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakaatuh” juga merupakan kalimat sapaan umat muslim yang bermakna doa supaya kita selamat, sehat, dan memperoleh pinjaman Allah atas segala mara ancaman dan bencana. Beberapa kata dan kalimat di atas tentunya merupakan doa, bukan?
  
Mungkin energi yang dijalarkan man jadda wajada sama dengan kalimat we keep on fighting till the end yang dikumandangkan almarhum Freddy Mercury dari kelompok Queen dalam lagunya “We are the Champion” yang selalu terdengar pada pesta-pesta olahraga besar dunia. Energi yang diperlukan memacu jiwa raga bersungguh-sungguh dalam berkarya.

C.           Manajemen Waktu


Waktu tidak akan pernah berhenti atau pun kembali. Waktu mempunyai keunikan tersendiri, terus bergerak maju dan tidak pernah mundur sedetik pun. Waktu tidak bisa diulang dan akan selalu meninggalkan setiap orang yang melalaikannya. Waktu akan selalu meninggalkan mereka yang tidak mengelolanya dengan baik dan cerdas untuk kehidupannya.

Orang yang keluar sebagai pemenang (sukses) ialah orang yang bisa mensyukuri nikmat waktu yang telah diberikan Allah Swt., dengan memanfaatkannya untuk hal-hal yang baik demi kemuliaan hidupnya. Sebaliknya, orang yang kalah atau gagal ialah orang yang tidak bisa memakai waktunya dengan baik, dan hanya menggunakannya untuk hal-hal yang tidak berguna.

Kita harus ingat bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan singkat. Coba kita melihat ke belakang sejenak, menyerupai gres kemarin kita berusia remaja, melewati masa-masa remaja yang indah berseragam putih abu-abu dengan sejuta murung cita dan kebahagiaan di sekolah, tetapi kini kita sudah menjadi orang dewasa, bahkan mungkin menjelang tua. Oleh lantaran itu, jangan pernah menunda-nunda memanfaatkan waktu untuk kebaikan. Kita tidak akan pernah tahu berapa lagi sisa usia yang kita miliki. Kita tidak akan pernah tahu mengenai hari esok. Akan rugi bagi siapa saja yang tidak bisa memanfatkan waktu dengan baik.

Keberuntungan dan kerugian seseorang sebenarnya sanggup dinilai dari bagaimana darinya memanfaatkan waktu dihidupnya yang begitu singkat ini. Orang yang bisa memanfaatkan waktu yang amat singkat dengan memperbanyak kebaikan untuk bekal kehidupan, beliau akan menjadi orang beruntung. Lalu, sudahkah kita memanfaatkan waktu yang kita miliki sebaik-baiknya? Sudahkah kita memakai waktu kita untuk meraih kehidupan dunia dan kehidupan alam abadi kita dengan seimbang?

Kesuksesan akan diraih ketika ia sanggup menaklukkan waktu, begitu banyak orang yang merasa dirinya supersibuk. Bekerja keras siang dan malam tanpa memperdulikan hak tubuhnya untuk beristirahat. Baginya waktu ialah uang (Time is Money). Dipihak lain tidak sedikit juga orang yang menghambur-hamburkan waktunya untuk berfoya-foya dan bersenang-senang. Mereka merasa masa  usia muda ialah waktu untuk hura-hura, masa bau tanah menjadi kaya raya, dan ketika mati akan masuk surga. Tentunya hal ini merupakan pandangan yang keliru, dan pandangan mereka ini akan berubah ketika mereka sanggup memahami makna sebuah sya’ir Arab yang menggambarkan abjad sang waktu, “Waktu laksana pedang, kalau kau tidak memanfaatkannya maka ia akan menebasmu.”

Waktu ialah salah satu dimensi dalam hidup manusia. Karakter waktu senantiasa berpacu secara cepat, tanpa terasa dan tidak bisa dihentikan. Oleh alasannya ialah itu, mengapa bangsa Arab mengiaskan cepatnya bergulirnya waktu dengan kilatan pedang menyambar. Begitu banyak orang yang ingin membuat mesin waktu, supaya mereka sanggup kembali ke masa lalunya dan memperbaiki kesalahannya di masa silam. Akan tetapi, hal itu amatlah tidak mungkin terjadi. Sebab, Allah Swt sendiri tidak memperkenankan ketika di alam abadi nanti umatnya meminta untuk kembali ke alam dunia untuk sanggup memperbaiki kesalahannya di dunia. Penyesalan tinggallah penyesalan. Waktu tetap tidak akan pernah berhenti atau pun kembali.

Sebuah hadis dari Abdullah bin ‘Abbas Ra, bahwa nabi Muhammad Saw., bersabda kepada seseorang ketika menasehatinya, “Manfaatkanlah lima kesempatan sebelum tiba lima (kesempitan); 1) masa mudamu sebelum masa tuamu, 2) masa sehatmu sebelum masa sakitmu, 3) kecukupanmu sebelum kesempitanmu, 4) waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, 5) masa hidupmu sebelum kematianmu.” (HR. Al-Hakim)
  

D.           Belajar, Belajar, dan Belajar


Selagi insan masih hidup, mencar ilmu dan terus mencar ilmu merupakan suatu kewajiban baginya. Bahkan mencar ilmu harus sepanjang hayat, tidak pernah merasa puas akan ilmu pengetahuan yang telah ia dapatkan. Belajar merupakan sebuah proses pendewasaan diri, membawa kepada derajat yang tinggi di sisi Allah Swt., dan di mata manusia. Belajar merupakan sebuah proses dari upaya membaca. Dengan membaca kita akan mengetahui apa yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Bahkan ada pepatah mengatakan, “Membaca ialah Jendela dunia”. Mengapa membaca ialah jendela dunia? Dengan membaca kita akan melaksanakan suatu proses pembelajaran  dan pengajaran ihwal apa yang kita ketahui, misalnya, kita membaca peta Amerika serikat, secara tidak langsung, walaupun kita tidak pernah ke sana, tapi kita sanggup mengetahui di mana letak negara Amerika Serikat dan unsur tata kota di sekitar Amerika Serikat tersebut.

Belajar tidak hanya dengan kita rajin membaca sejuta buku, melainkan di sisi lain kita bisa mencar ilmu dari pengalaman orang-orang yang sukses di sekitar kita, mencar ilmu melalui alam sekitar, dan mengakibatkan sejuta ide untuk sanggup mengambil hal positif darinya sebagai pemacu motivasi terhadap talenta yang terpendam di dalam diri kita. Semua orang mempunyai talenta dan kapasitas masing-masing, talenta tersebut sanggup terukur ketika kita bisa menemukan siapa diri kita dan apa yang harus kita lakukan untuk menggapai impian kita.

Belajar, belajar, dan terus mencar ilmu merupakan perintah Allah Swt., kepada seluruh umat manusia. Bahkan Allah banyak menyuruh insan untuk mencar ilmu dengan alam dan ciptaannya yang lain, menyerupai belajarlah dari binatang seperti, tawon, semut, burung, dan tumbuh-tumbuhan yang sanggup kita jadikan materi kajian ilmu pengetahuan. Belajar sepanjang hayat merupakan hak setiap orang, lantaran terangkatnya derajat seseorang tidak lain dikarenakan ilmu pengetahuan yang ia miliki dan dibarengi dengan keimanannya kepada Allah Swt.

Dalam hal ini, Allah Swt. telah menegaskan di dalam firman-Nya, “…Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kau dan orang-orang mempunyai ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
  
Tentunya hal ini sanggup menjadi suatu pelajaran berarti bagi kita, kesuksesan seseorang itu tergantung dari sejauh mana upaya dan kerja kerasnya dalam belajar. Misalnya, Thomas Alva Edison ialah seorang anak yang sangat terbelakang dan tuli di antara teman-temannya ketika sekolah. Bahkan ia sering diejek dan diperolokkan oleh temannya. Setelah ibunya mengetahui akan hal itu, ibunya memberhentikannya dari sekolah, dan menentukan mengajarkan anaknya di rumah.

Semenjak itu, Thomas banyak membaca buku, dan buku yang dibacanya ialah buku-buku orang remaja dan pelopor sebuah teori keilmuan. Thomas mulai melaksanakan banyak sekali eksperimen, dan selalu menuai kegagalan. Tapi, itu tidak membuatnya putus asa, ia terus berusaha dan mencar ilmu dengan ulet untuk sanggup membuat sesuatu yang sanggup bermanfaat bagi orang banyak. Dan akhirnya, ia bisa untuk membuat sebuah bola lampu pijar untuk menerangi rumah-rumah di New York.

Karya Thomas Alva Edison hingga kini masih dipakai oleh seluruh insan di muka bumi ini, dan keuntungannya masih kita rasakan hingga sekarang, meskipun sang tokoh penemu bola lampu pijar ini telah tiada. Alangkah beruntungnya kita yang telah menikmati hasil jerih payahnya. Akan tetapi, ia bukanlah seorang muslim.

Bagaimana dengan kita, sudahkah kita bisa membuat sebuah karya yang luar biasa dan sanggup bermanfaat bagi orang banyak? Tanyakan pada hati kecil kita, apa yang bisa kita berikan untuk bangsa ini, bukan malah sebaliknya menghitung-hitung seberapa banyak yang telah kita berikan kepada bangsa ini.

E.            Jangan Lupakan Ibadah


Melakukan usaha dalam upaya untuk meraih kesuksesan tidaklah tepat kalau kita tidak melaksanakan ibadah kepada Allah Swt., sebagai rasa syukur akan kesuksesan yang telah kita raih. Selain berusaha maka sepantasnya kita bertawakkal kepada Allah Swt., menyerahkan sepenuhnya atas usaha yang telah kita lakukan dalam menjalankan ibadah kepada-Nya. Berusaha tanpa disertai doa hanyalah sia-sia, dan doa tanpa usaha tidak akan berarti apa-apa, semuanya harus sanggup berjalan seimbang.

Ibadah kepada Allah Swt., dalam artian ini ialah dalam setiap kegiatan senantiasa kita niatkan ibadah kepada Allah Swt. Segala sesuatu yang kita lakukan ialah ibadah kalau niatnya benar untuk meraih ridha-Nya. Bekerja, belajar, membantu orangtua, saudara, dan tetangga, fakir miskin, semua ialah ibadah, tergantung kepada niat kita.

Ketika kita telah melaksanakan usaha dengan sungguh-sungguh, baik dalam bekerja menyerupai berdagang, bisnis, menjadi seorang pelajar, sebagai bekal untuk menjadi orang yang sukses kelak dengan menuntut ilmu tanpa henti-hentinya, akan terasa lengkap ketika kita bisa melaksanakan ibadah, baik shalat lima waktu, berpuasa, zakat, infak, dan shadaqah, bahkan berhaji kebaitullah, semuanya akan bernilai ibadah kalau kita sanggup mensyukurinya.

Ketika sukses telah kita raih maka jangan lupakan ibadah, alasannya ialah kesuksesan yang telah kita raih, bukanlah semata-mata atas jerih payah kita, melainkan dalam setiap usaha itu ada “campur tangan” dari Allah Swt. Jika bukan atas kehendak-Nya tentunya kesuksesan yang kita raih tidak akan bernilai apa-apa, melainkan hidup tidak akan menjadi berkah tetapi menjadi sengsara dan malah gulung tikar jawaban kufur akan nikmat Allah.

Ibadah amatlah luas kandungan maknanya, tergantung dari mana kita memandang setiap kegiatan kita, apakah untuk ibadah mencari ridha Allah ataukah untuk pamer (riya) kepada orang lain. Ketika ibadah telah menjadi pecahan dari hidup kita dan bahkan sudah menjadi kebutuhan hidup, maka kunci menuju kesuksesan hidup akan terbuka lebar untuk kita. Sehingga apa yang kita inginkan insya Allah akan sanggup terwujud dan akan indah pada waktunya.

Ibadah merupakan perwujudan dari hakikat doa. Doa mempunyai keutamaan dalam Islam dan pangkal dari segala urusan. Tujuan diciptakannya insan di dunia tiada lain, kecuali untuk beribadah kepada Allah Swt. “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Zariyat: 56)


Semoga goresan pena ini bisa bermanfaat bagi Anda yang ingin meraih kesuksesan semenjak usia muda. Dan semoga juga sanggup menjadi materi tumpuan Anda untuk sanggup shere atau menyebarkan diam-diam sukses ini guna menjadi amal jariyah buat Anda demi  terselenggarannya kemanfaatan bagi sesama. Aamiin. 

Sumber http://www.pagunpost.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)