Sunday, July 2, 2017

√ Perbedaan Fungsi Intrinsik Dan Ekstrinsik Sejarah

Kegunaan,  manfaat, atau  fungsi  sejarah  adalah  sebagai  sumber  pengetahuan.  Sejarah merupakan wadah untuk mengetahui insiden sejarah dengan aneka macam permasalahannya. I Gede Widja mengemukakan sejarah bukan sekadar uraian dongeng kehidupan masa lampau. Lebih jauh  lagi,  sejarah mempunyai beberapa  kegunaan  sejarah  yang  dimaksud  yaitu kegunaan  edukatif,  kegunaan inspiratif, dan kegunaan  rekreatif. Secara khusus, fungsi sejarah terbagi atas dua bagian, yaitu fungsi intrinsik dan fungsi ekstrinsik. 

Fungsi Intrinsik 
Ada  tiga  fungsi  sejarah  secara  intrinsik,  yaitu  sejarah  sebagai  ilmu,  sejarah  sebagai alat untuk mengetahui insiden masa lampau, dan sejarah sebagai profesi.
a. Sejarah  sebagai  ilmu  diartikan  bahwa  sejarah  adalah  keilmuan  yang  sangat terbuka. Siapa pun sanggup menjadi seorang sejarawan selama ia memakai tata hukum metodologi dalam   keilmuan  sejarah.  Artinya  sejarawan   tidak selalu  dari  seseorang  yang  memiliki  latar  belakang  keilmuan  sejarah  dalam pendidikannya.

b. Sejarah  sebagai  alat  untuk  mengetahui   peristiwa   masa   lampau. Artinya peristiwa  masa  lampau  dapat  dilihat  dari  bagaimana  proses  penyampaian tradisi  manusia  pada  masa  lampau.  Ketika  manusia  yang  belum  mengenal goresan pena proses penyampaian tradisi tersebut melalui ekspresi (tradisi lisan) menyerupai mitos, legenda,  hikayat,  cerita  rakyat, yang dalam kebenarannya sangat  sulit dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pada insan yang sudah mengenal tulisan, pengetahuan terkait dengan masa lampau didapat melalui isu yang kebenarannya sanggup dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

c. Sejarah sebagai profesi. Artinya banyak profesi yang berkaitan dengan sejarah, contohnya guru sejarah, penulis sejarah, peneliti sejarah, dan sebagainya.
Bandung Lautan Api
Fungsi Ekstrinsik
Kuntowijoyo menjelaskan mengenai manfaat atau fungsi sejarah secara ekstrinsik antara  lain  sebagai latar belakang,  sebagai  rujukan,  sebagai  pendidikan  moral, sebagai  pendidikan  penalaran, sebagai  pendidikan  politik,  sebagai  pendidikan kebijakan, sebagai pendidikan perubahan, dan sebagai pendidikan masa depan. 

a. Sejarah sebagai Pendidikan Moral 
Sejarah  sangat  erat  kaitannya  dengan  moral.  Hal  tersebut  dikarenakan  insiden sejarah mengajarkan benar dan salah, baik dan buruk, berhak dan tidak berhak, cinta dan benci, pahlawan dan pengkhianat, beradab dan biadab, dan lain-lain. Tolak  ukur  moralitas  tersebut  menunjukkan  sejarah  bersentuhan  eksklusif dengan pendidikan moral. 

Misalnya, sejarah ihwal bagaimana usaha bangsa Indonesia pada masa  revolusi  yang  mengajarkan  tentang  kedermawanan  dan  keberanian rakyat  Indonesia,  yang  dicontohkan  oleh  rakyat  Indonesia  di  pedesaan  yang mengorbankan  harta  bendanya  ketika  masa  sulit.  Serta  para  p0juang  yang berani  dalam  berjuang  untuk  merebut  dan  mempertahankan  kemerdekaan Indonesia. 

b. Sejarah sebagai Pendidikan Penalaran 
Dengan mempelajari sejarah secara kritis dan menulis sejarah secara ilmiah, seseorang dapat  meningkatkan  daya  nalarnya.  Hal  tersebut  disebabkan  oleh  beberapa  hal sebagai berikut.

1.) Sejarah sebagai ilmu yang menjelaskan latar belakang terjadinya suatu insiden yang biasanya tidak terjadi hanya lantaran satu faktor saja, melainkan beberapa faktor yang saling berkaitan yang sering disebut dengan kekuatan sejarah.
2.) Sejarah bersifat kronologis dan diakronis yang artinya dalam sebuah insiden sejarah  sangat  memerhatikan  waktu.  Artinya  fungsi  sejarah  dapat  dikatakan juga sebagai cara untuk mendidik seseorang untuk memerhatikan waktu dalam menjalani kehidupannya. 
3.) Sejarah bersahabat kaitannya dengan data atau fakta, artinya sejarah harus dituliskan berdasarkan  fakta.  Akan  tetapi,  tidak  semua  sumber  sejarah  memuat  fakta sejarah  dan  tidak  semua  fakta  yang  ditemukan  adalah  fakta  sejarah.  Artinya sejarah bermanfaat untuk melatih dan mendidik kita untuk mempunyai daya logika yang dilandasi oleh perilaku kritis.

c. Sejarah sebagai Pendidikan Politik
Suatu   peristiwa   yang   terjadi   pada   masa   lampau   erat   kaitannya   juga   dengan pendidikan politik lantaran insiden tertentu biasanya menyangkut tindakan politik atau aktivitas yang bersifat politik. 

d. Sejarah sebagai Pendidikan Kebijakan
Sejarah  mengajarkan  tentang  kebijakan  atau  kebijaksanaan  dari  peristiwa  yang terjadi  pada  masa  lampau.  Artinya  peristiwa  masa  lampau  dapat  dijadikan  sebagai rujukan  atau  acuan  bagi  seseorang  untuk  menghadapi  kehidupan  di  masa  yang akan datang. 

e. Sejarah sebagai Pendidikan PerubahanSejarah yaitu ilmu yang mempelajari insan dengan segala perubahannya lantaran intinya kehidupan insan terus berubah meskipun tingkatan waktunya pun berbeda  dari  waktu  ke  waktu.  Perubahan  pun  terjadi  karena  disengaja  atau  tidak disengaja. 

f. Sejarah sebagai Pendidikan Masa Depan
Sejarah mengajarkan kita untuk bersikap kritis pada insiden masa lampau. Jika kita mencar ilmu sejarah secara kritis maka sanggup memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan dengan bertolak pada kejadian di masa lalu. Sejarah kelam hendaknya dikubur dan jangan diulangi lagi dan diganti menjadi sejarah gres yang lebih baik.

Sumber http://www.gurugeografi.id


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)