√ 6 Cara Mudah Membuat Keluarga Serasi Versi Islam

Menciptakan keluarga harmonis merupakan idaman setiap insan manusia. Keharmonisan itu akan tercipta ketika Anda bisa untuk membuat iklim yang aman dalam kehidupan berkeluarga. Institusi keluarga menyerupai sebuah bangunan yang berdiri kokoh. Kekokohannya tergantung pada seberapa besar lengan berkuasa pondasi institusi dalam keluarga itu dibangun. Begitu banyak insan insan yang menikah dan membangun biduk rumah tangga dan kesudahannya berujung pada perceraian dan perpisahan, baik dikalangan masyarakat awam hingga kalangan selebritis, tidak lepas dari namanya pertengkaran hingga berujung pada perpisahan.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Nah, membicarakan perihal membuat pondasi keluarga yang harmonis.Pasti Anda ingin tahu bagaimana sih cara-cara membuat keluarga yang harmonis

Keluarga Harmonis

6 Cara Mudah Menciptakan Keluarga Harmonis:

1. Kenali dan sadari bahwa ijab kabul bertujuan untuk beribadah kepada Allah Swt

Pernikahan merupakan ritual suci yang sangat sakral. Kesakralannya merupakan ucapan kesepakatan suci yang bukan hanya diucapkan di hadapan pak penghulu,  orangtua mempelai, para saksi, dan masyarakat yang hadir pada dikala prosesi pernikahan, melainkan juga disaksikan oleh Allah Swt dan para penghuni langit lainnya. Pernikahan hendaknya berlandaskan niat yang tulus, suci, dan pengharapan tertinggi kepada ilahi guna mengharapkan ridha-Nya. Ucapan kesepakatan suci dan saling mengasihi dan mencintai satu sama lain merupakan komponen terpenting dalam pernikahan. Ketika seseorang telah berniat untuk menikah, berarti dia telah siap untuk sanggup hidup berdua menjelajahi kehidupan berumahtangga. Keberhasilan membuat keluarga yang serasi tergantung kepada sang suami, sebab, suamilah nahkoda pelayaran yang akan membawa istrinya berlabuh dalam samudera harmonisnya berumahtangga. Suamilah yang membawa ke mana ijab kabul itu akan berlabuh. Berlabuh ke samudera keindahan ataukah ke samudera kesengsaraan.

2. Hormati suami, sayangi istri

Pernikahan bertujuan untuk terciptanya harmonisasi suami-istri yang penuh dengan ketentraman dan kedamaian. Kedamaian berumahtangga terlihat dari besarnya penghormatan istri kepada suaminya, dan besarnya kasih sayang suami pada istrinya. Suami harus mencintai istrinya dan istri juga harus menghormati suaminya. Ketika dalam kehidupan berumahtangga telah saling memahami dan menghormati, maka meraih kehidupan berumahtangga yang serasi akan sanggup terwujud. Sakinah mawaddah warahmah.

3. Jangan aib menyampaikan cinta setiap bertemu

Terkadang ketika dua insan insan telah menikah, zona berpacaran yang dulunya masih hangat dengan sapaan cinta sering kali terlontarkan baik dari ekspresi laki-laki maupun wanita. Akan tetapi, ketika mereka telah hidup berdua sebagai elemen keluarga terkecil kata-kata anggun ketika pacaran mirip dulu tidak lagi terucapkan. Semua itu disebabkan oleh perubahan siklus peralihan pacaran ke pernikahan. Padahal, ketika menikah ucapan kata-kata anggun dan indah itu seharusnya lebih sering diucapkan guna mempererat kasih sayang antara suami istri. Ternyata, rasa malulah yang membuat mereka sulit untuk menyampaikan kata "I Love U". Maka, janganlah Anda aib untuk mengutarakan isi hati pada istri Anda, lantaran istri Anda amat membutuhkan dan menginginkan Anda mengucapkan kata-kata itu lebih sering dan lebih banyak lagi.

4. Senantiasa saling menasehati  satu sama lain

Dalam hidup berkeluarga, tidak ada keluarga yang terlepas dari aneka macam permasalahan hidup. Permasalahan niscaya akan menghinggapi rumah tangga yang gres dibangun. Cobaan demi cobaan akan sering tiba silih berganti. Oleh lantaran itu, penting bagi pasangan suami istri untuk terus tetap saling menasehati satu sama lain guna meminimalisir permasalahan yang ada. Sehingga, permasalahan tidak berlarut-larut atau hingga membuat kekerabatan rumah tangga hancur berantakan. Kuncinya senantiasa saling menasehati satu sama lain.

5. Memiliki komitmen kesepakatan setia

Cobaan dan rintangan sebuah ijab kabul bagaikan karang yang diterpa ombak. Seperti pohon yang digoyang angin. Semakin tinggi pohon itu semakin besar godaan yang menerpanya. Begitu pula dengan mahligai pernikahan. Penikahan tidak lepas dari permasalahan yang akan timbul seiring berjalannya usia ijab kabul yang semakin dewasa. Maka perlu pula pendewasaan diri untuk menghadapi segala permasalahan yang datang. Kasus yang sering hinggap dalam dapur ijab kabul ialah perselingkuhan. Nah, perselingkuhan ini acap kali terjadi pada pasangan yang gres menikah atau pun pasangan yang sudah bertahun-tahun menikah. Sebab, perselingkuhan tidak pilih kasih dan tidak pandang bulu. Perselingkuhan bisa saja terjadi pada seluruh keluarga yang telah menikah. Untuk menghindari dari perselingkuhan ialah dengan komitmen kesepakatan setia. Memiliki komitmen kesepakatan setia merupakan tameng untuk menghindarkan kita dari ekses perselingkuhan yang sedang membabi buta. Jadi, komitmen kesepakatan setia amatlah penting untuk mempererat jalinan ijab kabul dua insan manusia.

6. Berdiskusi ketika ada permasalahan

Betapa banyak rumahtangga yang tinggal di ujung tanduk usia pernikahannya. Betapa banyak kesalahpahaman telah membuat usia ijab kabul itu semakin pendek. Dan betapa banyak tindakan KDRT menyelimuti rumah tangga kebanyakan orang. Kenapa tindakan KDRT semakin banyak kita lihat dalam sebuah keluarga? Karena begitu banyak keluarga yang tidak memakai kepala dinginnya untuk sejenak berdiskusi untuk mencari solusi dari permasalahan yang muncul. Permasalahan tersebut sering dan bahkan terjadi dan terselesaikan dengan kekerasan. Padahal, hal tersebut sanggup didiskusikan dengan cara baik-baik dan dengan kepala hambar dan hati yang lapang. Dengan diskusi yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula demi kebaikan kedua belah pihak yang sedang bertegang.

Baca juga: Tips Agar Anak Mudah Hafal Alquran

Semoga artikel 6 Cara Mudah Menciptakan Keluarga Harmonis ini  bisa bermanfaat bagi keluarga-keluarga yang ingin meraih kehidupan berkeluarga yang bahagia. Menjadi keluarga yang Sakinah mawaddah warahmah.

Sumber http://www.pagunpost.com