Thursday, August 17, 2017

√ Peribahasa Indonesia Dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan Dari A Hingga Z

Peribahasa Indonesia


Peribahasa atau pepatah adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan dasar dalam berperilaku. Jika peribahasa berupa ungkapan yang sangat baik, maka disebut dengan istilah aforisme. Perumpamaan adalah peribahasa yang biasanya didahului oleh perkataan mirip “seolah-olah”, “ibarat”, “bak”, “seperti”, “laksana”, “macam”, “bagai”, dan “umpama”, untuk menyamakan suatu hal dengan hal lain. Berikut yaitu peribahasa Indonesia:


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia dan artinya


 




 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara A


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara A


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara A:




(seperti) abu di atas tanggul



tidak tetap kedudukannya (sewaktu-waktu sanggup dipecat dsb)


adakah buaya menolak bangkai



orang jahat akan berbuat jahat kalau ada kesempatan


adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah



pekerjaan (perbuatan) hendaklah selalu mengingat aturan budpekerti dan agama (jangan bertentangan satu dengan yang lain)


adat dagang tahan tawar



sudah biasa bahwa barang dagangan boleh ditawar


adat diisi, kesepakatan dilabuh



adat harus dijalankan, persetujuan harus ditepati


adat diisi, forum dituang



hendaklah segala sesuatu dilakukan berdasarkan budpekerti kebiasaan / aturan yang lazim


adat hidup tolong-menolong, syariat palu-memalu



dalam kehidupan sehari-hari harus saling menolong, dalam agama saling membantu


adat pasang berturun naik



keadaan yang selalu berubah-ubah, terutama wacana kekayaan atau kedudukan seseorang


adat periuk berkerak, adat lesung berdekak



jika seseorang ingin beroleh keuntungan dalam satu pekerjaan, hendaklah ia sanggup menanggung kesusahan


adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung



segala sesuatu ada tata caranya


adat teluk timbunan kapal



biasanya orang yang besar lengan berkuasa (berkuasa dsb) menjadi tempat orang meminta pertolongan (untuk menuntaskan masalah dsb)


agih-agih kungkang



terlampau murah hati sehingga menderita kesusahan


(seperti lebah) mulut membawa madu, pantat membawa sengat (mulut bau madu, pantat bawa sengat; mulut disuapi pisang, pantat dikait dengan onak; mulut manis, hati berkait))



orang yang manis mulut/tutur katanya, tetapi hati busuk/berbahaya (jahat) maksudnya


(seperti) air cuci tangan



sesuatu yang gampang didapat


air beriak tanda tak dalam (beriak tanda tak dalam, berguncang tanda tak penuh; berkocak tanda tak penuh)



orang yang banyak bicara/cakap (sombong dsb), biasanya tidak berisi (kurang ilmunya); orang yang suka menyombong menunjukan kurang dalam pengetahuannya


(umpama) air digenggam tiada tiris



hal orang yang sangat kikir, tidak sedikit pun terbuka tangannya untuk menolong orang yang sengsara


air tenang menghanyutkan



orang yang pendiam, tetapi banyak pengetahuannya


air besar kerikil bersibak



persaudaraan (keluarga) menjadi cerai-berai apabila terjadi perselisihan


air cucuran atap jatuh ke pelimbahan juga (ke mana tumpah hujan dari bubungan, kalau tidak ke cucuran atap)



anak akan berdasarkan sifat atau teladan orang tuanya; biasanya sifat anak berdasarkan teladan orang tuanya


air di daun keladi (daun keladi dimandikan)



sukar diajar atau dinasihati


(bagai) air di daun talas



selalu berubah-ubah (tidak tetap pendirian)


air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam



tidak yummy makan dan minum (karena terlalu sedih dsb)


(bagai) air ditarik sungsang



melakukan sesuatu yang menjadi sukar karena salah jalan


air jernih ikannya jinak



negeri yang serba teratur dengan penduduknya yang serba baik, baik pula budi bahasanya


air kemudian terkubak tohor



uang yang diterimanya lekas habis untuk membayar utang dsb


air susu dibalas dengan air tuba



perbuatan baik dibalas dengan perbuatan jahat


tak air talang dipancung



tidak segan melaksanakan apa saja untuk mencapai maksudnya


akal akar berpulas tak patah



orang yang sudah pandai tidak gampang kalah dalam perbantahan


akal tak sekali tiba



tidak ada suatu perjuangan yang sekali terus jadi dan sempurna


akan dijadikan tabuh singkat, akan dijadikan genderang berlebih



serba tanggung


akidah disangka batu



merasa terhina karena salah sangka


alah bisa karena biasa, alah bisa oleh biasa, alah bisa tegal biasa





  1. segala kesukaran dsb tidak akan terasa lagi setelah biasa (sesuatu yang sukar, kalau sudah biasa dikerjakan, tidak terasa sukar lagi)

  2. teori dikalahkan praktik; pengalaman praktik lebih baik daripada teori

  3. kalah kepandaian oleh latihan






alah di rumpun betung



kekalahan yang tidak memuaskan pihak yang kalah


alah limau oleh benalu



orang yang merugikan atau menguasai orang atau tempatnya menumpang; orang yang lama terdesak oleh orang yang baru


alah main, menang sarak, alah sabung, menang sorak



biarpun kalah main asal kehormatan diri terpelihara; biarpun kalah, masih tinggi juga cakapnya


alah membeli, menang memakai, kalah membeli, menang memakai



barang yang baik memang mahal harganya, tetapi sanggup lama digunakan (biarpun harganya mahal, tetapi sanggup digunakan lama karena mutunya baik)


alah menang tak tahu, bersorak boleh



perihal seseorang yang tidak ikut campur dalam dua pihak yang sedang berbantah, tetapi hanya ikut mengejek pihak yang telah tentu kalah


alang berjawab, tepuk berbalas



kebaikan dibalas dengan kebaikan, kejahatan dibalas dengan kejahatan


alang-alang berdawat biarlah hitam



jika mengerjakan sesuatu janganlah tanggung-tanggung


(bagai) alu pencungkil duri



melakukan sesuatu yang tidak mungkin berhasil


alur bertempuh, jalan berturut



dilakukan berdasarkan budpekerti (kebiasaan) yang lazim


ampang hingga ke seberang, dinding hingga ke langit



sudah tidak sanggup didamaikan lagi (tentang perselisihan); tidak mau berbalik; tidak sanggup ditawar lagi (tentang aturan)


amra disangka kedondong



sesuatu yang baik disangka buruk


anak ayam kehilangan induk



ribut dan bercerai-berai karena kehilangan tumpuan


anak rino dihambat-hambat



dengan sengaja mencari bahaya


anak baik, menantu molek



mendapat keuntungan yang berlipat ganda


anak di pangku dilepaskan, beruk dalam rimba disusukan (disusui)



selalu membereskan (memikirkan) urusan orang lain, sedangkan urusan sendiri diabaikan


anak orang, anak orang juga



seseorang yang ajaib bagi kita akan tetap ajaib juga


anak sendiri disayangi, anak tiri dibengkengi



bagaimanapun adilnya seseorang, kepentingan sendiri juga yang diutamakan


(bagai) anak sepat ketohoran



berbaring bermalas saja


angan lalu, paham tertumbuk



suatu hal yang banyak halangannya meskipun sepertinya sanggup dilakukan dengan mudah; berdasarkan pikiran (dugaan dsb) mungkin untuk dikerjakan, tetapi sukar pelaksanaannya (misal kekurangan alat atau syarat)


angan-angan menerawang langit



mencita-citakan segala sesuatu yang tinggi-tinggi


angan-angan mengikat tubuh



bersusah hati karena memikirkan yang bukan-bukan


angguk bukan, geleng ia



lain di verbal lain di hati


antah berkumpul sama antah, beras berkumpul sama beras (beras bersama beras; yang enggang sama enggang juga, yang pipit sama pipit juga; yang pipit sama pipit, yang enggang sama enggang; rasam minyak ke minyak, rasam air ke air)





  1. setiap orang selalu mencari orang yang setingkat atau sederajat

  2. lebih baik berkumpul (berjodoh dsb) dengan orang yang sama derajatnya (tingkatannya); bergolong-golong berdasarkan derajat atau pangkat masing-masing; persahabatan (perjodohan) gres tepat kalau sama tingkat derajatnya

  3. orang mencari (kembali kepada) golongannya masing-masing






ada angin, ada pohonnya (hujan berpohon, panas berasal)



segala hal ada asal mulanya (sebab-sebabnya)


angin berputar, ombak bersabung



sangat sulit (tentang perkara)


angin tak sanggup ditangkap, asap tak sanggup digenggam



rahasia tidak selamanya sanggup disembunyikan, akhirnya akan terbuka juga


angkuh terbawa, ganteng tinggal



baik rupanya, tetapi tidak baik sikapnya (olok-olok kepada orang yang pesolek)


(bagai) anjing beranak enam



kurus sekali


(seperti) anjing bercawat ekor



pergi atau menghindar karena malu dsb

anjing ditepuk menjungkit ekor

orang hina (bodoh, miskin, dsb) kalau mendapat kebesaran menjadi sombong


anjing kembali lagi ke muntahnya, babi kembali lagi ke kubangannya

anjing menyalak di ekor gajah (anjing menyalak di pantat gajah)



orang hina (lemah, kecil) hendak melawan orang berkuasa


(seperti) anjing terpanggang ekor



mendapat kesusahan yang amat sangat sehingga tidak keruan tingkah lakunya


antan patah, lesung hilang



kemalangan yang bertimbun-timbun; tertimpa aneka macam peristiwa alam (kecelakaan; kesusahan)


(seperti) antan pencungkil duri



pekerjaan atau perjuangan yang sia-sia


apa gunanya kemenyan sebesar tungku kalau tidak dibakar



tidak ada gunanya ilmu pengetahuan yang disimpan saja kalau tidak diajarkan kepada orang lain atau tidak dipraktikkan (tidak dimanfaatkan)


apa yang kurang pada belida, sisik ada tulang pun ada



orang yang berkecukupan, tidak ada yang kurang padanya


(seperti) api dalam sekam



hal-hal tidak baik yang tidak tampak


(seperti) api makan sekam



perasaan cinta kasih (dendam dsb) yang tersembunyi


api padam, puntung berasap



perkara yang sudah putus, tetapi timbul lagi


api padam, puntung hanyut



sudah habis (tamat) benar-benar


(laksana) apung-apung di tengah laut, dipukul ombak jatuh ke tepi



orang yang belum mantap kedudukannya atau belum bernasib baik dalam mengadu untung


arang habis, besi binasa



pekerjaan yang telah banyak menghabiskan tenaga dan biaya, tetapi hasilnya tidak ada


arang dibasuh air mawar, tiada akan putih (arang dibasuh air mawar takkan putih)



tabiat orang yang dasarnya sudah buruk, tidak akan sanggup diperbaiki lagi


sudah arang-arang, hendak minyak pula



sesudah dicemarkan nama seseorang, hendak bermanis-manis pula kepada orang itu


asal ada kecil pun pada



kalau tidak mendapat banyak, sedikit pun cukup


asal ada sama di hati, gajah terantai boleh dilepaskan



kalau sudah ada persetujuan, apa pun halangannya sanggup diatasi


asal ayam pulang ke lumbung, asal itik pulang ke pelimbahan



tabiat orang tidak akan berubah


asal berinsang, ikanlah



tidak pilih-pilih (pekerjaan, makanan, perempuan, dsb)


asal menugal yaitu benih



setiap perbuatan tentu akan ada hasilnya (ada yang memperhatikan)


asam di darat, ikan di maritim bertemu dalam belanga (garam di laut, asam di gunung bertemu dalam belanga; ikan di laut, asam di gunung bertemu dalam belanga)



laki-laki dan perempuan kalau jodoh bertemu juga akhirnya; biarpun tinggal berjauhan, kalau sudah jodoh akan menjadi suami istri juga


asing lubuk, ajaib ikannya



lain daerah, lain adatnya


asing maksud, ajaib sampai



tidak sesuai dengan yang diharapkan


atap rumbia, perabung upih ((rumbia/ijuk)



barang yang baik bercampur dengan barang yang buruk


aur ditanam, betung tumbuh



mendapat untung (laba) banyak


aur ditarik sungsang



banyak sangkut-pautnya sehingga susah dilaksanakan


awak yang payah membelah ruyung, orang lain yang beroleh sagunya



kita yang berusaha dan bersusah payah, tetapi orang lain yang mendapat faedahnya


(umpama) ayakan dawai



pekerjaan yang dilakukan dengan tidak cermat


ayam bertelur di padi



hidup senang dan mewah


(sebagai) ayam diasak malam



tidak berdaya lagi


(bagai) ayam dibawa ke lampok



keheranan melihat sesuatu


ayam ditambat disambar elang



malang sekali; bernasib buruk


ayam hitam terbang malam



sukar tertangkap berair (tentang masalah dsb)


ayam putih terbang siang



mudah tertangkap berair (tentang masalah dsb)


ayam laga sekandang



berkelahi atau bertengkar dengan keluarga sendiri atau sahabat seperguruan


(seperti) ayam pulang ke pautan; belut pulang ke lumpur; burung gagak pulang ke benua; ikan pulang ke lubuk; janggut pulang ke dagu; misai pulang ke bibir; pinang pulang ke tampuknya; sirih pulang ke gagang)burung gagak pulang ke benua; ikan pulang ke lubuk; janggut pulang ke dagu; misai pulang ke bibir; pinang pulang ke tampuknya; sirih pulang ke gagang)





  1. kena/sudah pada tempatnya; sudah cocok benar

  2. telah kembali/pulang ke tempat (asalnya) yang diinginkan (disenangi, dicintainya)

  3. keadaan dan sifatnya tetap saja meskipun telah jauh merantau

  4. sudah pada tempatnya; kembali mirip semula




 




 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia huruf


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara B


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara B:




babi merasa gulai



menyama-nyamai orang besar (kaya)


badak makan anak



ayah membuang anaknya karena takut akan musnah kebesarannya (pada raja-raja zaman dahulu)


bagaimana bunyi gendang, begitulah tarinya



menurut segala perintah untuk mengikuti keadaan dengan keadaan


bagaimana ditanam, begitulah dituai



seseorang akan mendapat jawaban mirip yang diperbuatnya; tiap-tiap orang berbuat jahat, jahat pula balasannya, demikian pula kebalikannya


bahasa memperlihatkan bangsa



budi bahasa atau perangai serta tutur kata memperlihatkan sifat dan watak seseorang (baik buruk kelakuan memperlihatkan tinggi rendah asal atau keturunan)


baik berjagung-jagung sementara padi belum masak



lebih baik digunakan dulu yang ada sementara yang gres belum didapatkan


baik rupa sepemandangan, baik bunyi sependengaran



cocok; seia sekata


bajak patah, banting terambau



menderita kecelakaan bertimpa-timpa


bajak selalu di tanah yang lembut



orang yang selalu menderita yaitu orang yang lemah


bajak sudah terdorong ke bancah



sudah terlanjur (tidak sanggup kembali)


baji dahan membelah dahan



memboroskan harta tuannya


baju indah dari balai, tiba di rumah menyarungkan



hukuman sudah diputuskan dan tidak boleh dibanding lagi


bakar tidak berbau



maksud jahat yang tersembunyi


bala kemudian dibawa singgah



sengaja mencari kesusahan (kecelakaan)


(bagai) balam dengan ketitir



perihal dua orang yang selalu bertengkar, masing-masing membanggakan dirinya


ada bangkai, ada hering (burung pemakan bangkai)




jika ada perempuan lacur, banyak laki-laki yang datang




(kalau) bangkai galikan kuburnya, kalau hidup sediakan buaiannya



lebih baik menunggu dengan tenang apa yang akan terjadi, kemudian mempertimbangkan langkah apa yang akan diambil


banyak orang, banyak ragamnya



tiap-tiap orang mempunyai pendapat (kemauan) sendiri-sendiri


barang siapa menggali lubang, ia akan terperosok ke dalamnya



siapa yang berniat (berbuat) jahat terhadap orang lain akan mendapat kecelakaan sendiri


barang siapa yang berketuk ialah yang bertelur



siapa yang merasa tersindir, dialah yang berbuat mirip yang disindirkan itu


barang tergenggam jatuh terlepas



sesuatu yang sudah dikuasai (dimiliki), terlepas lagi (menderita kemalangan)


sudah berair kehujanan



mendapat kemalangan ganda


batang betung beruas-ruas



sangat jujur; lurus hati


(seperti) batang mengkudu, dahulu dengan bunga



perihal orang yang mau lekas murka sebelum diketahui benar kesalahan orang yang hendak dimarahinya itu


batu hitam tak bersanding



tampaknya lemah lembut, tetapi keras hatinya (sukar mengalahkannya, melawannya, dsb)


(bagai) batu jatuh ke lubuk



hilang lenyap (orang yang meninggalkan tempat)


bau busuk tidak berbangkai



celaan (fitnah dsb) yang tidak benar


(seperti) baung dipukul



menjerit-jerit


baunya setahun pelayaran



berbau busuk sekali


bayang-bayang disangka tubuh



mengharapkan sesuatu yang belum pasti


bayang-bayang sepanjang badan



tepat benar berdasarkan keadaannya (harapannya, kemampuannya, dsb)


bayang-bayang tidak sepanjang badan



berbuat sesuatu yang melebihi dari (tidak sesuai dengan) kemampuannya


tak beban kerikil digalas (tiada beban kerikil digalas; tiada beban mencari beban)



sudah senang mencari kesusahan (kesukaran);


beban berat senggulung batu



tanggungan yang sangat berat; melaksanakan pekerjaan yang berat dan sukar, sedangkan alat untuk melaksanakannya atau membantunya kurang baik


becermin di air keruh



mencontoh perbuatan yang kurang baik


belakang bendo lagi jikalau diasah pasti tajam



sebodoh-bodohnya orang, jikalau berusaha dan berguru akan menjadi pandai


(jika) belalang ada seekor, jikalau emas ada miang



segalanya ada aturannya sendiri


belalang sanggup menuai



dapat keuntungan tanpa disengaja


belalang hendak menjadi elang (buntat hendak jadi kemala; katak hendak jadi lembu; keledai hendak dijadikan kuda; cacing hendak menjadi naga; cacing menjadi ular naga; pacet hendak menjadi ular; pijat-pijat menjadi kura-kura)



orang hina (miskin, bodoh, rendah, dsb.) hendak menjadi/menyamai/berlaku mirip orang besar (kaya, pandai, terhormat, dsb.); tidak tahu diri (congkak, sombong); berharapkan yang bukan-bukan


belanak bermain di atas karang



ombak besar (sehingga ikan belanak yang biasanya senang membisu dalam pasir laut, naik ke permukaan laut)


(seperti Belanda minta tanah) diberi kuku, hendak menggarut (diberi berkuku, hendak mencekam; diberi berkuku, hendak mencengkam; diberi kuku, hendak mencengkam)



apabila seseorang diberi sedikit, ia mengajukan lebih banyak lagi; gres diberi kekuasaan sedikit, kemudian hendak berbuat sewenang-wenang/sudah hendak menindas orang lain


(bagai) belut digetil ekor



lancar (cepat sekali)


(bagai) belut diregang



seseorang yang tinggi kurus


(bagai) belut kena ranjau (belut kena getah)



seseorang yang licik dan cerdik sanggup juga tertangkap atau tertipu


benci akan mencit rengkiang disunu



sebab takut akan ancaman yang kecil, dibuanglah keuntungan yang banyak


(jika) benih yang baik jatuh ke laut, menjadi pulau



orang yang berketurunan baik, ke mana pun perginya akan bersifat baik juga


berair rongkong



mendapat rezeki (keuntungan)


beraja di hati, bersultan di mata (bersutan di mata; beraja di mata, bersultan di hati; raja di mata, sultan di hati)



menurutkan kemauan sendiri; orang yang suka berbuat sesuka/sekehendak hati sendiri dan sewenang-wenang


berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian



bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian


(seperti) beranak besar hidung



perihal seseorang yang sebentar-sebentar menengok atau memperlihatkan barang yang gres diperolehnya


belum beranak sudah ditimang (belum duduk belunjur dulu; belum duduk sudah belunjur; belum duduk sudah mengunjur)



sudah bergirang hati lebih dahulu sebelum tercapai apa yang dikehendaki/diinginkannya; terlampau cepat gembira sebelum maksud tercapai


beranak tiada berbidan



mendapat kesusahan (kecelakaan dsb) karena salahnya sendiri


berani hilang tak hilang, berani mati tak mati



melakukan pekerjaan hendaklah jangan tanggung-tanggung atau takut-takut


berani malu, takut mati



berani melaksanakan pekerjaan terlarang, setelah tertangkap berair gres menyesal


berani menjual, berani membeli (berani pegang, berani tanggung)



jika berani menyampaikan (memerintahkan), hendaknya berani melaksanakan juga


berani sendok pengedang, air hangat direnanginya



perihal orang berani, tetapi bodoh


belum beranjur sudah tertarung (baru beranjur sudah tertarung)



belum (baru) akan dimulai sudah mendapat rintangan


berapa berat mata memandang, berat juga pundak memikul



betapapun menderita orang melihat, lebih menderita orang yang mengalami (kesusahan dsb)


berarak ke tebing



melakukan pekerjaan yang mendapatkan kecelakaan atau kerugian


berarak tidak berlari



melakukan sesuatu sebagaimana mestinya


tak beras antah dikisik



melakukan segala sesuatu asal maksud tercapai


tak ada beras yang akan ditanak



tidak ada kelebihan yang pantas dikemukakan


(ada) beras, taruh dalam padi



rahasia hendaklah disimpan baik-baik


telah berasap hidungnya



telah memperoleh keuntungan setelah lama menderita kekurangan


berat sama dipikul, ringan sama dijinjing (berat sepikul, ringan sejinjing)



bersama-sama dalam suka dan duka; baik buruk sama-sama ditanggung; persahabatan yang karib, baik dalam kesenangan maupun dalam kesusahan


telah berbau bagai embacang



telah mulai terang (tentang suatu perkara)


tidak berbau telunjukmu (belum)



tak boleh jadi; tidak mungkin begitu


berbilang dari esa, mengaji dari alif



jika mengerjakan/melakukan sesuatu hendaknya dimulai dari permulaan/menurut aturan


berbuat jahat jangan sekali, terbawa cemar segala ahli



jangan sekali-kali berbuat jahat karena nama baik keluarga akan terbawa-bawa menjadi buruk


berbukit di balik pendakian



lepas dari kesukaran yang satu mendapat kesukaran lain


bercekak henti, silat terkenang



buah pikiran yang sudah terlambat tidak ada gunanya


bercerai sudah, talak tidak



sudah berpisah, tetapi belum sah diceraikan


bercerai tidak bertalak (kalau bercerai tidak usah menjatuhkan talak)



pertalian suami-istri yang tidak sah


berdiang di bubuk dingin



tidak mendapat apa-apa (dari saudara, tuan rumah, dsb)


berebut lontong tanpa isi



berlomba-lomba memperoleh sesuatu yang tidak berguna


berebut temiang belah



berkelahi memperebutkan sesuatu yang tidak berharga


berebut temiang hanyut, tangan luka temiang tak dapat



dua orang yang memperebutkan sesuatu hingga luka-luka, tetapi tidak ada hasilnya


berendam sesayak air, berpaut sejengkal tali



hidup serba kekurangan; penghidupan yang sangat susah (serba kekurangan)


bergaduk diri, saku-saku diterbangkan angin



banyak membual, tetapi kantongnya kosong


bergantung di ujung kuku (bergantung pada rambut sehelai)



dalam keadaan yang sangat berbahaya; berada dalam keadaan yang sangat sulit (bahaya)


bergantung pada tali rapuh



menyandarkan hidupnya pada orang (jabatan, pekerjaan, dsb) yang lemah atau tidak tetap


bergantung tidak bertali (sehasta tali)





  1. perempuan yang ditinggalkan suaminya, tetapi tidak pula diceraikan;

  2. keadaan seorang gundik yang tidak sah






belum bergigi hendak mengunyah (belum bergigi hendak menggigit; belum berkuku hendak mencubit; belum punya kuku hendak mencubit; belum bertaji hendak berkokok; belum tegak hendak berlari)





  1. hendak melaksanakan sesuatu (menyombongkan diri, mencari-cari kesalahan orang, dsb.), tetapi belum ada sarananya (belum mempunyai kekuasaan, berilmu, kaya, dsb.)

  2. lekas-lekas hendak marah, sebelum mengetahui benar kesalahan orang yang hendak dimarahi; belum duduk sudah belunjur






berguru dahulu sebelum bergurau



belajar dahulu sebelum bersenang-senang


berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi



ilmu yang dituntut secara tidak sempurna, tidak akan berfaedah


berhakim kepada beruk



meminta keadilan (pertimbangan) kepada orang yang tamak/rakus pasti akan rugi


berhati baja, berurat kawat



tabah dan keras hati


berhitung nasib peruntungan



membicarakan nasib


berjalan peliharakan kaki, berkata peliharakan lidah



ingat-ingat selalu dalam berbuat sesuatu


berjalan hingga ke batas, berlayar hingga ke pulau



segala perjuangan hendaknya diselesaikan hingga tercapai/kepada maksudnya


berjalan selangkah, menghadap surut, berkata sepatah dipikirkan (berjalan selangkah, melihat surut)





  1. dalam berbuat sesuatu hendaklah kita mempertimbangkannya masak-masak; selalu ingat-ingat (hati-hati) dalam melaksanakan pekerjaan apa pun

  2. selalu ingat akan hari kemudian (tidak hanya memikirkan waktu kini saja)






berjanjang naik, bertangga turun



menurut derajat dan kedudukan masing-masing; berdasarkan aturan yang lazim berlaku


berkain tiga hasta; berkain tak cukup sebelit pinggang; tak berkain sehelai benang; kain berair kering di pinggang; tinggal kelopak salak)



serba kekurangan (miskin sekali); sangat papa; sangat miskin


berkata peliharakan lidah



… tidak akan menghiraukan cemoohan orang


berkata siang melihat-lihat, berkata malam mendengar-dengar



jika hendak membicarakan sesuatu, harus selalu berhati-hati


berkata-kata dengan lutut



berkata-kata dengan orang bodoh


berkelahi dalam kepuk



hal yang sukar diselesaikan


berkelahi dalam mimpi



berlelah-lelah dengan sia-sia


berkelahi di ekor alahan



mempertengkarkan sesuatu yang sudah beres (selesai) atau yang kurang penting


berkemudi di haluan, bergilir ke buritan



orang yang berdasarkan perintah istrinya atau orang sebawahnya


berkepanjangan bagai agam



perbuatan (perkataan) yang berlarut-larut


berkeras tidak berkeris



bertindak keras, tetapi tidak mempunyai kekuatan untuk mempertahankan diri


berkering air liur



perkataan (nasihat dsb) yang sia-sia


berketuk di luar sangkar, bertanam di luar pagar



mengemukakan keterangan (keberatan dsb) setelah diputuskan


berkotakan betis (bernegerikan betis, berkubukan betis)



mengembara ke mana-mana (tidak tetap tempat tinggalnya)


berlaki anak semang



perempuan yang buruk kelakuannya


berlayar atas angin



mendapat dukungan atau sokongan orang lain


berlayar bernakhoda, berjalan dengan yang tua



setiap mengerjakan sesuatu hendaklah menuruti pesan yang tersirat (petunjuk) orang yang jago atau yang berpengalaman


berlayar menentang pulau (berlayar mengadang pulau, berlayar menuju pulau)



setiap perjuangan harus ada tujuannya


berleleran bagai getah di lalang



tidak keruan (tentang percakapan atau pembicaraan)


berlidah di pengecap orang (bermulut di verbal orang)



hanya berdasarkan perkataan orang saja; selalu menjiplak perkataan orang


tidak berluluk mengambil cekarau



mendapat untung tidak dengan bersusah payah


berlurah di balik pendakian



maksud lain yang tersembunyi


bermain air basah, bermain api lecur (bermain api letup, bermain pisau luka)



tiap pekerjaan (perbuatan) atau perjuangan ada susahnya atau balasannya (risikonya)


bermalam di bawah nyiur pinang orang, kata orang diturut



hendaklah kita mengikuti adat-istiadat negeri yang kita tempati


berminyak biar licin (lecak)



tanggung-tanggung; setengah-setengah


berminyak mukanya



senang; gembira


bernapas ke luar badan



lebih percaya pada pendapat orang lain daripada percaya pada pendapat sendiri


berniaga di ujung lidah



orang pandai yang tidak jujur


beroleh badar tertimbakan



mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka


beroleh lumpur di tempat yang kering



mendapat kesusahan yang tidak disangka-sangka


berpaut sehasta tali



tidak sanggup berbuat sekehendak hatinya


berpilin-pilin bagai kelindan



sudah menjadi satu benar, tidak sanggup diceraikan lagi


bersaksi ke lutut





  1. menjadikan sahabat atau sanak saudara sendiri sebagai saksi

  2. minta pesan yang tersirat kepada orang bodoh






bersalai tidak berapi



mengandung (hamil), tetapi tidak bersuami


bersandar di lemang hangat



berlindung kepada orang yang jahat (zalim dsb)


bersarak serasa hilang, bercerai serasa mati



seseorang yang sangat rindu karena perceraian dengan kekasihnya


bersawah seperempat piring, ke sawah sama dengan orang



orang miskin yang bertingkah laris sebagai orang kaya


berserah berkabilan



sudah memercayakan sesuatu kepada orang, tetapi masih mengawasinya juga (jadi, tidak percaya sungguh-sungguh)


bersesak-sesak bagai ular tidur



seseorang yang disesakkan, mirip ditagih utang berulang-ulang


bersesapan belukar



pekerjaan yang tidak sempurna


bersua alurnya



sesuai benar; cocok


bersua baji dengan matan (tahan baji oleh kelidai)



keras (berani, kuat) lawan keras (berani, kuat)


bersua beliung dengan sangkal



sesuai benar (karena sepaham dan setujuan)


bersukat darah, bertimbang daging (dengan)



berperang mati-matian (dengan)


bersuluh menjemput api



bertanya wacana sesuatu yang sudah diketahui


bersuluh tengah hari (lagi terang lagi bersuluh)





  1. perkara yang sudah positif (terang)

  2. menyia-nyiakan uang (tenaga dsb)






bersurih kolam sepasin, berjejak kolam berkik, berbau kolam embacang



ada gejala (bukti) yang positif dan sah dalam suatu kejahatan; kejahatan yang telah ada buktinya yang sah


bertabur bijan ke tasik



membuang-buang uang (waktu dan tenaga)


bertali boleh dieret, bertampuk boleh dijinjing



ada tanda (bukti) yang terang atau yang boleh dipegang teguh; perjanjian sudah erat dengan syarat-syaratnya


(bagai) bertanak di kuali



bermurah hati kepada orang lain sehingga mendatangkan kesusahan kepada diri sendiri


bertanam biji hampa



sia-sia; tidak dipedulikan


bertanam tebu di bibir



mengeluarkan kata-kata manis (untuk membujuk dsb); mengeluarkan perkataan yang manis-manis (memuji-muji dsb), tetapi mempunyai maksud yang kurang baik


bertandang ke surau



bertamu ke rumah orang dengan tidak mendapat jamuan apa-apa


bertandang membawa lapik



tamu yang berkunjung membawa bekal atau kuliner sendiri ke tempat ia tiba atau menumpang


bertanjak gres bertinjau



melakukan sesuatu sebagaimana mestinya


sudah bertarah, berdongkol pula



sesudah masalah yang satu dibereskan, timbul lagi masalah yang lain


berteduh di bawah betung



beroleh pertolongan yang tidak memadai/tidak mencukupi


bertemu beliung dengan ruyung (bertemu teras dengan beliung)



sama-sama kuat (tentang permusuhan); dua orang bertengkar yang sifatnya sama-sama keras


bertemu muka dengan tedung



bertemu (berharap-harap) antara dua orang yang sama-sama kuat (pandai)


bertemu ruas dengan buku



cocok (sesuai benar; serasi) karena memang sudah jodohnya (seorang laki-laki dengan perempuan)


bertenun hingga ke bunjainya



mengerjakan sesuatu harus hingga selesai


bertepuk sebelah tangan (bertepuk sebelah tangan tidak akan berbunyi; bertepuk sebelah tangan takkan berbunyi)





  1. kasih sayang yang tiba dari sebelah pihak; tidak bersambut dengan baik, hanya dari sebelah pihak (tentang kebaikan atau cinta kasih)

  2. kasih sayang tidak mungkin tiba dari satu pihak






(seperti) bertih direndang



berdetusan tidak henti-hentinya (bunyi senapan dsb)


bertiraikan banir



tidak mempunyai rumah


bertitah lalu, sembah berlaku



jika kehendak orang lain kita turut, kehendak kita pun akan diturut juga


bertohor air liur



sudah banyak memberi nasihat, tetapi tidak diindahkan


bertopang pangkal seia



berbantah sanggup menjadi dasar mencapai persetujuan


bertunggul ditarah, kesat diampelas



sudah beres (tentang perselisihan)


sudah beruban, gres berguam



dikatakan kepada orang renta yang tingkah lakunya mirip orang muda


(bagai) beruk kena ipuh



menggeliat-geliat karena kesakitan dsb


(bagai) berumah di tepi tebing



selalu tidak kondusif hatinya


besar berudu di kubangan, besar buaya di lautan



tiap-tiap orang besar berkuasa di tempat atau di lingkungan masing-masing


besar bungkus tak berisi (tong kosong nyaring bunyinya)



orang yang besar cakap, tetapi kepandaiannya tidak ada


besar kapal, besar gelombang



makin tinggi pangkatnya atau makin besar perniagaannya, makin banyak pula risikonya


besar kayu, besar bahannya; besar kayu, besar dahannya (besar periuk, besar keraknya; besar periuk besar kerak)



banyak penghasilan/pendapatan (uang) banyak pula pengeluarannya/belanjanya; semakin banyak pendapatan, semakin banyak pula pengeluaran


besar pasak dari tiang



belanja lebih besar daripada pendapatan


besar senggulung daripada beban, besar pasak daripada tiang



besar belanja daripada pendapatan


besi baik dibajai (diringgiti)



barang yang sudah baik ditambah baik lagi


besi baik tiada berkarat (budi baik tak dilupakan)



perbuatan yang baik selamanya terpuji


(seperti) besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya

betung ditanam, aur tumbuh



mengharapkan sesuatu yang baik (menguntungkan), tetapi memperoleh yang sebaliknya


biang menanti tembuk



perkara yang hampir mendapat keputusan


biar dahi berluluk asal tanduk mengena



apa pun akan dilakukan asal maksud tercapai


biar kalah sabung asalkan menang sorak



biar harta habis asal hati senang (puas)


biar lambat laga, asal menang



biar lambat asal selamat


biar miskin asal cerdik, terlawan jua orang kaya



kebijakan itu lebih utama daripada kekayaan


biar putih tulang, jangan putih mata (lebih baik putih tulang, daripada berputih mata)



lebih baik mati daripada mendapat malu


biar singit, jangan tertiarap (biar tersengat, jangan tiarap)



hendaklah diusahakan supaya jangan terlanjur merugi dsb; jikalau mendapat kerugian (kesusahan dsb), hendaklah diikhtiarkan biar tidak terlalu rugi dsb; tidak apa-apa rugi sedikit, asal jangan habis sama sekali (hartanya)


biar sipi, jangan sesat (biar asal, jangan sesat)



jika telah menderita kerugian (kekalahan, kesusahan, dsb) hendaknya diusahakan supaya jangan terlampau menderita; biar rugi sedikit, asal jangan rugi banyak


biar indera pendengaran rabit, asal sanggup bersubang



biar tubuh terasa sakit asal menjadi cantik


biar titik, jangan tumpah



biar rugi sedikit asal jangan rugi banyak


takut titik, kemudian tumpah



karena segan merugi sedikit, jadi menderita kerugian besar


sudah biasa makan emping (biasa makan kerak; kenyang makan kerak)





  1. sudah banyak berpengalaman

  2. sudah biasa mengalami kesukaran






bibirnya bukan diretak panas



perkataannya (nasihatnya) tidak sia-sia


biduk lalu, kiambang bertaut



seperti dua orang bersaudara jikalau bertengkar akan lekas berbaik atau berkumpul kembali (seperti perselisihan antara sanak keluarga); orang yang berkelahi atau bertengkar yang akhirnya berbaik dan berkumpul kembali (tentang orang ramai berkumpul)


(ada) biduk serempu pula



tidak pernah merasa puas dengan apa yang ada, selalu menginginkan yang lain


biduk tiris menanti karam



sudah tidak tertolong lagi


(seperti) biji saga rambat di atas talam



tidak berpendirian tetap; selalu berubah


bingung tak sanggup diajar, cerdik tak sanggup diikuti



berlagak pandai (tidak mau mendengarkan pesan yang tersirat orang)


bintang di langit boleh dibilang, tetapi arang di muka tak sadar



cela (kesalahan, keburukan, dsb) orang lain diketahui, tetapi cela sendiri tidak tahu


(seperti) birah tidak berurat



sangat malas (sebentar-sebentar berbaring dsb)


(seperti) birah tumbuh di tepi lesung



lekas subur (besar)


(seperti) bisai makan sepinggan



berpatutan (sesuai) benar


(sebagai) bisul hampir memecah



menghadapi suatu kesulitan yang hampir terhindar (hampir teratasi)


bodoh-bodoh sepat, tak makan pancing emas



meskipun bodoh, sanggup juga menentukan mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya


tak boleh bertemu roma



selalu berselisih (bertengkar dsb)


bondong air, bondong ikan



gerakan suatu perkumpulan selalu bergantung kepada aktivitas dan kecakapan pemimpinnya; orang banyak biasanya mengikuti jejak atau anjuran orang terkemuka (pemimpin)


(seperti) buah bemban masak



air mata yang jatuh berderai-derai


buah hati, cahaya mata



dikatakan wacana anak yang sangat disayang


(seperti) buah kedempung, di luar berisi di dalam kosong



orang yang sombong (banyak cakap), padahal tidak ada kelebihannya


buah manis berulat di dalamnya



perkataan yang manis-manis biasanya mengandung maksud yang kurang baik


buah tangisan beruk



gadis manis yang menjadi idaman anak bujang


buaian diguncang, anak dicubit



perbuatan dan tutur kata yang baik untuk menutupi perbuatan atau maksud yang jahat


(seperti) bujuk lepas dari bubu



menghilang cepat setelah lepas dari bahaya


buka lampu, ambil isi (buka lampu, tampak isi)



jujur dan terus terang (dalam negosiasi dsb)


bukan budak makan pisang



bukan orang yang sanggup dipermainkan (ditipu)


bukan tanahnya menjadi padi



bukan tampannya yang akan menjadi orang baik-baik


bukit jadi paya



orang kaya (mulia) menjadi miskin (hina)


(seperti) buku gaharu



baru memperlihatkan keunggulannya apabila perlu


(bagai) bulan dengan matahari



sebanding; sesuai


(seperti) bulan kesiangan



muka yang sangat pucat; pucat dan lesu


bulan naik, matahari naik



mendapat untung di sana-sini


bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mupakat



kata sepakat sanggup diperoleh melalui perundingan


bulat boleh digulingkan, pipih boleh dilayangkan



sudah sepakat benar; sudah putus mufakat


bulu mata bagai seraut jatuh



alis yang melengkung, runcing bentuknya dan bagus


bumi berputar, zaman beredar



keadaan zaman selalu berubah


bumi mana yang tak kena hujan



setiap orang berbuat salah


bumi tidak selebar daun kelor



dunia tidak sempit


(laksana) bunga dedap, sungguh merah berbau tidak



orang yang rupanya elok, tetapi tidak berbudi bahasa


bunga dipetik, perdu ditendang (bunganya dipersunting, pangkalnya diberaki)



hanya mau mengambil keuntungan saja (misal istri dikasihi, mertua dibenci)


bungkuk gres betul (buta gres celik)



orang hina (miskin) yang menjadi mulia (kaya) sehingga berbuat yang bukan-bukan


bungkuk kail hendak mengena



tipu budi bulus untuk mencari keuntungan


bungkuk sejengkal tidak terkedang



tidak mau mendengar kata orang; keras kepala


(bagai) buntal kembung



bodoh dan sombong


(bagai) bunyi cempedak jatuh



bunyi mirip barang berat jatuh


bunyi perempuan di air



ramai (gaduh sekali)


(bagai) bunyi siamang kenyang



banyak bicara karena mendapat kesenangan


buruk muka cermin dibelah



karena aibnya (kebodohan/kesalahannya) sendiri, orang lain dipersalahkan; menyalahkan orang atau hal lain meskipun bahwasanya ia sendiri yang salah, bodoh, dsb


buruk perahu, buruk pangkalan



tidak sudi lagi menginjak rumah bekas istrinya atau tempat bekerja yang telah ditinggalkan


buruk-buruk embacang (embacang buruk kulit)



kelihatannya tidak baik (bodoh dsb), tetapi bahwasanya baik sekali (pandai)


burung terbang dipipis lada



sesuatu yang belum tentu diperoleh sudah dirancang pemakaiannya (sudah bersiap untuk bersenang-senang dengan sesuatu yang belum lagi diperoleh)


busuk kerbau, jatuh berdebuk



perbuatan yang kurang baik lambat laun akan tertangkap berair orang lain juga


telah busuk maka dipeda



berbuat sesuatu yang telah terlambat


buta gres celik (buta gres melihat)



menjadi sombong karena beroleh kekayaan (pangkat dsb)


buta kehilangan



dalam keadaan yang sangat sulit


 




 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara C


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara C


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara C




(seperti) cacing kepanasan



tidak tenang, selalu gelisah (karena susah, malu)


cakap berdegar-degar, tumit diketing



banyak mulut, tetapi penakut


cakap berlauk, makan dengan sambal lada (cakap berlauk-lauk, makan dengan sambal lada)



cakapnya mirip orang berada, padahal sesungguhnya hidupnya serba kekurangan


campak bunga dibalas dengan campak tahi



memberi kebaikan dibalas dengan kejahatan


cangkat sama didaki lurah sama dituruni



sama-sama mencicipi kesusahan atau kesenangan


cari umbut kena buku



mencari yang baik, mendapat yang buruk


carik-carik bulu ayam lama-lama bercantum juga



perkelahian sesama saudara itu akhirnya berbaik juga


cekel berhabis, lapuk berteduh



terlampau kikir itu tidak berfaedah alasannya yaitu akhirnya harta kekayaan itu akan habis juga


cekur jerangau, ada lagi di ubun-ubun



masih sangat muda (belum berpengalaman)


(seperti) cembul dengan tutupnya (cembul sanggup tutupnya; tumbu ketemu tutupnya; cincin dengan permata; dawat dengan kertas; (hidup sandar-menyandar umpama) aur dengan tebing; aur dengan rebung; beliung dengan asahan; birah dengan keladi; dulang dengan tudung saji; garam dengan asam; gerup dengan sisir; inai dengan kuku; keroncor dengan belangkas; kuku dengan daging (kuku dengan isi); kunyit dengan kapur; lepat dengan daun; santan dengan tengguli; tangguk lerek dengan bingkainya)





  1. cocok sekali; kena benar

  2. sangat karib (tentang persahabatan); perihal orang bersahabat yang setia dan saling menolong

  3. sangat serasi; pasangan yang sesuai benar; tidak pernah bercerai/sukar terceraikan; suami istri yang hidup rukun hingga tua; perihal orang berlaki istri yang berkasih-kasihan

  4. sudah sesuai benar (tentang laki-laki dan wanita) dan tentu menjadi jodoh

  5. tidak sanggup berpisah/dipisahkan antara satu dan yang lain

  6. mudah dan lekas mesra (bercampur, berpadu, bersetuju)

  7. menunjukkan kekerabatan yang rapat sekali, seperti tidak sanggup bercerai






cencang dua segerai



sekali jalan dua pekerjaan selesai


cencang putus, tiang tumbuk



putusan yang mengikat


cencaru makan pedang



pekerjaan yang lambat, tetapi hasilnya baik


(bak) cendawan di demam isu hujan

cepat kaki, ringan tangan



suka menolong


coba-coba menanam mumbang, kalau tumbuh sunting negeri (sunting = suri/turus) (dicoba-coba bertanam mumbang, moga-moga tumbuh kelapa)





  1. dicoba-coba mengusahakan sesuatu yang hasil, moga-moga menjadi besar dan mendatangkan hasil

  2. kerjakan terus, barangkali ada hasilnya kelak






condong ditumpil, lemah diaduk



orang yang dalam kesulitan uang dsb diberi pertolongan


condong yang akan menimpa



perbuatan yang mendatangkan celaka


condong yang akan menongkat, rebah yang akan menegakkan



pemimpin yang akan membantu anak buahnya kalau mereka dalam kesusahan


 




 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara D


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara D




daging gajah sama dilapah, daging tuma sama dicecah



banyak sama banyak, sedikit sama sedikit; adil


dagunya lebah bergantung



dagu yang bagus


dahan pembaji batang



(orang kepercayaan yang) menyalahgunakan harta benda tuannya


dahi kiliran taji



dahi yang licin


dahi sehari bulan



dahi yang elok bentuknya


dahulu bajak daripada jawi



sesuatu yang patut didahulukan dikemudiankan dan sebaliknya; tidak berdasarkan aturan yang biasa


dahulu sorak kemudian tohok



menggembar-gemborkan sesuatu yang belum terjadi (belum terbukti)


dahulu timah, kini besi



dikatakan wacana seseorang yang turun martabatnya (gengsinya atau kedudukannya); orang kaya yang telah habis harta bendanya


dalam maritim boleh diajuk, dalam hati siapa tahu



apa yang tersembunyi di dalam hati seseorang tidak sanggup kita ketahui


dalam rumah menciptakan rumah



mencari keuntungan untuk diri sendiri ketika bekerja pada orang lain


dangkal telah keseberangan, dalam telah keajukan



telah diketahui benar bagaimana isi hatinya (perangainya)


(bagai) dapat durian runtuh (mendapat durian runtuh; mendapat tebu rebah; dapat tebu rebah)



mendapat untung dengan tidak bersusah payah; mendapat untung yang tidak tersangka-sangka


darah gres setampuk pinang (darah setampuk pinang)



masih muda sekali (belum banyak pengalaman, kurang akal)


dari jung turun ke sampan



turun pangkat; turun martabat


dari lecah lari ke duri



menghindarkan diri dari kesukaran, mendapat yang lebih besar


dari semak ke belukar





  1. sama saja halnya

  2. meninggalkan sesuatu yang buruk, mendapatkan yang buruk pula






daripada cempedak, lebih baik nangka, daripada tidak, lebih baik ada



benda yang sedikit (kurang baik) pun jadilah daripada tidak sama sekali


datang tak berjemput, pulang tak berhantar (datang tidak berjemput, pulang tidak berantar)



perihal orang yang tidak diindahkan; tidak diperlakukan sebagaimana mestinya (tentang tamu)


datang tampak muka, pulang tampak punggung



datang dan pergi hendaklah memberi tahu; hendaklah selalu bersopan santun apabila tiba di rumah orang atau pergi dari rumah orang


degar-degar merpati



perselisihan (antara suami istri) yang tidak menimbulkan renggang, melainkan justru merapatkan


(bagai) dekan di bawah pangkal buluh



seseorang yang pandai menyimpan rahasia


dekat sanggup ditunjal, jauh sanggup ditunjuk



perkataan atau ratifikasi yang sanggup dibuktikan kebenarannya


dekat mencari indu, jauh mencari suku (dekat mencari suku, jauh mencari hindu)



jika merantau ke tempat yang dekat, kita mencari indu (orang yang seketurunan dengan kita), tetapi kalau kita merantau ke tempat yang jauh, kita mencari orang yang satu suku saja dengan kita sudah cukup; mencari pertalian keluarga; menyusur galur


dekat tak tercapai, jauh tak antara (jauh tak berantara)



sesuatu yang dekat dengan kita, tetapi tidak sanggup kita ambil karena tiada upaya; menginginkan sesuatu, tetapi tidak bisa untuk mendapatkannya


delapan tapak bayang-bayang



alamat waktu kira-kira pukul 08.00


(bagai) denai gajah lalu



hal yang tidak mungkin sanggup disembunyikan


dengan sesendok madu sanggup lebih banyak ditangkap serangga daripada dengan cuka sesendok



dengan verbal manis serta ramah-tamah lebih banyak diperoleh sahabat (kawan) daripada dengan perkataan yang tajam dan muka yang masam


(kalau) di bawah melompat, di atas menyusup



menyesuaikan diri dengan budpekerti kebiasaan penduduk tempat tinggalnya


sudah di depan mata



sudah dekat (hampir datang)


(jika) di hulu airnya keruh, tak sanggup tidak di hilirnya keruh juga



jika seseorang jahat asalnya, jahat juga kelakuannya


di luar bagai madu, di dalam bagai empedu (dalam madu berisi empedu; manis mulutnya bercakap mirip sautan manisan, di dalam bagai empedu; masak di luar, mentah di dalam)



kelihatan bagus, tetapi bahwasanya tidak demikian halnya; dalam verbal manis (perkataan yang manis-manis) biasanya berisi tipu daya/tipu semu yang tidak baik di dalamnya; orang yang kelihatan baik pada lahirnya, tetapi hatinya jahat; verbal manis tetapi hati busuk


di luar merah, di dalam pahit



kelihatan bagus, tetapi bahwasanya tidak demikian halnya


di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung (di mana tanah dipijak, di sana langit dijunjung; di mana ranting dipatah, di sana air disauk)



setiap orang harus menurutkan/menyesuaikan diri dengan budpekerti kebiasaan dan keadaan di negeri/tempat yang didiami/tempat tinggalnya


di mana kayu bengkok, di sana musang meniti



di tempat yang tidak terjaga, di situlah pencuri datang


di mana pinggan pecah, di sana tembikar tinggal



di mana orang meninggal di situ dikuburkan


di mana tembilang terentak, di sana cendawan tumbuh



di mana masalah atau perselisihan tumbuh, di situlah diselesaikan


di manakah berteras kayu mahang



jangan mengharapkan sesuatu yang mustahil


di muka hidung (di puncak hidung)



dekat sekali di depan orang


di padang orang berlari, di padang sendiri berjingkat



tabiat orang tamak, mau mendapatkan pemberian orang, tetapi tidak mau memberi


(sebagai) di rumah induk bako



merasa senang dan aman


belum diajun, sudah tertarung



baru hendak melaksanakan sesuatu sudah mendapat halangan


dialas bagai memengat(kalau) berkata hendaknya jangan asal berkata saja

diam di maritim masin tidak, diam di bandar tak meniru



tidak mengikuti budpekerti kebiasaan yang baik


diam penggali berkarat, diam ubi berisi



pengetahuan dsb yang tidak digunakan lama-kelamaan akan hilang


diam seribu basa



diam sama sekali (tidak berkata sepatah pun)


diam-diam ubi (berisi)



pendiam atau diam, tetapi berpikir atau banyak pengetahuannya


dianjak layu, dianggur mati (dianjak layu, dibubut mati; diasak layu, dicabut mati)





  1. seseorang yang telah menetapkan katanya, tidak akan mengubah lagi ketetapan itu karena sudah menjadi budpekerti rasam; sesuatu yang tetap dan tidak diubah-ubah lagi

  2. suatu kebenaran yang tidak boleh diubah lagi, tetapi harus digunakan terus






dianjungkan mirip payung, ditambak mirip kasur (gedang sebagai dilambuk-lambuk, tinggi sebagai dijunjung)



sangat dimuliakan


belum diasapi kemenyan (sudah diasapi kemenyan)



belum (sudah) kawin


dibakar tak hangus, direndam tak basah





  1. sangat kikir

  2. sangat kuasa






tidak dibawa orang sehilir semudik



tidak dibawa orang bergaul (tersisih) dalam masyarakat karena suatu alasannya yaitu atau karena tingkah lakunya tidak disetujui masyarakat


diberi bertali panjang



diberi kebebasan yang seluas-luasnya; dibiarkan berbuat sesuka hatinya


diberi betis, hendak paha (diberi kepala, hendak bahu; diberi sejari, hendak setelempap; diberi sejengkal, hendak sehasta; diberi sehasta, hendak sedepa; beroleh sehasta, hendak sedepa)



orang yang sudah diberi sedikit kemudian minta/menginginkan yang lebih banyak lagi atau semuanya


dibilang genap, dipagar ganjil



kelihatannya beruntung, tetapi bahwasanya merugi


dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa



orang gres bekerja dengan baik dan tepat setelah ia dimarahi


sudah dieban, dihela pula (sudah diheban, dihela pula; sudah mengilang, membajak pula; sudah panas, berbaju pula



tidak henti-hentinya bekerja (menderita kesusahan, kemalangan, kecelakaan dsb) terus-menerus; orang yang sedang dalam keadaan susah bertambah susah karena kejadian yang menimpanya)


(bagai) dientak alu luncung



dialahkan oleh orang lemah (bodoh)


digenggam takut mati, dilepaskan takut terbang



rasa gelisah, khawatir kacau-balau


diindang ditampi beras, dipilih antah satu-satu



jika hendak mencari istri atau menantu hendaklah diselidiki betul-betul sebelumnya


diiringkan menyepak, dikemudiankan menanduk



serba menyusahkan orang (misal tidak diajak berunding marah, diajak berunding pendiriannya tidak tegas)


dijual sayak, dibeli tempurung



sama saja halnya, pekerjaan baru, tetapi tidak berbeda dari pekerjaan lama


telah dijual, maka dibeli



pikirkan masak-masak sebelum mengerjakan sesuatu


dikatakan berhuma lebar, sesapan di halaman



memegahkan kekayaan (keberanian dsb), tetapi tidak ada gejala kekayaan (keberaniannya)


dikati sama berat, diuji sama merah



seimbang derajatnya (kedudukannya, pangkatnya, dsb)


sudah dikecek, dikecong pula



dua kali tertipu


dikerkah ia menampar pipi, dibakar ia melilit puntung



selalu hendak membalas kepada orang yang berbuat jahat


dilengah beruk berayun (dimabuk beruk berayun)



merasa senang (asyik) akan sesuatu yang tidak ada gunanya


dilihat pulut, ditanak berderai



apa yang kelihatan di luar (pada lahirnya) berlainan dengan keadaan bahwasanya (seperti kelihatannya pandai, bahwasanya tidak tahu apa-apa)


diminta tebu, diberi teberau



diberi sesuatu yang berlainan dengan yang dijanjikan


dinding teretas, tangga terpasang





  1. sudah positif (terbukti) bahwa seseorang kecurian

  2. sesuatu yang telah cukup buktinya






dipanggang tiada angus



beberapa kali menempuh bahaya, tetapi selalu selamat


belum dipanjat asap kemenyan



belum kawin


dipilih antah satu-satu



dipilih atau diperiksa dengan saksama


diraih siku ngilu, direngkuh lutut sakit



serba salah dalam suatu pekerjaan yang sangat sulit, dikerjakan berbahaya tidak dikerjakan berbahaya pula


dirintang siamang berbual



asyik melihat sesuatu yang tidak berkhasiat dengan menghabiskan waktu


(seperti) disalak anjing bertuah



tidak sanggup bertangguh lagi


disangka panas hingga petang, kiranya hujan tengah hari



disangka akan senang atau mulia selamanya, tetapi tiba-tiba ditimpa peristiwa alam sehingga jatuh melarat


disangka tiada akan mengaram, ombak yang kecil diabaikan (disangka takkan mengaram, ombak yang kecil diabaikan)



tiada mengindahkan ancaman yang kecil, akhirnya tertimpa peristiwa besar


diserakkan padi awak, diimbaukan orang lain



orang lain dipelihara, keluarga sendiri disia-siakan


disigai hingga ke langit (tinggi disigai, besar ditebang)



suatu masalah diselidiki secara tuntas; diselidiki (diusut) sebaik-baiknya


disisih bagai antah



diasingkan dari yang lain; tidak disukai


ditampar pipi kanan, berilah pipi kiri

ditebuk tikus (dikerobok tikus)



sudah hilang kegadisannya (sudah tidak gadis lagi)


(seperti) ditempuh gajah lalu



suatu hal yang tidak sanggup ditutup-tutupi (disembunyikan)


ditetak belah, dipalu belah, tembikar juga akan jadinya



walau bagaimanapun disiksa dan disakiti akhirnya kalau mati tetap jadi mayat


ditindih yang berat, dililit yang panjang



tidak sanggup melepaskan diri dari kekuasaan orang (kemalangan dsb)


(bagai pahat) tidak ditukul, tidak makan



orang yang mau bekerja apabila diperintah


diuji sama merah, ditail sama berat (dalam hati sama berat)



sudah cocok benar (tentang suami istri)


duduk berkisar, tegak berpaling



tidak mau menepati janji; memungkiri kesepakatan (perkataan dsb yang pernah diucapkan atau dijanjikan)


duduk dengan sukatan



kaya


duduk di ambung-ambung taji



selalu merasa khawatir (gelisah)


duduk meraut ranjau, tegak meninjau jarak (berdiri melihat musuh)



selalu bekerja dengan waspada; tidak membuang-buang waktu


duduk sama rendah, berdiri sama tinggi (tegak sama tinggi)



sejajar kedudukannya (tingkatnya atau martabatnya)


duduk seorang bersempit-sempit, duduk bersama berlapang-lapang (Minangkabau)



dengan musyawarah atau secara gotong royong segala sesuatunya gampang dilaksanakan


(bagai) duri dalam daging



sesuatu yang selalu terasa tidak menyenangkan hati, menyakitkan hati, atau mengganggu pikiran


(sebagai) duri landak



kecil dan runcing (tentang jari)


(seperti) durian dengan mentimun (mentimun dengan durian)



orang yang lemah (miskin, bodoh) melawan orang yang kuat (kaya, pandai); perlawanan yang tidak sebanding (antara orang lemah dan orang kuat, orang bodoh dan orang pandai)


 




 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara E


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara E


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara E




(seperti) elang menyongsong angin



tidak gentar menghadapi musuh


elok kata dalam mufakat, buruk kata di luar mufakat



apa yang hendak dikerjakan sebaiknya dibicarakan dulu dengan sahabat sejawat atau kaum keluarga, dsb


elok palut, pengebat kurang



tampaknya sudah baik, tetapi bahwasanya belum


emas berpeti, kerbau berkandang



harta benda harus disimpan baik-baik di tempatnya masing-masing


tak emas bungkal diasah



tidak peduli apa pun diperbuat, asal tercapai maksudnya


(seperti) embun di atas daun



selalu berubah (tentang niat, maksud)


(seperti) embun di ujung rumput



sesuatu yang lekas hilang (tentang cinta kasih dsb); bersifat tidak tetap


empang hingga ke seberang, dinding hingga ke langit



sudah tidak sanggup didamaikan lagi (tentang perselisihan); tidak sanggup dikurangi sedikit juga (tentang aturan)


(bagai) empedu lekat di hati



sangat karib, tidak terceraikan (tentang persahabatan, orang berkasih-kasihan, dsb)


emping berantah



orang yang kebal tidak mempan benda tajam (besi dsb)


emping terserak hari hujan



hal seseorang yang malang dalam mengelola usahanya; sangat sial; bernasib buruk


enak lauk dikunyah-kunyah, enak kata diperkatakan



merundingkan sesuatu hendaknya berkali-kali supaya hasilnya baik


enau mencari sigai (enau memanjat sigai)



perempuan mencari laki-laki


enggan seribu daya, mau sepatah kata



kalau tidak suka (tidak mau) terhadap sesuatu biasanya banyak jawab dan alasannya


esa hilang, dua terbilang



berusaha terus dengan keras hati hingga maksud tercapai; mati atau hidup dengan kemuliaan, tidak ada pilihan lain; apabila seorang pemimpin mati, segera akan tampil beberapa orang penggantinya


 




 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara G


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara G


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara G:




gadai terdorong kepada Tionghoa (galas terdorong kepada Tionghoa)



sesuatu yang sudah terlanjur sehingga tidak boleh dicabut kembali


(tak ada) gading yang tak retak



tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya


(seperti) gadis jolong bersubang, bujang jolong bekerja



sangat berlagak (sombong); sombong atau sangat riang (karena gres saja menjadi kaya, berpangkat tinggi, dsb)


(seperti) gadis sudah berlaki



anak perawan yang tingkah lakunya kurang baik (pemalas, pengotor, dsb)


gaharu dibakar, kemenyan berbau



memperlihatkan kelebihannya supaya dipercayai orang


sudah gaharu, cendana pula (sudah tahu, bertanya pula)



pura-pura tidak tahu


gajah berjuang sama gajah, pelanduk mati di tengah-tengah (gajah berjuang sama gajah, kancil mati di tengah-tengah)



jika terjadi pertengkaran (peperangan) antara orang (negara) besar, orang kecil (negara kecil) yang celaka


(seperti) gajah dengan sengkelanya



sesuatu yang menyusahkan


gajah kemudian dibeli, rusa tidak terbeli



mengerjakan sesuatu yang penting dengan melupakan hal-hal yang kecil yang bahwasanya sangat perlu untuk menuntaskan sesuatu yang penting itu


(seperti) gajah masuk kampung



orang yang berkuasa sanggup berbuat sekehendak hati di dalam lingkungan orang yang lemah


gajah mati karena gadingnya (harimau mati karena belangnya; kesturi mati karena baunya; mati kuang karena bunyinya; mati kuau karena bunyinya; mati rusa karena tanduknya)



orang yang mendapat peristiwa (kecelakaan, binasa) karena (memperlihatkan) perbuatannya (keunggulan, kesombongan, kemegahan, kata-kata, tabiatnya) sendiri


gajah mati tulang setimbun



orang kaya (besar dsb) mati, banyak peninggalannya


gajah seekor, gembala dua (jung satu, nakhoda dua; kapal satu, nakhoda dua)



pekerjaan yang dikepalai (dipimpin) oleh dua orang; dua pemimpin dalam satu jabatan


(bagai) galah di tengah arus





  1. menggigil keras

  2. selalu berkeluh kesah (gelisah dsb)






(bagai) galah dijual



sudah habis hartanya (untuk berjodi dsb)


gali lubang, tutup lubang



berutang untuk membayar utang yang lain


gamak-gamak mirip menyambal



hanya dengan coba-coba atau kira-kira saja


ganti tikar (menggantikan tikar; lepas bantal, berganti tikar)



mengawini istri abang atau adik yang meninggal atau menikahi suami abang atau adik yang meninggal


garam dikulumnya tak hancur



orang yang pandai menyimpan rahasia


(bagai) garam jatuh ke air



nasihat dsb yang gampang diterima


garam kami tak masin padanya



perkataan kami tidak diindahkannya


gayung bersambut, kata berjawab



menangkis serangan orang; menjawab (melayani) perkataan orang


gayung tua, gayung memutus



perkataan orang tua-tua biasanya benar


gelegar buluh



besar cakap, tidak berisi


geleng mirip patung kenyang



berjalan dengan sombong; congkak


(bagai) geluk tinggal di air



orang yang hanya menunggu dukungan orang lain


gemuk membuang lemak, cerdik membuang kawan (Minangkabau)



tidak mau menolong atau bergaul dengan keluarganya


sudah genap bilangannya



sudah hingga ajalnya


genting menanti putus [atau genting putus], biang menanti tembuk



perkara yang hampir [atau sudah] putus (selesai) dan tidak boleh diubah lagi


(seperti) gergaji dua mata



memperoleh keuntungan dari dua belah pihak


geruh tak mencium bau



kecelakaan tiba tidak dengan memberitahukan (kecelakaan tidak sanggup diketahui lebih dahulu)


(seperti) gerundang yang kekeringan



orang yang mendapat kesukaran dan tidak ada yang menolongnya


(bagai) getah dibawa ke semak



makin kusut (tentang perkara)


(kalau) getah meleleh, kalau daun melayang



dalam keadaan sulit hanya sanak saudara kitalah yang selalu dekat pada kita, sedangkan orang lain akan menjauh


getah terbangkit kuaran tiba



salah perhitungan atau rancangan


gigi dengan pengecap adakalanya bergigit juga



suami istri (sanak saudara, sahabat karib, dsb) adakalanya sanggup bertengkar juga


gigi tanggal rawan murah



keinginan timbul setelah tidak ada kesempatan lagi


gombang di lebuh





  1. congkak

  2. elok di luar di dalamnya tidak






ada gula ada semut



di mana banyak kesenangan di situlah banyak orang datang; orang akan berdatangan ke tempat yang menyenangkan


(seperti) gula di mulut (gula dalam mulut, ikan dalam belanga)



pekerjaan yang sangat mudah; sesuatu yang sudah dikuasai


(bagai) guna-guna alu, setelah menumbuk dicampakkan



dihargai sewaktu diperlukan, setelah tidak berkhasiat lagi dibuang


(seperti) gunting makan di ujung



perlahan-lahan (diam-diam tidak kentara), tetapi mengena atau tercapai apa yang dimaksudkan


gunung juga yang dilejang panas





  1. biasanya orang yang sudah kaya yang mendapat untung atau bertambah kaya

  2. orang yang telah berbuat kejahatan






guru kencing berdiri, murid kencing berlari (guru makan berdiri, murid makan berlari)



kelakuan murid (orang bawahan) selalu mencontoh kelakuan guru (orang atasannya), biasanya dalam hal yang tidak baik


tak ada guruh bagi orang pekak, tak ada kilat bagi orang buta



bagi orang yang sangat bodoh pidato yang bagus dan dalam isinya tidak ada faedahnya


 




 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara H


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara H


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara H:




habis beralur maka beralu-alu



jika dengan jalan musyawarah tidak dicapai kata sepakat, maka barulah dengan jalan kekerasan


habis geli oleh gelitik (hilang geli karena gelitik; habis bisa oleh biasa)



(barang) yang kurang menyenangkan (kecanggungan, dsb) akan hilang apabila telah biasa atau telah menjadi kebiasaan


habis kapak berganti beliung



sangat rajin bekerja


telah habis maka dimakan (lagi ada jangan dimakan; sudah habis gres dimakan)



sewaktu ada pencaharian, jangan diganggu harta simpanannya, tetapi apabila tiada pencaharian lagi, barulah dipergunakan harta simpanan itu


habis manis, sepah dibuang (habis pati, ampas dibuang; segar dipakai, layu dibuang; sudah dapat gading bertuah, tanduk tiada berkhasiat lagi; dapat gading bertuah, terbuang tanduk kerbau mati)



mengabaikan (menyia-nyiakan) seseorang yang sudah tidak diharapkan apa-apa lagi dari dirinya; setelah tidak berkhasiat atau disukai lagi, kemudian dibuang atau dilupakan (tidak dipedulikan lagi dsb); sesuatu yang dihargai hanya pada waktu baik (bagus) saja; setelah mendapatkan yang lebih baik, yang kurang baik ditinggalkan/dibuang


habis miang karena bergeser



segala kesukaran (ketakutan, malu, dsb) akan hilang setelah menjadi kebiasaan


(habis perkara), nasi sudah menjadi bubur (belukar sudah menjadi rimba; manikam sudah menjadi sekam)





  1. tidak ada gunanya dibicarakan lagi

  2. perbuatan (kesalahan) yang sudah terlanjur dan tidak sanggup diperbaiki atau diubah lagi

  3. tidak berkhasiat lagi; tidak berharga lagi






habis umpan kerong tak sanggup (kerong adalah nama ikan laut, Therapon)



usaha yang mendatangkan kerugian


hancur tubuh dikandung tanah, budi baik terkenang jua



budi bahasa yang baik tidak akan dilupakan orang


hangat-hangat kuku (suam-suam kuku)



hangat (tentang air)


hangat-hangat tahi ayam



kemauan yang tidak tetap atau tidak kuat


hangus tiada berapi, karam tiada berair



menderita kesusahan yang amat sangat


hanyut dipintasi, lulus diselami, hilang dicari



menolong orang pada waktu kesusahan


harapan tak putus hingga jerat tersentak rantus



tidak mau berputus asa hingga dikala terakhir


harapkan guruh di langit, air di tempayan ditumpahkan (harapkan guntur di langit, air di tempayan ditumpahkan)



mengharapkan sesuatu yang belum tentu, barang yang telah ada dilepaskan


harimau ditakuti karena giginya



orang besar dan berpangkat hanya ditakuti orang karena kekuasaan dan pangkatnya


harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading (orang mati meninggalkan nama; manusia mati meninggalkan nama)



orang yang berjasa akan selalu disebut-sebut orang walaupun telah mati; orang baik akan selalu meninggalkan nama baik, sedangkan orang jahat akan meninggalkan nama buruk; orang populer walaupun sudah meninggal, ia masih tetap dikenang


harimau mengaum, takkan menangkap



orang yang mengancam dsb dengan perkataan keras, biasanya tidak hingga berbuat apa-apa


harimau memperlihatkan belangnya



orang yang memperlihatkan kekuasaannya


(seperti) harimau menyembunyikan kuku



(ungkapan untuk) orang yang menyembunyikan kepandaiannya dsb


harum menghilangkan bau



keburukan tidak kelihatan karena tertutup oleh nama (perbuatan) yang baik


harum semerbak mengandung mala



perbuatan (jasa dsb) yang dipuji-puji, tetapi jasa tersebut diperbuat dengan jalan yang tidak baik


hati bagai baling-baling (baling-baling di atas bukit)



tidak tetap pendiriannya (hatinya)


hati kolam serangkak dibungkus



orang yang sangat berharap akan mendapat sesuatu yang diingininya


hati gajah sama dilapah, hati bakteri sama dicecah (kuman/tungau/tuma, dicecah/dicecap)



perolehan (laba) yang banyak dibagi sama banyak, perolehan (laba) yang sedikit dibagi juga sama sedikit; keuntungan atau rugi sama-sama dirasakan (dibagi secara adil)


hati gatal, mata digaruk



sangat ingin, tetapi tidak kuasa memberikan keinginannya itu; menyalahkan orang yang tidak bersalah


hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan



tidak mau kalah dengan orang lain


hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai



orang yang hidup ekonomis akan menjadi kaya, orang rajin berguru akan menjadi pandai


hendak berminyak-minyak air



memuji-muji seseorang setelah orang itu difitnah dan dicemarkan namanya


hendak hinggap, tiada berkaki (hendak menggaruk, tidak berkuku; hendak terbang, tiada bersayap)



ingin berbuat sesuatu, tetapi tidak mempunyai alat sebagai syaratnya (tidak berkemampuan/tidak ada sarana)


hendak megah, berlawan lebih



makin banyak musuh makin besar kemasyhurannya


hendak menangguk ikan, tertangguk batang



mengharapkan untung, tetapi yang diperoleh kerugian


hendak mulia, bertabur urai



jika orang ingin mendapatkan kemuliaan atau ingin mulia di mata orang lain, hendaklah berani mengeluarkan uang, jangan kikir


hendak panjang, terlalu patah



yang suka meninggikan diri akan cepat jatuh


hendak ulam, pucuk menjulai (pucuk dicinta, ulam tiba)



mendapat sesuatu yang lebih daripada apa yang diharapkan/dikehendaki


hidung dicium, pipi digigit



kasih sayang yang semu, akal-akalan saja


hidung laksana kuntum seroja, dada mirip mawar merekah



perihal menyatakan keelokan bentuk hidung dan dada perempuan


hidung mirip dasun tunggal



bentuk hidung yang bagus, lingkaran di muka dan lancip ke belakang; mancung


hidung tak mancung, pipi tersorong-sorong



orang yang tidak turut campur dalam suatu pekerjaan menjadi susah dan yang patut susah berdiam diri


hidup bertimba uang



hidup boros (serba mewah, banyak membelanjakan uang)


hidup di ujung gurung orang



orang yang hidup melarat


hidup dua muara



hidup dengan dua mata pencaharian


hidup kayu berbuah, hidup insan biar berjasa



pada waktu kita hidup sebaiknya berbuat baik untuk diri sendiri dan untuk masyarakat


hidup segan, mati tak hendak (hidup segan, mati tak embuh; hidup segan, mati tak mau; (bagai kerakap tumbuh di batu), hidup enggan, mati tak mau)



hidup yang merana (karena sakit terus-menerus, melarat, sengsara, dsb); hidup dalam kesukaran (kemelaratan)


hidup mirip musang



tentang orang jahat (pencuri) yang pada siang hari tidak kelihatan tetapi pada malam hari merayap mencari mangsanya


hidup tidak karena doa, mati tidak karena sumpah



orang harus berusaha dengan tenaga dan pikiran sendiri dan tidak mengharapkan pertolongan orang lain


hilang dicari, terapung direnangi, terbenam diselami



hal atau masalah yang tersembunyi, kemudian diperiksa


hilang kabus, teduh hujan



telah senang (aman dsb) kembali sehabis menderita kesusahan dsb


hilang kilat dalam kilau



(kepandaian, kebesaran, dsb) tidak menonjol lagi setelah berada bersama orang-orang pandai, orang-orang terkenal, dsb


hilang rona karena penyakit, hilang bangsa tidak beruang



orang yang tidak berharta (beruang) kurang dihargai orang


hilang satu, sepuluh gantinya



sekali-kali janganlah putus asa


hilang sepuh, tampak senam



tampak kejahatannya; terbuka kedoknya


hilang tak bercari, lulus tak berselami



tidak dipedulikan lagi


hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya



hilang lenyap tanpa bekas; pergi tidak pernah kembali, bahkan tidak ada kabar beritanya lagi


hilang tentu rimbanya, mati tentu kuburnya



hal atau masalah yang sudah tentu kesudahannya


hilir malam, pulang kampung tak singgah, daun nipah dikatakan daun abu



merasa malu, segan, dsb karena sudah berutang budi atau karena perkariban


hinggap kolam langau, titik kolam hujan



suatu hal yang tiba-tiba saja terjadi, tanpa diketahui lebih dahulu


hitam bagai pantat belanga



sangat buruk (tentang watak seseorang)


hitam di atas putih



dengan tertulis, tidak hanya dengan perkataan saja (tentang perjanjian dsb)


hitam dikatakan putih, putih dikatakan hitam



tidak menyampaikan yang bahwasanya (yang baik dikatakan buruk dan sebaliknya)


hitam mata itu mana boleh bercerai dengan putihnya



orang yang sedang bercinta tidak gampang dipisahkan


hitam sebagai kuali



sangat hitam


hitam mirip dawat



hitam berkilat-kilat


hitam tahan tempa, putih tahan sesah



tetap tidak berubah; tahan uji


hitam-hitam gagak, putih-putih udang kapai (hitam-hitam bendi, putih-putih sadah)



yang hina tetap hina meskipun manis rupanya dan yang mulia tetap mulia meskipun buruk rupanya


hitam-hitam gula jawa



hitam tetapi manis


hitam-hitam kereta api, putih-putih kapur sirih



jangan disangka yang buruk rupanya itu selamanya kurang harganya, malah yang indah kelihatan itu adakalanya kurang harganya


hitam-hitam tahi minyak dimakan juga, putih-putih ampas kelapa dibuang



barang yang buruk tetapi berkhasiat disimpan, barang yang bagus tetapi tidak berkhasiat dibuang


ada hujan ada panas, ada hari boleh balas



selalu ada kesempatan untuk membalas dendam


hujan berbalik ke langit



orang berkuasa (pandai, kaya, dsb) minta tolong kepada orang yang lemah (bodoh, miskin, dsb)


hujan berpohon, panas berasal



segala hal tentu ada sebabnya


hujan emas di negeri orang, hujan kerikil di negeri sendiri, baik jua di negeri sendiri (hujan keris lembing di negeri kita, hujan emas perak di negeri orang, baik jua di negeri kita)



sebaik-baik negeri orang tidak sebaik negeri sendiri


hujan jatuh ke pasir



kebaikan yang tidak terbalas


tidak hujan lagi becek, ini pula hujan



sedangkan kita tidak berbuat saja disangka orang, terlebih pula kalau kita benar-benar berbuat


hujan menimpa bumi



kita tidak sanggup melepaskan diri dari perintah orang yang berkuasa


hujan panas permainan hari, senang susah permainan hidup



telah biasa bahwa kehidupan insan ada kalanya susah, ada kalanya senang


hujan tak sekali jatuh, simpai tak sekali erat



suatu pekerjaan tidak sanggup diselesaikan sekaligus; keberuntungan dan kebahagiaan itu tidak sekali datang


hujan tempat berteduh, panas tempat berlindung



orang yang selalu memberi pertolongan kepada orang banyak


hulu malang, pangkal celaka



asal suatu kecelakaan


hulu mujur pandai bertenggang, hulu baik pandai memakai (hulu mujur pandai bertengkar)



pandai hidup dan pandai bergaul


hutan sudah terambah, teratak sudah tertegak



pekerjaan sudah tepat dikerjakan


(sebagai durian) pangsa memperlihatkan bangsa (durian memperlihatkan pangsanya)



kelakuan (perkataan dsb) seseorang memperlihatkan tinggi rendahnya budi pekerti (asal dsb)


 




 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara I


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara I


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara I:




iba akan kacang sebuah, tak jadi memengat



karena sayang akan barang yang sedikit, tidak jadi mengerjakan hal yang diinginkan dan menyenangkan hati


ijuk tak bersagar, lunak tak berbatu



seseorang yang tidak ada sanak saudaranya yang dimalui (ditakuti) orang; keluarga yang tidak mempunyai laki-laki yang disegani orang


(seperti) ikan baung dekat pemandian



amat rakus (segala sesuatu yang ada dimakan)


ikan belum dapat, airnya sudah keruh



pelaksanaan kerja yang tidak tepat (keadaan menjadi buruk sebelum pekerjaan itu selesai)


ikan biar dapat, serampang jangan pokah (pukah)



maksud sampai, perkakas pun tidak rusak; biar tercapai maksudnya, tetapi jangan ada sesuatu yang merugikan


(seperti) ikan dalam air



senang sekali


(seperti) ikan dalam belat



tidak sanggup melepaskan diri lagi (dari tangan musuh)


(bagai) ikan dalam keroncong



tidak tertolong lagi; tidak ada harapan lagi untuk meloloskan diri


(seperti) ikan dalam tebat



rezeki yang sudah hampir dalam tangan


ikan di hulu, tuba di hilir



perbuatan yang sia-sia


ikan gantung, kucing tunggu



kesal melihat barang yang diingini, tetapi tidak mungkin didapat


(bagai) ikan kena tuba





  1. banyak orang sakit atau mati dalam sebuah kampung (negeri)

  2. bingung tidak keruan atau sudah tidak berdaya lagi






ikan lagi di laut, lada garam sudah dalam sengkalan



bersiap-siap mengecap hasil pekerjaan yang belum pasti berhasil


ikan terkilat, jala tiba





  1. sangat pandai dan tajam dalam menangkap perkataan orang

  2. tindakan yang cepat dilakukan (untuk menghadapi sesuatu)






ikhtiar menjalani, untung menyudahi



orang harus berusaha, jikalau ingin mencapai suatu maksud (tercapai atau tidaknya bergantung kepada nasib)


ikut hati mati, ikut mata buta (ikut rasa binasa)



jika selalu menuruti hawa nafsu, akhirnya akan mendapat celaka


(bagai) ilak bercerai dengan benang



bercerai untuk selama-lamanya (tidak akan bertemu lagi)


(bak) ilmu padi, kian berisi kian runduk (ilmu padi, makin berisi makin runduk)



makin banyak pengetahuan makin rendah hati; selalu merendahkan diri (tidak sombong)


inai tertepung kuku tanggal



sesuatu yang sudah selesai dikerjakan, tetapi akhirnya ada kesukaran (kesusahan dsb)


indah kabar dari rupa



biasanya kabar/berita yang tersebar selalu melebihi/lebih baik/hebat daripada keadaan/kenyataan yang sebenarnya


ingat sebelum kena, berhemat sebelum habis



ikhtiar harus dijalankan sebelum terlambat


ingin buah manggis hutan, masak ranum tergantung tinggi



ingin akan barang sesuatu, tetapi amat susah diperoleh


intan disangka kerikil kelikir



tidak pandai menghargai sesuatu; tidak mengetahui harga (nilai) sesuatu dengan sebenarnya


isi lemak sanggup ke orang, tulang bulu pulang ke kita



orang lain mendapat senangnya, kita mendapat susahnya saja


itik berenang di air, mati kehausan (itik berenang di laut, mati kehausan; ayam mati di lumbung)



menderita kesusahan karena tidak sanggup (atau tidak mendapat kesempatan) memanfaatkan kekayaan yang ada


itik bertaji



sangat penakut, tetapi sombong


(seperti) itik mendengar guntur



mengharapkan peruntungan dsb yang tidak tentu datangnya


(bagai) itik pulang petang



sangat lambat (jalannya)


 




 


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara J


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara J


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara J:




jadi bubuk arang



sudah lama atau busuk (tentang pembicaraan dsb)


jadi bantalan cakap



sebagai imbalan jasa yang telah dibuat


jadi bumi langit



menjadi orang tempat menggantungkan nasib dan harapan


telah jadi indarus



telah kalah; kalah main (jodi dsb)


jadi kain basahan



sudah menjadi miskin (hina); hilang kekayaannya (kemuliaannya dsb)


jadi mata telinga (jadi kaki tangan)



seseorang yang menjadi harapan atau kepercayaan, yang selalu memberi pertolongan


jahit sudah kelindan putus



telah selesai sama sekali


(bagai) jampuk kesiangan hari



kebingungan atau termenung karena kehilangan akal


janda belum berlaki



gadis yang dipermainkan oleh laki-laki kemudian ditinggalkan


jangan dilepaskan tangan kanan, sebelum tangan kiri berpegang



jangan melepaskan pekerjaan yang ada sebelum mendapat pekerjaan (pencaharian) yang baru


jangan diperlebar timba ke perigi, kalau tak putus genting (jangan diperlelarkan timba perigi, kalau tak putus genting)



jangan diulang-ulang perbuatan yang jahat, lambat laun akan mendapat peristiwa jua; kejahatan itu jikalau diulang-ulang akhirnya mencelakakan juga


jangan ditentang matahari condong, takut terturut jalan tak berintis



hendaklah kita selalu ingat dan cermat, jangan teperdaya atau tergoda akan sesuatu yang elok, tetapi mungkin mendatangkan bahaya


jangat liat kurang panggang



tidak sanggup diajar


janji sampai, sukatan penuh



sudah hingga ajalnya


jaras dikatakan raga jarang



mencela orang lain, padahal diri sendiri ada celanya juga


jatuh di atas tilam



mendapat kesenangan hidup


jatuh diimpit tangga (jatuh tertimpa tangga; sudah jatuh ditimpa tangga)



mendapat kesusahan (kecelakaan) secara berturut-turut; ditimpa kesukaran berturut-turut


jauh bau bunga, dekat bau tahi



sanak saudara yang bila jauh selalu terkenang, bila dekat selalu bertengkar


jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasa



kalau bepergian ke mana-mana akan memperoleh banyak pengalaman; sudah berpengalaman banyak


jauh sanggup ditunjuk, dekat sanggup ditunjal



apa yang dikatakan sanggup dibuktikan kebenarannya


jauh di mata, dekat di hati



bertempat tinggal tidak berdekatan, tetapi jiwa (hati) selalu merasa dekat


jauh di mata, di hati jangan (hilang di mata, di hati jangan)



biarpun telah pergi jauh, jangan melupakan orang yang ditinggalkan; biarpun tempat berjauhan, jangan lupa-melupakan


jauh panggang dari api





  1. tidak kena; tidak benar (tentang jawaban, sindiran); banyak bedanya; tindakan yang tidak sesuai dengan maksudnya;

  2. tawaran yang jauh di bawah harga






tak jauh rebung dari rumpunnya



tabiat anak tidak akan berbeda jauh dengan orang tuanya


(bagai) jawi ditarik keluan



menurut saja (karena tidak sanggup melawan)


(bagai) jawi terkurung



sangat gelisah atau kurang senang karena terpingit atau terikat oleh adat


jelatang di hulu air



sesuatu yang selalu menyusahkan


(laksana) jentayu menantikan hujan



sangat merindukan sesuatu (kekasih dsb)


jerat halus kelindan sutra



tipu budi bulus yang sangat halus


jerat semata bunda kandung



anak tunggal yang menjadi buah hati


jerih menentang boleh, rugi menentang laba



suka menolong


(seperti panji) ditiup angin berkibar-kibaran



tidak tetap pendirian, ikut pihak yang kuat


jinak-jinak merpati



kelihatannya ramah dan gampang didapat, tetapi bahwasanya tidak (tentang wanita)


jiwa bergantung di ujung rambut



selalu gelisah karena tidak tentu nasibnya


jual sutra, beli mastuli



kehilangan sesuatu yang berharga mendapat pengganti yang lebih baik


jung pecah yu yang kenyang



jika negeri tidak berpemerintahan atau terjadi huru-hara, orang-orang jahatlah yang akan beruntung


(bagai) kacang direbus satu



melonjak-lonjak kegirangan


 




 


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara K


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara K


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara K:




kacang lupa akan kulitnya (lupa kacang akan kulitnya)



tidak tahu diri; lupa akan asalnya


kadok naik junjung



orang hina (miskin dsb) merasa mulia (kaya dsb)


kail sebentuk, umpan seekor, sekali putus, sehari berhanyut



berbuat sesuatu dengan tidak memikirkan hal-hal yang mungkin menghambat usahanya (seperti pergi jauh tidak cukup bekal, berniaga tidak cukup modal)


kain dalam lipatan



perempuan yang berbuat jahat (mesum) dengan sembunyi-sembunyi


kain lama dicampak buang, kain gres pula dicari



menceraikan istri renta dan mencari istri muda


kain pendinding miang, uang pendinding malu



segala sesuatu hendaknya digunakan sebagaimana mestinya, jangan kikir


kain sehelai berganti-ganti



perihal sangat miskin suami istri


kaki naik, kepala turun



selalu sibuk bekerja


kaki terdorong tubuh merasa, lidah terdorong emas padahannya





  1. segala kesepakatan harus ditepati

  2. apa yang telah dikatakan harus dilaksanakan

  3. jika berbuat sesuatu harus berani menanggung akibatnya






kaki tertarung, inai padahannya (mulut terdorong, emas padahannya)



harus berani menanggung akhir perbuatan atau kesepakatan sendiri


kaki untut dipakaikan gelang



memakai sesuatu untuk memperelok diri, tetapi malahan bertambah buruk


kalah jadi abu, menang jadi arang



pertengkaran tidak akan menguntungkan kepada pihak mana pun


(bagai) kambing dibawa ke air



enggan sekali mengerjakan suatu pekerjaan


(seperti) kambing dikupas hidup-hidup



menderita takut (sakit dsb) yang amat sangat


(bagai) kambing harga dua kupang





  1. berkelakuan yang kurang senonoh

  2. kekanak-kanakan






(seperti) kambing putus tali



lekas atau cepat pergi dsb


(seperti) kancah dibayar (Minangkabau)



ternganga dan terdiam saja (dalam percakapan, soal jawab, dsb)


kapak menelan beliung



yang baik ditukar dengan yang buruk


(seperti) kapak naik pemidangan (kapal naik peminangan)





  1. tidak pada tempatnya

  2. kurang cukup alat atau kepandaiannya dalam mengerjakan sesuatu






kapal besar ditunda jongkong



orang berkuasa yang berdasarkan perintah orang kecil


(bagai) kapal tidak bertiang



perihal negeri atau perkumpulan (perhimpunan) yang tidak mempunyai pemimpin


(bagai) kapas dibusur



putih bersih


karam berdua, berair seorang



dua orang berbuat salah, tetapi hanya seorang saja yang kena hukum


telah karam maka tertimpa



baru ingat atau menyesal setelah menderita kemalangan


karam sambal oleh belacan



mendapat kerugian karena perbuatan orang kepercayaan atau yang dikasihi


karam tidak berair



mendapat peristiwa tanpa sebab


karena mata buta, karena hati mati



orang yang menurutkan hawa nafsunya akhirnya binasa


karena verbal bisa binasa



mendapat celaka karena perkataannya


karena nila setitik, rusak susu sebelanga (ikan seekor rusakkan ikan setajau; ikan sekambu rusak oleh ikan seekor)



hanya karena keburukan (kejahatan, kesalahan) yang kecil/sedikit, hilang segala kebaikan yang telah diperbuat (semuanya ikut menjadi buruk)


karena pijat-pijat mati tuma



mendapat (ke)celaka(an) karena berteman dengan orang jahat atau karena (ke)salah(an) orang lain


(jika) kasih akan padi, buanglah rumput



jika kasih kepada anak istri, berhentilah menyayangi perempuan lain


kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalan



cinta kasih anak kepada ibu tidak sebanyak cinta kasih ibu kepada anak


kasihkan anak tangan-tangankan, kasihkan bini tinggal-tinggalkan (sayang di anak dibenci, sayang di negeri ditinggalkan)



yang disayangi itu hendaknya jangan terlalu dimanjakan


kata berjawab, gayung bersambut



balas kecaman dengan cepat dan tepat


kata dahulu bertepati, kata kemudian kata bercari



janji harus ditepati dan hanya boleh diubah setelah diperoleh kebulatan kata pula; sesuatu yang telah dijanjikan (ditentukan) dahulu harus ditepati, sedangkan hal yang timbul kemudian (belakangan) harus dimufakatkan lagi


(seperti) katak di bawah tempurung



berpengetahuan yang sangat picik; sangat picik pengetahuannya; kurang luas pandangannya


(seperti) katak ditimpa kemarau



berkeluh kesah tidak keruan (hiruk-pikuk dsb); sangat gaduh


kawan gelak banyak, mitra menangis jarang bersua



sahabat di waktu senang banyak, sahabat di waktu susah (melarat) sedikit


tiada kayu janjang dikeping



suatu hal yang tidak sanggup ditangguhkan, kalau tidak, akan mendatangkan malu


ke bukit sama mendaki, ke lurah sama menurun



seia sekata


ke gunung tak sanggup angin



akan mendapat keuntungan tetapi gagal


ke hulu kena bubu, ke hilir kena tengkalak (ke hulu menongkah surut, ke hilir menongkah pasang)



tidak sanggup terhindar dari bahaya; orang yang selalu sial


ke langit tak sampai, ke bumi tak nyata



setengah-setengah, kepalang tanggung di dalam menuntaskan pekerjaan atau mempelajari ilmu


ke mana angin yang deras, ke situ condongnya (ke mana kelok lilin, ke sana kelok loyang)



tidak teguh pendirian; tidak punya pendirian, selalu mengikut kata orang lain


ke mana condong, ke mana rebah



pekerjaan yang sudah dilakukan berdasarkan budpekerti atau kebiasaan


ke mana dialih, lesung berdedak juga



sesuatu yang memang merugikan (menyusahkan), di mana pun akan merugikan juga


ke pulang kampung tentu hulunya, ke hilir tentu muaranya



suatu maksud atau niat hendaklah tentu wujud atau tujuannya


ke sawah berlumpur, ke ladang berarang



tiap pekerjaan ada kesukarannya


ke sawah tidak berlubuk, ke ladang tidak berarang






  1. mendapat untung dsb tidak dengan bersusah payah; tercapai maksudnya




  2. tidak mau bekerja; pemalas








kecil dikandung ibu, besar dikandung adat (hidup dikandung adat), mati dikandung tanah





  1. manusia itu selalu terikat oleh tata tertib masyarakat, tidak pernah bebas sama sekali; selama hidup orang harus taat pada budpekerti kebiasaan dalam masyarakat

  2. mati (dipendam di dalam tanah)






kecil tapak tangan, nyiru ditadahkan



ingin mendapat sebanyak-banyaknya


kecil teranja-anja, besar terbawa-bawa (sudah renta terubah tidak)



segala sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dari kecil sukar untuk mengubahnya


kecil-kecil anak, kalau sudah besar onak



anak itu selagi kecil menyenangkan hati, tetapi kalau sudah besar menyusahkan hati (karena kelakuannya dsb)


kecil-kecil cabe rawit (kecil-kecil lada api (padi, kutuk))



tampaknya kecil, tetapi cerdik (pandai, pemberani, membahayakan, ampuh, dsb.)


(seperti) kedangkan dengan caping



orang-orang yang dekat dan suka tolong-menolong


tidak kekal bunga karang



hal kekayaan (kemuliaan, hasil, dsb) yang tidak berlangsung lama


kelam bagai malam dua puluh tujuh



suatu hal atau masalah yang sangat gelap, tidak ada bayangan sedikit pun bagaimana akan mengusut dan menyelidikinya


kelam disigi, lekung ditinjau (Minangkabau)



segala hal yang kurang terang harus diselidiki baik-baik


(seperti) kelekatu masuk api



tidak memedulikan ancaman maut


keli dua selubang



seorang perempuan mempunyai kekasih dua orang


tidak kelih mau tengok



ingin mendapat sesuatu, tetapi segan berusaha


kelihatan asam kelatnya



kelihatan sifatnya yang kurang baik


(bagai) keluang bebar petang



ramai-ramai berkerumun


keluar tak mengganjilkan, masuk tak menggenapkan ([masuk tak genap]], keluar tak ganjil; masuk tidak genap, keluar tidak ganjil)



hal (orang) yang tidak terpandang (tidak berharga) sedikit juga dalam masyarakat


kemiri jatuh ke pangkalnya



beroleh tempat yang pantas; kembali ke tempat asalnya


(bagai) kena buah malaka



sangat terperanjat seperti kena peluru karena penghinaan yang tidak disangka-sangka


kena kecipuk orang berbelut



terlibat dalam masalah orang lain; turut menderita akhir kesalahan orang lain


kena kelikir



berada di bawah kekuasaan seseorang


kena pedang bermata dua



amat sakit hatinya


(bagai) kena santung pelalai



gadis yang lupa (tidak ingat) akan bersuami (karena diguna-gunai orang)


kena sepak belakang



tertipu oleh perbuatan orang yang tidak mau berterus terang atau yang tidak jujur


(kalau) kena tampar, biar dengan tangan yang pakai cincin ((kalau) kena tendang, biar dengan kaki yang pakai kasut)



jika diberi malu oleh perempuan, lebih baik oleh perempuan baik-baik daripada oleh perempuan jalang


kendur menyusut, tegang memutus



dikatakan wacana cara memerintah atau mengurus sesuatu yang kurang baik, yaitu kelemahan yang menimbulkan kekacauan dan kekerasan yang mengakibatkan kerusuhan


kenyang makan garam (banyak makan garam; banyak menelan garam hidup; tahu di asin garam)



sudah banyak berpengalaman dalam hidup;


kepak singkat, terbang hendak tinggi (sayap singkat, terbang hendak jauh)



kemampuan sedikit, keinginan tinggi; hendak berbuat sesuatu yang melebihi kemampuan


kepala sama berbulu, pendapat berlain-lainan (kepala sama hitam, pendapat berlain-lain)



setiap orang berlain-lainan pendapatnya


(sebagai) kepiting batu



sangat kikir


(seperti) kepiting tidak tahu bungkuknya (udang tak tahu bungkuknya; udang tak tahu di bungkuknya)



orang yang tidak tahu akan kekurangan dirinya (cacat celanya, kebodohannya, dsb.) sendiri


(sebagai) kera sanggup canggung



merapatkan dirinya kepada orang yang telah memberi pertolongan


(seperti) kera dengan monyet (kera menjadi monyet; bertukar beruk dengan cigak)



setali tiga uang, jadi sama saja halnya


kera kena belacan



sangat gelisah (kurang senang dsb)


(seperti) kera mendapat bunga, ((seperti) kera diberi kaca; monyet mendapat bunga; kodok sanggup bunga sekuntum)



mendapat sesuatu yang tidak sanggup mempergunakannya; tiada sanggup menghargai keindahan (jasa, nilai, dsb); tidak tahu menghargai suatu barang yang bagus; sia-sia saja (tidak sanggup mempergunakan sesuatu yang baik)


kera menegurkan tahinya



membukakan kehinaan sendiri


kerak nasi membusut jantan



banyak sekali sisanya (sesudah perayaan dsb)


keras bagai batu, tinggi bagai bukit



tidak mau berdasarkan perintah


keras ditakik, lunak disudu



segala perintah hendaklah diberikan dengan penuh kebijaksanaan


kerat rotan, patah arang



telah putus sama sekali; tidak sanggup didamaikan lagi


(seperti) kerbau dicocok hidung (kerbau dicocok hidungnya)



selalu berdasarkan saja karena kebodohannya


kerbau menanduk anak



hanya akal-akalan saja; tidak dengan sungguh-sungguh


kerbau punya susu, sapi punya nama



seseorang yang menciptakan kebaikan atau bersusah payah, tetapi orang lain yang mendapat pujian


kerbau runcing tanduk



orang yang telah populer kejahatannya


kerbau seratus sanggup digembalakan, insan seorang tiada terkawal



menjaga seorang perempuan lebih sukar daripada menjaga hewan yang banyak


kerbau turun berendam



|ki=y| waktu pukul lima petang


kerosok ular di rumpun bambu



tidak perlu takut akan gertakan atau ancaman orang


kesat daun pimping



dikatakan kepada orang yang tidak selamanya lemah saja (kalau perlu sanggup bertindak keras juga)


ketahuan hina mulianya



mengetahui kedudukan yang sebenarnya


ketam menyuruhkan anaknya berjalan betul



orang yang memberi nasihat, tetapi ia sendiri tidak melaksanakan mirip yang dinasihatkannya itu


(seperti) ketiak ular, panjang lanjut (tidak putus-putusnya)



tidak berketentuan (baik buruknya)


kilat di dalam kilau



ada maksud tertentu yang terselubung dalam perkataan (gerak-gerik dsb)


(bagai) kinantan hilang taji



seseorang yang telah kehilangan penghargaan


kini gatal, besok digaruk



pertolongan yang datangnya terlambat


kita di pangkal merawal ia di ujung merawal



tanggungan kita lebih berat daripada tanggungannya


kita semua mati, tetapi kubur masing-masing



lain orang lain pikirannya


(seperti) kodok ditimpa kemarau



berkeluh kesah tidak keruan


koyak tak berbunyi



melakukan sesuatu yang kurang baik, tetapi tidak diketahui orang


kuah tumpah ke nasi (kuah tertuang ke nasi)





  1. dikatakan kepada anak yang dikawinkan dengan kemenakan

  2. (kiasan) sudah sewajarnya






kuat ikan karena radai (kuat burung karena sayap; kuat ketam karena sepit)





  1. tiap-tiap orang ada sedikit banyak kekuatannya (kelebihannya, kemampuannya) sendiri

  2. merasa kuat (berkuasa) karena ada keunggulan atau kelebihan

  3. seseorang ditakuti hanya selama ia berkuasa






kuat sepit karena kempa



orang kuat dalam suatu masalah karena ada yang menolong di belakangnya


(kalau) kubuka tempayan budu, baharu tahu



kalau kubuka rahasiamu, tentu engkau akan malu


(bagai) kucing dibawakan lidi



sangat ketakutan


(bagai) kucing lepas senja



sukar dicari


kucing pergi, tikus menari



jika kepala (kantor, perusahaan, dsb) pergi bawahannya bersuka ria


(seperti) kuda lepas dari pingitan



sangat girang karena sanggup bebas (lepas) dari kungkungan; seseorang yang merasa gembira sekali karena bebas dari larangan, kungkungan, dsb


kuda pelejang bukit



orang yang menjadi kaki tangan (alat, perkakas) orang lain


kudis menjadi tokak



perkara yang kecil menjadi besar


kuman beri bertali



melakukan sesuatu yang tidak mungkin


kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak tampak (selumbar di mata saudaramu tampak, balok di dalam matamu tidak tampak)



kesalahan (kekurangan) orang lain walaupun kecil sekali akan kelihatan, tetapi kesalahan (kekurangan) sendiri (meskipun besar) tidak kelihatan


kumbang tidak seekor (bunga tidak sekaki)



masih banyak laki-laki (wanita) lain tempat menambatkan hati


kundur tidak melata pergi, labu tidak melata mari



persetujuan (persahabatan dsb) harus dari kedua belah pihak datangnya


kuning oleh kunyit, hitam oleh arang



mudah dihasut atau dipuji


kurang taksir, hilang laba



kurang hati-hati mungkin akan mendatangkan kerugian (kesusahan dsb)


kurang-kurang bubur, lebih-lebih sudu (sudu yang lebih)



perkara kecil yang dibesar-besarkan karena menjadi buah bibir orang; sedikit pengetahuan, tetapi cakap besar


kusut diselesaikan, keruh diperjernih



perselisihan hendaklah diselesaikan secara baik-baik


tak ada kusut yang tak selesai



tidak ada perselisihan yang tidak sanggup didamaikan


 




 


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara L


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara L


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara L:




(kalau) laba bercikun-cikun, buruk diberi tahu orang



apabila beroleh kesenangan membisu saja, tetapi apabila menderita kesusahan berkeluh kesah atau minta tolong kepada orang lain


laba sama dibagi, rugi sama diterjuni



bersahabat sehidup semati


laba tertinggal, harta lingkap



tidak beroleh keuntungan sama sekali, bahkan modalnya ikut habis

(seperti) labu dibenam

sangat congkak

labu dikerobok tikus

gadis yang bukan perawan lagi

ladang yang berpunya

perempuan yang sudah kawin

lading tajam sebelah

selalu mau mendapatkan pemberian, tetapi segan memberi


lagi lauk, lagi nasi



semakin kaya, semakin banyak kenalan (sahabat)


lagi murah, lagi menawar (makin murah, makin menawar)



makin diberi, makin banyak lagi yang diminta


lain bengkak, lain bernanah (lain bengkak, lain menanah)



seseorang yang bersalah, orang lain yang menanggung atau menderita balasannya (menerima hukuman)


lain biduk, lain di galang



jawaban yang bersalahan dengan pertanyaan (tidak menjawab barang apa yang ditanyakan)


lain di mulut, lain di hati



yang dikatakan berbeda dengan isi hatinya


lain dulang, lain kaki, lain orang, lain hati



tiap-tiap orang berlainan kesukaannya


lain gatal, lain digaruk



lain yang ditanya lain yang dijawab


lain ladang, lain belalang, lain lubuk, lain ikannya



tiap-tiap negeri atau bangsa berlainan aturan dan ada budpekerti istiadatnya sendiri


lain sakit, lain diobat, lain luka, lain dibebat



jawab yang berlainan dengan apa yang dinyatakan; yang diberikan berlainan dengan yang diminta


lain yang diagak, lain yang kena



yang dimaksudkan berlainan dengan yang didapat


laki pulang kelaparan, dagang kemudian ditanakkan



lebih banyak mengindahkan urusan orang lain daripada urusan sendiri; orang lain ditolong, tetapi keluarga sendiri ditelantarkan


(jika)tak kemudian dandang di air, di gurun ditanjakkan (tak kemudian dandang di air, di gurun dirangkakkan)



dengan berbagai-bagai ikhtiar untuk memberikan maksudnya


lalu penjahit, kemudian kelindan (lalu ujung, kemudian kelindan; lulus ujung, lulus kelindan)



apabila maksud (usaha, daya upaya) yang pertama/utama telah berhasil/tercapai, maksud yang berikutnya atau yang lain pun akan lulus (tercapai, berhasil) pula


(seperti) lampu kekurangan minyak



perihal seseorang yang hidupnya sangat melarat; perihal seseorang yang penyakitnya sudah sangat parah (sudah hampir mati)


lancar kaji karena diulang, pasar jalan karena diturut



kepandaian atau kemahiran didapat karena rajin berlatih; orang sanggup mahir setelah kerap kali mengerjakan sesuatu


(bagai) langau di ekor gajah



selalu tunduk kepada kemauan orang besar atau orang pandai


(jika) langkah sudah terlangkahkan, berpantang dihela surut



suatu pekerjaan yang telah dimulai dengan saksama, sekali-kali jangan dilarang sebelum tujuan tercapai


langkas buah pepaya



hal yang tidak mungkin; mustahil


lapuk oleh kain sehelai



dalam hidupnya hanya beristri (bersuami) seorang


takkan lari gunung dikejar, hilang kabut tampaklah dia



jangan tergesa-gesa dalam mengerjakan (mencapai) sesuatu yang telah pasti; sesuatu yang sudah pasti (diperoleh) sehingga tidak perlu tergopoh-gopoh (diburu-buru) benar dalam mengerjakannya


laut budi, tepian akal (lubuk akal, lautan ilmu; lubuk akal, tepian budi)



sangat luas dan banyak pengetahuannya; seseorang yang banyak ilmu dan bijaksana


laut ditembak, darat kena



lain yang diperoleh dari yang diharapkan


laut ditimba akan kering



betapa pun banyaknya harta, jikalau selalu dibelanjakan, akhirnya akan habis juga


laut madu berpantaikan sakar (gula)



perkataan yang manis keluar dari verbal orang yang baik rupanya


laut mana yang tak berombak, bumi mana yang tak ditimpa hujan



bagaimanapun insan tidak akan luput dari kekhilafan (kesalahan)


tak ada maritim yang tak berombak



setiap pekerjaan (usaha) selalu ada risiko dan kesukarannya


layang-layang putus talinya



seseorang yang sudah putus harapan, sudah tidak berdaya lagi, hanya terserah kepada nasib


layar menimpa tiang



kawan menjadi lawan


lebih baik mati berkalang tanah, daripada hidup bercermin bangkai (daripada hidup berlumur tahi, lebih baik mati bertimbun bunga)



daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati


lebih berharga mutiara sebutir daripada pasir sepantai



seseorang yang baik, meskipun ia tidak kaya, jauh lebih berharga dan mulia daripada orang kaya yang jahat dan jahil


tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan (tak lapuk di hujan, tak lekang di panas)



tetap tidak berubah selamanya (tentang adat)


lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan (manis jangan lekas ditelan, pahit jangan lekas dimuntahkan)



suatu perundingan, jikalau baik sekalipun jangan terus diterima dan jikalau kurang baik jangan pula terus ditolak, hendaklah dipikirkan dalam-dalam dan ditimbang baik-baik dahulu baik jeleknya; segala sesuatu hendaknya ditimbang baik-baik dahulu sebelum diterima atau ditolak


lemak penyelar daging



memboroskan harta benda tuannya


lembut mirip buah bemban



tidak kaku


lempar batu, sembunyi tangan



berbuat kurang baik kepada orang, kemudian berpura-pura tidak tahu; melaksanakan sesuatu (kegiatan dsb), tetapi kemudian berdiam diri seperti tidak tahu-menahu


lengan bagai lilin dituang



lengan yang indah bentuknya


lengan mirip sulur bakung



lengan yang halus di ujung, besar di tengah dan lingkaran di pangkalnya


lepas bantal berganti tikar



seorang laki-laki kawin dengan saudara perempuan atau keluarga istrinya yang meninggal


lepas dari verbal harimau, jatuh ke verbal buaya



lepas dari ancaman yang besar, kemudian jatuh ke dalam ancaman yang lebih besar lagi


lesung mencari alu



perempuan mencari laki-laki


lewat dari manis, masam, lewat dari harum, busuk



perihal orang yang mula-mula berkasih-kasihan sangat mesra, tetapi kemudian, selalu berselisih dan bertengkar


licin bagai belut



cerdik dan licik sehingga susah menghadapinya (menangkapnya)


licin karena minyak berminta, elok karena kain berselang



sindiran untuk merendahkan orang yang arogan karena harta atau barang yang dipinjam


lidah tak bertulang



mudah saja menyampaikan (menjanjikan) sesuatu yang berat yaitu melaksanakannya


lihat anak, pandang menantu



pekerjaan (hal dsb) hendaklah ditimbang, di samping baik bagi diri sendiri hendaknya baik juga bagi orang lain; segala urusan anak hendaklah ditimbang-timbang dahulu apakah hal itu akan mengakibatkan keadaan yang tidak baik pada menantu, sekalipun hal itu akan menguntungkan anak itu sendiri; setiap pekerjaan hendaklah ditimbang-timbang, jikalau baik bagi diri sendiri dan baik pula bagi orang lain, maka gres dilakukan


limau masak sebelah, perahu tenggelam sekerat



aturan (hukum dsb) yang tidak adil, membeda-bedakan golongan, kedudukan, dsb, tidak sama rata


(seperti) limau masak seulas



(orang) yang menonjol di antara saudara-saudaranya (lebih pandai, kaya, dsb)


(seperti) lipas kudung





  1. selalu bergerak (tentang tangan dsb)

  2. selalu dalam keadaan sibuk






(seperti) lonjak alu penumbuk padi



berjalan dengan langkah yang gagah, tetapi sombong


lonjak bagai labu dibenam



orang yang sombong


lopak jadi perigi (lupak jadi perigi)



naik derajat (kedudukan), mirip orang miskin menjadi kaya dsb


lubuk dalam, si kitang yang empunya



setiap orang berkuasa di lingkungan sendiri


lubuk menjadi pantai, pantai menjadi lubuk



segala sesuatu tiada tetap


lulus jarum, lulus kelindan



jika maksud yang satu sudah tercapai maksud yang lain sanggup diharapkan tercapai pula


sudah lulus maka hendak melantai



sudah celaka gres ingat


lulus tidak berselam, hilang tidak bercari



orang yang menderita sengsara, tetapi tidak ada yang mau menolong


lunak disudu, keras ditakik (lunak disudu, keras tekik)



yang penurut diperlakukan dengan lemah lembut, sedangkan yang melawan harus ditindak dengan tegas; waktu memberi perintah (menguasai), orang yang halus diperlakukan dengan cara halus, orang yang membantah diperlakukan dengan keras


lunak gigi dari lidah



sangat lemah lembut (merendahkan diri dsb)


lurus bagai piarit



orang yang tampak baik, tetapi berhati jahat


lurus macam bendul



sangat jujur


 




 


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara M


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara M


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara M:




mabuk agak-agak (mabuk kira-kira)



tidak berbuat apa-apa, hanya melamun, asyik berangan-angan


mabuk di enggang lalu



sangat tertarik hatinya kepada orang yang belum dikenal


madu satu tong rembes, rembesnya pun madu jua



jika baik asalnya, turunannya pun baik juga


mahal dibeli, sukar dijual (mahal membelikan, sukar dicari; mahal tak sanggup dibeli, murah tak sanggup diminta)



sesuatu yang sukar akan diperoleh/didapat; jarang ada


main kong kalingkong



menjalankan logika jahat untuk kepentingan diri sendiri; tidak jujur


tidak makan benang



tidak masuk akal; tidak benar


makan bersabitkan



orang yang senang, tiada bekerja dan sanggup makan minum yang cukup, misal dari istri yang kaya dan pemurah


makan bubur panas-panas



terlalu berharap akan beroleh rezeki, kemudian bertindak tergesa-gesa sehingga kecewa jadinya


makan hati berulam jantung (makan upas berulam racun)





  1. bersusah hati karena perbuatan salah seorang sahabat karib; dikatakan kepada orang yang sangat bersedih hati

  2. orang yang dalam kesusahan dan sedih cita karena diliputi marabahaya yang besar






makan masak mentah



tidak membedakan halal dan haram


tidak makan siku-siku





  1. cakap orang yang berleleran saja, tiada pribadi ke tujuannya

  2. tidak baik; tidak patut






makan sudah terhidang, jamu belum jua datang



gadis yang telah besar, sudah patut bersuami, tetapi orang belum ada yang tiba meminangnya


sudah makan, bismillah



suatu pekerjaan atau rundingan yang dilakukan terbalik, jadi tidak mengikuti aturan


makanan enggang akan dimakan pipit



hendak melaksanakan sesuatu yang tidak sepadan dengan tarafnya (kesanggupan dsb)


maksud bagai, maksud manau



menghendaki sesuatu yang tidak mungkin tercapai


malang celaka Raja Genggang, anak terbeli tunjang hilang



hal orang yang malang, waktu diperoleh maksud yang kedua, yang sudah di tangan hilang pula


malang tak berbau



kecelakaan tidak sanggup diketahui sebelumnya


malang tak boleh ditolak, mujur tak boleh diraih (mujur tidak boleh diraih, malang tidak boleh ditolak)



nasib buruk tidak sanggup dicari-cari; tidak sanggup berbuat apa-apa lagi kalau takdir sudah demikian


maling teriak maling (maling berteriak maling)



mendahului orang menyerahkan suatu kesalahan (kejahatan) supaya tidak dituduh orang


malu bertanya, sesat di jalan (malu berkayuh, bahtera hanyut; malu berdayung, bahtera hanyut; malu makan, perut lapar)



kalau segan berusaha/tidak mau berikhtiar, tidak akan mendapat kemajuan


malu kalau anak harimau menjadi anak kucing (kambing)



tidak sepatutnya kalau anak orang baik-baik atau pandai menjadi jahat atau bodoh


malu tercoreng di kening (malu tercoreng di dahi; malu tercoreng pada kening; terconteng arang di muka; tercoreng arang di dahi; tercoreng arang di kening; tercoreng arang di muka; menconteng arang di muka)



memberi malu; mendapat malu besar; malu yang tidak sanggup dihilangkan lagi karena sudah diketahui orang banyak


mana busuk yang tidak berbau



kejahatan (kesalahan) akhirnya akan tertangkap berair juga


mandi dalam cupak



serba tanggung (tidak cukup)


(bak) mandi di air kiambang, pelak lepas gatal pun datang



sesuatu yang diperoleh itu sekalipun berkhasiat juga, tetapi kemudian mendatangkan yang lebih menyiksa


mandi sedirus



mendapat kebanggaan yang belum pada tempatnya


mandi tak basah (berendam tak basah)





  1. berbuat sesuatu tanpa mengacuhkan teguran atau peringatan

  2. tidak menaruh perasaan (belas kasihan)






(bagai) manik putus talinya (pengarang)



perihal air mata yang bercucuran


manikam jatuh ke pelimbahan, tak hilang cahayanya



orang yang asalnya baik jikalau ia miskin ataupun menjadi suruh-suruhan orang, tabiatnya, kelakuannya, dan budi bahasanya tetap baik


manis daging



orang yang biasa dituduh melaksanakan salah satu kejahatan, padahal ia tidak bersalah


manis mirip gula derawa (manis bagai gula jawa)



berpatutan, menyerupai dua orang suami-istri yang sama elok rupanya


manusia mengikhtiarkan, Allah menakdirkan



ikhtiar atau logika budi ada di tangan manusia, jadi orang harus bekerja sekeras-kerasnya untuk mencapai tujuannya, tetapi berhasil tidaknya perjuangan itu bergantung pada takdir Tuhan


manusia tahan kias, hewan tahan palu



mengajar insan dengan sindiran sudah cukup, tetapi mengajar hewan harus dengan pukulan


manusia tertarik oleh tanah airnya, anjing tertarik oleh piringnya



orang yang berilmu itu jauh pemandangannya, tetapi orang yang bodoh hanya memikirkan keperluan perutnya, kalau ia telah kenyang sudah tidak menghendaki apa-apa lagi


mara hinggap mara terbang, enggang kemudian ranting patah



seseorang yang tidak berbuat suatu kesalahan, tetapi pada waktu terjadi suatu kejahatan ia yang dituduh berbuat kesalahan itu


mara jangan dipukat, rezeki jangan ditolak



jangan mencari-cari ancaman atau kecelakaan


marah akan tikus rengkiang dibakar



karena takut (tidak suka dsb) pada sesuatu yang kecil, dibuangnya (dirusakkannya) sesuatu yang lebih besar dan berharga, yang melibatkan sesuatu yang kecil tersebut


masak buah rumbia



perkara yang tidak mungkin terjadi, atau yang tidak mungkin diperoleh


masak malam, mentah pagi (siang)



suatu hal yang telah putus (sudah jadi), tetapi tidak lama kemudian berubah


masih berbau pupuk jeringau



masih muda sekali (belum berpengalaman)


masin lidahnya (masin mulutnya, masin perkataannya)





  1. apa yang dikatakannya terjadi; perkataannya selalu dituruti (dikabulkan) orang

  2. pandai berkata-kata






sudah masuk angin



perihal suatu masalah yang sudah dicampuri orang lain sehingga tidak benar lagi


masuk dari kuping kiri keluar lewat kuping kanan



tidak mendengarkan nasihat


masuk sangkar kambing mengembik, masuk sangkar kerbau menguak



menyesuaikan diri dengan tempat dan keadaan


masuk lima, keluar sepuluh (masuk tiga, keluar empat)



belanja yang dikeluarkan (pengeluaran) jauh lebih besar daripada penghasilan (pendapatan)


masuk meliang penjahit, keluar meliang tabuh



membelanjakan uang lebih banyak daripada pendapatan


masuk sarang harimau



terperangkap ke dalam suatu ancaman besar


masuk indera pendengaran kanan, keluar indera pendengaran kiri (masuk ke indera pendengaran kanan, keluar ke indera pendengaran kiri)



tidak dimasukkan ke dalam ingatan (tentang nasihat, pelajaran)


mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki

mata memandang apa hendak sakit, pundak memikul timpa perasaan (seberapa berat mata menentang, berat jua pundak memikul)



berapa jua susah orang melihat suatu penderitaan yang ditanggung oleh orang lain, terlebih susah jua orang yang menanggungnya


mata tidur, bantal terjaga



seorang istri yang berlaku serong ketika suaminya sangat percaya akan kelurusannya


matahari itu bolehkah ditutup dengan nyiru



suatu kebenaran yang positif itu dapatkah dilindungkan atau disembunyikan


mati anak berkalang bapak, mati bapak berkalang anak



anak dan bapak wajib tolong-menolong


mati ayam, mati tungau



jika tuannya celaka, anak buahnya ikut mencicipi celaka juga


mati berkafan cindai



mati dengan nama baik (terhormat)


mati dicatuk katak



orang yang berkuasa dikalahkan oleh orang yang lemah


mati enau tinggal di rimba



orang kecil jikalau sudah mati namanya tidak akan disebut-sebut lagi


mati gajah tidak sanggup belalainya, mati harimau tidak sanggup belangnya



tahu melaksanakan perbuatan jahat dan tahu pula menyembunyikan dan menghilangkannya


mati ikan karena umpan, mati sahaya karena budi (mati semut karena gula; mati semut karena manisan)



manusia sanggup dibujuk atau dikuasai dengan budi atau verbal manis; orang yang mendapat peristiwa (tertipu dsb) karena bujuk dan rayuan yang menyenangkan


sudah mati kutunya (mati kutu)



sudah hilang kekuatannya; tidak berbuat apa-apa lagi; celah


mati puyuh hendakkan ekor



menghendaki sesuatu yang tidak mungkin tercapai


mati seladang



beristri seorang saja


mati tidak akan menyesal, luka tidak akan menyiuk (mati takkan menyesal, luka takkan menyiuk)



sudah berketetapan hati untuk melaksanakan sesuatu dan tidak akan menyesal atau mengumpat kemudian jikalau timbul peris-tiwa yang tidak baik karena perbuatan itu


telah mati yang bergading



telah meninggal orang yang berkuasa (disegani)


mati-mati berdawat biar hitam (mati-mati mandi biar basah)



tiap-tiap pekerjaan janganlah dilakukan kepalang tanggung, janganlah diusahakan separuh jalan melainkan dikerjakan hingga pada kesudahannya


mati-mati berminyak biar licin



setiap pekerjaan janganlah kepalang, jangan diusahakan separuh jalan, tetapi dikerjakan hingga selesai


mati-mati mandi biar basah



jangan kepalang tanggung


mayang menolak seludang



melupakan orang yang telah memelihara semenjak kecil


(seperti) mayat ditegakkan



berbadan kurus dan bermuka pucat


melakak kucing di dapur



berbuat aniaya dengan cara yang mudah


melanggar benang hitam



melanggar pantangan; melanggar budpekerti resam


melangkahi ular



melakukan sesuatu yang berbahaya


melanting menuju tampuk, berkata menuju benar





  1. dalam rapat (perundingan), kita harus menggunakan dasar kebenaran dan kejujuran

  2. setiap perjuangan ada maksudnya






melarat panjang



selalu dalam kesengsaraan


melekatkan kersik ke buluh (menampalkan kersik ke buluh)



melakukan pekerjaan dengan susah payah, tetapi sia-sia; menasihati orang dengan sia-sia saja (tidak dituruti)


melepaskan anjing terjepit



menolong orang yang tidak tahu membalas budi


meletakkan api di bubungan



sengaja mencari bahaya


(bagai) melihat asam



ingin sekali


melonjak badar, melonjak gerundang



meniru-niru lagak (cara hidup) orang besar atau orang kaya


meludah ke langit, muka juga yang basah



melawan atau membantah orang yang berkuasa, akhirnya sendiri yang mendapat kesusahan atau kesulitan


(seperti) melukut di tepi gantang



tidak sanggup berbuat apa-apa; masalah kecil yang tidak mendapat perhatian


melukut tinggal sekam melayang



yang baik tetap, yang buruk akan hilang


melulur bersetungging



mengerjakan sesuatu karena terpaksa (malu, takut, dsb)


(bagai) melulusi baju sempit (terbuang ke sisiran)



seseorang yang merasa senang karena terlepas dari kesusahan


memagar diri bagai aur



hanya memikirkan diri sendiri


memahat di dalam baris, berkata dalam pusaka



mengerjakan sesuatu sebagaimana mestinya


memakan habis-habis, menyuruh hilang-hilang



jika merahasiakan sesuatu, hendaklah dilakukan dengan sebaik-baiknya


memakuk dengan punggung lading



sangat menyakiti hati orang


memalit rembes menampung titik



biar sedikit diterima juga


memancing dalam belanga (memepas dalam belanga)



mencari keuntungan dalam lingkungan (keluarga, teman, kawan) sendiri


memanjat bersengkelit



belum berpengalaman


memanjat dedap



menekat (karena terpaksa)


memanjat terkena seruda



mendapat rintangan dalam usahanya


memasang pelita tengah hari



menerangkan apa-apa yang sudah tidak perlu diterangkan lagi


memasukkan minyak tanah



menghasut


(bagai) membakar tunam basah



hal mengajar anak yang bodoh, sukar dimengerti (diterima) pelajaran itu olehnya


membalik-balik mayit di kubur



menyebut-nyebut nama orang yang sudah meninggal


membangkit batang terendam



mengadakan (memunculkan kembali) sesuatu (nama) yang telah lama hilang dari ingatan (seperti mengangkat penghulu yang telah lama tidak ada); mengulangi masalah yang sudah lama dilupakan


membasuh najis dengan malu



membuang malu dengan jalan yang lebih hina


membawakan cupak ke negeri orang



memakai adat-istiadat sendiri di negeri orang


membekali budak lari



dua kali merugi


membeli kerbau bertuntun (membeli kerbau di padang; kucing dalam karung)



membeli sesuatu tanpa dilihat dahulu barang yang akan dibelinya; kawin dengan gadis yang belum dikenal


memberi lauk kepada orang membantai



memberi pertolongan kepada orang yang tidak perlu ditolong (orang kaya dsb)


membesarkan kerak nasi



menambah-nambah belanja yang tidak perlu


membuat titian berakuk



memakai/memasang tipu budi bulus untuk mencelakakan orang


membuka tambo lama



membangkit-bangkit masalah yang sudah-sudah


membungkus tulang dengan daun talas



menyembunyikan rahasia dengan tidak berhati-hati


memegang besi panas



melakukan sesuatu dengan selalu diliputi khawatir dan takut


(seperti) memegang tali layang-layang



orang berkuasa (kaya) yang sanggup berbuat sekehendak hatinya terhadap orang lemah


memerah santan di kuku (meremas santan di kuku)



mencari keuntungan dengan jalan yang sukar sekali; meminta sesuatu kepada orang yang tidak punya (menghendaki sesuatu yang tidak mungkin diperoleh)


memikul di bahu, menjunjung di kepala



mengerjakan sesuatu berdasarkan aturan


memilin kacang hendak mengebat, memilin jering hendak berisi



melakukan perbuatan atau tindakan dengan maksud tertentu


memperlapang sangkar musang, mempersempit sangkar ayam



memberi kesempatan baik kepada orang yang bermaksud jahat


mempertinggi semangat anjing



memperbaiki nama orang jahat (tentu sia-sia)


mempertinggi tempat jatuh, memperdalam tempat kena



sengaja membesar-besarkan kesalahan sendiri sehingga mendapat eksekusi (kerugian) yang berat


menabur bijan ke tasik (menabur biji atas batu; menanam biji atas batu)



sia-sia saja (seperti berbuat kebaikan kepada orang yang tidak tahu membalas budi, memberi pesan yang tersirat kepada orang yang tidak mau mengindahkan, dsb.)


menahan jerat di tempat genting (menahan lukah di penggentingan; menangguk di air keruh; memancing di air keruh; mengail di air keruh; mengail dalam belanga, menggunting dalam lipatan)



mengambil keuntungan dalam keadaan yang kacau (dari kesusahan atau penderitaan orang lain, pada waktu ada kerusuhan, perselisihan dsb.); mempergunakan kesempatan untuk keuntungan pribadi tanpa memikirkan nasib mitra akhir perbuatan itu


menaikkan air ke gurun (menaikkan bandar sondai; membandarkan air ke bukit)



melakukan pekerjaan yang sukar sekali; mengerjakan sesuatu dengan sia-sia


(bagai) menakik darah mati dari alu (menakik darah mati dari batu)



bekerja keras tetapi sedikit hasilnya


menambak gunung, menggarami laut (menambak gunung, menggarami air laut; menambak ke laut; membuang garam ke laut; membuang bunga ke jirat)





  1. memberi pertolongan/bantuan kepada orang yang sekali-kali tidak memerlukannya/tidak perlu dibantu (orang kaya, dsb.);

  2. berbuat baik kepada orang yang tidak tahu membalas budi

  3. melakukan suatu pekerjaan yang sia-sia/tidak ada gunanya; membuang-buang tenaga (uang, waktu, dsb) dengan sia-sia






menambat tidak bertali



pria dan perempuan yang hidup sebagai suami istri, tetapi tidak menikah


(kalau) menampi jangan tumpah padinya



mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya


menanak semua berasnya



memperlihatkan semua hartanya (kepandaian dsb)


menangis daun bangun-bangun hendak sama dengan hilir air



perbuatan yang sia-sia hendak menyamai orang lain yang melebihi dirinya


(seperti) menangkap ikan dalam belanga



sesuatu yang sudah pasti akan didapat


(seperti) menanti orang dahulu, mengejar orang kemudian (melalah orang kudian; menanti putih gagak hitam; menanti ara tak bergetah; menanti kucing bertanduk; menanti kuar bertelur; menanam mumbang; menunggu angin lalu; menunggu maritim kering; mencari belalang atas akar; mencari jejak dalam air; mencari kutu dalam ijuk; mencari umbut dalam batu; mencungkil bakteri dengan alu; menegakkan benang basah; menegakkan sumpit tak berisi; menggantang anak ayam; menghasta kain sarung; mengisi gantang pesuk; mengisi perian bubus; mengukir langit; menyenduk kuah dalam pengat; menyukat belut; menyurat di atas air; menjaring angin; usaha menjaring angin; wau melawan angin)



melakukan pekerjaan/perbuatan (menunggu, dsb.) yang sia-sia belaka; mengerjakan/mengharapkan sesuatu yang mustahil/tidak mungkin terpenuhi/diperoleh/didapat/dilaksanakan/berhasil


menari di ladang orang (merentak di ladang orang)



bersenang-senang menggunakan harta orang atau di rumah orang lain


(seperti) menating minyak penuh



memperlakukan dengan penuh kasih sayang (sangat hati-hati dsb)


mencabik baju di dada (mengembang ketiak amis)



membuka rahasia kaum keluarga sendiri; menceritakan keburukan (aib keluarga) sendiri kepada orang lain


mencakus ganti asah (menanti tukang belum datang)



sesuatu yang digunakan untuk sementara waktu saja sebelum ada yang lebih baik (jadi hanya sekadar mencukupi kebutuhan)


mencampakkan kerikil ke luar



lebih suka berbuat baik kepada orang lain daripada kepada keluarga sendiri


mencari lantai terjungkat



mencari-cari kesalahan orang


mencari yang sehasta sejengkal



menyelidiki jauh dekatnya perhubungan kerabat


mencencang berlandasan, melompat bersetumpu (bertumpuan)



jika hendak melaksanakan sesuatu, hendaknya menyediakan alat atau syaratnya dahulu


mencencang lauk tengah helat



membukakan rahasia sendiri di hadapan orang banyak


mencencangkan lading patah



membanggakan sesuatu yang tidak ada harganya sama sekali


mencit seekor, penggada seratus



berhadapan dengan lawan yang banyak (lebih kuat dsb)


mendabih menampung darah



sangat tamak


mendapat hidung panjang (beroleh hidung panjang; mendapat panjang hidung)



mendapat malu atau kecewa


mendapat angin ribut tertimbakan (mendapat pisang berkubak)



mendapat untung yang tidak disangka-sangka; mendapat keuntungan yang banyak dengan mudah


mendapat sama berlaba, kehilangan sama merugi



suka sedih sama-sama dipikul


mendapati tanah terbalik



mendapati mayit sudah terkubur


mendebik mata parang (menepik mata pedang)



melawan/menentang orang yang berkuasa


mendengarkan cakap enggang



mendengarkan bujukan musuh


mendukung biawak hidup



melakukan sesuatu atau mempunyai anak (istri dsb) yang sangat menyusahkan


menebang menuju pangkal, melanting menuju tampuk



setiap tindakan yang dilakukan harus ada maksud dan tujuannya


menebas buluh serumpun



merusak seluruh nama keluarga


menegakkan juek-juek setelah menyabit



sesudah masalah (pekerjaan) selesai, gres teringat akan cara yang terbaik untuk menyelesaikannya


menembak beralamat, berkata bertujuan



suatu perbuatan (pekerjaan) harus ada maksudnya


menempong menuju jih



langsung mengenai sasarannya (maksudnya)


menengadah ke langit hijau



tidak ada harapan akan mendapat pertolongan


menengadah membilang layar, menangkup membilang lantai



pikirkan baik-baik sebelum melaksanakan pekerjaan


(bagai) menentang matahari



melawan atau menyanggah kekuatan atau kekuasaan yang jauh lebih tinggi daripada kuasa atau kekuatan penyanggah itu tentu akan binasa


menepak nyamuk menjadi daki



melawan orang yang lemah tidak akan mendapat nama baik


(seperti) menepung tiada berberas



banyak cakap, tidak berisi


mengadu buku jari (mengadu buku lima; mengadu buku lidah)



bertinju; berkelahi; berbantah; bertengkar mulut


mengail berumpan, berkata bertipuan



kalau menghendaki sesuatu dari orang lain, harus pandai mengambil hatinya


mengairi sawah orang



menguntungkan orang lain


mengais dulu maka makan



baru sanggup makan setelah bekerja berat (sukar hidupnya)


mengajar orang renta makan dadih (orang renta diajar makan pisang)



mengajar orang yang lebih pandai; orang yang sudah tahu (ahli, pandai) tidak usah diajari


mengalangkan leher, minta disembelih



mengharapkan kesusahan (kecelakaan)


mengambil bungkal kurang



merasa tersinggung oleh perkataan orang lain


mengata dulang paku serpih, mengata orang awak yang lebih



mencela orang, tetapi diri sendiri ternyata lebih buruk daripada yang dicela


mengaut keuntungan dengan siku (menggaut keuntungan dengan siku)



selalu hendak mencari untung sebanyak-banyaknya, tidak peduli apakah orang lain akan menderita karena perbuatannya itu


mengebat erat-erat, membuhul mati-mati (menggenggam erat, membuhul mati)





  1. apabila menciptakan aturan/perjanjian harus dengan sempurna/diatur sebaik-baiknya

  2. memegang kesepakatan (putusan, nasihat, dsb) erat-erat






mengegungkan gung pesuk



membanggakan kekayaan (kemuliaan) masa lampau


mengembalikan manikam ke dalam cembulnya



memikirkan kembali apa-apa yang telah dikatakan


mengendap di balik lalang sehelai



menyembunyikan sesuatu atau bersembunyi di tempat yang gampang diketahui orang


mengepit daun kunyit (Minangkabau)



memuji-muji diri sendiri


mengepit kepala harimau



menakut-nakuti orang lain


menggali lubang, menutup lubang (gali lubang, tutup lubang)



meminjam uang untuk membayar utang


(bagai) menggenggam bara, terasa hangat dilepaskan



melakukan suatu pekerjaan setelah mendapatkan kesukaran, pekerjaan itu ditinggalkan


menggenggam tiada tiris



sangat menghemat


menggeriak bagai anak nangui



orang yang beranak banyak, tetapi malas mencari nafkah


menggolek batang terguling



melakukan pekerjaan yang mudah


telah mengguncang girik



sudah renta sekali


menggunting dalam lipatan



mencelakakan mitra (saudara dsb) sendiri


menghadapkan bedil pulang



merugikan (mencelakakan) keluarga sendiri


menghambat kerbau berlabuh



mencegah sesuatu yang akan mendatangkan keuntungan atau kesenangan kepada orang


menghapus arang di muka



menghilangkan malu


(bagai) menghela rambut dalam tepung



pekerjaan yang sulit atau pekerjaan yang harus dikerjakan dengan hati-hati sekali


(bagai) menghela tali jala



sangat berhati-hati


menghendaki urat lesung



menghendaki sesuatu yang tidak mungkin


(seperti) menghilang manau



perbuatan yang sukar dilaksanakan; sukar sekali

mengisap benak (mencarak, mencucup)

terlalu banyak mengambil keuntungan dari orang lain (mengisap darah)

mengorek lubang ulat

sengaja mencari karena bertengkar


menguak-nguak bagai hidung gajah



bernapas terengah-engah


mengukur baju di tubuh sendiri



menentukan baik buruknya sesuatu berdasarkan perasaan diri sendiri


mengungkit kerikil di bencah



melakukan pekerjaan yang sukar


mengunyah orang bergigi



mengajar (memberitahu) orang yang sudah tahu


mengusir asap, meninggalkan api



mencari sesuatu yang kurang penting dan meninggalkan yang lebih penting


menimbang sama berat



menjatuhkan eksekusi dengan adil, tidak berat sebelah


menjalankan jarum halus



mengenakan tipu budi bulus yang lain


menjangkau sehabis tangan



berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai maksud


menjemur bangkai ke atas bukit



memperlihatkan cela (air, cacat) sendiri


menjilat air liur



berbalik memuji sesuatu yang sebelumnya telah dicela; menarik kembali ucapan (janji dsb) yang pernah dikatakan


menjilat keluan bagai kerbau



sangat kecewa karena tak hingga maksudnya


menjilat ludah



menarik kembali apa yang telah diucapkan


menjolok sarang tabuhan



berbuat sesuatu yang mendatangkan bahaya; sengaja mencari ancaman atau kesusahan


menjual bedil kepada lawan



mencelakakan diri sendiri


menjual petai hampa



membual; beromong kosong


menjunjung bersenggulung, mencencang berlandasan



jika ingin melaksanakan suatu pekerjaan, sediakanlah lebih dahulu alat-alatnya dengan lengkap


menjunjung sangkak ayam



mendapat malu besar


menohok mitra seiring (menggunting dalam lipatan



mencelakakan sahabat sendiri


mensiang yang gres dicari, kampil ‘lah sudah dahulu



rundingan gres akan dimulai, tetapi keputusannya telah diambil terlebih dahulu


menumbuk di lesung, bertanak di periuk



adat itu berdasar pada kebiasaan yang sudah semestinya


menumbuk di periuk, bertanak di lesung



melakukan sesuatu yang menyalahi kebiasaan


menunjukkan ilmu kepada orang menetak



nasihat yang baik itu tidak berkhasiat bagi orang yang tidak mau menggunakannya


(bagai) menyandang galas tiga (menyandang lukah tiga)



pekerjaan yang ringan, tetapi sukar melakukannya; melaksanakan pekerjaan yang sulit meskipun tidak berat


menyandang lemang hangat orang



menderita akhir perbuatan orang lain


menyanyikan lagu lama (menyanyikan lagu kuno)



mengutarakan pendapat yang telah lama atau sudah sering dikatakan orang


menyauk kering-kering, membeli habis-habis



jika mengusut (menuntut ilmu dsb), hendaknya sedalam-dalamnya


menyeladang bagai panas di padang



suatu kejadian yang terjadi secara merata di mana-mana


menyelami air dalam tonggak



amat sukar mengajuk hati orang


menyeluduk sama bungkuk, melompat sama patah



(persahabatan yang) seia sekata, sehina semalu


(bagai) menyesah kain dapat



memakai sesuatu barang (pinjaman) dengan sekehendak hati saja


menyimpan embacang busuk



menyimpan rahasia yang sudah diketahui orang banyak (rahasia umum)


menyinggung mata bisul orang



mengenai apa yang paling sakit (peka) bagi seseorang


menyisip padi dengan ilalang



mencampurkan sesuatu yang buruk pada yang baik


menyukat penuh sudah



sudah habis kesabaran


menyuruk di balik lalang sehelai (menyuruk di balik lumbung)



menyembunyikan sesuatu yang gampang atau sudah diketahui orang


menyuruk hilang-hilang, memakan habis-habis



menyembunyikan suatu kehendak sesempurna-sempurnanya


telah meraba-raba tepi kain



sudah sakit payah; sudah hampir meninggal


meragang gawe



memperkosa wanita


merah padam mukanya



marah sekali


meraih pangkur ke dada





  1. insaf akan dirinya

  2. merasa tersinggung






meraih pekung ke dada



sengaja mencari kesusahan (malu, bencana, dsb)


merajuk kepada yang kasih (sayang)



sesuatu yang tidak mungkin terjadi


merantau di sudut dapur, merantau ke ujung bendul



pergi mencari penghidupan ke tempat yang tidak berapa jauh


merawal memulang bukit, cerana menengah kota



sudah positif sekali ingin mengajukan suatu permintaan


merayap-rayap mirip kangkung di ulak jamban





  1. cepat berkembang biak

  2. lekas bertambah besar dan tinggi






merebus tak empuk



tidak berubah pendirian; tetap hati (walaupun digoda dsb); mantap hati


merdesa perut kenyang (merdesa di perut kenyang)



adat yang halus hanya sanggup dilakukan apabila orang berkecukupan atau kaya


merentan hati



lekas murka (sakit hati, patah hati)


(laksana) mestika gamat



perihal kelakuan, atau tabiat, atau perkataan yang baik


miang tergeser kena miang, terlanggar kena rabasnya



dikatakan kepada orang yang berkuasa, tidak sanggup orang (rakyat) bersalah sedikit pun kepadanya


minta dedak kepada orang mengubik (minta pucuk pada alu; menghendaki pucuk alu; minta sisik pada limbat; minta tulang pada lintah)



minta pertolongan dsb kepada orang yang tidak punya; menghendaki sesuatu yang mustahil/tidak mungkin tercapai/dipenuhi

minum darah orang

banyak merugikan orang dengan mengambil keuntungan yang berlebih-lebih darinya


minum serasa duri, makan serasa lilin, tidur tak lena, mandi tak basah



hal orang yang sangat bersusah hati sehingga segala sesuatunya tidak berasa enak


minyak dengan air adakah bercampur? (minyak dengan air bolehkah bercampur; minyak dan air masa sama; (sebagai) minyak dengan air)



orang yang bermusuhan atau yang tidak sehaluan tidak mungkin sanggup dicampurkan jadi satu; tidak sanggup bersatu (karena bermusuhan dsb)


minyak duyung, perendang duyung (minyak kita jua yang digorengkannya)



seseorang yang telah menghabiskan harta tuannya


minyak habis sambal tak enak



dikatakan untuk menyatakan kekecewaan dalam perjodohan anak dengan menantu


misai bertaring bagai panglima, sebulan sekali tak membunuh orang



rupa saja yang hebat dan garang, tetapi berhati penakut


mudah juga pada yang ada, sukar jua pada yang tidak



pada orang kaya budpekerti apa pun juga gampang diisinya sedangkan pada yang miskin segalanya susah


mudik menyongsong arus, hilir menyongsong pasang



tentang perjuangan yang mendapat rintangan dari kiri dan kanan namun diteruskan juga


mujur Pak Belang



untung-untungan; jikalau hendak mujur, harus menunggu waktu lama


mujur sepanjang hari, malang sekejap mata



jika malang akan menimpa dalam sesaat saja mungkin terjadi, tetapi tidak mendapat


muka bagai ditampar dengan kulit babi



hal orang yang tidak tahu malu; seseorang yang kelihatannya senang dan kaya, tetapi yang bahwasanya hidup dengan utang


muka licin, ekor berkedal



lahirnya tampak baik, tetapi batinnya jahat


mulut bagai ekor ayam diembus



seseorang yang mulutnya tidak berhenti-henti berkata (tidak pernah diam, selalu saja bergerak-gerak)


mulut bajan boleh ditutup, verbal insan tidak (mulut kapuk sanggup ditutup, verbal orang tidak)



rahasia jangan terlalu lekas dipercayakan kepada orang lain, karena verbal insan tidak sanggup ditutup


mulut kamu, harimau kamu (mulutmu harimaumu)



keselamatan dan harga diri kita bergantung pada perkataan kita sendiri


mulut manis jangan percaya, lepas dari tangan jangan diharap



jangan percaya kepada orang yang manis perkataannya, barang atau uang yang dipinjamkan kepada orang yang bersifat demikian, tidak sanggup diharapkan kembali lagi


mulut manis mematahkan tulang



perkataan yang lemah lembut sanggup menimbulkan orang lain tunduk (menurut)


mulut satu pengecap bertopang



perkataan berbeda dengan isi hati


mulut telanjur emas tantangannya (telanjur/terdorong, tantangannya/padahannya)



perkataan (janji) yang sudah diucapkan harus ditepati


mumbang ditebuk tupai



dikatakan kepada anak perempuan yang masih kecil, tetapi sudah rusak


mumbang jatuh, kelapa jatuh



semua yang hidup akan mati (tidak memandang umur dsb)


murah di mulut, mahal di timbangan



banyak janji, tetapi kesepakatan itu tidak ditepati; gampang mengatakan, tetapi sukar melakukannya


musang berbulu ayam



orang jahat berlaku sebagai orang baik


musang terjun, lantai terjungkat



terdapat gejala kejahatan yang telah diperbuat


musim kemarau menghilirkan baluk



melakukan perjuangan yang tidak sesuai dengan musimnya (waktunya)


musuh dalam selimut



musuh yang amat dekat (dari lingkungan keluarga sendiri dsb)


musuh jangan dicari-cari, bersua jangan dielakkan



jangan dicari-cari permusuhan itu, tetapi jikalau ia tiba jangan pula berasa takut


 




 


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara N


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara N


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara N




napas tidak hingga ke hidung



sibuk sekali


nasi habis budi bersua





  1. sahabat yang pada akhirnya kelihatan pekertinya yang buruk

  2. sesudah mendapat kesusahan, barulah ingat akan sahabatnya






nasi sama ditanak, kerak dimakan seorang



pekerjaan dilakukan bersama-sama, tetapi manfaatnya diambil sendiri


nasi tersaji di lutut



keuntungan yang diperoleh dengan mudah


nasi tersendok tidak termakan



tidak sanggup mencicipi (mengenyam) apa yang didapatnya; belum menjadi rezekinya


neraca palingan bungkal, hati palingan Tuhan



pikiran atau pendirian orang gampang berubah-ubah


neraca yang palingan, bungkal yang piawai



sangat adil dalam memperlihatkan eksekusi atau putusan (hakim)


nibung bangsai bertaruk muda



orang renta yang bertingkah laris mirip anak muda


nyamuk mati gatal tak lepas



menaruh dendam kepada orang yang berbuat jahat meskipun orang itu sudah dihukum


ada nyawa, ada rezeki, ada umur, ada rezeki



selama masih hidup kita tentu masih sanggup berusaha


nyawa bergantung di ujung kuku



dalam keadaan yang sulit dan berbahaya


 




 


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara O


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara O


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara O




obat jauh, penyakit hampir



dalam kesusahan sukar mendapatkan pertolongan; berada dalam kesukaran


ombak yang kecil jangan diabaikan



perkara kecil yang mungkin mendatangkan ancaman perlu diperhatikan juga


ombaknya kedengaran, pasirnya tidak kelihatan



telah kedengaran beritanya, tetapi belum ada buktinya


orang berdendang di pentasnya, orang beraja di hatinya (ayam itik raja pada tempatnya)



menurutkan rasa (sesuka) hati masing-masing; orang (laki-laki) berkuasa di rumah tangganya masing-masing; setiap orang berkuasa di tempatnya atau di lingkungannya


orang bini-binian beranak tak boleh disuruh



pekerjaan yang tidak tetap selalu mendatangkan rugi


orang haus diberi air, orang lapar diberi nasi; (orang dahaga diberi air; orang mengantuk disorongkan bantal





  1. memperoleh/mendapat apa yang sangat diinginkannya; menolong orang yang kesusahan;

  2. memberi pelajaran kepada orang yang sungguh-sungguh ingin menambah pengetahuannya






(seperti) orang kecabaian



sangat gelisah (tidak tenang duduknya dsb)


(bagai) orang kena miang



gelisah sekali karena mendapat malu


(sebagai) orang mabuk gadung



rupa seseorang yang lemah dan pucat karena mengidap penyakit


orang mandi bersiselam, awak mandi bertimba



orang mendapat keuntungan besar berlimpah-limpah, awak mendapat keuntungan kecil saja


(seperti) orang mati jikalau tiada orang mengangkat bila akan bergerak



seseorang yang daif yang tidak mempunyai daya upaya, jikalau tiada orang menolongnya pasti akan semakin susah


tidak ada orang menggaruk ke luar badan



biasanya orang berpihak kepada kaum keluarganya (golongannya) apabila ada perselisihan


orang muda selendang dunia, orang kaya suka dimakan



(untuk puji-pujian maksudnya) orang muda pemanis dunia, orang kaya yang pemurah


orang pembuat periuk, bertanak di tembikar



yang membuatnya sendiri biasanya tidak menggunakan buatannya yang baik, melainkan menggunakan buatannya yang buruk-buruk


orang penggamang mati jatuh



siapa yang tidak mempunyai keberanian tidak akan hingga maksudnya


orang terpegang pada hulunya, awak terpegang pada matanya



dalam perjanjian atau masalah orang lebih kuat pendiriannya daripada kita


orang timpang jangan dicacat, ingat-ingat hari belakang



kecelakaan yang menimpa seseorang jangan terlalu dibicarakan karena boleh jadi kita mengalami hal yang sama di kemudian hari


 




 


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara P


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara P


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara P:




padang bahtera di lautan, padang hati dipikirkan



demikian luas hati itu, berapa banyak pikiran masuk di dalamnya tidak akan penuh


padi dikebat dengan daunnya



mengusahakan sesuatu dengan modal sendiri


padi masak, jagung mengupih



keuntungan yang diperoleh dengan berlipat ganda


(ada) padi segala menjadi



orang kaya sanggup mencapai apa yang diinginkannya


padi segenggam dengan senang hati lebih baik daripada padi selumbung dengan bersusah hati



kesenangan hati lebih berharga daripada kekayaan


padi sekapuk hampa, emas mirip loyang, kerbau sekandang jalang



seseorang yang tampak kaya, tetapi bahwasanya miskin


padi selumbung dimakan orang banyak



penghibur bagi istri yang suaminya beristri lebih daripada satu


tak ada padi yang bernas setangkai



tidak ada satu pun yang sempurna


pagar makan padi



orang yang merusakkan barang yang diamanatkan kepadanya


pagar makan tanaman



orang yang merusakkan barang yang diamanatkan (dititipkan) kepadanya


pahit dahulu, manis kemudian



hendaklah ditentukan syarat-syarat yang positif dahulu supaya tidak timbul perselisihan di belakang (dalam menciptakan perjanjian)


pahit meninggal



orang yang kelihatannya baik, tetapi bahwasanya curang


paksa tekukur, padi rebah, paksa tikus, lengkiang terbuka



sesuatu yang baik atau yang dikehendaki (diingini)


panas setahun dihapuskan hujan sehari



kebaikan yang banyak hilang karena kesalahan yang sedikit saja


panas tidak hingga petang



bertambah susah


(sebagai) pancang diguncang arus



orang yang tidak tetap pendiriannya


pandai berminyak air



pandai memainkan kata (mengambil muka, menjilat) untuk mencapai suatu maksud


(kalau) pandai menggulai badar pun menjadi tenggiri (pandai menggulai, badar jadi tenggiri)



orang yang pandai meskipun kurang alat syaratnya, sanggup juga mengerjakan sesuatu dengan baik; kalau pandai mengatur (menyusun dsb), barang yang kurang baik pun akan menjadi baik juga


(kalau) pandai meniti buih, selamat tubuh hingga ke seberang



jika sanggup mengatasi kesukaran tentu maksud sanggup dicapai


tiang pandak hendak menyamai tiang panjang



hendak meniru-niru perbuatan orang besar atau kaya, akhirnya diri binasa


pandang jauh dilayangkan, pandang dekat ditukikkan (sarap sehelai dituilkan, batu sebuah digulingkan)



memeriksa/menyelidiki segala sesuatu dengan teliti; sangat teliti (dalam pemeriksaan)

diperhatikan dan diperiksa dengan saksama




panjang langkah, singkat permintaan (sudah panjang langkahnya; panjang langkah)



sampai ajalnya; sudah meninggal


pantang kutu dicukur, pantang insan dihinakan



tiada orang yang mau dihinakan


(seperti) parang bermata dua



mendapat keuntungan dari kedua belah pihak


parang gabus menjadi besi



orang yang lemah menjadi orang yang kuat


pasang masuk muara



lalu lalang saja (tentang perkataan)


patah kerikil hatinya



hilang sama sekali kemauannya


patah kemudi dengan bamnya (patah kemudi dengan ebamnya)



putus harapan; sudah tidak ada harapan lagi sama sekali


patah pengecap alamat kalah, patah keris alamat mati



tidak pandai membela perkaranya (tanda akan kalah dalam berperkara)


patah sayap bertongkat paruh (patah tongkat berjeremang; patah tongkat bertelekan)



tidak putus-putusnya berusaha memberikan maksudnya; terus berusaha (bekerja) dengan tidak pernah putus asa; pada keadaan bagaimanapun harus terus berusaha dengan giat, jangan sekali-sekali putus asa


patah selera banyak makan



pura-pura tidak mau, bahwasanya suka sekali


patah tumbuh hilang berganti



seorang pemimpin apabila meninggal tentu akan ada penggantinya; yang hilang (mati) selalu ada penggantinya


payah-payah dilamun ombak, tercapai juga tanah tepi



setelah beberapa lama menanggung susah, akhirnya tercapai juga cita-citanya


pecah anak buyung, tempayan ada (pecah buyung, tempayan ada)



tidak akan kekurangan perempuan untuk dijadikan istri; tidak akan kekurangan perempuan (yang akan diambil untuk istri)


pecah kapi, putus suai



tidak sanggup diperbaiki lagi; menderita malu yang bertubi-tubi


pecah menanti sebab, retak menanti belah



sekadar menanti kesempatan untuk membalas dendam


pecak boleh dilayangkan, bulat boleh digulingkan, batu segiling pecak setepik



sudah mendapat kata sepakat untuk melaksanakan suatu pekerjaan


pejatian awak, kepantangan orang



berselisih pendapat dengan orang banyak


pekak pembakar meriam



tiap-tiap orang ada gunanya


pelanduk di cerang rimba (pelanduk di dalam cerang)



sangat gelisah ketakutan; kehilangan logika atau gelisah sekali (karena ketakutan, menghadapi bahaya, dsb)


pelanduk melupakan jerat, tetapi jerat tak melupakan pelanduk





  1. orang yang berutang biasanya gampang lupa akan yang berpiutang, sebaliknya yang berpiutang tidak lupa akan orang yang berutang kepadanya

  2. sudah lupa akan bahaya, tetapi bahwasanya ancaman masih tetap mengancam






pelepah bawah luruh, pelepah atas jangan gelak



ingatlah bahwa sekalian yang hidup akan mati


pelesit dua sejinjang



perempuan yang bersuami dua


(bagai) pelita kehabisan minyak



tidak berseri-seri lagi


pencarak benak orang



orang yang suka mengambil milik orang lain dengan cara yang lalim


pendekar elak jauh



orang yang sangat hati-hati dan senantiasa bersiap mengelakkan ancaman yang mengancam


tak ada pahlawan yang tak bulus



tidak ada orang yang tidak pernah menciptakan kesalahan


pengaduan berdengar, salah bertimbang



keluh kesah mendapat perhatian dari orang yang berkuasa


pengayuh sama di tangan, perahu sama di air (perahu sudah di tangan, perahu sudah di air)





  1. tidak perlu takut-takut (rendah diri) karena sama kekuatannya

  2. sudah siap sedia segala keperluan untuk melaksanakan suatu pekerjaan






telah penuh sebagai bersukat



habis kesabaran


pepat di luar, rancung di dalam (pancunya di dalam)



baik (suci dsb) pada lahirnya, tetapi batinnya (hatinya) jahat


pepat kuku mirip bulan tiga hari



amat elok bentuk atau tokohnya


perahu bertambatan, dagang bertepatan



usaha dagang yang teratur dan sesuai tempatnya


perahu papan bermuat intan



sesuatu yang tidak layak diperjodohkan


perang bermalaikat, sabung berjuara



Tuhanlah yang menentukan kalah menang


pergi berempap, pulang eban



pulang pokok (tidak beruntung dan tidak merugi)


pergi tempat bertanya, pulang tempat berberita (berkenaan dengan orang cerdik pandai)



jika akan berangkat, hendaklah meminta nasihatnya dahulu, dan jikalau pulang, hendaklah memberi laporan kepadanya


(bagai) perian pecah



suara yang sember (tidak merdu)


perkawinan tempat mati



perkawinan yang sungguh-sungguh dilakukan sesuai dengan keinginan hidup berumah tangga yang bahagia


permata lekat di pangkur



tidak pada tempatnya


perut panjang sejengkal



merasa kecewa (tidak senang)


(sebagai) petai sisa pengait



tidak berkhasiat sama sekali


(seperti) pikat kehilangan mata



bingung tidak keruan; kehilangan akal


pikir itu pelita hati



menggunakan logika budi dan mempertimbangkan segala sesuatu dengan baik menjadikan seseorang lebih bijaksana


pilih-pilih ruas, terpilih pada buku (pilih-pilih ruas, terkena buku buluh)



mendapat yang buruk karena terlalu memilih/terlampau menghendaki yang baik


(bagai) pimping di lereng



orang yang tidak berpendirian tetap


(seperti) pinang dibelah dua



(dua orang yang) serupa benar; sama besar


(seperti) pinggan dengan mangkuk, salah sedikit hendak berantuk



perselisihan antara suami istri atau kaum keluarga merupakan hal yang biasa


pinggan tak retak, nasi tak dingin



cermat dalam melaksanakan suatu pekerjaan


(bagai) pintu tak berpasak, perahu tak berkemudi



sesuatu yang membahayakan


pipinya sebagai pauh dilayang



pipinya amat elok


pipit meminang anak enggang (tabuhan meminang anak labah-labah)



orang miskin (berderajat rendah) meminang orang kaya (berderajat tinggi dsb); tidak seimbang (tentang perjodohan)


(seperti) pipit menelan jagung



mendapat kesusahan karena hendak menyama-nyamai orang yang besar (tinggi pangkatnya/martabatnya, kaya, dsb)


pipit pekak makan berhujan



sangat rajin


pisang tidak berbuah dua kali



nasib baik biasanya hanya ditemui satu kali


(jika) pisau tiada berbaja, makin dikikir bertambah tumpul



anak yang dungu, makin diajar semakin bodoh


(seperti) polong kena sembur



berlari cepat-cepat karena ketakutan dsb


potong hidung rusak muka



orang yang berbuat kurang baik terhadap kaum keluarganya sendiri akan beroleh malu juga


pucat mirip mayat



sangat pucat, pucat pasi


tak pucuk di atas enau (berpucuk)



sangat arogan (selalu memandang rendah kepada orang lain)


(bagai) pucuk dilancarkan (enau diluncurkan)



sangat lancar; cepat sekali


pucuk diremas dengan santan, urat direndam dengan tengguli, lamun peria pahit juga



orang yang tabiatnya jahat, sekalipun diberi kekayaan dan pangkat, sifatnya tidak akan berubah


pucuk layu disiram hujan



orang susah mendapat kesenangan


(bagai) pucuk pisang didiang



lemah sekali; tidak bertenaga


pukat terlabuh, ikan tak dapat



pekerjaan yang sia-sia belaka


pukul anak, sindir menantu



menyindir seseorang dengan mengata-ngatai atau memarahi orang lain; mengata-ngatai (mencela) seseorang, tetapi perkataan-perkataan itu ditujukan kepada orang lain


pulau sudah lenyap, daratan sudah tenggelam



sudah tidak ada harapan lagi (gagal sama sekali)


(seperti) pungguk merindukan bulan (si cebol hendak mencapai bulan (bintang)): seseorang yang merindukan kekasihnya, tetapi cintanya tidak terbalas

punggung bendo sekalipun jikalau selalu diasah, akan tajam juga



sebodoh-bodoh orang, apabila selalu belajar, akan pandai juga


punggur rebah, belatuk menumpang mati



bencana yang menimpa orang besar, orang bawahannya turut terkena akhir buruknya; jikalau orang yang menjadi pelindung (seperti majikan dsb) jatuh, anak buahnya pun akan menderita akibatnya


pusat jala pumpunan ikan



(menjadi) tempat berkumpul atau menjadi sentra berbagai-bagai hal (urusan); sentra pemerintahan


putih tapaknya lari



berlari cepat (karena ketakutan)


tak putus dirundung malang



tiada putusnya, tiada henti-hentinya mendapat celaka


putus kelikir, rompong hidung



sesuatu yang hendak dikuasai menjadi terlepas sama sekali


puyu di air jernih



hidup dalam kesenangan


 




 


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara R


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara R


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara R:




(seperti) rabuk dengan api





  1. mudah terbakar

  2. (kiasan) gampang terjadi hal yang kurang baik kalau didekatkan (seperti gadis berdekatan dengan bujang)






raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah



raja yang adil disayangi dan raja yang zalim dibenci


tiada raja menolak sembah



tidak ada orang yang tidak suka dihormati


rajin mengais tembolok berisi



kalau rajin bekerja (mencari nafkah), rezeki akan bertambah


ramai beragam, rimbun menyelara



setiap orang mempunyai pendapat dan kegemaran masing-masing


(bagai) rambut dibelah tujuh (seribu)



sedikit (kecil) sekali


rambut sama hitam, hati masing-masing



setiap orang mempunyai pendapat (kemauan) masing-masing/yang berlainan


rasa tak mengapa hidung dikeluani



orang yang kurang pikir atas sesuatu yang terjadi pada dirinya sehingga mendapat susah juga


rebung tak miang, bemban pula miang



orang yang tidak turut campur dalam suatu pekerjaan menjadi susah, tetapi yang patut susah malahan berdiam diri


rebung tidak jauh dari rumpun



tabiat anak tidak jauh berbeda dari watak orang tuanya


redup atau panas keras



hidup atau mati; untung-untungan


rendah gunung, tinggi harapan



harapan yang sangat besar


rentak sedegam, langkah sepijak



seia sekata; mufakat


retak menanti belah



perkara kecil yang mungkin menjadi besar; tinggal menantikan timbulnya peristiwa yang lebih besar (kematian dsb); perselisihan yang akan menjadi perkelahian (perang, perceraian, dsb)


retak-retak mentimun



retak halus-halus di luar saja


rezeki elang tak akan sanggup oleh musang (tak akan/takkan, dapat/dimakan, musang/burung pipit)



setiap orang ada manfaatnya masing-masing


rindu jadi batasnya maka manis tak jadi cuka



jangan terlalu mesra bergaul dengan seseorang alasannya yaitu pergaulan mirip itu kerap kali mengakibatkan dendam kesumat


ringan tulang, berat perut



barang siapa yang rajin bekerja, tentu mendapat rezeki


rongkong menghadap mudik



mudah mendapat rezeki


ada rotan, ada duri



dalam kesenangan tentu ada kesusahannya


tiada rotan akar pun jadi (tiada rotan akar pun berguna)



kalau tidak ada yang baik, yang kurang baik pun boleh juga (meskipun kurang baik sanggup digunakan juga)


rugi menentang laba, jerih menentang boleh



supaya maksud kita tercapai, kita harus mau berusaha (bersusah payah) dahulu


rumah gedang ketirisan



istri yang tidak bisa mendatangkan kebahagiaan kepada suami


rumah sudah, tukul berbunyi



memajukan keterangan dsb setelah masalah diputuskan


rumah terbakar, tikus habis ke luar





  1. uang habis, tetapi yang dikehendaki tidak diperoleh

  2. apabila terjadi kerusakan di suatu daerah, semua penduduknya berbondong-bondong pindah ke tempat lain






rumput mencari kuda



perempuan yang mencari laki-laki


runcing tanduk (bengkak kening)



sudah populer kejahatannya


ada rupa, ada harga (ada uang, ada barang)



harga barang ditentukan oleh keadaan barang; jikalau sanggup membayar banyak akan mendapat barang yang lebih baik


rupa boleh diubah, watak dibawa mati



terlalu susah mengubah perangai yang sudah menjadi tabiat


rupa harimau, hati tikus



kelihatannya gagah berani, tetapi bahwasanya penakut


(bagai) rupa orang terkena beragih



bermuka masam karena rugi dsb (dalam perdagangan)


(seperti) rusa kena tambat



selalu gelisah (tidak tetap kedudukannya)


(seperti) rusa masuk kampung



tercengang-cengang keheranan


rusak anak oleh menantu



orang yang kita kasihi merusakkan harta yang kita berikan kepadanya


rusak bangsa oleh laku



biarpun orang berbangsa tinggi, kalau berkelakuan buruk, keturunannya yang tinggi itu tidak akan dihargai orang


rusak bawang ditimpa jambak



menjadi celaka karena perbuatan (kawan) sendiri


rusak tapai karena ragi



usaha yang gagal karena kurang hati-hati mengerjakannya


 




 


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara S


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara S


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara S:




sabung selepas hari petang



untung-untungan (usaha atau percobaan terakhir)


(sebagai) sadur mengakibatkan senam



kelihatan keadaan (maksud, tabiat) yang sebenarnya


sakit kepala panjang rambut, patah selera banyak makan



lahirnya tidak suka, tetapi bahwasanya suka sekali; akal-akalan sakit kepala


sakit menimpa, sesal terlambat



sesudah terlanjur (terjadi), menyesal tidak ada gunanya


salah cotok melantingkan



jika berbuat salah, harus mau memperbaikinya


sama lebur, sama binasa



bersahabat sehidup semati


sambil menyelam minum air (sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui; sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui; berkayuh sambil ke hilir; berlayar sambil memapan; merapat sambil berlayar; penyundut sambil mandi; sambil berdendang biduk hilir; sambil berdiang nasi masak)



sekali menggarap/melakukan suatu pekerjaan, beberapa maksud tercapai; mengerjakan/menyelesaikan dua tiga pekerjaan atau lebih sekaligus/dalam waktu yang bersamaan


sambil menyeruduk galas lalu (sambil menyuruk galas lalu)



sambil bersenang-senang, maksud atau keuntungan tercapai


sampah itu di tepi juga



orang yang hina biasanya tidak diindahkan orang


sampai titik darah yang penghabisan



sampai meninggal


sampan ada, pengayuh tidak



hendak melaksanakan sesuatu, tetapi tidak lengkap syarat-syaratnya


(ada) sampan hendak berenang



sengaja berpayah-payah padahal bahwasanya tidak perlu berbuat begitu


sampan rompong, pengayuh sompek



perkara yang tidak sanggup diharapkan lagi; harapan hampir musnah


samun sakar berdarah tangan



setiap masalah gres boleh diputuskan setelah cukup bukti dan keterangan


satu juga gendang berbunyi



tidak berubah; selalu sama saja


satu nyawa, dua badan



sehidup semati


satu sangkar, dua burung



dua orang perempuan sama-sama menghendaki seorang laki-laki


saudagar tiga beranak, belum beranak sudah ditimang



bersenang-senang sebelum maksudnya tercapai


sauk air mandikan diri (menyauk air mandikan diri)



hidup dengan usahanya sendiri


sawah berpematang, ladang berbintalak (sawah berpiring, ladang berbintalak)



segala sesuatu ada batasnya


(seperti) sayur dengan rumput



banyak bedanya; berlainan benar


searah bertukar jalan



sama maksudnya, tetapi berlainan cara mencapainya


sudah seasam segaramnya



sudah baik benar/tidak ada celanya (tentang pekerjaan, perbuatan)


sebab buah dikenal pohonnya



dari perbuatan atau perangai seseorang sanggup diketahui asalnya


sebaik-baiknya hidup teraniaya



sekali-kali jangan merugikan atau mencelakakan orang lain sekalipun kita dirugikan atau dicelakakannya


sebelum kematian berpantang mati



sebelum tiba/sampai waktunya tidak akan mati


sebesar-besarnya bumi ditampar tak kena



perkara yang kelihatannya mudah, tetapi bahwasanya susah menyelesaikan


(seperti) sebuah biji tersesat dalam rumput





  1. orang yang hina tidak kelihatan oleh orang

  2. sesuatu yang kecil






sebuah lesung ada seekor ayam jantannya (atau pemimpinnya)



tiap-tiap kaum ada seorang penghulunya atau seorang cerdik pandainya yang akan melindungi kaum itu dari kejahatan orang lain


sebusuk-busuk daging dikincah dimakan juga, seharum-harum tulang dibuang



jika keluarga berbuat ulah akan dimarahi, tetapi setelah itu diampuni, jikalau orang lain berbuat salah tidak dimaafkan sedikit pun juga


seciap kolam ayam, sedencing kolam besi



seia sekata


secupak tak jadi segantang (yang secupak takkan jadi segantang; yang sesukat tak akan jadi segantang; sesukat tak jadi segantang)



sesuatu yang tetap/sudah pasti dan tidak sanggup diubah lagi; nasib orang tidak sanggup diubah


sedangkan bah kapal tak hanyut, ini pula kemarau panjang



sedangkan waktu berpencaharian tidak tercapai maksudnya, apalagi waktu menganggur


sedap dahulu, pahit kemudian



bersenang-senang dahulu, akhirnya mendapat kesusahan


sedatar saja lurah dengan bukit



menyamaratakan orang; tidak membeda-bedakan kaya atau miskin dsb


sedepa jalan ke muka, setelempap jalan ke belakang





  1. maju terus untuk memberikan maksud

  2. segala apa pun harus selalu diperhitungkan untung ruginya






sedia payung sebelum hujan



bersiap sedia sebelum terjadi yang kurang baik


sedikit hujan banyak yang basah



kecelakaan yang kecil membawa akhir yang besar


seekor kerbau berkubang, sekandang kena luluknya (seekor kerbau berlumpur, semuanya berlabur; seorang makan cempedak, semua kena getahnya; seorang makan nangka, semua kena getahnya))





  1. seorang berbuat salah/jahat, semua (keluarganya, dsb.) terbawa-bawa (terkena akibatnya, beroleh nama yang buruk, dsb.)/dianggap bersalah juga

  2. seorang yang berbuat kesalahan demi memenuhi kesenangannya, tetapi orang lain turut menanggung akibatnya






segala senang hati



sangat senang


segan mengayuh, bahtera hanyut (malu mengayuh, bahtera hanyut; segan bergalah, hanyut serantau)



jika segan/tidak mau berusaha, (kita) akhirnya akan mendapat susah (bencana, merugi besar) nantinya


segenggam digunungkan, setitik dilautkan



sangat dihargai


sehabis kelahi, teringat silat



sesudah dilema (pekerjaan) selesai, gres teringat cara yang baik untuk menyelesaikannya


sehari selembar benang, lama-lama jadi sehelai kain (sekepal menjadi gunung, setitik menjadi laut)





  1. hal perbuatan orang yang sabar dan tidak lekas putus asa, bertahap lama-lama berhasil juga; pekerjaan sulit yang dikerjakan dengan penuh kesabaran, lama-lama akan berhasil juga; dari sedikit menjadi banyak

  2. perkara yang kecil dibesar-besarkan






sehina semalu



seia sekata; senasib


seidas bagai benang, sebentuk bagai cincin (seikat bagai sirih, serumpun bagai serai; sekebat bagai sirih; seliang bagai tebu; selubang bagai tebu)





  1. dua orang yang sejodoh benar

  2. seia sekata; sehina semalu; tolong-menolong menanggung untung dan rugi atau senang dan derita

  3. sepakat dalam perkumpulan (rapat)

  4. seia sekata; rukun sekali; bersatu hati-hati dalam segala hal






seiring bertukar jalan (sekandang tidak sebau, seia bertukar sebut)



berlainan pendapat (caranya) meskipun maksudnya sama; kedua pihak semaksud dan sepaham, tetapi berlain cara melaksanakannya


sekam menjadi hampa berat



tidak akan merugikan sedikit jua


sekerat ular, sekerat belut



orang yang bermuka dua (ikut ke sana kemari)


sekudung limbat, sekudung lintah



tidak tetap pendiriannya


sekutuk beras basah



tidak ada gunanya


selama enggang mengeram (selama gagak hitam, selama air hilir)



lama sekali; selama-lamanya


selama hayat dikandung badan



selama masih hidup


selama hujan akan panas jua



sehabis kesusahan, akhirnya akan tiba juga waktu yang baik


selama sipatung mandi



sebentar sekali


selangkas betik berbuah



waktu yang singkat


selapik seketiduran



sangat dekat (tentang persahabatan)


seludang menolakkan mayang



memperlihatkan atau kelihatan kecantikannya (isi hatinya, kesombongannya, dsb)


semanis-manis gula ada pasir di dalamnya (manis-manis gula berpasir jua, sepahit-pahit jadam menjadi obat)



bujuk rayu yang lemah-lembut yaitu berisi tipu dan perkataan yang keras itu kadang-kadang menjadi kebajikan diri


sembunyi tuma, ekor kelihatan (kepala tersuruk, ekor kelihatan)



merasa tidak ada yang mengetahui, tetapi bahwasanya sudah diketahui orang banyak; menutup-nutupi perbuatan jahat yang sudah diketahui orang


sembunyi-sembunyi puyuh





  1. menutupi perbuatan jahat yang telah diketahui orang

  2. sengaja tidak mau tahu akan masalah (bahaya dsb) yang sungguh (akan) terjadi






semisal udang dalam tangguk



sedang dalam kesusahan (kesukaran)


semut dipijak tidak mati, gajah diarung bergelimpangan (semut terpijak tidak mati, alu tertarung patah tiga)



perihal cara berjalan seorang perempuan yang baik lagi teratur (tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat)


sendok berdengar-dengar, nasi habis budi dapat



karena pekerjaan dilakukan kurang hati-hati, akhirnya mendapat malu karena rahasia terbuka kepada orang lain


sendok besar tak mengenyang



tidak ada buktinya


sendok dan periuk lagi berantuk (sendok dengan belanga lagi berlaga)



sahabat baik (suami istri dsb) adakalanya berselisih juga


(seperti) sengkalan tak sudah



buruk sekali (rupa dll)


senjata makan tuan



sesuatu yang direncanakan untuk mencelakakan orang lain, tetapi berbalik mengenai diri sendiri


seorang budi-budian, seorang tabung seruas



dua orang yang sangat berbeda tabiatnya (seorang banyak logika liciknya, seorang lagi lurus hati)


seorang ke hilir, seorang ke mudik



tidak ada persesuaian perasaan dan pikiran antara laki bini, sahabat, dsb


sepala-pala mandi biarlah basah



mengerjakan sesuatu janganlah tanggung-tanggung


sepandai-pandai membungkus yang busuk berbau juga



perbuatan yang salah, meskipun dirahasiakan, lama-lama akan tertangkap berair juga


sepandai-pandai bajing meloncat, sekali gawal juga (sekali/sekali waktu, gawal = terjatuh)



sepandai-pandai seseorang, ada kalanya/sekali-sekali ia berbuat salah (keliru) juga


sepanjang tali beruk



terlalu panjang sehingga membosankan (tentang pidato, doa yang panjang)


sepasin sanggup bersiang



mendapat keuntungan dengan tidak sengaja


sepenggalah matahari naik



alamat waktu, kira-kira pukul 08.00 atau 09.00


sepesan anak beranak, anaknya beranak pula (sepesan anak beranak, anaknya menggigit pula)



cepat sekali berkembang biak (bertambah banyak)


(bagai) serangkak tertimbakan



berjalan miring karena cacat pada tubuhnya


(bagai) serdadu pulang baris



orang yang kelihatannya selalu bergaya, tetapi pekerjaannya berat dan berbahaya


(laksana manau) seribu kali embat haram tak patah



menunjukkan sesuatu yang teguh dan kuat


serigala berbulu domba



orang yang kelihatannya bodoh dan penurut, tetapi bahwasanya kejam, jahat, dan curang


serigala dengan anggur



sikap seseorang yang mencela sesuatu yang sangat diingininya dan berusaha memerolehnya, tetapi gagal


sesak berundur-undur, hendak lari malu, hendak menghambat tak lalu



sudah tidak sanggup melawan, tetapi akal-akalan masih sanggup bertahan


sesal dahulu pendapatan (pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna; sesal dahulu yang bertuah, sesal kemudian yang celaka)



pikir dulu masak-masak (baik-baik) sebelum berbuat sesuatu (agar tidak menyesal kelak); bila hendak melakukan/mengerjakan sesuatu, hendaknya dipertimbangkan lebih dahulu baik buruknya; setiap perbuatan hendaklah ditimbang masak-masak biar tidak menyesal


sesat surut, terlangkah kembali



memperbaiki kesalahan yang telah dibuat


sesayat sebelanga juga



meskipun sedikit, dianggap sudah cukup juga


setali tiga uang



sama saja; tidak ada bedanya


setapak jangan lalu, setapak jangan surut



pendirian harus kuat


setempuh lalu, sebondong surut



tetap bersatu hati


setinggi-tinggi bangau terbang, surutnya ke kubangan (setinggi-tinggi melambung, surutnya ke tanah juga)



sejauh-jauh orang merantau, akhirnya kembali ke tempat asalnya (kampung halamannya) juga; biar ke mana pun perginya, akhirnya pulang ke kampung halaman juga


seukur mata dengan telinga



seturut penglihatan dan pendengaran


(bagai) si bisu berasian, terasa ada terkatakan tidak (si bisu bermimpi, terasa ada terkatakan tidak)



tidak sanggup menyampaikan meskipun tahu (mengerti)


(bagai) si kudung beroleh cincin



beroleh keuntungan, tetapi tidak sanggup menikmatinya


(bagai) si kudung panji berbelut



pekerjaan yang dilaksanakan tidak berdasarkan kemampuan akan sia-sia


(bagai) si lumpuh hendak merantau



tidak mungkin dikerjakan


sia-sia menjaring angin, terasa ada tertangkap tidak



jangan mengharapkan yang bukan-bukan karena akan mengecewakan saja


(bagai) siamang kurang kayu



sangat bersedih hati karena menderita kekurangan


siang bernapas, malam berembun (malam berselimut embun, siang bertudung awan)



sangat miskin (tidak punya rumah)


(seperti) siang dengan malam



jauh (banyak) bedanya


siapa berkotek, siapa bertelur



siapa yang bersuara terdahulu, biasanya dialah yang berbuat


siapa gatal, dialah menggaruk (siapa melejang, siapa patah, siapa melalah, siapa patah; siapa menyuruk, siapa bungkuk, siapa menjala, siapa terjun)



orang yang berkeras hendak berbuat sesuatu (beroleh barang, pekerjaan), dialah harus berbuat/berusaha (menanggung kesukarannya, kerugiannya dsb) sendiri; pekerjaan yang terburu-buru itu kelak merugikan juga


siapa lama tahan, menang



apabila bekerja dengan tekun dan rajin, tidak tergesa-gesa, lama-kelamaan kerja yang sulit sekali pun akan selesai juga dengan baik


siapa luka, siapa menyiuk (siapa sakit, siapa menyiuk)



yang merasa tersindir, dialah yang berbuat sesuatu sebagai yang disindirkan itu; yang berbuat salah akan merasa jikalau ada yang menyindir dsb


siapa makan lada, ialah berasa pedas (siapa makan cabai, dialah yang berasa pedas (kepedasan))





  1. siapa yang berbuat kurang baik akan mencicipi akibatnya

  2. siapa yang merasa tersindir berarti telah berbuat mirip yang disindirkan itu; barang siapa yang bersalah akan merasa tersinggung (oleh sindiran dsb)






siapa menabur angin, akan menuai puting beliung (siapa menabur angin, akan menuai badai)



orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana


siapa pun jadi raja, tanganku ke dahi juga



siapa pun berkuasa saya tetap menghormatinya


siapa senantiasa melihat angin tidak akan menabur, siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai (siapa senantiasa melihat angin takkan menabur, siapa senantiasa melihat awan takkan menuai)

sigai dua segeragai



suatu masalah yang bersangkut paut dengan masalah yang lain


silap mata, pecah kepala



kalau kurang penjagaan/kurang waspada dalam suatu pekerjaan yang berbahaya, binasalah akhirnya


singkap daun ambil isi (buah)



(berkata) dengan terus terang


singkat diulas, panjang dikerat



mana-mana yang kurang ditambah, sedangkan yang lebih dikurangi (yang kurang baik diperbaiki)


singkat tidak terluas, panjang tidak terkerat



tiap-tiap orang akan mati apabila telah hingga ajalnya


siput memuji buntut



memuji diri sendiri


sirih naik junjungan patah



baru hendak naik derajat kehidupannya sudah mendapat kesusahan


sokong membawa rebah



dikhianati atau dicelakai oleh sahabat sendiri; orang kepercayaan yang merusakkan sesuatu yang dipercayakan (diamanatkan) kepadanya


(kalau) sorok lebih dahulu daripada tokok, tidak mati babi



kalau lagak atau bual yang didahulukan, maksud tidak akan tercapai


suarang ditagih, sekutu dibelah



harta milik bersama atau komplotan dibagi sebagaimana mestinya apabila suami istri atau orang berekanan bercerai atau berpisah


suaranya mirip membelah betung



suaranya tidak yummy pada pendengaran (karena terlalu kuat dsb)


subur karena dipupuk, besar karena diambak (besar diambak, tinggi dianjung)



orang besar atau tinggi kedudukannya karena dimuliakan oleh anak buahnya atau pengikutnya


sukar kaji pada orang alim, sukar uang pada orang kaya



orang pandai biasanya gres mau menetapkan suatu dilema apabila sudah dipertimbangkan dalam-dalam; orang kaya gres mau mengeluarkan uang kalau ada untungnya


sukat air menjadi batu



tidak mungkin


sukatannya sudah penuh



sudah hingga ajalnya


suku tak boleh dianjak, malu tak boleh diagih



orang yang sekaum harus sehina semalu (hina seorang hina semuanya, malu seorang malu semuanya)


sumbing meluaki, retak melampaui tara (garis)



kesalahan besar


sumur digali air terbit



beroleh sesuatu lebih daripada yang diharapkan


tak sungguh seluang melaut, akhirnya balik ke tepi juga



tidak betah tinggal di perantauan; orang yang meninggalkan kaumnya (keluarganya), tetapi akhirnya kembali juga


sungguhpun kawat yang dibentuk, ikan di maritim yang diadang



sungguhpun sepertinya tidak ada suatu maksud, tetapi ada juga yang dituju


susu dibalas dengan tuba (air susu dibalas dengan air tuba)



kebaikan dibalas dengan kejahatan


syariat palu-memalu, hakikat balas-membalas (syariat palu-memalu, pada hakikatnya yaitu balas-membalas)



baik dibalas dengan baik, jahat dibalas dengan jahat


 




 


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara T


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara T


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara T:




tahan jerat sorong kepala



hendak mencelakakan orang lain akhirnya ia sendiri yang mendapat celaka


tidak tahu antah terkunyah



tidak merasa melaksanakan sesuatu yang tidak patut


tahu asam garamnya



tahu seluk-beluknya (baik-buruknya)


tahu di angin berkisar



tahu akan perubahan hati seseorang


tahu di angin turun naik



tahu akan gelagat sesuatu yang akan terjadi


tahu di dalam lubuk



tahu benar akan seluk beluk suatu perkara


belum tahu di pedas lada



masih muda sekali; belum berpengalaman


tahu makan, tahu simpan



dapat menyimpan rahasia baik-baik


sudah tahu peria pahit



penyesalan yang sia-sia saja (sebab sudah tahu kurang baik, tetapi diperbuat juga)


(kalau) tak ada angin, takkan pokok bergoyang



jika tak ada sebab, tidak akan sesuatu terjadi


takut akan bayang-bayangnya



takut atau khawatir karena ingat akan perbuatan sendiri yang buruk


takut akan lumpur, lari ke duri



menghindarkan diri dari kesusahan yang kecil, jatuh ke dalam kesusahan yang lebih besar


takut di hantu, terpeluk ke bangkai



mendapat kesusahan (kecelakaan) karena takut akan sesuatu yang bahwasanya tidak perlu ditakuti


(kalau) takut dilimbur pasang, jangan berumah di tepi pantai



kalau takut akan akibatnya/mendapat kesusahan, jangan melaksanakan pekerjaan/hal-hal yang berbahaya


takutkan tuma, dibuangkan kain



sayang akan sesuatu yang berharga, tetapi sanggup kerugian besar


talam dua muka



bermuka dua; mendua hati


tali busur tidak selamanya sanggup diregang



orang tidak selamanya bekerja terus-menerus, tetapi mesti ada istirahatnya


tali jangan putus, kaitan jangan rekah



perkara harus diputus seadil-adilnya biar kedua belah pihak yang beperkara sama-sama senang


tali putus, keluan putus



anak muda (gadis) yang telah bebas berbuat sekehendak hatinya setelah orang yang menjaganya (orang tuanya) meninggal


tali tiga lembar tak suang-suang putus (tali yang tiga lembar itu tak suang-suang putus)



bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh


tampak gabak di hulu (gabak di hulu tanda akan hujan)



ada gejala akan terjadi sesuatu


tampak tembelangnya



kelihatan kebusukannya (kekurangannya, kejahatan, dsb)


tampuk bertangkai



ada bukti (keterangan, alasan, jaminan) yang kuat


tampuknya masih bergetah



masih cukup penghidupannya


tanah lembah kandungan air, kayu bengkok titian kera



kejahatan tidak terjadi kalau tidak disebabkan oleh keadaan lain


tanam lalang tak akan tumbuh padi (tanam lalang takkan tumbuh padi)



melakukan kejahatan, kejahatan juga balasnya


(bagai) tanduk bersendi gading



jodoh yang tidak sepadan


tanduk di kepala tak sanggup digelengkan



tidak sanggup mengelakkan diri dari kewajiban yang harus dikerjakan


(bagai) tanduk diberkas (tanduk di berkas)



sangat sukar untuk disatukan (karena tidak sepaham atau sependirian); sesuatu yang tidak sanggup dikerjakan


tak tanduk indera pendengaran dipulas



tindakan apa pun dilakukan asal sanggup merugikan lawan (membalas dendam)


tangan kanan jangan percaya akan tangan kiri



jangan selamanya percaya begitu saja kepada sahabat karena kerap kali sahabat juga yang mencelakakan kita


tangan kiri jangan mengetahui apa yang dilakukan tangan tangan

tangan mencencang, pundak memikul (tangan memetik, pundak memikul; tangan menetak, pundak memikul)



siapa yang bersalah harus menanggung hukuman; siapa yang berbuat harus berani bertanggung jawab; perbuatan jahat harus diberi eksekusi yang setimpal; harus berani menanggung kesalahan yang telah diperbuat


tangan menggenggam tangan



sangat kikir


tangguk rapat, keruntung bubus



suami pandai mencari uang, tetapi istrinya terlampau pemboros


tarik muka dua belas



perihal orang yang sangat kecewa dan kelihatan selalu kesal


taruh beras dalam padi



menyimpan rahasia baik-baik


tebu masuk di verbal gajah (tebu setuntung masuk geraham gajah)





  1. binasa sama sekali (sudah tidak tertolong lagi)

  2. pemberian sedikit kepada orang kaya tidak ada harganya






tegak pada yang datang



tetap pendiriannya; tetap memegang keadilan (kebenaran)


tegak sama tinggi (berdiri sama tinggi, duduk sama rendah)



sama tingkatnya (derajat kedudukannya)


teguh berpaling, duduk berkisar



berlainan dengan apa yang telah dikatakan atau dijanjikan


telaga di bawah gunung



perempuan yang mendatangkan untung kepada suaminya


telaga mencari timba



perempuan mencari laki-laki


telinga rabit dipasang subang



memuliakan orang yang tidak patut dimuliakan; tidak pada tempatnya


teluknya dalam, rantaunya sakti



tidak gampang dikalahkan


telunjuk lurus, kelingking berkait



pada lahirnya kelihatan baik, tetapi batinnya (dalam hati) tampak/terkandung maksud busuk


telunjuk mencocok mata (mencocok/merosok, menikam, mata/jari)



merusakkan (mengambil, mencari, dsb) barang yang bahwasanya harus dijaga


telur di ujung tanduk



dalam keadaan yang sangat sulit (berbahaya)


telur sesangkak, pecah satu pecah semua



bersatu hati dalam segala hal


tempat makan jangan dibenahi



kita jangan berbuat tidak senonoh di tempat kita menumpang; jangan berbuat jahat kepada orang yang berlaku baik kepada kita


tempayan tertiarap dalam air



orang yang tidak mau mendengarkan pesan yang tersirat (pengajaran)


tengah tapak bayang-bayang



tengah hari tepat


(bak) tengguli ditukar cuka



suatu kejadian yang bertukar dari keadaan yang menggembirakan ke keadaan yang menyedihkan


tentang mata, dengan mata (antara empat mata)



berhadap-hadapan dua orang saja


tak tentu hilir mudiknya (belum tentu hilir mudiknya; tak tentu hilirnya; tiada berketentuan hulu hilirnya; tidak berketentuan hulu hilirnya; tiada mengetahui hulu hilirnya; tak tentu kepala ekornya)





  1. tidak tentu ujung pangkalnya, tidak tentu asal muasalnya

  2. tidak tentu maksud dan tujuannya; tidak tahu apa-apa dalam suatu urusan

  3. belum tentu keputusan atau kesudahan suatu hal atau perkara

  4. kokoh, baik dalam soal yang kecil-kecil maupun dalam soal yang besar-besar






belum tentu si upik si buyungnya



belum tentu kesudahannya


teperlus maka hendak menutup lubang



sesudah mendapat celaka, gres ingat akan ikhtiar


tepuk berbalas, alang berjawat



perbuatan jahat dibalas dengan kejahatan, kebaikan dibalas dengan kebaikan


tepuk perut, tanya selera



bila hendak melaksanakan hal yang baru, sebaiknya bertanya dahulu kepada orang yang sudah berpengalaman


tepung kena ragi



sudah terjadi (berjalan baik-baik)


terajar pada banting pincang



tidak ada gunanya mengajar orang yang keras kepala


teralang-alang bagaikan sampah dalam mata



hinaan dsb yang selalu teringat dan terasa di dalam hati


terang kabut, teduh hujan



telah senang (aman dsb) kembali sehabis menderita kesusahan dsb


sudah terantuk, gres tengadah



baru ingat setelah merugi (sesudah merugi (menderita kecelakaan) gres sadar)


terapung sama hanyut, terendam sama basah



sehidup semati; senasib sepenanggungan


terapung tak hanyut, terendam tak basah



belum ada keputusan atau ketentuan; belum tentu kesudahannya (tentang masalah dsb)


teras terunjam, gubal melayang



penduduk orisinil akan tetap tinggal di negerinya apabila orang ajaib pergi


terban bumi tempat berpijak



hilang tempat menggantungkan harapan


terbang bertumpu, hinggap mencekam



jika merantau hendaklah menghubungi (mencari) kaum kerabat tempat menumpangkan dirinya


tiada terbawa sekam segantang



sangat lemah (tidak berkekuatan)


terbulang ayam betina



orang yang disangka berani dsb, ternyata tidak


tercacak mirip lembing tergadai



tertegak dan terdiam tercengang-cengang


tercincang puar bergerak andilau



jika seseorang anggota keluarga dihina, tentu keluarga atau kaumnya akan turut tersinggung juga


tercubit paha kiri, paha kanan pun berasa sakit



jika salah seorang anggota keluarga menderita sesuatu, anggota yang lain pun turut merasakan


terdesak padang ke rimba



hilang akal


terdorong gajah karena besarnya



berbuat sesuatu yang kurang baik karena kekuasaannya


tiada terempang peluru oleh lalang



kehendak orang yang berkuasa tidak tertahan oleh orang yang lemah


terentak ruas ke buku



hilang akal


tergantung tidak bertali



perempuan yang tidak diurus lagi oleh suaminya, tetapi tidak sanggup meminta cerai


tergerenyeng-gerenyeng bagai anjing disua antan



seorang penakut yang menepi-nepi karena ingin lari


terikat kaki tangan



tidak bebas (berkuasa) lagi


tidak terindang dedak basah



perkara (perselisihan dsb) yang sangat sulit penyelesaiannya


terjual terbeli



apa yang disuruhkan kepada orang lain, hendaknya sanggup dikerjakan sendiri juga


terkalang di mata, terasa di hati



ada sesuatu yang akan dikemukakan, tetapi belum tersampaikan (terkatakan)


terkilan di hati, terkalang di mata



terasa (terbayang) dalam hati dan sulit dihilangkan


tak terkayuhkan lagi biduk hilir



sudah lemah sekali (tak kuasa lagi melanjutkan usaha)


tiada terkubak yang tiada berkodok



tidak ada negeri yang tidak ada keburukannya


sudah terlalu hilir malam, apa hendak dikata lagi



perbuatan salah yang terlanjur


terlampau dikadang, mentah



karena terlampau diperbagus, sebaliknya malahan menjadi buruk


terlampau panggang angus



kalau terlampau meninggi-ninggikan diri, akhirnya akan jatuh juga


tak akan terlawan buaya menyelam air (takkan terlawan buaya menyelam air)



orang pandai (kaya, berkuasa) tidak mungkin sanggup dilawan


terlongsong bahtera boleh balik, terlongsong cakap tak boleh balik



perkataan yang tajam kerap kali menjadikan celaka diri dan tidak sanggup ditarik kembali, alasannya yaitu itu jikalau orang hendak berucap, hendaklah dipikirkan lebih dahulu


termakan di cirit berendang (termakan cirit berendang)



termakan guna-guna sehingga dikuasai benar oleh orang lain


termakan di rambut



amat susah

termakan di sadah

sangat kesal hati (karena tertipu dsb)


terpasang jerat halus



terkena muslihat


terpecak peluh di muka



malu sekali


terpegang di bubuk hangat



mendapat atau mencampuri sesuatu yang menyusahkan saja


terpeluk di batang dedap



malang; sial


terpijak bara hangat



sangat gelisah; tidak sanggup tenang


terpijak bayang-bayang



waktu tengah hari kira-kira pukul 12.00


terpijak benang arang hitam tampak



berbuat sesuatu harus berani menanggung akibat


tersabung akan induk ayam (tersabung akan itik)



sangat kecewa (tidak sesuai dengan dugaan semula)


tersendeng-sendeng bagai sepat di bawah mengkuang



orang yang kecil dan hina hendak mendekat kepada orang besar dan mulia, nyatanya kelihatan takut dan malu


tersesak padang ke rimba (ke tebing)



sudah habis logika (tidak berdaya lagi)


tersesak undang kepada yang runcing tiada sanggup bertenggang lagi



habis logika budi (bicara); habis ikhtiar sehingga tidak sanggup berupaya lagi


tersingit-singit bagai katung di bawah reba



sangat merendahkan diri mirip orang kecil (orang bawahan) yang takut dan malu hendak mendekati orang besar atau berkedudukan tinggi


tertambat hati, terpaut sayang



sangat cinta


tertangkap basah



tertangkap ketika sedang berbuat kejahatan; tertangkap tangan


tertangkap di ikan kalang



berhadapan dengan orang pandai, kaya, berani, dsb


tertangkup sama tergoda tanah, telentang sama terminum air (tertelentang sama terminum air, tertelungkup sama tergoda tanah)



sama-sama dalam suka dan duka; seia sekata; sama-sama mencicipi keberuntungan atau kerugian


tertelentang berisi air, tertiarap berisi tanah



perihal orang yang terlalu miskin (lemah), tiada berdaya


tertimbun dikais, terbenam diselam



suatu hal (perkara) yang tersembunyi, diperiksa dan diselidiki dengan cermat


tertumbuk biduk dikelokkan, tertumbuk kata dipikiri



jangan putus asa; kalau mendapat kesukaran dsb hendaklah selalu berikhtiar untuk menghindari atau mengatasinya


tiba di perut dikempiskan, tiba di mata dipicingkan, tiba di dada dibusungkan



perbuatan tidak adil (seperti terhadap A bersikap keras, terhadap B bersikap lembut)


tiba di rusuk menjeriau



sudah pada tempatnya; sudah kena benar (tentang jawaban dsb)


(jika) tidak berada-ada, kuliner tempua bersarang rendah (tidak ada berada, kuliner tempua bersarang rendah; tidak ada mengada, kuliner tempua bersarang rendah)



jika tidak ada sebab-sebabnya (sesuatu yang tersembunyi), tentu tidak akan terjadi yang luar biasa


(jika) tidak pecah ruyung, di mana boleh mendapat sagu



tidak akan tercapai maksud kalau tidak mau berusaha


sudah tidak tersudu oleh angsa, baharu diberikan kepada itik



orang kecil hanya beroleh apa-apa yang tidak sanggup digunakan oleh orang besar


tidur bertilam air mata



sangat sedih karena merindukan kekasih


tidur bertilam pasir



tidur di mana saja (karena tidak bertempat tinggal)


tidur di atas miang (enjelai)



tidak sanggup tenang (selalu gelisah)


tidur tak lelap, makan tak kenyang



sangat gelisah (karena bersusah hati, banyak pikiran, dsb)


tikus hendak menampar kucing (awak tikus hendak menampar kepala kucing; kelekatu hendak terbang ke langit; meminta tanduk kepada kuda; udang hendak mengatai ikan)



menghendaki sesuatu yang mustahil/tidak mungkin diperoleh atau terjadi; tidak insaf akan aibnya sendiri


(seperti) tikus jatuh di beras



ibarat orang yang mendapat pekerjaan yang menguntungkan dan tidak ingin meninggalkan pekerjaan itu lagi


(seperti) tikus masuk perangkap



orang yang sudah kehilangan akal; amat gelisah


(seperti) tikus masuk rumah



orang yang kecewa karena tidak terpenuhi harapannya


(bagai) tikus membaiki labu



orang yang mencoba memperbaiki sesuatu yang tidak diketahuinya, akhirnya merusaknya


timur beralih ke sebelah barat



laki-laki yang berdasarkan pada perintah istrinya


tinggal sehelai sepinggang



tinggal pakaian yang menempel pada tubuhnya; menjadi miskin


tinggi banir tempat berlindung



setiap hal yang istimewa ada faedahnya asal tahu menggunakannya


tinggi gelepur, rendah laga



banyak cakapnya, tetapi tidak ada isinya (hasilnya, pekerjaannya); sombong


tinggi terbawa oleh ruasnya



seseorang yang masih bodoh walaupun sudah besar


tingkalak menghadap mudik, lukah menghadap hilir



segala sesuatu berdasarkan adatnya (sifatnya, kelazimannya)


(seperti) Tionghoa karam



riuh rendah; hiruk-pikuk


tohok lembing ke semak



(perbuatan yang) sia-sia


tohok raja tidak sanggup dielakkan



sukar menolak kehendak orang yang berkuasa


tohok tunggang ke buruh (ke bawah)



mudah mencelakakan orang yang di bawah perintahnya


tolak tangga berayun kaki



membuang kehidupan yang sudah enak


(seperti) toman makan anak



orang yang berbuat cabul (sumbang)


tong kosong nyaring bunyinya



orang yang bodoh biasanya banyak bualnya (cakapnya)


tongkat membawa rebah



orang yang disuruh menjaga sesuatu, tetapi ia sendiri yang merusaknya (mencuri dsb)


tua-tua keladi makin tua, makin jadi (kelapa)



dikatakan kepada orang yang makin renta makin baik atau makin buruk (kelakuannya)


tuah anjing, celaka kuda



nasib insan tidak sama, ada yang beruntung dan ada pula yang celaka (tidak beruntung)


tuah ayam boleh dilihat, tuah insan siapa tahu



tidak ada orang yang sanggup menentukan nasib seseorang


tuah melambung tinggi, celaka menimpa, celaka sebesar gunung



berilmu tinggi, tetapi tidak mempunyai pekerjaan yang tetap sehingga hidupnya selalu susah juga


tuak terbeli, tunjang hilang



mendapat celaka (kekecewaan dsb)


tuba habis, ikan tak dapat (umpan habis, ikan tak kena)



pekerjaan yang sia-sia; perjuangan yang tidak mendatangkan hasil sedikit juga (tidak mendapat untung), bahkan merugi


tunggang hilang berani mati



tidak takut apa pun; tidak gentar menjalankan kewajiban (terutama yang mengenai bangsa dan negara)


tunggang hilang, tak hilang



hal ketetapan hati berani melaksanakan suatu pekerjaan; tidak menghiraukan ancaman ataupun mati


 




 


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara U


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara U


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara U:




ada ubi, ada talas, ada budi, ada balas



kejahatan dibalas dengan kejahatan, kebaikan dibalas dengan kebaikan; barang siapa yang berbuat sesuatu tentu akan mendapat jawaban yang setimpal


ucap habis, niat sampai



semua yang dikatakan pribadi dilaksanakan


udang dalam tangguk



sangat gelisah (susah dsb)


(ada) udang di balik batu



ada suatu maksud yang tersembunyi


ujung jarum halus kelindan sutera



tipu budi bulus yang sangat halus


ukur baju di tubuh sendiri (ukur baju tubuh sendiri)



menganggap atau menilai orang lain sama dengan anggapan atau evaluasi terhadap diri sendiri


ulam mencari sambal



perempuan yang mencari laki-laki


(seperti) ular kena bedal (ular kena palu, ular kena pukul)



tidak tenang (karena murka dsb)


(seperti) ular mengutik-ngutik ekor



bergerak terus dengan gelisah (karena murka dsb)


ular menyusur akar



merendahkan diri, tetapi tidak turun martabatnya


umpan seumpan, kail sebentuk



melakukan suatu perjuangan dengan tidak cukup alat dan syaratnya


umpat tidak membunuh, puji tidak mengenyang



baik celaan maupun kebanggaan tidak perlu dihiraukan


umur setahun jagung (darah setampuk pinang)



masih sangat muda; belum berpengalaman


unjuk yang tidak diberikan



berjanji akan memberi sesuatu, tetapi hanya kata-kata (tidak dipenuhi)


(bagai) unta menyerahkan diri



amat patuh berdasarkan perintah; mengaku salah dan bertobat; mengalah dan menurut


untung ada tuah tiada



ada kekayaan, tetapi tidak senang hidupnya; murah rezekinya, tetapi selalu habis saja


untung sabut timbul, untung kerikil tenggelam





  1. untung-untungan

  2. tidak ada orang yang sanggup menghindari nasibnya






upah kemudian bandar tak masuk



tidak mendatangkan hasil sedikit pun


usahlah sahabat dimandi pagi



tidak usah kau lebih-lebihkan (kaupuji-puji)


usang dibarui, lapuk dikajangi





  1. mana-mana yang kurang baik diperbaiki

  2. aturan (adat dsb) yang sudah dilupakan orang dihidupkan kembali






usul memperlihatkan asal



dari tingkah laris (tabiat) sanggup kita ketahui asalnya (tinggi rendahnya derajat dsb); kelakuan (budi bahasa) seseorang memperlihatkan asal keturunannya


utang kayu ara (pinjam kayu ara)



(utang yang akan dibayar apabila kayu ara tidak bergetah) utang yang tidak akan dibayar


utang emas sanggup dibayar, utang budi dibawa mati



kebaikan hati orang akan diingat selama-lamanya; budi baik orang hanya sanggup dibalas dengan kebaikan pula


utang selilit pinggang (utang sebelit pinggang; utang tiap helai bulu)



utangnya banyak sekali


 




 


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara Y


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara Y


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara Y




yang berbaris, yang berpahat, yang bertakuk, yang bertebang (yang bertakuk, yang ditebang, yang bergaris, yang dipahat)



dikerjakan sebagaimana biasanya; sudah berdasarkan aturan (adat) yang biasa


yang lingkaran tiba bergolek, yang pipih tiba melayang



keuntungan (kesenangan dsb) tiba dari mana-mana


yang dikejar tiada dapat, yang dikandung berceceran



yang sudah ada binasa dan habis, yang dicari tiada dapat; yang diharapkan tidak diperoleh, bahkan yang telah ada menjadi hilang


yang lahir memperlihatkan yang batin



kelakuan orang memperlihatkan tabiatnya atau perasaan hatinya


yang merah saga, yang kurik kundi



yang indah dan yang baik ialah budi bahasa, bukan rupa atau wajah


yang seorang menabur dan yang lain menuai

yang teguh disokong, yang rebah ditindih



yang sudah kuat (kaya dsb) dibantu, sedang yang lemah (miskin dsb) digencet; yang sudah celaka (miskin) bertambah celaka (miskin)


yang terbujur lalu, yang terlintang patah



siapa yang tidak melawan akan selamat, yang menentang akan binasa (sesuatu yang harus diturut)


 




 


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Peribahasa Indonesia aksara Z


 


Peribahasa Indonesia mulai aksara Z


Berikut yaitu peribahasa Indonesia yang dimulai dari aksara Z




zaman beralih, demam isu bertukar



segala sesuatu hendaknya diubahsuaikan dengan keadaan zaman


 




 


Bacaan Lainnya Yang Dapat Membuat Anda lebih Pintar



 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

Apakah Anda mempunyai sesuatu untuk dijual, disewakan, layanan apa saja yang ditawarkan atau lowongan pekerjaan? Pasang iklan & promosikan jualan atau jasa Anda kini juga! 100% GRATIS di: www.TokoPinter.com


 


 adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan da √ Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah – Kiasan – Kata-Kata Perumpamaan dari A hingga Z

3 Langkah super mudah: tulis iklan Anda, beri foto & terbitkan! semuanya di Toko Pinter


Peribahasa Indonesia Peribahasa Indonesia Peribahasa Indonesia Peribahasa Indonesia Peribahasa Indonesia Peribahasa Indonesia Peribahasa Indonesia


Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai


Respons “Ohh begitu ya…” akan sering terdengar jikalau Anda memasang applikasi kita!


Siapa bilang mau pandai harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang menciptakan Anda menjadi lebih smart!



                       


Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”

Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya








Sumber aciknadzirah.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)