Friday, October 27, 2017

√ Kacau, Pendidikan Dasar Kita Lebih Banyak Akademiknya Daripada Nilai Kecerdikan Pekerti

 Pendidikan Dasar Kita Lebih Banyak Akademiknya Daripada Nilai Budi Pekerti √ Kacau, Pendidikan Dasar Kita Lebih Banyak Akademiknya Daripada Nilai Budi Pekerti
Pendidikan dasar di negeri ini harus dibenahi dengan menekankan pendidikan karakter.

Pendidikan dasar seharusnya menempatkan pendidikan abjad sebagai titik tekan. Di tingkat pendidikan dasar yang diharapkan ialah mengajarkan nilai-nilai integritas yang didalamnya mengandung kejujuran, bertanggung jawab, konsisten, nilai-nilai kemandirian, dan nilai-nilai persatuan yang mengajarkan toleransi, hormat menghormati, susila kepada yang lebih tua.

"Pendidikan nilai-nilai inilah sebetulnya yang akan membekali orang untuk menghadapi dunia nyata, apa yang sering juga disebut sebagai life skills," kata Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Profesor Hamdi Muluk yang kutip dari Republika (27/02).

Menurutnya, sesudah nilai-nilai itu tertanam dengan baik dan menghasilkan karakter yang kuat maka anak gres mulai diajari menguasai keterampilan skolastik menyerupai membaca, berhitung, berbahasa, dan ilmu pengetahuan. Bukan justru sebaliknya. Pendidikan dasar di negeri ini harus dibenahi dengan menekankan pendidikan karakter.

"Sistem pendidikan dasar kita ini agak kacau. PAUD, TK, dan SD lebih banyak muatan akademiknya ketimbang pendidikan nilai-nilai akal pekerti," kata Hamdi.

Dengan pendidikan dasar menyerupai sekarang, tak mengherankan muncul banyak sekali tindakan tak pantas dari anak sekolah menyerupai tawuran, bullying, sampai melaksanakan kekerasan kepada guru. Hal itu diperparah dengan imbas lingkungan dan ketiadaan teladan dari tokoh-tokoh yang semestinya memperlihatkan pola yang baik.

Baca: Mendikbud Tak Suka Guru Terlalu Sabar, Harus Berwibawa

Oleh alasannya ialah itu, selain pembenahan pendidikan dasar juga perlu diperkuat pendidikan abjad bagi generasi muda. Ia berharap pendidikan agama lebih mencerahkan belum dewasa untuk menghargai kehidupan yang lebih demoktaris, toleran, hormat menghormati, rahmatan lil alamin. Bukan malah dikasih iktikad kaku halal atau haram, kafir, sesat, dan sebagainya.

"Ini supaya belum dewasa tidak tumbuh dengan fanatisme agama yang ekstrem alasannya ialah ini yang menjadi bibit-bibit radikal t3r0ris di masa depan. Guru-guru agama juga perlu ditatar ulang semoga sanggup mengajarkan kepada muridnya nilai-nilai agama yang santun dan menghargai antarumat," kata anggota kelompok jago BNPT ini.
Sumber http://www.sekolahdasar.net


EmoticonEmoticon