Didik Mereka Sesuai Zamannya
Pendidikan merupakan perjuangan sadar dalam membentuk tingkah laris penerima didik. Sehingga berdasarkan saya, siswa tidak dikatakan telah berguru jikalau tidak terjadi perubahan tingkah laris pada dirinya. Ini hal yang paling substansial dalam dunia pendidikan. Dengan pendidikan, siswa dipersiapkan secara serius–lahir dan batin nya; pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya (keimanan)–untuk menghadapi segala tantangan di zaman mereka.
Ya, mereka hidup di zaman mereka, bukan di zaman guru nya. Sebagaimana perkataan Ali bin Abi Thalib yang kurang lebih berbunyi : “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, alasannya ialah mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”.
Tantangan yang dihadapi siswa akan berbeda dengan yang dihadapi guru nya, yaitu kita. Mereka adalah Digital Natives, sejak lahir dari rahim ibu nya sudah terpapar hal-hal berbau digital. Sedangkan secara umum dikuasai guru ketika ini adalah Digital Immigrants, yang gres mengenal hal-hal berbau digital sesudah dewasa.
Sehingga untuk “mengimbangi” siswanya, guru menjadi punya kewajiban untuk berakrab ria dengan dunia digital. Hal ini tak lain bertujuan meningkatkan kapasitas guru dalam mendidik. Guru mesti selalu berbagi diri biar selalu ada improvement dalam mendidik siswanya.
VCT : Peningkatan Kapasitas Guru bergaya Kekinian
Peningkatan kapasitas guru menjadi harga mati. Karena perkembangan zaman bergerak sangat cepat. Model peningkatan kapasitas pun mesti diadaptasi dengan kondisi kekinian. Yaitu bersentuhan dengan dunia digital.
Untuk itulah SEAMEO–Organisasi Kementerian Pendidikan se Asia Tenggara–menyelenggarakan sebuah pembinaan berjulukan Virtual Coordinator Training biasa disingkat VCT.
Pelatihan ini bersifat Daring (online). Tepatnya dengan model konferensi video. Platform yang dipakai ialah Webex.
Sejauh yang saya fahami, pembinaan ini bertujuan biar guru bisa terlibat dalam pembinaan guru berbasis online, baik sebagai:
- Narasumber
- Moderator
- Host
Ketiga kiprah diatas harus dijalani oleh penerima pembinaan masing-masing sebanyak 2 kali. Barulah sesudah itu akta dikeluarkan.
Flowchart VCT
Gambaran pembinaan VCT secara singkat ibarat ini:
- Peserta diberikan materi singkat mengenai aktivitas peningkatan kapasitas guru yang digawangi oleh SEAMEO.
- Peserta diberikan materi mengenai pengoperasian Sisco Webex, sebagai platform yang dipakai dalam pembinaan VCT ini.
- Peserta diberikan juga materi-materi pengaya, ibarat contohnya STEM dan Revolusi Industri 4.0.
- Peserta mulai melakukan tugas, yaitu: 2 kali sebagai Narasumber, 2 kali sebagai Moderator, dan 2 kali sebagai Host.
- Sertifikat diterbitkan.
- Alumni pembinaan VCT dibutuhkan menimplementasikan di sekolahnya, KKG, MGMP, Kecamatan, atau Kabupaten kawasan ia bertugas. SEAMEO siap memfasilitasi dengan menyediakan room conference di Webex secara gratis.
Pelaksanaan Tugas
Contoh pelaksanaan kiprah VCT bisa anda tonton pada video di bawah ini. Langsung saja klik gambarnya maka video akan terputar secara otomatis:
Sertifikat
Setelah Peserta menuntaskan semua kiprah dan dinyatakan lulus, maka penerima berhak mendapat sertifikat.
Sertifikat ditandatangani eksklusif oleh Direktur SEAMEO Secretariat yaitu Bapak Dr. Gatot Hari Priowirjanto.
Sertifikat bernilai 39 JP.
Alhamdulillah saya termasuk penerima VCT Batch 1, dan dinyatakan lulus.
Sertifikat VCT saya tampak belakangBerkah Luar Biasa
Alhamdulillah berkah yang saya rasakan dari mengikuti VCT ini luar biasa.
Diantaranya diundang dalam Rapat Koordinasi Grand Desain dan Implementasi STEM serta Penyiapan Kecamatan/Desa Digital. Acara tersebut berlangsung pada tanggal 3 Januari 2019, bertempat di Aula P4TK IPA Bandung, yang juga merupakan Kantor SEAMEO QITEP in Science.
Disana saya bisa bertemu Gubernur Jawa Barat. Kemudian Sertifikat VCT saya diserahkan Langsung oleh Direktur SEAMEO.
Akhirul Kalam, ayo ikuti VCT Batch selanjutnya.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
EmoticonEmoticon