Friday, February 16, 2018

√ Digital Storytelling Ialah …

 yaitu sebuah penerapan teknologi yang diposisikan untuk membantu guru mengatasi kendala √ Digital Storytelling yaitu …


Digital Storytelling yaitu …


Nama Kanal: SAGUSADIST (Satu Guru Satu Digital Storytelling)


Penanggungjawab: Ferdiansyah Syaiful Hijrah


Jenis Kanal: IT


Apa Itu Digital Storytelling?


Digital Storytelling (Kisah Digital / Cerita Digital / Dongeng Digital) yaitu sebuah penerapan teknologi yang diposisikan untuk membantu guru mengatasi kendala penggunaan teknologi di kelas menjadi sebuah hal yang produktif, yaitu membuat dongeng atau dongeng secara digital. Proses yang dijalani sama saja dengan membuat dongeng secara tradisional, diantaranya menentukan tema, mengadakan riset sederhana ihwal tema tersebut, menulis naskah skenario, dan mengembangkannya menjadi dongeng yang menarik. Langkah-langkah tersebut lalu dikombinasikan dengan aneka macam jenis mutimedia, termasuk gambar atau grafis berbasis komputer, rekaman audio, teks yang dibentuk secara digital, video klip, dan juga musik, yang lalu bisa diputar di komputer, diunggah ke website, Sosial Media, YouTube, atau di “bakar” ke dalam penggalan Digital Video Disc (DVD).







SAGUSADIST yaitu satu jalan masuk training Ikatan Guru Indonesia (IGI).


Mengapa Harus Digital Storytelling?


Banyak penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa cerita sanggup membuat konsep yang abnormal menjadi nyata. Diantaranya menyatakan bahwa dongeng sanggup membantu suatu konsep yang terlihat sulit atau konsep abnormal menjadi terasa faktual dan menyenangkan bagi siswa. Dan ini berlaku bukan saja di tingkat Taman Kanak-kanak maupun SD, melainkan tingkat SMP, SMA, bahkan hingga Perguruan Tinggi.

Kemudian dongeng tersebut disajikan dalam bentuk digital alasannya yaitu beberapa alasan.

Pertama, alasannya yaitu generasi siswa ketika ini merupakan “Digital Natives”, artinya mereka sudah mengenal dunia digital semenjak mereka lahir. Sehingga pendekatan digital dalam pembelajaran diharapkan lebih gampang “dikonsumsi” oleh mereka.

Kedua, ketika ini hampir semua guru sudah memiliki infrastruktur yang diharapkan untuk membuat Dongeng Digital. Diantaranya komputer atau laptop, jaringan internet, dan smartphone (telepon pintar). Sehingga diharapkan seluruh guru di Indonesia sanggup menduplikasinya dengan mudah.

Ketiga, ketika ini semua “bahan” yang diharapkan untuk membuat Digital Storytelling sudah tersedia secara gratis di internet. Mulai dari gambar, musik, video klip, software (perangkat lunak) pengedit video, semuanya gratis. Beberapa tahun ke belakang hal ini susah kita temui, alasannya yaitu kebanyakan materi masih harus berbayar. Sedangkan ketika ini semuanya sudah tersedia secara gratis, dan tentu saja, legal dan resmi.

Keempat, seluruh mata pelajaran (mapel) dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga SMA/SMK bisa di”storytelling” kan. Bahkan konsep yang abnormal bisa menjadi faktual / kontekstual kalau disajikan dalam bentuk storytelling.


Output


Sebuah Digital Storytelling. Satu Peserta minimal bisa membuat satu Digital Storytelling.


Struktur Materi (Program)


Pelatihan berdurasi 35 JP. Diharapkan setiap akseptor mengalokasikan waktu 1 jam setiap hari. Sehingga durasi training selama 5 minggu.


Minggu ke 1 : Memilih Tema dan Tujuan

Pada ahad ke 1 ini para akseptor akan diperkenalkan kepada dasar-dasar Digital Storytelling. Para akseptor akan mempelajari elemen-elemen dasar dalam membuat dongeng digital yang baik dan me review contoh-contoh Digital Storytelling yang dibentuk oleh para guru dari aneka macam jenjang dan mata pelajaran. Pada tamat training di ahad ke 1 ini akseptor diharapkan bisa menentukan sebuah tema dan menentukan tujuan dari dongeng digital yang akan dibentuk oleh para peserta.


Minggu ke 2 : Menulis naskah yang efektif dan membuat storyboard.

Pada ahad ke 2 ini akseptor difokuskan pada teknik penulisan naskah. Peserta akan diajak mengeksplorasi elemen-elemen penulisan naskah, seperti: perkenalan, pengembangan karakter, tensi dan resolusi. Pada tamat training di ahad ke 2 ini, akseptor akan mulai memahami langkah-langkah penting dan elemen-elemen dari penulisan naskah. Para akseptor juga akan mencar ilmu cara menentukan foto yang baik dan betapa pentingnya membuat storyboard. Selama ahad ke 2 ini, para akseptor akan diajak mengkesplorasi beberapa tips simpel dalam menentukan gambar atau foto berkualitas, termasuk cara memotret diri sendiri memakai kamera digital atau smartphone, memakai aplikasi untuk membuat chart, grafik, dan gambar lainnya. Para akseptor juga akan diberi tips cara menemukan dan mend0wnl0ad gambar dari web menurut ukuran, kualitas, jenis, dan hak penggunaan. Pendekatan langkah per langkah akan dipakai untuk mengilustrasikan bagaimana gambar tersebut akan dipakai untuk mendukung naskah anda sebagai bab dari Proses penciptaan dongeng digital. Pada tamat ahad kedua ini para akseptor diharapkan sudah bisa menuntaskan naskah ceritanya dan juga sudah bisa membuat Story board yang menarik dan berguna.


Minggu ke 3: merekam narasi audio







Pada ahad ketiga para akseptor akan mencar ilmu bagaimana caranya merekam narasi audio memakai peralatan digital menyerupai smartphone atau perekam audio sehingga bunyi para akseptor sanggup dimasukkan ke dalam dongeng digital. Para akseptor akan mendapat pengalaman pribadi bagaimana memakai fitur-fitur yang biasa ada pada software audio recording untuk membuat narasi audio yang berkualitas tinggi. Sebagai tambahan, para akseptor juga akan mencar ilmu bagaimana mengedit audio. Para akseptor juga akan mencar ilmu bagaimana menemukan dan mend0wnl0ad musik background yang cocok yang tersedia dalam domain publik atau bebas hak cipta untuk dimasukkan ke dalam digital storytelling mereka.


Minggu ke-4: memakai teknologi untuk membuat digital storytelling

Pada ahad keempat, para akseptor akan mencar ilmu bagaimana memakai WeVideo, yaitu sebuah aplikasi video editing online yang gratis untuk menggabungkan semua elemen digital storytelling (teks, gambar, narasi, musik) menjadi sebuah digital storytelling yang utuh. Sebagai tambahan, para akseptor juga akan mencar ilmu teknik edit video dasar yang akan membuat digital storytelling yang mereka buat menjadi terlihat dan terdengar indah.


Minggu ke-5: merevisi, mempublikasikan, dan membagikan digital storytelling.

Pada ahad ke 5, para akseptor akan merevisi versi final dari digital storytelling mereka, mempublikasikannya secara online dan mendiskusikan dengan akseptor lain bagaimana digital storytelling tersebut terdapat di gunakan di dalam kelas untuk mendukung pembelajaran. Para akseptor juga berkesempatan untuk merefleksikan proses pembuatan digital storytelling mereka dan mendiskusikan dengan sesama akseptor maupun dengan guru-guru lain se-indonesia ihwal tantangan-tantangan yang mereka hadapi selama membuat digital storytelling, dan bagaimana mereka menemukan jalan keluar untuk mengatasi tantangan tersebut. Para akseptor juga akan berdiskusi Apa saja hal penting yang mereka pelajari selama mengikuti training SAGUSADIST ini, dan bagaimana mereka akan memakai digital storytelling di masa yang akan datang.


Software yang digunakan:


1. Google

2. Creative Commons

3. Jamendo

4. StoryboardThat

5. Audacity

6. WeVideo


Video Pengertian SAGUDISTRO dan Mengapa Harus Digital Storytelling


 



Sumber aciknadzirah.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)