Saturday, April 28, 2018

√ 12 Cara Menghadapi Dan Mendidik Anak Autis

12 Cara Menghadapi dan Mendidik Anak Autis _ Autisme yakni kondisi dimana sesorang mengalami kelainan pada perkembangan sistem saraf, hal tersebut bisa disebabkan oleh faktor hereditas dan biasanya hal tersebut bisa dideteksi sesudah anak berusia 6 bulan.

 Cara Menghadapi dan Mendidik Anak Autis √ 12 Cara Menghadapi dan Mendidik Anak Autis

Dengan mengetahui sedini mungkin gejala autis yang diderita anak, maka langkah penganan yang sempurna bisa dilakukan sehingga pendirta autis lebih bisa beradaptasi dengan normal. Walau demikian anak yang mengalami atau mendeita autisme harus mendapat perlakuan khusus lantaran kondisi yang dialami berbeda dengan orang normal lainnya.

Anak yang menderita autisme biasanya akan kesulitan dalam membangun kekerabatan sosial , sulit berkomunikasi dengan normal serta sulit memahami emosi dan perasaan orang lain. Gejala autisme sanggup muncul pada anak semenjak usia 30 bulan semenjak lahir hingga usia tiga tahun.

Ciri-ciri anak yang mengalami atau menderita autisme adalah:
1. Kesulitan dalam berkomunikasi
2. membuktikan perilakau yang repetitif
3. mengalami perkembangan yang tidak normal
4. kesulitan dalam berinteraksi sosial

Seseorang bisa dikatakan mengalami atau terindikasi mengalami autisme setelah membuktikan beberapa tanda-tanda atau ciri-ciri menyerupai yang tertulis diatas pada perilakunya. jadi bagaimana cara menghadapi dan mendidik anak autis, supaya pesan-pesan yang ingin disampaikan bisa ditangkap dengan maksimal serta dengan pendidikan dan pengajaran yang diberikan bisa menciptakan huruf dari aspek kognitif, psikomotor dan afektif bisa menjadi lebih baik? berikut ulasannya

12 Cara Menghadapi dan Mendidik Anak Autis

1. Mengajar dengan memakai media visual dan konkret
Anak yang menderita autis lebih pekah menangkap suatu pesan dalam pembelajaran dengan memakai media berupa gambar atau benda konkret, media positif dan gambar yakni bahasa visual yang bisa menciptakan orang lebih mengerti dengan cepat termasuk anak yang menderita autis.

Misalnya saja dalam menjelaskan kata naik dan turun, anda bisa mempraktikan memakai media positif berupa pesawat mainan. ketika anda sedang mengajarkan kata naik pada anak autis, tempelkan secarik kertas yang bertuliskan kata "naik" pada pesawat mainan, kemudian anda mensimulasikan pesawat yang sedang lepas landas hingga beliau terbang didepan anak.

Sebaliknya dalam mengajarkan kata turun anda bisa memsimulasikan sebuah kapal yang sedang terbang kemudian beliau mendarat, kemudian tempelkan kertas yang bertuliskan kata "turun" pada pesawat supaya anak yang menderita autis cepat mengkap maksud dari apa yang sedang anda ajarkan kepadanya.

2. Hindari penggunaan kalimat yang panjang dalam mengajar 
Anak yang menderita autis mempunyai ingatan yang tidak berpengaruh sehingga mereka gampang melupakan apa yang telah beliau pelajari, dalam hal mengajar anak autis supaya beliau bisa memahami apa yang guru sampaikan, maka upayakan tidak memberi klarifikasi dengan memakai kalimat yang panjang.

Misalkan saja ketika anda menjelaskan perihal urutan bilangan 1 hingga 10 maka, lakukanlah secara bertahap, jangan eksklusif mau mengajarkan urutan angka 1 hingga 10 sekaligus. Anda bisa saja menciptakan media yang menawarkan urutan angka 1 hingga 10 namun sebagai gamabaran umum. Namun buatlah media lain yang menjelaskan rentetan angka tersebut secara lebih sederhana contohnya urutan dari angka 1 hingga 3, ketika anak autis sudah memahami urutan angka 1 hingga 3 maka anda bisa melanjutkan ke angka selanjutnya secara bertahap.

3. Fokus memaksimalkan potensi bakat  dan minat anak autis
Sebagian besar anak autis mempunyai potensi dalam hal kemampuan menggambar, seni dan komputer. Bakat dan kemampuan yang mayoritas pada anak autis sebaiknya dimaksimalkan, supaya bakat dan minatnya bisa menjadi bakat dan keterampilan sehingga bisa digunakan dalam untuk bekerja ketika dewsaa kelak.

Sehingga guru atau orang bau tanah harus pandai-pandai dalam mengidentifikasi bakat dan minat anak yang mengalami autis supaya dengan memakasimalkan bakat dan minatnya,anak tersebut bisa menjadi sosok yang berdikari kedepannya meskipun mengalami keterbatasan.

4. Minimalisir keributan dan bunyi yang menggangu dalam mengajar anak autis
Anak autis mempunyai pemikiran yang kurang stabil sehingga mereka akan sedikit sensitif dengan hal-hal yang ada disekitarnya termasuk suara-suara yang bisa memecah konsentrasinya. Misalnya saja bnyi bela, mikrofon, lonceng dan kanlpot. Kaprikornus penggunaan bel sekolah, mikrofon, lonceng harus diminimalisir lantaran hal tersebut akan sedikit menggangu anak yang menderita autis.

Tanda-tanda anak autis yang merasa risih dengan bunyi tertentu yakni ketika beliau menutup pendengaran ketika mendengar bunyi tersebut. jadi dalam pembelajaran buatlah suasana berguru sekondusif mungkin yang terbebas dari polusi bunyi yang bisa menggangu konsentrasi anak yang menderita autis

Begitupun ketika berada dirumah, sebaiknya suara-suara yang kurang baik dan dekat dihindarkan dari anak yang mengidap autis dan jikalau perlu kamarnya dibentuk jadi kedap bunyi sehingga kondisi batin dan persaanya tidak gampang terganggu hanya lantaran suara-suara yang membuatnya risih.

5. Hindarkan cahaya lampu yang berlebihan
Sebagian anak yang menderita autis juga merasa sensitif dengan cahaya termasuk cahaya lampu neon, oleh lantaran itu dalam pembelajaran di kelas, sebaiknya anak yang mengalami problem autis ditempatkan di dingklik yang dekat dengan jendela dengan pencahayaan matahari yang alami, sehingga mereka bisa fokus dalam belajar

Begitupun ketika anak berada dirumah, usahakan lampu kamarnya tidak telalu terang, sehingga problem pencahayaan tidak menganggu konsentrasinya. atau bisa juga kamar anak anda dbuatkan dengan konsep cahaya alami, sehingga tidak perlu menyalakan lampu ketika siang hari dan jikalau malam hari anda bisa memakai lampu yang redup. Namun hal tersebut kemungkinan tidak berlaku bagi semua anak yang mengalami autis.

6. Buat susana sekondusif mungkin dan sugesti pikirannnya
Sebagian anak autis yang hiperaktif biasanya akan mengalami perasaan gelisah yang tak menentu, supaya perasaan gelisah anak autis tidak semakin menjadi-jadi suasana yang aman sangat mutlak harus dihadirkan dalam suasana kelas maupun di rumah.

Selain itu anda juga bisa membentuk persepsi dalam pemikiran anak autis, misalkan jikalau beliau memakai benda-benda tertentu beliau akan merasa damai dan nyaman. Misalnya anda menbentuk atau membangun persepsi dalam diri anak autis perihal jaket atau rompi yang ketika anak tersebut pakai maka persaanya akan menjadi nyaman dan tenang.

Sehingga ketika anda melihat anak yang menderita autis merasagelisah tak menentu, maka berikanlah jaket atau rompi, yang telah anda sugestikan kepadanya bahwa jaket tersebut jikalau digunakan bisa menciptakan pemakainya menjadi tenang.

7. Lakukan kontak mata dalam mengajar anak autis
Beberapa anakyang menderita autis mempunyai respon yang cukup besar ketika mereka dijelaskan perihal sesuatu hal dengan mimik yang ekspresif dan kontak mata. Oleh lantaran itu buatlah anak autis yang anda sedang bimbing bisa menangkap maksud dari apa yanganda jelaskan dengan melaksanakan klarifikasi yang ekspresif disertai dengan kontak mata.

Tapi yang jadi hambatan ketika dalam kelas terdapat beberapa anak yang menderita autis, jadi sebagai guru maupun orang tua, anda harus pandai-pandai dalam memberi porsi yang proporsional dalam mengajar dan mendidik bawah umur yang menderita autis.

8. Menyesuaikan pembelajaran dengan tanda-tanda anak autis.
Tidak semua anak autis mengalami problem yang sama, sehingga anda harus mengindentifikasi terlebih dahulu apa yang menjadi kelemahan dari setiap anak autis yang anda ajar. Sebagian anak autis tidak bisa menangkap pesan dengan memakai audio dan visual secara bersamaan.

Untuk mengantisipasi hal tersebut anda bisa menentukan untuk fokus terlebih dahulu mengajar anak yang mengalami problem autis dengan fokus memakai media audio  atau sebaliknya anda juga bisa fokus terlebih dahulu mengajarkan suatu bahan pelajaran dengan memakai media visual.

9. Melakukan pengulangan bahan pelajaran
Agar anak autis bisa memahami apa yang diajarkan, maka sebaiknya lakukanlah pengulangan bahan pelajaran supaya anak tersebut benar-benar paham. Karena percuma bergegas dalam menuntaskan bahan pelajaran jikalau pada kesannya anak tidak bisa menangkap maksud dari apa yang beliau pelajari.

Oleh lantaran itu anda bisa melaksanakan pengulangan beberapa bahan pelajaran hingga beliau benar-benar paham, gunakan bahasa yang sederhana dan gampang dimengerti, jangan memberi klarifikasi yang berbelit sehingga anak bukannya mengerti malah tambah bingung.

10. Memberi apresiasi
Mengapresiasi apa yang berhasil dilakukan oleh anak yang mengalami autis juga sebaiknya dilakukan supaya mereka menjadi lebih bersemangat dalam belajar. Bentuk apresiasi bisa dalam bentuk senyum, tepuk tangan dan hadiah.

Walau hal yang berhasil beliau lakukan atau capai tebilang kecil bagi orang normal namun tetap harus diberi apresiasi. Sebaliknya ketika mereka mengalami problem dalam pelajaran cobalah memberinya motivasi dengan bahasa yang sederhana supaya beliau gampang mengerti.

11. Menyebut nama dalam memberi intruksi dan arahan
Selanjutnya dalam memberi intruksi dan isyarat kepada anak yang menderita autis sebaiknya disertai dengan sebutan nama, lantaran biasanya anak autis akan lambat dalam menganalisa pesan yang ditujukan kepadanya.

Misalnya saja ketika anda ingin memberi isyarat khusus kepada anak yang menderita khusus, anda bisa menyampaikan "ibu/bapak guru ingin (nama anak autis) mendengar apa yang bapak/ibu ingin sampaikan. Dengan begitu anak tersebut lebih cepat dalam menangkap pesan yang ditujukan kepadanya.

12. Sabar dalam menghadapi anak autis
Hal yang perlu anda sadari dalam mengajar anak autis yakni anak autis mempunyai tingkat pemahaman yang tidak menyerupai orang normal lainnya, jadi dibutuhkan kesabaran ekstra dalam mengajarnya. jangan sesekali menawarkan sikap bergairah ketika anda merasa jenuh mengajarnya naumun beliau tak kunjung mengerti.

Apalagi melaksanakan kekerasan fisik dan mengakibatkan anak autis sebagai target kemarahan. Hal tersebut sungguh sangat tidak bijak, anak autis membutuhkan waktu yang lebih usang dari yang biasanya. Kaprikornus yang harus anda lakukan yakni lebih sabar dan terus berusaha mengajar dengan kemampuan terbaik anda.

Demikianlah 12 Cara Menghadapi dan Mendidik Anak Autis, yang bisa anda praktekan, sebagai kesimpulan; anak autis bukan terlahir lantaran keinginannya tapi lantaran kehendak yang kuasa jadi jangan bersikap diskriminatif terhadap anak autis. lantaran seandainya semua orang bisa menentukan bagaimana beliau dilahirkan di dunia ini maka kemungkinan semua berharap bisa terlahir secara normal. semoga bermanfaat
Sumber http://www.rijal09.com


EmoticonEmoticon