Kemarin menyerupai biasa alasannya ialah final pekan aku mudik ke Majalengka memakai bis. Rute perjalanan tentu melewati kawasan pantura dari mulai Karawang, Purwakarta, Subang hingga Majalengka. Ada sedikit dongeng yang akan aku bagi disini. Ketika pulang ke Bekasi ahad siang, aku memakai bis Berkah Jaya.
Rute Bis menyerupai biasa melalui Tol Cipali dan masuk ke Subang dulu untuk istirahat. Perjalanan kemarin sangat lancar dan tidak macet di tol. Majalengka - Bekasi ditempuh dalam wkatu 4 jam. Ketika bis istirahat di Subang tepatnya di Dangdeur, para penumpang tentu akan turun untuk ke WC atau makan.
Di lokasi istirahat aku melihat ada tukang cilok atau bakso tusuk sedang mangkal. Saat bis parkir, berbagai penumpang yang membeli. Cilok ini sangat sederhana dan harganya 500an dan 1000an. Saya pun membelinya untuk sekedar mengisi perut. Ketika aku duduk dan makan cilok aku melihat bapak yang dagang cilok ini mengeluarkan uang yang isinya mencapai 400 ribuan lebih.
Saya kemudian bertanya padanya alasannya ialah penasaran. Ia berkata sehari hanya mangkal di tempat ini saja dan menunggu bis datang. Omset per hari sanggup hingga 300-400 ribuan. Ingat ini hanya dagang cilok saja. Saya yakin materi dasar menciptakan cilok ini tidak hingga 100 ribuan. Artinya pendapatan tukang cilok ini sanggup mencapai, ya itung sendiri lah. Ambil saja profit 30% dari total omzet, sudah tidak mengecewakan bukan!. Gaji pegawai kantoran atau PNS golongan IIIa juga sanggup kalah.
Saya lantas sedikit berfikir dan mencoba berguru dari bapak tukang cilok ini. Pertama, ia hanya menciptakan produk sederhana yaitu cilo. Kedua, ia hanya mangkal di lokasi itu saja menunggu penumpang. Ketiga, omset hariannya tidak mengecewakan besar. Saya berpikir pendapatan aku sebagai pekerja masih kalah dari tukang cilok tersebut yang hanya duduk elok menunggu pembeli tanpa harus pergi ngantor pagi pulang malam. Inilah taktik bisnis yang jitu.
Tanpa sadar tukang cilok tersebut sudah sanggup memanfaatkan dua faktor geografi yaitu lokasi dan aglomerasi. Dari sisi lokasi ia mangkal di lokasi strategis dan yang kedua ia memanfaatkan faktor aglomerasi atau kerumunan manusia. Disinilah matematika peluang akan tercipta. Orang naik bis pastinya akan lapar atau haus bukan?. Nah dari sekian banyak yang naik bis niscaya akan ada yang beli cilok. As simple like that!. Mencari rezeki tidak hanya memerlukan modal besar. Dengan modal sederhana asalkan menghasilkan sebuah produk, nanti konsumen niscaya datang. Saat ini merupakan kala Industri kreatif dimana kreatifitas menjadi kunci utama menggapai kesuksesan. Kreatif lah mulai dari kini atau kau akan mati ditelan zaman.
Sumber http://www.gurugeografi.id
EmoticonEmoticon