SUARAPGRI - Ketum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unifah Rosyidi menghimbau kepada seluruh guru honorer K2 (kategori dua) dan non kategori untuk tidak melanjukan agresi demo maupun mogok mengajar.
Diingatkan juga jangan hingga agresi mogok mengajar terjadi dalam skala nasional.
Dia mengingatkan, guru honorer akan kiprah mulia seorang pendidik. Berjuang menuntut hak boleh-boleh saja tapi jangan hingga meninggalkan kelas sehingga siswa telantar.
"Tolong, jangan hingga demo nasional ke Jakarta. Berhentilah demo dan mogok, PGRI akan bantu usaha guru honorer," jelas Unifah Rosyidi dalam konpers di Jakarta, Kamis (20/9).
Dengan demo, katanya, tidak ada hasil yang diperoleh. Ini terbukti dengan lima kali agresi nasional di Jakarta, efeknya tidak signifikan.
Sementara untuk melaksanakan aksi, honorer harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit.
Dia juga menyebutkan PB PGRI sudah mengajukan kepada pemerintah untuk perpanjangan usia bagi guru honorer dalam rekrutmen CPNS.
Kalau dapat honorer usia 35 hingga 45 tahun juga diberikan kesempatan untuk mengikuti rekrutmen CPNS. Ini untuk menghargai pengabdian dan pengabdian honorer.
PGRI juga meminta biar para guru honorer untuk tetap melaksanakan pengabdiannya mendidik siswa dan tidak meninggalkan ruang kelas.
Kemuliaan jiwa pendidik menjadi cahaya dan cita-cita bagi masa depan anak bangsa.
"Kami menyadari dalam proses rekrutmen ini, pemerintah harus mengacu pada ketentuan UU Aparatur Sipil Negara (ASN) yang membatasi usia pelamar. Namun, alangkah eloknya jikalau ada penghargaan negara atas pengabdian dan pengabdian mereka. Karena itu kami mengharapkan ada kebijakan dan regulasi yang melindungi honorer," tuturnya.
(sumber: jpnn.com)
Diingatkan juga jangan hingga agresi mogok mengajar terjadi dalam skala nasional.
Dia mengingatkan, guru honorer akan kiprah mulia seorang pendidik. Berjuang menuntut hak boleh-boleh saja tapi jangan hingga meninggalkan kelas sehingga siswa telantar.
"Tolong, jangan hingga demo nasional ke Jakarta. Berhentilah demo dan mogok, PGRI akan bantu usaha guru honorer," jelas Unifah Rosyidi dalam konpers di Jakarta, Kamis (20/9).
Dengan demo, katanya, tidak ada hasil yang diperoleh. Ini terbukti dengan lima kali agresi nasional di Jakarta, efeknya tidak signifikan.
Sementara untuk melaksanakan aksi, honorer harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit.
Dia juga menyebutkan PB PGRI sudah mengajukan kepada pemerintah untuk perpanjangan usia bagi guru honorer dalam rekrutmen CPNS.
Kalau dapat honorer usia 35 hingga 45 tahun juga diberikan kesempatan untuk mengikuti rekrutmen CPNS. Ini untuk menghargai pengabdian dan pengabdian honorer.
PGRI juga meminta biar para guru honorer untuk tetap melaksanakan pengabdiannya mendidik siswa dan tidak meninggalkan ruang kelas.
Kemuliaan jiwa pendidik menjadi cahaya dan cita-cita bagi masa depan anak bangsa.
"Kami menyadari dalam proses rekrutmen ini, pemerintah harus mengacu pada ketentuan UU Aparatur Sipil Negara (ASN) yang membatasi usia pelamar. Namun, alangkah eloknya jikalau ada penghargaan negara atas pengabdian dan pengabdian mereka. Karena itu kami mengharapkan ada kebijakan dan regulasi yang melindungi honorer," tuturnya.
(sumber: jpnn.com)
Sumber http://egoswot.blogspot.com
EmoticonEmoticon