Saturday, June 2, 2018

√ Hari Raya Nyepi Dirayakan Setiap Tahun Gres Saka – Selamat Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi


Adalah hari kesunyian dan refleksi diri. Hari Raya Nyepi dirayakan pada hari pertama kalender lunar Saka. Menurut Kalender Gregorian, Hari Raya Nyepi biasanya tiba di awal animo semi. Perayaan Umat Hindu di Bali bisa berlangsung hingga beberapa hari.


Pada Malam Tahun Baru di Bali, ritual Bhuta Yajna dilakukan oleh setiap komunitas. Ritual ini menyingkirkan kenegatifan dan kejahatan dari pulau dan penghuninya. Menurut kepercayaan Hindu, yaitu tanggung jawab insan untuk menjaga keseimbangan antara para dewa, bumi, dan manusia.

 

 Hari Raya Nyepi dirayakan pada hari pertama kalender lunar Saka √ Hari Raya Nyepi Dirayakan Setiap Tahun Baru Saka – Selamat Hari Raya Nyepi

 





 


Ritual Ogoh-Ogoh


Untuk ritual ini, orang Bali menciptakan patung setan yang besar dan makhluk-makhluk jahat lainnya dari bambu dan kertas. Patung-patung ini dikenal dengan sebutan ogoh-ogoh. Dalam fungsi utamanya, Ogoh-ogoh sebagai representasi Bhuta Kala, dibentuk menjelang Hari Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi.


Banyak ogoh-ogoh yang terlihat di pawai diciptakan oleh kelompok cowok dari desa-desa di Bali. Ogoh-ogoh yang paling mengesankan biasanya diciptakan oleh para seniman Bali. Setelah ogoh-ogoh diciptakan, mereka dibawa ke sebuah parade jalan yang besar biar dilihat semua orang. Kembang api dan suar juga umumnya diluncurkan pada pawai jalanan Hari Raya Nyepi.


Hal ini diyakini bahwa ogoh-ogoh akan menyerap energi negatif dari penonton dan mengusir roh-roh jahat


Setelah parade, ogoh-ogoh dibakar dalam api unggun besar. Selain menangkal kejahatan dan mensucikan orang-orang Bali, api unggun juga dipercaya bisa memuaskan Batara Kala. Ritual Bhuta Yajna merupakan tradisi yang cukup gres di Bali. Ini pertama kali dipraktekkan di Bali selama tahun 1980an.

 


 Hari Raya Nyepi dirayakan pada hari pertama kalender lunar Saka √ Hari Raya Nyepi Dirayakan Setiap Tahun Baru Saka – Selamat Hari Raya Nyepi

Ogoh-ogoh yang sedang diparadekan di tempat Ngrupuk dalam upacara Bhuta Yajna.






 


 Hari Raya Nyepi dirayakan pada hari pertama kalender lunar Saka √ Hari Raya Nyepi Dirayakan Setiap Tahun Baru Saka – Selamat Hari Raya Nyepi

Ogoh-ogoh yaitu karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam aliran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan; biasanya dalam wujud raksasa.


 







Pengertian Nyepi


Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi tolong-menolong merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka, yang dimulai semenjak tahun 78 Masehi. Tidak ibarat perayaan tahun gres Masehi, Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi.


Tidak ada acara ibarat biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, ibarat Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk rumah sakit.


Tujuan utama Hari Raya Nyepi


Adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos(alam semesta).


Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di tempat Bali.


Melasti, Tawur (Pecaruan) dan Pengrupukan


Tiga atau dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melaksanakan Penyucian dengan melaksanakan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis.


Pada hari tersebut, segala sarana persembahyangan yang ada di Pura (tempat suci) diarak ke pantai atau danau, sebab bahari atau danau yaitu sumber air suci (Tirta Amerta) dan bisa menyucikan segala leteh (kotor) di dalam diri insan dan alam.


1 Hari sebelum Nyepi


Sehari sebelum Nyepi, yaitu pada “tilem sasih kesanga” (bulan mati yang ke-9), umat Hindu melaksanakan upacara Buta Yadnya di segala tingkatan masyarakat, mulai dari masing-masing keluarga, banjar, desa, kecamatan, dan seterusnya, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis caru (semacam sesajian) berdasarkan kemampuannya.


Buta Yadnya itu masing-masing bernama Pañca Sata (kecil), Pañca Sanak (sedang), dan Tawur Agung (besar). Tawur atau pecaruan sendiri merupakan penyucian/pemarisuda Buta Kala, dan segala leteh (kekotoran) diperlukan sirna semuanya.


Caru yang dilaksanakan di rumah masing-masing terdiri dari nasi manca (lima) warna berjumlah 9 tanding/paket beserta lauk pauknya, seperti ayam brumbun (berwarna-warni) disertai tetabuhan arak/tuak.


Buta Yadnya ini ditujukan kepada Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak mengganggu umat.


Mecaru diikuti oleh upacara pengerupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar.


Khusus di Bali, pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan lalu dibakar. Tujuannya sama yaitu mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar.





Puncak Acara Nyepi / Hari Kesunyian


Keesokan harinya, yaitu pada pinanggal pisansasih Kedasa (tanggal 1, bulan ke-10), tibalah Hari Raya Nyepi sesungguhnya. Pada hari ini suasana ibarat mati.


Tidak ada kesibukan acara ibarat biasa. Pada hari ini umat Hindu melaksanakan “Catur Brata” Penyepian yang terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak memakai dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Serta bagi yang bisa juga melaksanakan tapa, brata, yoga dan semadhi.


Demikianlah untuk masa baru, benar-benar dimulai dengan suatu halaman gres yang putih bersih. Untuk memulai hidup dalam tahun gres Caka pun, dasar ini dipergunakan, sehingga semua yang kita lakukan berawal dari tidak ada,suci dan bersih.


Setiap orang pandai (sang wruhing tattwa jñana) melaksanakan brata (pengekangan hawa nafsu), yoga (menghubungkan jiwa dengan paramatma (Tuhan)), tapa (latihan ketahanan menderita), dan samadi (manunggal kepada Tuhan, yang tujuan risikonya yaitu kesucian lahir batin).


Selama Hari Kesunyian / Nyepi, orang Bali diperlukan untuk merenungkan tindakan mereka selama setahun terakhir. Banyak orang Bali akan menganggap ini sebagai kesempatan untuk beristirahat dan memikirkan cara untuk memperbaiki diri sepanjang tahun yang akan datang.


Untuk memastikan bahwa semua aspek ritual Nyepi diikuti, polisi berpatroli di pulau Bali.


Semua orang di Bali harus mematuhi ritual Nyepi. Karena ini, bandara Bali tutup untuk hari itu dan semua pengunjung tinggal di dalam rumah atau tidak meninggalkan pulau. Hari Kesunyian yaitu tradisi yang berasal dari beberapa tahun paling awal dalam sejarah Bali.


Ngembak Geni (Ngembak Api)


Rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Baru Saka yaitu hari Ngembak Geni yang jatuh pada “pinanggal ping kalih” (tanggal 2) sasih kedasa (bulan X).


Pada hari ini Tahun Baru Saka tersebut memasuki hari ke dua. Umat Hindu melaksanakan Dharma Shanti dengan keluarga besar dan tetangga, mengucap syukur dan saling maaf memaafkan (ksama) satu sama lain, untuk memulai lembaran tahun gres yang bersih.


Inti Dharma Santi yaitu filsafat Tattwamasi yang memandang bahwa semua insan di seluruh penjuru bumi sebagai ciptaan Ida Sanghyang Widhi Wasa hendaknya saling mengasihi satu dengan yang lain, memaafkan segala kesalahan dan kekeliruan. Hidup di dalam kerukunan dan damai.





Kalender Saka


Kalender Saka adalah sebuah kalender yang berasal dari India. Kalender ini merupakan sebuah penanggalan syamsiah-kamariah (candra-surya) atau kalender luni-solar. Era Saka dimulai pada tahun 78 Masehi.


Sebuah tahun Saka dibagi menjadi dua belas bulan. Berikut nama bulan-bulan pada kalender Saka:





















































































NoPenanggalan JawaAwalAkhir
1SrawanamasaJuliAgustus
2BhadrawadamasaAgustusSeptember
3AsujimasaSeptemberOktober
4KartikamasaOktoberNovember
5MargasiramasaNovemberDesember
6PosyamasaDesemberJanuari
7MaghamasaJanuariFebruari
8PhalgunamasaFebruariMaret
9CetramasaMaretApril
10WesakhamasaAprilMei
11JyesthamasaMeiJuni
12AsadhamasaJuniJuli

Nama musim


Di India satu tahun dibagi menjadi enam musim, atau dengan kata lain setiap animo berlangsung dua bulan. Berikut nama-nama musim


Warsa, animo hujan bertepatan dengan Srawana dan Bhadrawada.

Sarat, animo rontok, dan seterusnya.

Hemanta, animo dingin

Sisira, animo sejuk kabut

Basanta, animo semi

Grisma, animo panas


Tahun Lunisolar


Berhubung bulan-bulan dalam kalender Saka hanya terdiri dari 30 hari, maka tahun gres harus diadaptasi setiap tahunnya untuk mengiringi daur perputaran matahari.


Sejarah Kalender Saka


Kalender Saka berawal pada tahun 78 Masehi dan juga disebut sebagai penanggalan Saliwahana (Sâlivâhana). Kala itu Saliwahana yang yaitu seorang raja ternama dari India potongan selatan, mengalahkan kaum Saka. Tetapi sumber lain menyebutkan bahwa mereka dikalahkan oleh Wikramaditya (Vikramâditya). Wikramaditya yaitu seorang musuh atau tentangan Saliwahana, ia berasal dari India potongan utara.


Mengenai kaum Saka ada yang menyebut bahwa mereka termasuk sukabangsa turuki atau Tatar. Namun ada pula yang menyebut bahwa mereka termasuk kaum Arya dari suku Scythia. Sumber lain lagi menyebut bahwa mereka tolong-menolong orang Yunani (dalam bahasa Sanskerta disebut Yavana yang berkuasa di Baktria (sekarang Afganistan).


Kalender Saka di Indonesia


Sebelum masuknya agama Islam, para sukubangsa di Nusantara bagian barat yang terkena dampak agama Hindu, memakai kalender Saka. Namun kalender Saka yang dipergunakan dimodifikasi oleh beberapa sukubangsa, terutama suku Jawa dan Bali. Di Jawa dan Bali kalender Saka ditambahi dengan cara penanggalan lokal.


Setelah agama Islam masuk, di Mataram, oleh Sultan Agung diperkenalkan kalender Jawa Islam yang merupakan perpaduan antara kalender Islam dan kalender Saka.


Di Bali kalender Saka yang telah ditambahi dengan unsur-unsur lokal digunakan hingga sekarang, begitu pula di beberapa tempat di Jawa, ibarat di Tengger yang banyak penganut agama Hindu.





Bacaan Lainnya







 


 Hari Raya Nyepi dirayakan pada hari pertama kalender lunar Saka √ Hari Raya Nyepi Dirayakan Setiap Tahun Baru Saka – Selamat Hari Raya Nyepi

Apakah Anda mempunyai sesuatu untuk dijual, disewakan, layanan apa saja yang ditawarkan atau lowongan pekerjaan? Pasang iklan & promosikan jualan atau jasa Anda kini juga! 100% GRATIS di: www.TokoPinter.com


 


 Hari Raya Nyepi dirayakan pada hari pertama kalender lunar Saka √ Hari Raya Nyepi Dirayakan Setiap Tahun Baru Saka – Selamat Hari Raya Nyepi

3 Langkah super mudah: tulis iklan Anda, beri foto & terbitkan! semuanya di Toko Pinter


 


Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai


Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar bila Anda mengunduh aplikasi kita!


Siapa bilang mau pandai harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang menciptakan Anda menjadi lebih smart!



      

 

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”

Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya








Sumber aciknadzirah.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)