Friday, June 22, 2018

√ Pengertian Multiple Intelligences (Kecerdasan Jamak)

A. Pengertian Multiple Intelligences (Kecerdasan Jamak)
Teori multiple inteligensi atau kecerdasan beragam ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard Univercity, Amerika Serikat. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan kasus dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang beragam dan dalam situasi yang nyata. Berdasarkan pengertian ini, sanggup dipahami bahwa inteligensi bukanlah kemampuan seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang tertutup yang terlepas dari lingkungannya. Akan tetapi inteligensi memuat kemampuan seseorang untuk memecahkan kasus yang konkret dan dalam situasi yang bermacam-macam.

Gardner menekankan pada kemampuan memecahkan kasus yang nyata, sebab seseorang mempunyai kemampuan inteligensi yang tinggi bila ia sanggup menuntaskan kasus hidup yang nyata, bukan hanya dalam teori. Semakin seseorang terampil dan bisa menuntaskan kasus kehidupan yang situasinya beragam dan kompleks, semakin tinggi inteligensinya. Penemuan Gardner perihal intelegensi seseorang telah mengubah konsep kecerdasan. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang diukur bukan dengan tes tertulis, tetapi bagaimana seseorang sanggup memecahkan problem konkret dalam kehidupan.

Intelegensi seseorang sanggup dikembangkan melalui pendidikan dan jumlahnya banyak, hal ini berbeda dengan konsep usang yang menyatakan bahwa inteligensi seseorang tetap mulai semenjak lahir hingga kelak dewasa, dan tidak sanggup diubah secara signifikan. Bagi Gardner suatu kemampuan disebut inteligensi bila memperlihatkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang untuk memecahkan kasus dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya.

Hal ini memicu upaya keras dari Howard Gardner untuk melaksanakan penelitian dengan melibatkan para mahir dari aneka macam disiplin ilmu yang pada hasilnya melahirkan teori multiple intelligences (kecerdasan jamak).

Multipe intelelligences yang telah dikemukakan Gardner diterjemahkan dalam kata yang berbeda pada beberapa buku.

1. Pada Alder (2001) dalam Andi Ichsan Mahardika (2011: 23) diterjemahkan sebagai kecerdasan yang berlipat ganda

2. Uno (2009: 123) dalam Andi Ichsan Mahardika (2011: 23) mengartikan sebagai kecerdasan ganda.

3. Efendi (2005:135) dalam Andi Ichsan Mahardika (2011: 23) diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk, dengan memakai serapan diartikan sebagai multi inteligensi.

Gardner (2003) mengemukakan kecerdasan beragam didasari bahwa orang mempunyai kekuatan memahami berbeda dan gaya pemahaman yang kontras. Membawa visi alternatif yang didasarkan pada panganan mengenai pikiran yang berbeda secara radikal, dan visi menghasilkan pandangan mengenai sekolah yang amat berbeda, sekolah yang terpusat pada individual, yang mendapatkan pandangan multi dimensi dari kecerdasan.

Tujuh inteligensi/kecerdasan yang kemudian disebut multi inteligensi. Ketujuh jenis kecerdasan, yakni : (1) kecerdasan verbal-linguistik; (2) kecerdasan logis-matematik; (3) kecerdasan visual-spasial; (4) kecerdasan berirama-musik; (5) kecerdasan jasmaniah-kinestetik; (6) kecerdasan interpersonal; (7) kecerdasan intrapersonal;  Gardner (Andi Ichsan Mahardika, 2011).

Pada pengkajian lebih lanjut Gardner dalam Rose: 150 dan Hoerr 2007: 15, menambahkan satu inteligensi yang lain yaitu inteligensi naturalis. Kedelapan inteligensi tersebut sanggup dijelaskan oleh beberapa mahir sebagai berikut:

1. Kecerdasan Verbal-Linguistik 

Kecerdasan verbal-linguistik yakni kemampuan untuk memakai bahasa, termasuk bahasa ibu dan bahasa-bahasa asing, untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran dan memahami orang lain. Menggunakan kata merupakan cara utama untuk berpikir dan menuntaskan kasus bagi orang yang mempunyai kecerdasan ini. Kecerdasan linguistik disebut juga kecerdasan verbal sebab meliputi kemampuan untuk mengekspresikan diri secara verbal dan tertulis serta kemampuan untuk menguasai bahasa asing. Mereka memakai kata untuk membujuk, mengajak, membantah, menghibur, atau membelajarkan orang lain.

2. Kecerdasan Logis-Matematik

Kecerdasan matematik yakni kemampuan yang berkenaan dengan rangkaian alasan, mengenal pola-pola dan aturan. Kecerdasan ini menunjuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi pola-pola, kategori-kategori dan korelasi dengan memanipulasi objek atau simbol untuk melaksanakan percobaan dengan cara yang terkontrol dan teratur. Kecerdasan matematika disebut juga kecerdasan logis dan daypikir sebab merupakan dasar dalam memecahkan kasus dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari sistem kausal atau sanggup memanipulasi bilangan, kuantitas, dan ope rasi. Oleh sebab itu, orang yang berpengaruh dalam kecerdasan ini sangat bahagia berhitung, bertanya, dan melaksanakan eksperimen.

3. Kecerdasan Visual-Spasial

Kecerdasan visual yakni kemampuan untuk memahami gambar-gambar dan bentuk. Orang yang mempunyai kecerdasan ini cenderung berpikir dengan gambar dan sangat baik saat berguru melalui presentasi visual menyerupai film, gambar, video, dan demonstrasi yang memakai alat peraga. Mereka juga sangat menyukai acara menggambar, mengecat, mengukir, dan biasa mengungkapkan diri mereka melalui acara seni. Mereka juga sangat baik untuk membaca peta, diagram, dan menuntaskan teka-teki jigsaw. Kecerdasan visual disebut juga kecerdasan spasial sebab meliputi kemampuan untuk menggambar bentuk dan ruang suatu objek, kemampuan memikirkan bentuk sehingga memungkinkan seseorang untuk mengetahui di mana beliau berada, dan kemampuan untuk memotret dunia.

4. Kecerdasan Berirama-Musik

Kecerdasan berirama-musik yakni kapasitas berpikir perihal musik menyerupai bisa mendengar, mengenal, mengingat, dan bahkan memanipulasi pola-pola musik. Orang yang mempunyai kecerdasan musik dianggap mempunyai apresiasi yang berpengaruh terhadap musik, dengan gampang mengingat lagu-lagu dan melodi, mempunyai pemahaman perihal warna nada dan komposisi, sanggup membedakan perbedaan antara contoh nada dan pada umumnya bahagia terbenam dalam musik. Kemampuan memainkan instrumen tiba dengan alamiah pada diri orang yang mempunyai kecerdasan musik. Kecerdasan musik juga meliputi kemampuan memersepsi dan memahami, mencipta dan menyanyikan bentuk-bentuk musikal dan para mahir mengakui bahwa musik merangsang acara kognitif dalam otak dan mendorong kecerdasan.

5. Kecerdasan Jasmaniah-Kinestetik

Kecerdasan jasmaniah-kinestetik yakni kemampuan untuk memakai seluruh badan dalam mengekspresikan ide, perasaan dan memakai tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu. Orang yang mempunyai kelebihan dalam kecerdasan kinestetik cenderung mempunyai perasaan yang berpengaruh dan kesadaran mendalam perihal geraka-gerakan fisik. Mereka bisa berkomunikasi dengan baik melalui bahasa badan dan perilaku dalam bentuk fisik lainnya. Mereka juga bisa melaksanakan kiprah dengan baik sesudah melihat orang lain melakukannya terlebih dahulu, kemudian menjiplak dan mengikuti tindakannya. Namun, orang yang mempunyai kecerdasan ini sering merasa tidak hening saat duduk dalam waktu yang relatif usang dan bahkan merasa bosan kalau segala sesuatu yang dipelajari atau disampaikan tanpa disertai dengan tindakan yang bersifat demonstratif.

6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal yakni kemampuan untuk membaca tanda dan arahan sosial, komunikasi verbal dan non-verbal, dan bisa menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat. Orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal yang tinggi melaksanakan perundingan korelasi dengan keterampilan dan kemahiran sebab orang tersebut mengerti kebutuhan perihal empati, kasih sayang, pemahaman, ketegasan, dan ekspresi dari kebutuhan dan keinginan. Orang menyerupai ini mengetahui bagaimana pentingnya berkolaborasi dengan orang lain, memimpin saat diperlukan, mengikuti kalau memang keikutsertaan sangat diperlukan, bekerja sama dengan orang-orang yang mempunyai keterampilan komunikasi yang berbeda-beda. Kecerdasan interpersonal berafiliasi dengan konsep interaksi dengan orang lain di sekitarnya. Interaksi yang dimaksud bukan hanya sekedar berafiliasi biasa saja menyerupai berdiskusi dan membagi suka dan duka, melainkan juga memahami pikiran, perasaan, dan kemampuan untuk menawarkan tenggang rasa dan respons.

7. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan yang bersumber pada pemahaman diri secara menyeluruh guna menghadapi, merencanakan, dan memecahkan aneka macam kasus yang dihadapi. Orang yang mempunyai kecerdasan ini cenderung mempunyai kesadaran diri yang tinggi di mana mereka bisa memproses tujuan yang terang perihal segala sesuatu yang dilakukan kini dan masa yang akan datang. Pada umumnya, mereka menentukan untuk bekerja sendiri dalam menuntaskan proyek-proyek meskipun kadang kala memerlukan perhatian ekstra. Mereka bukan hanya cenderung untuk selalu menyendiri dan tidak mau bergaul dengan yang lain, tetapi juga berafiliasi dengan kemampuannya untuk merefleksi diri. Mereka sanggup menghabiskan waktu dalam kehidupan sehari-hari untuk merefleksi diri memikirkan tujuan dan keberadaan diri mereka. Jika tidak mempunyai tujuan tertentu yang harus dilakukan di luar, menyerupai pergi ke sekolah atau kegiatan lain, maka mereka mungkin tidak akan pernah meninggalkan rumah mereka selama beberapa waktu tertentu.

8. Kecerdasan Naturalistik

Kecerdasan naturalistik yakni kemampuan dalam mengenal dan mengklasifikasi aneka macam spesies termasuk tumbuhan dan fauna dalam suatu lingkungan. Orang yang mempunyai kecerdasan naturalistik yang berpengaruh mempunyai ketertarikan pada dunia luar atau dunia binatang, ketertarikan ini mulai muncul semenjak dini. Mereka menyukai subjek, cerita-cerita, dan pertunjukan yang berafiliasi dengan binatang dan fenomena alam. Bahkan, mereka memperlihatkan minat yang luar biasa pada mata pelajaran menyerupai biologi, ilmu binatang (zoology), ilmu tumbuh-tumbuhan (botany), ilmu tanah (geology), ilmu cuaca (meteorology), ilmu falak (astronomi), dan paleontologi. Kecerdasan naturalistik disebut juga cerdas alam sebab sangat peka terhadap perubahan dalam lingkungan, sekalipun perubahan tersebut dalam hitungan menit dan sangat perlahan yang bagi orang lain pada umumnya sama sekali tidak merasakan. Hal ini terjadi sebab tingkat persepsi sensori yang dimilikinya jauh lebih tinggi dari kebanyakan orang. Kekuatan perasaan yang berafiliasi dengan alam sanggup memberi pemahaman tersendiri dalam mengamati persamaan, perbedaan, dan perubahan pada alam jauh lebih cepat dibandingkan orang lain pada umumnya. Oleh sebab itu, orang yang cerdas pada alam sangat gampang untuk mengategori dan menciptakan katalog terhadap sesuatu.

B. Aktivitas Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences

Aktivitas pembelajaran dalam arti luas meliputi pendidikan praktik-praktik yang memperlakukan penerima didik bukan hanya sebagai pelaksana pembelajaran yang diberikan oleh pendidik, melainkan juga berperan sebagai biro tindakan kognitif yang didistribusikan antara pendidik dan penerima didik. Artinya, penerima didik sanggup menyusun tujuan, mencari cara dan metode untuk mencapai tujuan, dan melibatkan diri untuk mengalami acara pembelajaran serta melaksanakan penilaian diri terhadap hasil yang diperolehnya. Yaumi (2013)

Dengan kata lain, acara pembelajaran hendaknya memberi keleluasaan kepada penerima didik untuk mengamati lingkungan sekitarnya kemudian menghubungkan dengan pengetahuan/pengalaman yang telah diperolehnya dan selanjutnya mereka diikutkan dalam menentukan sendiri tujuan pembelajaran dan cara untuk mencapai tujuan tersebut dengan pendidik sebagai fasilitator. Berdasarkan definisi di atas, acara pembelajaran berbasis kecerdasan jamak di sini yakni aneka macam bentuk acara yang didesain untuk meningkatkan pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan memfasilitasi berkembangnya kecerdasan jamak (multiple intelligences) penerima didik. Yaumi (2013: 38)

Sebelum memulai acara pembelajaran, penerima didik diklasifikasikan menurut jenis-jenis kecerdasan yang dimilikinya. Mengingat sebab sebagian besar penerima didik sanggup mempunyai beberapa jenis kecerdasan maka perlu diperhatikan untuk menghindari mengklasifikasi seorang anak hanya dalam satu jenis kecerdasan.
 

Dalam merencanakan pembelajaran dengan memakai teori kecerdasan jamak memerlukan analisa bagaimana cara mengajar yang sanggup mengakomodir seluruh jenis kecerdasan yang dimiliki penerima didik.

1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian siswa perihal suatu tema atau topik pembelajaran.
2. Mendorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar, serta menyebarkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3. Mendiagnosis kesulitan berguru siswa sekaligus memberikan ancangan untuk mencari solusinya.
4. Menstrukturkan tugas-tugas dan menawarkan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
5. Membangkitkan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi balasan secara logis, sistematis, dan memakai bahasa yang baik dan benar.
6. Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, menyebarkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7. Membangun perilaku keterbukaan untuk saling memberi dan mendapatkan pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta menyebarkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
8. Membiasakan siswa berpikir impulsif dan cepat, serta sigap dalam merespon kasus yang tiba-tiba muncul.
9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.

Sumber http://www.rijal09.com


EmoticonEmoticon