Friday, June 15, 2018

√ Teori-Teori Mencar Ilmu Berdasarkan Ahli

Teori-Teori Belajar Menurut Ahli_ Dalam dunia pendidikan khususnya di indonesia sering berpedoman pada teori mencar ilmu yang dikemukakan oleh mahir pendidikan dalam menyusun suatu penelitian atau dalam melaksanakan riset pembelajaran hal ini bertujuan sebagai refrensi dalam melaksanakan suatu tindakan atau sebagai teori yang menjadi dasar dalam menyebarkan suatu pola pembelajaran.

Setidaknya ada beberapa mahir dalam pembelajaran yang sering dirujuk pendapat atau teori yang pernah dikemukan dalam pendidikan di indonesia. berikut Teori-Teori Belajar Menurut Ahli

Teori-Teori Belajar Menurut Ahli

A. Teori Belajar Bruner 
Teori Bruner yang selanjutnya disebut pembelajaran inovasi (inkuiri) yaitu suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman perihal struktur materi (ide kunci) dari suatu ilmu yang dipelajari, perlunya mencar ilmu aktif sebagai dasar dari pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berfikir secara induktif dalam mencar ilmu ( pembelajaran yang bekerjsama terjadi melalui inovasi pribadi). Menurut Bruner, mencar ilmu akan lebih bermakna bagi siswa jikalau mereka memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh struktur informasi, siswa harus aktif dimana mereka harus mengidentifikasi sendiri prinsip kunci daripada hanya sekedar mendapatkan klarifikasi dari guru. Oleh sebab itu guru harus memunculkan dilema yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan penemuan. Dalam pembelajaran melalui penemuan, guru mengatakan pola dan siswa bekerja berdasarkan pola tersebut hingga menemukan hubungan antar cuilan dari struktur materi (Trianto dalam Bahar,2014:45).

Ada empat hal pokok yang berkaitan dengan teori mencar ilmu Bruner (Hosnan ,2014). Pertama, individu hanya mencar ilmu dan menyebarkan pikirannya apabila ia memakai pikirannya. Kedua, dengan melaksanakan proses – proses kognitif dalam proses penemuan, akseptor didik akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu – satunya cara semoga seseorang seseorang sanggup mempunyai teknik – teknik dalam inovasi yaitu ia mempunyai kesempatan untuk melaksanakan penemuan. Keempat, dengan melaksanakan inovasi maka akan memperkuat retesi ingatan. Empat hal diatas yaitu bersesuaian dengan proses kognitif yang dibutuhkan dalam pembelajaran memakai metode saintifik.
 

B. Teori mencar ilmu Piaget
 Teori Piaget (Hosnan ,2014) menyatakan bahwa mencar ilmu berkaitan dengan pembentukan bagan (jamak skemata). Skema yaitu potensi untuk bertindak dengan cara tertentu ( Hergenhahn & Olson,2008:314). Dalam toeri Piaget (Santrock,2014: 43), bagan prilaku (aktivitas fisik) ciri bayi, dan bagan mental ( kegiatan kognitif) berkembang dimasa kanak – kanak. Skema akan selalu beubah seiring dengan perkembangan kognitif seseorang. Hosnan (2013) mengemukakan bahwa proses yang menimbulkan terjadinya perubahan skemata disebut adaptasi. Piaget memperlihatkan dua konsep untuk menjelaskan bagaimana anak - anak mengadaptasi yaitu asimilasi dan akomodasi. Menurut Hergenhahn & Olson (2008:314), proses merespons lingkungan sesuai dengan struktur kognitif seseorang dinamakan assimilation (asimilasi), yakni jenis pencocokan atau penyesuaian antara struktur kognitif dengan lingkungan fisik. Selanjutnya  dikemukakan bahwa  accomodatioan (akomodasi), proses memodifikasi struktur kognitif. 

Piaget mengusulkan empat tahapan perkembangan kognitif yaitu : (1) Tahap sensorimotor yang dimulai dari lahir hingga dengan usia 2 tahun.  Pada tahap ini anak berhadapan eksklusif dengan lingkungan dengan memakai refleks bawaan. Anak akan membangun pemahaman akan dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman indra (sensory) mereka (seperti melihat dan mendengar dengan gerakan motorik (otot) mereka (seperti menggapai, menyentuh); (2) Tahap praoperasional yang berlangsung dari usia 2 tahun hingga dengan usia 7 tahun. Pada tahap ini anak mulai menyusun konsep , lebih simbolik dari cara berfikir sensori motor; (3) Tahap operasional konkrit yang berlangsung dari sekitar usia 7  hingga dengan 11 tahun. Pada tahap ini anak mulai berfikir logis tapi hanya dalam situasi konkrit; (4) Tahap oprasional formal yang dimulai dari usia 11 tahun. Pada tahap ini anak akan beranjak dari pemikiran konkrit ke pemahaman yang lebih abstrak, idealis serta logis. 


Prinsip – prinsip pengajaran Piaget sangat sering diterapkan dalam program– acara yang menekankan (1) pembelajaran melalui inovasi dan pengalaman aktual dan pemanipulasian eksklusif alat, materi atau media mencar ilmu lain dan (2) kiprah guru sebagai seorang yang mempersiapkan kurikulum dimana akseptor didik sanggup memperoleh banyak sekali pengalaman mencar ilmu yang luas ( Bahar, 2014:41)
Menurut Santrock (2008: 54), teori Piaget yaitu pandangan konstruktivis yang kuat. M. Saekhan Muchith (Hidayati, 2009:4 ) menyatakan bahwa berdasarkan cara pandang teori konstruktivisme bahwa mencar ilmu yaitu proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman aktual dari lapangan. Pendekatan konstruktivis yaitu pendekatan yang berpusat pada siswa yang menekankan pentingnya individu yang membangun pengetahuan dan pemahaman secara aktif dengan bimbingan guru (Santrock ,2008: 7).Sejalan teori konstruktivis maka pengajaran inkuiri model inovasi terbimbing relevan dengan teori piaget. 


C. Teori belajara Vigotsky
Menurut Vigotsky (Bahar, 2014: 43) bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau mencar ilmu menangani kiprah – kiprah yang belum dipelajari namun kiprah – kiprah itu berada dalam zone of proximal development. Zona perkembangan proksimal (zone of proximal development – ZPD) yaitu istilah Vigotsky untuk banyak sekali kiprah yang terlalu sulit bagi anak untuk dikuasai sendiri, tetapi dikuasai dengan bimbingan dan proteksi dari orang remaja atau anak – anak yang lebih terampil (Santrock ,2008: 57). 

Konsep lain yang seiring dengan gagasan zone of proximal development yaitu scaffolding ( perancah). Perancah merupakan teknik yang melibatkan perubahan tingkat dukugan untuk mencar ilmu (Santrock ,2008: 57). Bantuan yang diberikan oleh guru atau rekan yang lebih terampil diawal pembelajaran kemuadian dikurangi seiring dengan meningkatnya kompetensi akseptor didik. Ini dimaksudkan semoga akseptor didik semakin bertanggungjawab dengan pembelajarannya sendiri sesudah ia bisa menyelesaikannya sendiri.

  
Demikianlah beberapa Teori-Teori Belajar Menurut Ahli yang bisa menjadi refrensi dalam bidang pendidikan maupun dalam pembelajaran. semoga bermanfaat.
Sumber http://www.rijal09.com


EmoticonEmoticon