Salah satu unsur dari emosionaladalah adanya empati. Empati merupakan suatu sikap kepribadian seseorang dimana seseorang bisa menmpatkan diri dari dalam posisi orang lain. Para psikolog perkembangan menegaskan bahwa sebetulnya ada dua komponen empati, yaitu, (1) reaksi emosi kepada orang lain yang normalnya berkembang dalam enam tahun pertama kehidupan belum dewasa dan (2) reaksi kognitif yang hingga sejauh mana belum dewasa dari sudut pandang atau perspektif lain.
Kita sanggup melihat tenggang rasa emosi pada kebanyakan anak yang belum berusia lima, tahun bayi yang mencoba melihat bayi lain yang sedang menangis dan tenggang rasa ini sebagai “empati global” lantaran ketidak mampuan anak untuk membedakan antara diri sendiri dan dunianya, sehingga ia menafsirkan rasa tertekan bayi lain sebagai rasa tertekannya sendiri.
Lawrence E. shapio, mengatakan beberapa acara yang melibatkan belum dewasa dan mengajarkan tenggang rasa sebagai penggalan dari mengajar emosi kepada anak. Kegiatan yang melibatkan anak tersebut meliputi: (1) bekerja di dapur umum dalam suatu acara sosial, (2) bergabung dengan organisasi yang berusaha menyelamatkan spesies yang terancam punah, (3) ikut dalm kerja bakti dilingkungan sekitar rumah, (4) menghibur orang jompo di pantai werda, (5) membantu mengajari belum dewasa lebih kecil, (6) membantu boneka bagi belum dewasa yang sedang sakit.
Kejujuran merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam mendidik anak. Terkadang ada anak yang berbohong dalam melaksanakan interaksi dengan orang tuanya, dalam hal ini orang renta tidak bisa pribadi marah, lantaran orang renta harus tahu bahwa bagi belum dewasa belum diketahui bahwa berbohong itu yaitu salah. Pada usia dua dan tiga tahun. Anak-anak belum mencapai perkembangan kognitif atau bahasa untuk melihat adanya hubungan pribadi antara yang mereka katakan dan mereka perbuat. EQ belum dewasa akan meningkat sejalan dengan meningkatkanya usia. Tetapi tidak demikian halnya dalam hubungan dengan kebenaran.
Menurut paul ekman, penulis buku why children lie, ada banyak sekali alasan mengapa belum dewasa tidak berkata benar sebagaian sanggup dimengerti, yang lain tidak. Anak kecil paling sering berbohong dengan maksud untuk menghindari hukuman, untuk mendapat sesuatu yang mereka yang mereka inginkan, atau untuk mendapat kebanggaan dari semua dari teman, dan bagi anak cukup umur berbohong dilakukan cenderung untuk melindungi privasinya penelitian terhadap belum dewasa yang sering berbohong memperlihatkan bahwa mereka juga sering terlibat dalam bentuk-bentuk sikap antisosial, termasuk menipu, mencuri, dan agresi kekerasan, ini antara lain akhir kenyataan bahwa belum dewasa yang berbohong biasanya berteman dengan belum dewasa lain yang tidak jujur dan mereka membuatkan kelompok sebaya yang percaya bahwa yang berbohong kepada orang diluar kalangan diperolehkan penyebab lain belum dewasa berbohong dikarenakan oleh orang renta yang tidak rukun dalam keluaarga.
Dalam mengajarkan aspek kejujuran kepada anak, sanggup dilakukan dengan jalan: (1) ajarkan nilai kejujuran pada anak semenjak mereka masih muda dan konsistem dengan pesan anda waktu usia mereka bertambah. Pemahaman anak mengenai kejujuran bisa berubah, tetapi pemahaman anda jangan berubah;(2) anda sanggup menyebabkan kejujuran dan etika sebagai materi percakapan semenjak anak masih sangat muda dengan meilihkan buku-buku dan video untuk menikmati bersama anak, memainkan percayaan, dan memahami berubahya kebutuhan anak atas privasi.
Sumber http://www.rijal09.com
EmoticonEmoticon