6 PEMUDA MELAWAN TAKDIR DI PUNCAK GUNUNG BAWAKARAENG (BAGIAN II)
Hai sobat kali ini saya akan kembali melanjutkan kisah 6 cowok yang berusaha melawan takdir di gunung bawakaraeng.
Hai sobat kali ini saya akan kembali melanjutkan kisah 6 cowok yang berusaha melawan takdir di gunung bawakaraeng.
bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? apakah mereka berhasil pulang dengan selamat? kesulitan apa yang mereka hadapi selanjutnya?
Bagi sobatku yang belum membaca bab pertama dari artikel ini silahkan (klik disini 6 cowok melawan takdir bab I).
Kalau begitu pribadi saja kita lanjutkan kisah ke-6 pemuda tersebut...
Ali, Adil, Eli dan fandi yang telah hingga di pos 10 karenanya sangat besar hati dan gembira atas usaha yang mereka lalui, mereka mengabadikan moment yang begitu monumental tersebut. Raut wajah yang bercampur baur antara perasaan senang dan kelelehan menghiasi setiap jeperetan kamera milik mereka.
Sementara ali, adil, el dan fandi yang merayakan keberhasilannya hingga dipuncak gunung bawakaraeng, dilain daerah rijal dan akmal yang bosan menunggu Ali dkk yang melanjutkan perjalanan ke pos 10, karenanya menentukan untuk makan lebih dulu.
Setelah beberapa usang menunggu datanglah Ali dkk dari pos 10 dengan raut wajah bahagia, mungkin itu yakni ungkapan lisan kegembiraan telah hingga di puncak gunung bawakaraeng.
![]() |
6 cowok melawan takdir di puncak gunung bawakaraeng |
Hujan masih terus mengguyur, mereka menentukan untuk sarapan sekitar jam 10 sembari memulai mengemas barang-barang pendakian untuk segera kembali ke rumah warga. Semua pakaian yang mereka bawah lembap akhir kehujanan.
Tenda pun segera dibongkar dan pada ketika itu masih ada beras di dalam kantong yang tersisa namun mereka tidak sengaja membuangnya. Satu kesalahan kecil telah dilakukan namun mereka semua berharap dalam perjalanan pulang tidak menerima kendala berarti. Merekapun berdoa bersama sebelum pulang. Sekitar jam 12 mereka meninggalkan lokasi dan bergegas untuk pulang.
Akmal selaku leader memimpi perjalanan pulang namun alasannya yakni masih hujan, jalanan menjadi sangat licin dan sangat riskan menciptakan ke 6 cowok tersebut tergelincir ke dalam jurang yang sangat dalam.
Langkah demi langkah harus penuh perhitungan dan konsentrasi kalau tidak mau mengalami bencana yang tak diharapkan. Kelelahan telah tampak dari raut wajah ke 6 cowok tersebut.
Hal yang paling mengejutkan yakni El yang ketika pendakian mengalami hipotermia justru tampak bugar dan jauh lebih fit dibanding yang lain. Akhirnya team pendakian terpecah menjadi dua Akmal dan El yang masih bugar berjalan lebih dulu sedangkan ali, adil, fandi dan rijal mengikuti dari belakang.
Akhirnya sampailah mereka di pos 8 dan alangkah senangnya hati mereka mendapati ada 2 tenda berdiri, ternyata mereka yakni komunitas pencinta alam (KPA) yang berasal dari kabupaten gowa.
Dalam Team pendakian tersebut terdapat seorang perempuan dan 5 pria dan yang niscaya perempuan tersebut yakni perempuan tangguh. Merekapun memanggil Akmal dkk singgah minum kopi namun Akmal dkk lebih menentukan untuk melanjutkan perjalanan.
Dari pos 8 menuju pos 7 team karenanya benar-benar terpisah, akmal dan el yang masih fit berjalan lebih cepat dan ali, adil, fandi dan rijal tertinggal dibelakang. Pos demi pos berhasil mereka lalui dan karenanya mereka bertemu kembali di pos 5.
Mereka istirahat sejenak melepas lelah sambil bercengkrama sesudah istirahat mereka melanjutkan perjalanan menuju pos 4. Dengan tenaga yang tersisa mereka menapaki runcingngya bebatuan dan begitu licinnya jalanannya untuk hingga di pos 4.
Namun alangkah terkejutnya mereka alasannya yakni mendapati sungai yang mereka lalui ketika melaksanakan pendakian tiba-tiba banjir hebat. Dengan bunyi gemuruh yang sangat keras menciptakan siapapun takut untuk menyebaranginya.
Mereka kebingungan bagaimana caranya menyebrangi sungai tersebut ditambah waktu sudah membuktikan jam 4 sore, maka mulailah mereka mimikirkan cara yang jitu untuk bisa menyebarang. Akmal dan el memutuskan membuka jalur gres menyusuri pinggir sungai untuk mecari jalan alternatif namun alasannya yakni begitu rimbungnya pepohonan dan lebatnya semak belukar mereka memutuskan kembali ke teman-teman yang lain.
Merekapun menemukan satu batang pohon besar yang tumbang di bukit dan memutuskan mendorong batang kayu tersebut turun ke pinggir sungai, dengan tenaga yang tersisa mereka mondorong batang pohon tersebut, alasannya yakni begitu beratnya mereka sangat kelelahan dan memutuskan untuk membatalkan rencana tersebut.
Ide lainpun muncul, meraka berinisiatif memakai rotan sebagai tali untuk menyebarangi sungai. Ali yang maju sebagai sukarelawan mengikatkan tali rotan tersebut di perutnya, mulailah Ali mendekat ke pinggir sungai sembari mengangkat kakinya selangkah demi selangkah alasannya yakni arus yang begitu besar lengan berkuasa ali hampir terbawa arus.
Teman-teman yang lain yang khawatir melihat keadaan tersebut meminta ali untuk mengurungkan niatnya menyebrangi sungai. Maka mau tak mau kembali ke Ide pertama yaitu memakai batang kayu.
Mereka karenanya dengan sekuat tenaga mendorong batang kayu tersebut ke pinggir sungai karenanya batang kayu tersebut bisa hingga dipinggir sungai didoronglah secara perlahan kedalam air dan alhasil batang kayu tersebut juga terbawa arus alasannya yakni begitu derasnya fatwa sungai.
Mereka mulai kehabisan nalar dan tak tahu harus berbuat apalagi, jam sudah membuktikan 4.30 sore dan mereka masih berada di pos 4. Dengan langkah tegas Akmal selaku leader memutuskan untuk menyebrangi sungai. Tanpa pengaman dan tali pengikat akmal memberanikan diri untuk menyeberang melawan derasanya fatwa sungai, dengan impian besar akmal mulai melangkahkan kakinya, Langkah demi langkah akmal mencoba menerjang arus yang begitu kuat. Badan akmal sudah tak bisa menahan gempuran ombak yang menerjangnya diapun tak mampu bertahan dan karenanya terbawa arus teman-teman yang lain ketakutan melihat bencana tersebut dan berharap akmal bisa selamat.
Untunglah ada kerikil besar ditengah sungai sehingga akmal bisa berpijak, maka kondisi semakin dilematis akmal yang berada ditengah sungai ditambah kerikil tempatnya berpijak mulai bergoyang-goyang.
Dengan kondisi tubuh yang menggigil serta tenaga yang tersisa akmal mencoba bertahan. Wajahnya mulai ketakutan beliau sadar bahwa setiap ketika kerikil tersebut juga akan terbawa arus.
El dan rijal menyusuri sungai dan menemukan akmal dalam kondisi menggigil dan ketakutan dan mereka berinisiatif untuk melemparkan tali rotan semoga akmal mengikatkan ke badannya namun akmal menolak.
Akmal mulai berpikir apa yang mesti ia lakukan karenanya ia menentukan untuk lompat dari tengah sungai dan berharap rijal dan el bisa meraih tangannya. Inilah saat-saat yang paling kritis dan menegangkan.
Akmal melompat dengan sekuat tenaga dan beruntunglah el rijal berhasil meraih tangan akmal dan dengan tenaga yang tersisa ditariklah akmal ke pinggir sungai.
Kondisi semakin gelap jam membuktikan pukul 17.50 sore, tak ada jalan lain kecuali bermalam satu malam lagi mereka mulai mencari lokasi yang sempurna untuk mendirikan tenda. Malam karenanya tiba tenda belum berdiri alasannya yakni begitu lebatnya rerumputan dan pepohonan sehingga sulit mendirikan tenda.
Persedian makanan pun tinggal mie instan 2 bungkus serta senter hanya ada 2 maka semakin bertambahlah kesulitan yang mereka hadapi merekapun berasumsi dan berargumen bahwa ini akhir beras yang tidak sengaja dibuang sehingga mereka menerima malapetaka.
Dari kejauhan terlihat nyala senter dan tak disangka ternyata itu yakni komunitas pecinta alam dari gowa. Akmal memperingatkan kepada mereka semoga jangan berani menyebrangi sungai alasannya yakni sedang banjir namun mereka menentukan untuk terus melanjutkan perjalanan. Akmal dkk pun hanya bisa berharap mereka baik-baik saja. Selang beberapa ketika kemudian terdengarlah bunyi dari pinggir sungai.
Karena rijal takut terjadi apa-apa kepada anggota KPA gowa maka diapun turun ke pinggir sungai untuk memastikan kondisi mereka, namun yang terjadi sungguh di luar dugaan dan diluar prediksi alasannya yakni mereka ternyata berhasil menyebrangi sungai yang sedang banjir hebat namun masih sebagian anggota komunitas pecinta alam gowa yang belum menyeberang.
Tampaknya komunitas pecinta alam dari gowa sudah pengalaman dan terbiasa menghadapi keadaan ibarat itu, mereka memakai teknik menyebrang sungai yang sangat luar biasa dan kebetulan air sungai mulai sedikit surut tapi masih cukup deras.
Merekapun menunjukkan dukungan kepada rijal semoga bisa menyebrang sungai. Rijal segera berlari mendaki bukit dan segera memberitahu teman-temannya untuk segera membongkar tendanya dan segera ikut dengan komunita pecinta alam gowa.
Akmal dkk segera turun ke pinggir sungai untuk menemui KPA gowa, rijal menentukan maju duluan untuk meyebrangi sungai, dengan tas Carel yang begitu besar dan arus sungai yang masih cukup deras maka hal itu masih riskan dan bisa membuatnya terbawa arus ditambah kondisinya sudah kelelahan serta keadaan sudah gelap gulita.
Satu persatu mereka berhasil menyebrang dan melewati banjir yang menghalagi perjalanan mereka namun duduk perkara lainpun muncul alasannya yakni alat penerangan/senter yang sangat terbatas ditambah jalan yang akan dilalui yakni jurang yang sangat dalam disebelah kiri dan parit disebelah kanan sekali lagi takdir mereka akan diuji.
Semuanya pun dalam kondisi kelelahan namun masih harus berjibaku dalam kerasnya medan serta guyuran hujan yang terus membahasi tekad mereka, jalanan yang sangat licin, serta jarak pandang yang sangat terbatas alasannya yakni malam telah menyelimuti.
Dilain daerah warga masyarakatpun menjadi panik alasannya yakni Akmal dkk belum kembali dari pendakian alasannya yakni seharusnya jikalau sesuai dengan kegiatan mereka sudah sampai. Berbagai spekulasi bermunculan bahwa apakah mereka baik-baik saja atau sesuatu terjadi pada ke-6 cowok tersebut.
Perjalanan semakin menantang dan menguji mental, mereka sadar bahwa masih ada 2 sungai yang mesti mereka lalui sebelum hingga di perkampungan. Penderitaan mereka semakin menjadi-jadi ketika mereka mendapati sungai yang ke-2 juga meluap dan banjir hebat.
Untunglah alasannya yakni KPA gowa sangat berpengalaman dan bisa diandalkan dengan teknik ala petualang mereka bisa membantu Akmal dkk untuk menyebrang sungai namun tibalah ketika anngota KPA gowa yang notabene seorang perempuan mencoba menyebrang.
Perlahan-lahan beliau mencoba melawan arus sungai yang begitu deras sembari berpegangan pada seutas tali, arus yang begitu besar lengan berkuasa menggoyahkan pijkan kakinya dan karenanya beliau terjatuh.
Semua ketakutan melihat bencana tersebut namun alasannya yakni perempuan itu memang sudah sangat berpengalaman beliau karenanya bisa bangun dan tak melepas pegangannya dari tali karenanya selamat lah beliau dari marabahaya dan andaikan beliau terabawa arus maka tak banyak hal yang bisa dilakukan alasannya yakni arus begitu besar lengan berkuasa dan kondisi malam yang gelap gulita.
Perjalanan masih panjang namun alasannya yakni tekad yang tak pernah pudar dan semangat yang terus membara mereka menapaki jalan dengan keyakinan yang besar. Meraka yakin ada pesan tersirat dibalik duduk perkara yang menimpa mereka.
Akhirnya ketakutan yang mencengkran bermetamorfosis tawa senang alasannya yakni kebersamaan dan rasa solidaaritas yang tertanan dalam jiwa mereka. Jalanan yang menurun dan mendaki tak menjadi hal berarti lagi buat mereka. Tetes hujan seolah menjadi irama mengiringi perjalanan yang begitu panjang.
Setelah beberap usang nampaklah dari kejauhan cahaya lampu yang membuktikan bahwa perkampungan sudah semakin dekat. Akhirnya mereka semakin bersemangat dan merekapun berpisah dengan KPA gowa alasannya yakni lokasi penginapan yang berbeda sempurna jam 10 malam meraka karenanya hingga di rumah salah satu warga daerah mereka menginap. Warga yang melihat mereka, karenanya bernafas lega alasannya yakni ke-6 cowok tersebut bisa pulang dengan selamat.
Ada banyak kisah yang bisa mereka ceritakan perihal kekuatan tekad dan kesungguhan hati. Ada ketika dimana mereka sudah hampir mengalah namun mereka menentukan bertahan dan terus berjuang.
Dan ingatlah mitra “ KETIKA ENGKAU KELELAHAN DAN INGIN MENYERAH KARENA BERATNYA MASALAH YANG KAU HADAPI MAKA INGATLAH ALASAN KENAPA KAMU INGIN MEMULAI...maka jangan mengalah dan TERUS BERJUANG...
6 PEMUDA MELAWAN TAKDIR DI PUNCAK GUNUNG BAWAKARAENG (BAGIAN II)
Sumber http://www.rijal09.com
EmoticonEmoticon