PENGERTIAN PENDEKATAN COOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW
A. Pengertian Cooperative Learning
Pendekatan Cooperative Learning yaitu model pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokkan siswa untuk membuat pembelajaran efektif dan mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik (Trianto,2002). Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw adalah proses pembelajaran yang kegiatan pada dasarnya yaitu berguru bersama dalam suatu kelompok kecil. Esensi pendekatan Cooperative Learning tipe Jigsaw ini terletak pada tanggung jawab individu sekaligus kelompok, sehingga dalam diri setiap individu siswa tumbuh dan berkembang perilaku saling ketergantungan ketimbang saling kompetisi.
Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw identik dengan Collaborative Learning yang dikemukakan keampuhannya oleh Flynn. Pembelajaran ini menekan pentingnya kooperatif dari pada kompetisi dan saling ketergantungan dari pada kemandirian (Asrori,2005).
Proses pelaksanaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw pada dasarnya dilakukan dengan diskusi kelompok yang mempunyai tiga tahap yaitu tahap kooperatif, tahap andal dan tahap tiga atau lima serangkai. Setiap anggota kelompok dalam tiap tahapan tersebut mempunyai kiprah dan tanggung jawab masing-masing.
Tahap kooperatif, siswa dibagi kedalam kelompok kecil 4-5 orang, diberikan sejumlah wacana/tugas yang berisi isu kepada setiap kelompok. Pada tahap akhli, satu siswa dari setiap kelompok yang menerima kiprah yang sama membuat kelompok baru. Kelompok tersebut ditugaskan memahami wacana wacana isu yang diperoleh pada tahap kooperatif dengan bekerja bersama untuk menjadi andal dalam bidang informasi/wacana yang menjadi tugasnya. Setelah memahami tugasnya kemudian diberi kiprah membuat planning bagaimana cara mengajar atau memberikan pemahamannya kepada anggota kelompok kooperatif. Sedangkan pada tahap tiga atau lima serangkai, siswa kembali bergabung dengan anggota kelompok kooperatif dan mereka telah menjadi andal isu dalam bidangnya. Pada tahap ini setiap anggota kelompok bergiliran mengajar atau memberikan isu dan isi pesan yang telah dipahami kepada anggota kelompok yang lain. Setelah itu dilanjutkan diskusi kelas guna melaksanakan pemantapan.
B. Tujuan dan Manfaat Cooperative Learning tipe Jigsaw
Asnaeni (2004:9), menyatakan bahwa: Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw berorientasi pada siswa yang bertujuan mempersiapkan siswa sebagai andal isu yang bisa mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada teman pada anggota kelompok lainnya. Disamping itu model Cooperative Learning tipe Jigsaw ini bertujuan memupuk jiwa dan semangat kolaborasi dalam kelompok untuk membuat pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Adapun manfaat pendekatan Cooperative Learning tipe Jigsaw yaitu meningkatkan kemampuan bekerja sama dan bersosialisasi, melatih kepekaan diri siswa, simpati pada variasi perbedaan sikap-laku selama bekerja, mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar, meningkatkan tingkah laris yang positif, dan meningkatkan prestasi belajar.
Keuntungan Pembelajaran Coperative Learning tipe Jigsaw dalam proses berguru mengajar berdasarkan Wina,(2007:249) yaitu sebagai berikut: (1) melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan isu dari banyak sekali sumber, dan berguru dari siswa yang lain, (2) pembelajaran kooperatif sanggup menyebarkan kemampuan mengungkapkan inspirasi atau gagasan dengan kata-kata secara lisan dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain, (3) pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk menyebarkan rasa harga diri, kekerabatan interpersonal yang positif dengan yang lain, menyebarkan keterampilan me-manage waktu, dan perilaku positif terhadap sekolah, (4) melalui pembelajaran kooperatif sanggup menyebarkan kemampuan siswa untuk menguji inspirasi dan pemahamannya sendiri, mendapatkan umpan balik. Siswa sanggup berpraktek memecahkan dilema tanpa takut membuat kesalahan, alasannya keputusan yang dibentuk yaitu tanggungjawab kelompoknya, (5) interaksi selama kooperatif berlangsung sanggup meningkatkan motivasi dan menunjukkan rangsangan untuk berpikir. Hal ini mempunyai kegunaan untuk proses pendidikan jangka panjang.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, sanggup disimpulkan bahwa pendekatan Cooperative Learning tipe Jigsaw mendasarkan pada suatu inspirasi bahwa siswa berhubungan dalam berguru kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggungjawab pada acara berguru anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok sanggup menguasai materi pelajaran dengan baik.
C. Prosedur Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw
Prosedur pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw berdasarkan Trianto (2002) yaitu sebagai berikut:
1) Persiapan
Tahap ini dipakai untuk mempersiapkan wacana yang memuat pesan sesuai dengan topik bahasan berlainan, sebanyak jumlah anggota setiap kelompok. Wacana tersebut dikembangkan dari tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang sudah dibentuk sebelumnya. Wacana digandakan sebanyak kelompok yang direncanakan dalam satu kelas. Disamping itu disiapkan pula kiprah yang harus diselesaikan oleh siswa secara kelompok sesudah memahami isu atau isi pesan dalam wacana.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pendekatan Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam mengajarkan perubahan wujud benda dilakukan dengan tiga tahap yaitu:
a) Tahap Kooperatif
Tahap ini dimanfaatkan untuk :
(1) Pembentukan kelompok kecil 4-5 orang.
(2) Membagi sejumlah wacana yang berisi informasi/pesan kepada setiap kelompok, dan
(3) Menugaskan setiap kelompok untuk membagi tanggung jawab dalam memahami
informasi/pesan dalam wacana.
b) Tahap Ahli
Pada tahap ini anggota kelompok satu bergabung dengan anggota kelompok lain yang menerima kiprah yang sama, membentuk kelompok gres yang disebut kelompok ahli. Kelompok andal ini ditugaskan berguru bersama untuk menjadi andal dalam bidang isu sesuai wacana/pesan yang menjadi tugasnya. Setelah itu kelompok ini ditugaskan merencanakan bagaimana mengajar atau memberikan informasi/isi pesan dalam wacana yang telah dipahami kepada anggota kelompok kooperatifnya.
c) Tahap Tiga atau Lima Serangkai
Tahap ini dilakukan sesudah siswa kembali ke kelompok kooperatifnya, dimana setiap anggota telah menjadi andal isu dalam bidangnya. Pada tahap tiga atau lima serangkai ini siswa tiap kelompok secara bergilir mengajar atau memberikan informasi/isi pesan yang telah dipahami kepada anggota kelompoknya yang lain. Setelah itu setiap kelompok menuntaskan kiprah yang telah disiapkan kemudian melaporkan hasilnya.
BACA JUGA : PENDEKATATAN PROSES
PENGERTIAN PENDEKATAN COOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW
Adapun manfaat pendekatan Cooperative Learning tipe Jigsaw yaitu meningkatkan kemampuan bekerja sama dan bersosialisasi, melatih kepekaan diri siswa, simpati pada variasi perbedaan sikap-laku selama bekerja, mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar, meningkatkan tingkah laris yang positif, dan meningkatkan prestasi belajar.
Keuntungan Pembelajaran Coperative Learning tipe Jigsaw dalam proses berguru mengajar berdasarkan Wina,(2007:249) yaitu sebagai berikut: (1) melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan isu dari banyak sekali sumber, dan berguru dari siswa yang lain, (2) pembelajaran kooperatif sanggup menyebarkan kemampuan mengungkapkan inspirasi atau gagasan dengan kata-kata secara lisan dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain, (3) pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk menyebarkan rasa harga diri, kekerabatan interpersonal yang positif dengan yang lain, menyebarkan keterampilan me-manage waktu, dan perilaku positif terhadap sekolah, (4) melalui pembelajaran kooperatif sanggup menyebarkan kemampuan siswa untuk menguji inspirasi dan pemahamannya sendiri, mendapatkan umpan balik. Siswa sanggup berpraktek memecahkan dilema tanpa takut membuat kesalahan, alasannya keputusan yang dibentuk yaitu tanggungjawab kelompoknya, (5) interaksi selama kooperatif berlangsung sanggup meningkatkan motivasi dan menunjukkan rangsangan untuk berpikir. Hal ini mempunyai kegunaan untuk proses pendidikan jangka panjang.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, sanggup disimpulkan bahwa pendekatan Cooperative Learning tipe Jigsaw mendasarkan pada suatu inspirasi bahwa siswa berhubungan dalam berguru kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggungjawab pada acara berguru anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok sanggup menguasai materi pelajaran dengan baik.
C. Prosedur Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw
Prosedur pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw berdasarkan Trianto (2002) yaitu sebagai berikut:
1) Persiapan
Tahap ini dipakai untuk mempersiapkan wacana yang memuat pesan sesuai dengan topik bahasan berlainan, sebanyak jumlah anggota setiap kelompok. Wacana tersebut dikembangkan dari tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang sudah dibentuk sebelumnya. Wacana digandakan sebanyak kelompok yang direncanakan dalam satu kelas. Disamping itu disiapkan pula kiprah yang harus diselesaikan oleh siswa secara kelompok sesudah memahami isu atau isi pesan dalam wacana.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pendekatan Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam mengajarkan perubahan wujud benda dilakukan dengan tiga tahap yaitu:
a) Tahap Kooperatif
Tahap ini dimanfaatkan untuk :
(1) Pembentukan kelompok kecil 4-5 orang.
(2) Membagi sejumlah wacana yang berisi informasi/pesan kepada setiap kelompok, dan
(3) Menugaskan setiap kelompok untuk membagi tanggung jawab dalam memahami
informasi/pesan dalam wacana.
b) Tahap Ahli
Pada tahap ini anggota kelompok satu bergabung dengan anggota kelompok lain yang menerima kiprah yang sama, membentuk kelompok gres yang disebut kelompok ahli. Kelompok andal ini ditugaskan berguru bersama untuk menjadi andal dalam bidang isu sesuai wacana/pesan yang menjadi tugasnya. Setelah itu kelompok ini ditugaskan merencanakan bagaimana mengajar atau memberikan informasi/isi pesan dalam wacana yang telah dipahami kepada anggota kelompok kooperatifnya.
c) Tahap Tiga atau Lima Serangkai
Tahap ini dilakukan sesudah siswa kembali ke kelompok kooperatifnya, dimana setiap anggota telah menjadi andal isu dalam bidangnya. Pada tahap tiga atau lima serangkai ini siswa tiap kelompok secara bergilir mengajar atau memberikan informasi/isi pesan yang telah dipahami kepada anggota kelompoknya yang lain. Setelah itu setiap kelompok menuntaskan kiprah yang telah disiapkan kemudian melaporkan hasilnya.
BACA JUGA : PENDEKATATAN PROSES
PENGERTIAN PENDEKATAN COOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW
Sumber http://www.rijal09.com
EmoticonEmoticon