Tuesday, April 16, 2019

√ Mengenal Nurtanio Pringgoadisuryo; Bapak Kedirgantaraan Indonesia

Laksamana Muda Udara Nurtanio Pringgoadisuryo begitulah Nama Lengkap dan Pangkat terakhirnya. Lahir di Kandangan, Kalimantan Selatan, 3 Desember 1923 – ialah berkarir sebagai Perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI) menghabiskan masa hidupnya dalam Industri Pesawat Terbang hingga meninggal meninggal dalam Uji Terbang Pesawat di Bandung, 21 Maret 1966 pada umur 42 tahun. Pangkat Terakhir Laksamana Muda Udara (Anumerta) diperolehnya sebagai penghargaan atas prestasi dan dedikasi selama hidupnya. 

Nurtanio ialah perintis industri penerbangan Indonesia bersama Wiweko Soepono dan dibantu Jacob Salatun. Nurtanio menciptakan pesawat layang Zogling NWG (Nurtanio-Wiweko-Glider) pada tahun 1947.

Pada 1948 mereka berhasil menciptakan mesin pesawat pertama, yang merupakan modifikasi dari mesin Harley Davidson, WEL-X. Mesin ini dirancang oleh Wiweko Supono dan pesawat buatan mereka selanjutnya dikenal dengan nama RI-X.

Tahun 1953 dibuat s3ki Percobaan berada di bawah pengawasan Komando Depot Perawatan Teknik Udara, Lembaga ini dipimpin oleh Nurtanio dan terdiri 15 orang anggota. Produk pertama yang dihasilkan ialah NU – 200 dan NU – 225 Sikumbang. Kemudian berhasi menciptakan beberapa pesawat dan heli ringan.

Tahun 1961 Nurtanio memimpin Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP) sebuah forum yang disiapkan oleh pemerintah untuk menyiapkan unit penerbangan di Indonesia. Pada era ini LAPIP berhasil menciptakan pesawat berjulukan PZL-104 Wilga yang lalu dikenal sebagai Gelatik.

Nurtanio gugur pada suatu kecelakaan pesawat terbang pada tanggal 21 Maret 1966, ketika menerbangkan pesawat Aero 45 atau Arev yang bekerjsama buatan Cekoslowakia, yang telah dimodifikasi dengan memberi tangki materi bakar ekstra. Pesawat ini bekerjsama akan dipakai untuk penerbangan keliling dunia, dan Nurtanio mengalami kecelakaan dikala kerusakan mesin, beliau berusaha untuk mendarat darurat di lapangan Tegallega, Bandung namun gagal alasannya pesawatnya menabrak toko. Nurtanio mendapat kenaikan pangkat penghormatan menjadi Laksamana Muda Udara (Anumerta). Sebagai tanda penghormatan atas jasa Nurtanio, maka LAPIP diubah namanya menjadi Lembaga Industri Pesawat Terbang Nurtanio (LIPNUR).

Cita-cita besarnya dalam industri pesawat terbang dilanjutkan oleh B.J. Habibie yang memimpin Perusahaan sehabis Nurtanio meninggal. Nama Nurtanio tetap diabadikan sehabis LIPNUR dirubah menjadi sebuah BUMN Perseroan yaitu PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN). Namun pada tahun 1985 nama Nurtanio diganti menjadi Nusantara pada nama resmi perusahaan sehingga menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Alasan menghapus nama Nurtanio yang disampaikan secara resmi, sangat sepele. Tuduhannya, adanya surat eksklusif dengan kop perusahaan sehingga keluarga Nurtanio difitnah akan mempunyai saham IPTN. Isu itu kemudian, yang sangat disayangkan, dibesar-besarkan bahkan didramatisasi. (https://id.wikipedia.org/wiki/Nurtanio_Pringgoadisuryo)  Setelah itu nama Nurtanio seakan tenggelam.

Setelah PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) bermatamorfosa menjadi PT. Dirgantara indonesia (DI) dan di tahun 2017 berhal memproduksi Prototype N-219 nama Nurtanio kembali muncul dipakai sebagai nama Prototype N-219 menjadi N-219 Nurtanio oleh Presiden RI Joko Widodo.


Demikian menu informasi tentang Nurtanio Pringgoadisuryo; Bapak Kedirgantaraan Indonesia. Mudah-mudahan melengkapi informasi dan rujukan wacana wawasan kedirgantaraan nusantara untuk lebih meningkatkan kreativitas dan rasa cinta terhadap tanah air beserta produksinya.

Semoga Bermanfaat !!!

Sumber http://www.tozsugianto.com/


EmoticonEmoticon