Tuesday, June 6, 2017

√ Mau Juara Lkti? Ini Diam-Diam Menulis Karya Tulis Ilmiah Untuk Lkti

CARA MENULIS KARYA TULIS ILMIAH - Semakin majunya dunia penelitian, khususnya dikalangan pelajar, mendorong suburnya riset atau penelitian. Oleh hasilnya menjadi penting pembelajaran dalam hal penyusunan Karya Tulis Ilmiah / Makalah yang baik dan benar. Ada hukum khusus atau sistematika LKTI yang harus ditaati supaya tetap dalam koridor ilmiah. 

Biasanya siswa Sekolah Menengah Pertama atau Sekolah Menengan Atas menciptakan LKTI untuk keperluan kiprah sekolah atau ikut perlombaan. Beruntunglah jikalau kalian bisa masuk finalis (10 besar) dalam perlombaan karya tulis ilmiah. Apalagi jikalau bisa menggondol predikat Juara LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah).  

Perlu diketahui juga jikalau kalian berhasil menjadi juara LKTI baik ditingkat kota, provinsi, nasional bahkan internasional, itu bisa dilampirkan saat ikut SNMPTN dikala SMA nanti. Disaat temanmu hanya modal nilai raport, Anda punya akta juara LKTI yang bisa jadi bonus dan akan menjadi pertimbangan lebih bagi kampus untuk menerimamu di jalur SNMPTN. Meskipun belum tentu menjamin lulus snmptn, tapi setidaknya menambah peluang lulus SNMPTN. Apalagi jikalau bidang lomba juara LKTI yang kau peroleh relevan dengan jurusan yang akan kau ambil. 

Oleh alasannya yakni itu, semenjak kelas 10 dan 11 sebaiknya sudah harus sering ikut lomba LKTI untuk menambah pengalaman alias jam terbang. Sebenarnya tidak sulit kok menciptakan karya tulis ilmiah alasannya yakni biasanya setiap sekolah ada Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) yang juga dibimbing oleh guru. 

Kalau ikut LKTI kelas 12 biasanya sudah sibuk dengan UN dan lainnya sehingga waktumu tidak sebebas kelas 10 dan 11. Oleh karenanya, mari perbanyak karya tulis ilmiah dikala masih awal-awal Sekolah Menengan Atas sehingga dikala registrasi SNMPTN kelas 12 nanti sudah tidak perlu gundah lagi mencari akta juara alasannya yakni kau sudah persiapkan semenjak awal. Mantul...!

Berikut sekilas klarifikasi dan pengelompokan dalam penyusunannya :

A.     Sifat dan Isi Tulisan
Sifat dan isi goresan pena harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
1.    Kreatif dan Objektif
a.    Tulisan berisi gagasan yang kreatif untuk mensolusikan suatu permasalahan yang berkembang di masyarakat yang merupakan hasil pemikiran secara divergen atau pemikiran yang terbuka.
b.    Tulisan tidak bersifat emosional atau tidak menonjolkan permasalahan subjektif.
c.    Tulisan didukung oleh data dan/atau informasi terpercaya.
d.    Bersifat orisinil (bukan karya jiplakan) dan menjauhi duplikasi.
2.    Logis dan Sistematis
a.    Tiap langkah penulisan dirancang secara sistematis dan runtut.
b.    Pada dasarnya karya tulis ilmiah memuat unsur-unsur identifikasi masalah, analisis-sintesis, kesimpulan dan sedapat mungkin memuat  saran-saran.
3.    Isi goresan pena menurut telaah pustaka, eksperimen ataupun angket (tergantung metode yang digunakan).
4.    Materi Karya Tulis
Materi yang ditulis tidak harus sejalan dengan bidang ilmu yang sedang ditekuni para penulis/mahasiswa. Kesempatan ini diberikan kepada mahasiswa yang mempunyai wangsit kreatif dan bisa menuangkannya dalam bentuk tulisan, walau yang bersangkutan tidak sedang mencar ilmu secara formal di bidang tersebut. Materi karya tulis merupakan isu mutakhir atau aktual.

B.     Petunjuk Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah
1.    Naskah, mulai dari Pendahuluan hingga dengan Simpulan dan Saran.
2.    Bahasa yang dipakai yakni Bahasa Indonesia baku dengan tata bahasa dan ejaan yang disempurnakan, sederhana, jelas, satu kesatuan, mengutamakan istilah yang gampang dimengerti, tidak menggunakan abreviasi ibarat tdk, tsb, yg, dgn, dll., sbb.
3.    Penulisan Huruf
Pada umumnya Naskah diketik 1,5 spasi dengan menggunakan jenis dan ukuran abjad “Times New Roman 12”, kecuali untuk abstrak diketik satu spasi.
  1. Tata Letak
a.    Batas pengetikan:
1)   samping kiri 4 cm
2)   samping kanan 3 cm
3)   batas atas 3 cm
4)   batas bawah 3 cm
b.    Jarak pengetikan, Bab, Sub-bab dan perinciannya
1)   Jarak pengetikan antara Bab dan Sub-bab 3 spasi, Sub-bab dan kalimat di bawahnya 1,5 spasi.
2)   Judul Bab diketik di tengah-tengah dengan abjad besar dan dengan jarak 4 cm dari tepi atas tanpa digaris-bawahi.
3)   Judul Sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri, abjad pertama setiap kata ditulis dengan abjad besar (huruf kapital), kecuali kata-kata tugas, ibarat yang, dari, dan.
4)   Judul anak Sub belahan ditulis mulai dari sebelah kiri dengan indensi 1 (satu) cm yang diberi garis bawah. Huruf pertama setiap kata ditulis dengan abjad besar (huruf kapital), kecuali kata-kata tugas, ibarat yang, dari, dan.
5)   Jika masih ada subjudul dalam tingkatan yang lebih rendah, ditulis ibarat pada butir (3) di atas, kemudian diikuti oleh kalimat berikutnya.
3.    Pengetikan Kalimat
Alinea gres diketik sebaris dengan baris di atasnya dengan jarak 2 spasi. Pengetikan kutipan eksklusif yang lebih dari 3 baris diketik 1 spasi menjorok ke dalam dan semuanya tanpa diberi tanda petik.
4.    Penomoran Halaman
a.    Bagian pendahuluan yang meliputi halaman judul, lembar pengesahan, kata pengantar daftar isi dan abstrak memakai angka romawi kecil dan diketik sebelah kanan bawah (i, ii dan seterusnya).
b.    Bagian tubuh/pokok hingga dengan belahan epilog memakai nomor (1,2,3 dan seterusnya)
5.      Kebahasaan
a.       Huruf Miring (Italic)
Huruf miring dipakai untuk menulis beberapa hal sebagai berikut :
1)      Kata dan ungkapan absurd yang ejaannya bertahan dalam banyak bahasa
2)      Kata atau istilah yang diperkenalkan untuk diskusi khusus
3)      Judul buku atau terbitan bersiklus yang disebutkan dalam badan tulisan
b.      Huruf Kapital
1)      Digunakan untuk abjad pertama pada awal kalimat
2)      Setiap kata dalam judul, kecuali kata kiprah yang tidak terletak pada posisi awal
3)      Nama bangsa, bahasa, agama, orang, hari, bulan, insiden sejarah, lembaga, jabatan, gelar dan pangkat yang diikuti nama orang atau tempat.
4)      Penulisan nama orang diawal huruf
c.     Huruf Tebal
Huruf tebal dipakai untuk judul atau tajuk (heading).
6.      Tata Bahasa
a.       Fungsi tata bahasa dipakai dengan taat asas dan tegas, sehingga subyek dan predikat harus selalu ada.
b.      Penggunaan ejaan dan istilah resmi.
c.       Bahasa yang dipakai higienis dari unsur dialek daerah, variasi bahasa Indonesia, dan bahasa absurd yang belum dianggap sebagai unsur bahasa Indonesia, kecuali untuk istilah bidang ilmu tertentu.
7.      Tanda Baca
a.       Tanda Titik (.)
Digunakan pada final kalimat, pada abreviasi tertentu, sebagai pemisah bilangan ribuan atau kelipatannya yang mengatakan jumlah.
b.      Tanda Koma (,)
Digunakan untuk memisahkan angka desimal, pemisah unsur-unsur dalam suatu deret, untuk memisahkan unsur-unsur sisteksis dalam kalimat.
c.       Tanda Titik Koma (;)
Digunakan untuk memisahkan unsur-unsur sintaksis yang setara, atau dalam deret yang sudah mengandung tanda baca lain.
d.      Tanda Titik Dua (:)
Digunakan untuk mengambarkan pengutipan yang panjang, angka perbandingan, memisahkan nomor jilid dan halaman daftar pustaka.
e.       Tanda Tanya (?)
Digunakan pada final pertanyaan langsung, untuk mengatakan keragu-raguan dalam suatu pernyataan.
f.       Tanda Hubung (-)
Digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan menghubungkan dua kata yang sama.
g.       Tanda Kurung ((...))
Digunakan mengapit perhiasan keterangan atau klarifikasi yang bukan belahan integral pokok pembicaraan.
h.      Tanda Petik (“...”)
Digunakan untuk petikan atau kutipan pembicaraan langsung, istilah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
i.        Tanda Garis Miring (/)
Digunakan untuk menggantikan tanda belahan atau mengatakan bilangan pecahan.
8.      Penulisan Tabel dan Gambar
a.       Tabel
1)      Judul tabel merupakan kalimat pernyataan secara ringkas yang bangun sendiri dan sanggup menerangkan arti tabel
2)      Judul tabel diletakkan di atas tabel dengan diawali abjad kapital tanpa diakhiri dengan tanda titik
3)      Setiap tabel yang ada harus dirujuk atau dibahas di dalam kalimat
4)      Catatan kaki pada tabel merupakan simbol non numerik ibarat *, † dan ‡.. petunjuk catatan kaki diletakkan pada belahan tabel yang memerlukan informasi perhiasan tersebut.
b.      Gambar
1)      Judul gambar sanggup berupa satu kalimat atau lebih.
2)      Judul gambar diletakkan di bawah gambar dan diawali oleh abjad kapital serta diakhiri dengan tanda titik.
3)      Setiap gambar biasanya mempunyai simbol. Untuk itu, setiap simbol harus diberikan keterangan. Ukuran simbol dan keterangannya harus proporsional dengan ukuran gambar dan sanggup dibaca dengan jelas.
4)      Setiap gambar yang terdapat dalam goresan pena harus dirujuk di dalam teks.
9.      Penyusunan Daftar Pustaka
a.       Teladan umum untuk jurnal sebagai panduan yang biasanya mutakhir
Nama tahun. Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Nama jurnal: nomor volume (nomor terbitan): halaman
1)      Satu Pengarang
Koske R.E. 1989. Scutellospora arenicola and Glomus trimurales: two new species in the Endogonaceae. Mycologia 81:927-933.
2)      Dua Pengarang
Maginn, J.L. dan D.L Tuttle. 1990. Managing Invesment Portofolios: A Dynamic Process. 2nd ed. Gorham and Lamont Publisher. Boston.
3)      Lebih dari Dua Pengarang
Bloomberg, D.J., S. Lemay, dan J.B. Hanna. 2002. Logistics. Pearson International. New Jersey.
4)      Setiap Terbitan Dimulai dengan Halaman Baru
Eliel, E.L. 1976. Stereochemistry Science LeBel and van’t Hoff: belahan Chemistry 49(3):8-13.
b.      Organisasi sebagai pengarang
Badan Pusat Statistik (BPS). 2002. Statistik Potensi Desa Propinsi Banten. BPS. Jakarta.
c.       Teladan umum untuk buku
Nama Pengarang. Tahun Terbit. Judul Buku. Tempat terbit; Nama Penerbit.
1)      Buku Terjemahan
Kalshoven, L.G.E. 1981. Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van Der, Penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie.
2)      Buku dengan Editor
Gilman, A.G., T.W. Rall, dan A.S. Nies., P. Taylor, Editor. 1990 The Pharmacological Basis of Therapeutics. Pergamon. New York.
d.      Prosiding
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Di dalam: Nama editor. Judul publikasi atau nama pertemuan ilmiah atau keduanya; tempat pertemuan, tanggal pertemuan. Tempat terbit: nama penerbit. Halaman artikel.
Meyer, B. Dan K. Herman. 1985. Formaldehyde Release from Pressed Wood Products. Di dalam: Turoski, Editor. Formaldehyde: Analyical Chemistry and Toxicology. Proceedings of the Symposium at the 187th Meeting on the American Chemical Society. St. Louis, 8-13 April 1984. Washington: American Chemical Societies. Halaman 101-116.
e.       Skripsi/tesis/desertasi
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul. Tempat institusi: Nama institusi yang menganugerahkan gelar.
f.       Paten
Nama penemu paten; forum pemegang paten. Tanggal publikasi (permintaan) paten [tanggal bulan tahun]. Nama barang atau proses yang dipatenkan. Nomor paten.
g.       Surat kabar
Nama pengarang. Tanggal bulan tahun terbit. Judul. Nama surat kabar; Nomor halaman (nomor kolom).
1)      Tulisan/berita dalam surat kabar (dengan nama pengarang)
Pitunov, B. 13 Desember,  2002. Sekolah Unggulan ataukah Sekolah Pengunggulan? Majapahit Pos, hlm. 4 & 11.

2)      Tulisan/berita dalam surat kabar (tanpa nama pengarang)
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, Jawa Pos, hlm. 3.
h.      Publikasi elektronik
Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul artikel. Nama jurnal [tipe media] volume (nomor):halaman. Ketersediaan. [Tanggal, bulan dan tahun akse]
Hsu, Y.H. dan K.Y. To. 2000. Cloning of a cDNA (Accession No. AF183891) Encoding Type II S-Adenosyl-L-Methionine Synthetase from Petunia Hybrida. Plant Phsiol. 122:1457.

Hamilton, J.D. 2000. Programming CGI 101. http://www.cgi.com/class/intro.html [18 Oktober 2000].

C.     Guru/Dosen Pembimbing
      Setiap acara penulisan oleh pelajar/ mahasiswa baik yang bersifat perseorangan maupun kelompok perlu mendapat bimbingan dari guru/dosen secara intensif.

D.     Sistematika Penulisan
  Sistematika penulisan hendaknya berisi rancangan yang teratur sebagai berikut .
1. Bagian Awal
a.   Halaman Judul
1)   Judul diketik dengan abjad besar, hendaknya ekspresif, sesuai dan tepat dengan dilema yang ditulis dan tidak membuka peluang untuk penafsiran ganda. Baca juga: Cara Membuat Judul PKM
2)   Nama penulis dan nomor induk pelajar/ mahasiswa ditulis dengan jelas
3)   Sekolah atau Perguruan tinggi asal ditulis dengan jelas.
4)   Tahun penulisan
b.   Lembar Pengesahan
1)   Lembar pengukuhan memuat judul, nama penulis, dan nomor induk.
2)   Lembar pengukuhan ditandatangani oleh Penulis, Guru Pembimbing dan Kepala Sekolah untuk pelajar SMA/Sederajat lengkap dengan stempel sekolah. Sedangkan untuk mahasiswa ditandatangani oleh Penulis, Dosen Pembimbing, dan Pembantu Rektor/Ketua/ Direktur Bidang Kemahasiswaan lengkap dengan stempel akademi tinggi.
3)   Lembar pengukuhan diberi tanggal sesuai dengan tanggal pengesahan.
c.     Kata Pengantar dari penulis
d.      Daftar Isi dan daftar lain yang diharapkan ibarat daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.
e.       Abstrak karya tulis disusun dalam 1 halaman  dengan spasi 1 yang mencerminkan isi keseluruhan karya tulis, mulai dari latar belakang, tujuan, landasan teori yang mendukung, metoda penulisan, pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi.
2. Bagian Inti
a.    Pendahuluan
Bagian Pendahuluan berisi hal-hal sebagai berikut:
1) latar belakang perihal alasan mengangkat dilema tersebut menjadi karya tulis (dilengkapi dengan data atau informasi yang mendukung) dan klarifikasi perihal makna penting serta menariknya dilema tersebut untuk ditelaah;
2) uraian singkat mengenai gagasan kreatif yang ingin disampaikan;
3) perumusan masalah
4) tujuan dan manfaat yang ingin dicapai melalui penulisan.
b.    Telaah Pustaka
Telaah Pustaka berisi 
1)   uraian yang mengatakan landasan teori dan konsep-konsep yang relevan dengan dilema yang dikaji,
2)   uraian mengenai pendapat terdahulu yang berkaitan dengan dilema yang dikaji,
3)   uraian mengenai pemecahan dilema yang pernah dilakukan.
c.    Metode Penulisan
Penulisan dilakukan mengikuti metode yang benar dengan menguraikan secara cermat cara/prosedur pengumpulan data dan/atau informasi, pengolahan data dan/atau informasi, serta analisis-sintesis.
d.    Hasil dan Pembahasan (Analisis dan Sintesis)
1)   Analisis permasalahan didasarkan pada data dan/atau informasi serta telaah pustaka.
2)   Sintesis untuk menghasilkan alternatif model pemecahan dilema atau gagasan yang kreatif.
e.  Simpulan dan saran
1) Simpulan harus konsisten dengan analisis permasalahan dan menjawab tujuan.
2) Saran disampaikan berupa kemungkinan atau prediksi transfer gagasan dan adopsi teknologi.
3. Bagian Akhir
a.    Daftar Pustaka ditulis untuk memberi informasi sehingga pembaca sanggup dengan gampang menemukan sumber yang disebutkan. Penulisan daftar pustaka untuk buku dimulai dengan menulis nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, tempat terbit, dan nama penerbit. Penulisan daftar pustaka untuk jurnal dimulai dengan nama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume dan nomor halaman. Penulisan daftar pustaka yang diperoleh dari internet ditulis alamat website-nya. Secara rinci teknik penulisan daftar pustaka sanggup dilihat pada Lampiran 1.
b.    Daftar Riwayat Hidup (biodata atau curriculum vitae) akseptor minimal meliputi nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, karya-karya ilmiah yang pernah dibuat, penghargaan-penghargaan ilmiah yang pernah diraih.
c.    Sertakan juga Lampiran jikalau diperlukan, seperti: foto/dukumentasi, data dan informasi lainnya yang mendukung isi tulisan.

Baca juga: Cara Menulis Karya Tulis Alquran

Demikian tadi kiat-kiat dalam menulis Karya Tulis Ilmiah dan Makalah, semoga apa yang saya tulis sanggup bermanfaat bagi kalian ! Terima kasih. Jika sudah mahasiswa nanti, biasanya ada kompetisi PKM, siapkan judul PKM dari sekarang. Mau Juara LKTI? Ini Rahasia Menulis Karya Tulis Ilmiah untuk LKTI

Sumber http://www.pagunpost.com


EmoticonEmoticon