Penjelasan Liabilitas
Liabilitas ialah hutang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa tiba pada pihak lain. Liabilitas ialah kebalikan dari aset yang merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh liabilitas ialah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara.
Istilah liabilitas diadopsi dari bahasa Inggris liability untuk menggantikan istilah sebelumnya, kewajiban. Kini kata kewajiban dipakai untuk merujuk pada istilah bahasa Inggris obligation.
Liabilitas dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Liabilitas jangka pendek
Liabilitas yang sanggup diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek (satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri dari utang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, penggalan dari utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dan lain-lain.
2. Liabilitas jangka panjang
Liabilitas yang penyelesaiannya melebihi satu periode akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang jangka panjang, obligasi pensiun, dan lain-lain.
Klasifikasi Liabilitas
Liabilitas diklasifikasikan liabilitas yang nilainya tidak niscaya dan di estimasi berdasarkan informasi yang tersedia (PSAK 57 (Revisi 2009) Provisi)).
Jenis Liabilitas
Jenis Liabilitas | Penjelasan |
Utang dagang (account receivable/trade receivable) | Utang yang timbul ketika entitas melaksanakan pembelian secara tunai. |
Utang bank jangka pendek | Utang yang diperoleh dari bank dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang. |
Wesel bayar | Kontrak yang menyatakan bahwa 1 pihak akan melaksanakan pembayaran sejumlah tertentu kepada pihak lain di masa mendatang. |
Utang pajak | Pihak yang belum dibayarkan ke kas negara. |
Utang dividen | Dividen yang telah diumumkan namun belum dibayarkan. |
Beban yang masih harus dibayar | Beban yang telah terjadi namun hingga tanggal pelaporan belum dibayarkan. |
Pendapatan diterima di muka | Pendapatan yang telah diterima secara tunai namun pendapatannya belum diperoleh. |
Utang terkait honor karyawan | Beban honor yang telah terjadi namun belum dibayarkan. |
Uang muka pelanggan (deposit) | Uang yang dibayarkan pelanggan sebagai deposit dan akan diberikan kembali kepada pelanggan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. |
Utang Berbunga Dalam Jangka Pendek
Utang Bank
Utang bank akan diakui nilai kontraknya dikurangi dengan provisi biaya transaksi dari penarikan uang tersebut.Utang bank jangka pendek ialah utang suatu entitas kepada bank dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang.Misalnya : entitas untuk menghadapi penjualan di tahun aliran gres memerlukan pemanis persediaan,untuk itu diharapkan pemanis modal kerja selama 3-5 bulan.
Contoh Perhitungannya 11.1 Utang Bank Jangka Pendek
PT BUMI pada tanggal 1 September 2015 menarik utang dari Bank NISP sebesar Rp.750.000.000 dengan bunga 16% untuk jangka waktu 180 hari.Buatlah Jurnal atas transaksi di atas!
Jawab:
-Menentukan Jurnal yang dibentuk pada dikala mendapatkan utang 1 September 2015.
1/9-2015 | Cash | Rp 750.000.000 | – |
Bank Paybale | – | Rp 750.000.000 |
–Menentukan Tanggal Jatuh Tempo.
September 30-1 = 29
Oktober = 31
November = 30
Desember = 31
Januari = 31
Februari = 28
Total = 180 hari
Maka, Jatuh tempo pada tanggal 28 Februari 2016.
Menentukan Jurnal Penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2015 atas bunga yang terutang dan belum dibayarkan.
Bunga= Rp 750.000.000 * 16% * 120/360 = Rp 40.000.000
31/12-2015 | Interset Expense | Rp 40.000.000 | – |
Interset Payable | – | Rp 40.000.000 |
-Menentukan Jurnal pada dikala jatuh tempo pada tanggal 28 Februari 2016.
Beban bunga = Rp 750.000.000 * 16%*60/360 =Rp 20.000.000
28/2/2016 | Interset Expense | Rp 20.000.000 | – |
Interset Payable | Rp 40.000.000 | – | |
Bank Payable | Rp 750.000.000 | – | |
Cash | – | Rp 810.000.000 |
Utang bank ada juga yang mensyaratkan pembayaran bunga pada dikala kredit ditarik.Pokok utang entitas ialah jumlah utang dalam kontrak dikurangi dengan bunga yang dipotong/dibayarkan di depan mengurangi utang.Entitas harus mengukur tingkat bunga efektif atas utang ini.Tingkat bunga efektif diukur dengan menghitung tingkat bunga (diskonto) yang akan menyamakan utang dalam kontrak dikurangi bunga dengan present value dari nilai pada tanggal jatuh tempo.
Contoh Perhitungannya 11.2 Utang Bank Jangka Pendek : Bunga Dibayar di Depan (Zero Coupon)
PT Lawu pada tanggal 2 Oktober 2015 menarik utang jangka waktu 6 bulan dari Bank Mega sebesar Rp 400.000.000 dengan bunga 15% per tahun dari pokok yang dipotong pada awal.Pada dikala jatuh tempo PT Lawu membayar sebesar Rp 400.000.000.Buatlah Jurnal yang diperlukan!
Jawab:
–Menentukan jumlah kas yang diterima.
Kas yang diterima = Rp 400.000.000-(Rp 400.000.000*15%*6/12) = Rp 370.000.000
–Menentukan jurnal yang dibentuk pada dikala mendapatkan utang 2 Oktober 2015
2/10-2015 | Cash | Rp 370.000.000 | – |
Bank Payable Discount | Rp 30.000.000 | – | |
Bank Payable | – | Rp 400.000.000 |
Bunga dibayarkan sekali di final sehingga perhitungan bunga efektif dengan membagi bunga dengan pokok utang.
Bunga = Rp 30.000.000/Rp 370.000.000 =8.11% untuk 6 bulan atau 16.22% setahun.
->Menentukan jurnal adaptasi pada tanggal 31 Desember 2015 untuk ratifikasi bunga yang dihitung dengan bunga efektif.
31/12-2015 | Interest Expense | Rp 15.000.000 | |
Bank Payable Discount | Rp 15.000.000 |
Bunga dihitung dengan bunga efektif = 16.22%*3/12*Rp 370.000.000= Rp 15.000.000 (pembulatan)
–Menentukan Jurnal dikala utang jatuh tempo pada tanggal 20 Maret 2016.
30/3-2016 | Interest Expense | Rp 15.000.000 | |
Bank Payable | Rp 400.000.000 | ||
Bank Payable Discount | Rp 15.000.000 | ||
Cash | Rp 400.000.000 |
Praktik yang sering terjadi ialah charges atau biaya manajemen dibebankan sebagai pengurang utang yang diterima atau sering disebut sebagai provisi.Kapitalisasi provisi dan biaya manajemen yang ditanggung oleh bank juga berlaku pada SAK ETAP.Provisi dan biaya transaksi tersebut akan diamortisasi dengan metode garis lurus selama jangka waktu kredit dan akan diakui menambah beban bunga.
Contoh perhitungannya 11.3 Utang Bank Jangka Pendek dengan Provisi
PT SEJAHTERA pada tanggal 1 Agustus 2015 menarik utang dari Bank Mandiri sebesar Rp 650.000.000.Bunga 13.5 % per tahun yang akan dilunasi,1 Maret 2016.Biaya adm 1.2%,maka buatlah jurnal yang diharapkan untuk transaksi di atas!
Jawab :
-Menentukan Jumlah Kas yang diterima.
Kas yang diterima oleh PT SEJAHTERA= Rp 650.000.000-Rp 7.800.000
= Rp 642.200.000
-Menentukan jurnal pada dikala mendapatkan utang pada tanggal 1 Agustus 2015.
Bunga = Rp 650.000.000*13.5%*7/12 = Rp 51.187.500
Bunga efektif = Rp 58.987.500/Rp 642.200.000 *12/7 =15.75%
1/8/2015 | Cash | Rp 642.200.000 | – |
Bank Payable Discount | Rp 7.800.000 | – | |
Bank Payable | – | Rp 650.000.000 |
Menentukan jurnal pada tanggal 31 Desember 2015.
Beban efektif untuk tanggal 31 Desember 2015 = 15.75%*5/12*Rp 642.200.000 =Rp 42.144.375
Bunga untuk adaptasi =Rp 650.000.000*13.5%*5/12 =Rp 36.562.500
31-12/2015 | Interest Expense | Rp 42.144.375 | – |
Interest Payable | – | Rp 36.562.500 | |
Bank Payable Discount | – | Rp 5.581875 |
Menentukan jurnal dikala jatuh tempo 30 Januari 2016.
30/1-2016 | Interest Expense | Rp 7.800.000 | – |
Interset Payable | Rp 36.562.500 | – | |
Bank Payable | Rp 650.000.000 | – | |
Premi Bank Payable Discount | Rp 6.825.000 | – | |
Cash | – | Rp 701.187.500 |
Utang bank jangka pendek dalam bentuk line of credit merupakan plafon kredit modal kerja yang sanggup ditarik oleh entitas sesuai dengan kebutuhan dan dikembalikan kalau entitas telah mempunyai dana untuk membayarnya.Bunga dan utang diperhitungkan dari utang telah ditarik bukan jumlah plafon kredit yang diberikan.
Contoh perhitungannya Line of Credit atau Standby Loan
PT Kelud pada tanggal 1 Desember 2015 mendapatkan fasilitas line of credit dari Bank Arta sebesar 1 milliar selama jangka waktu 5 tahun.Kredit tersebut sanggup ditarik sesuai kebutuhan entitas.Bunga sebesar 12 % per tahun dikenakan atas kredit yang ditarik.untuk setiap penarikan bank mengenakan biaya transaksi sebesar 2 % dari dana yang ditarik.
Bank hanya sanggup mengenakan atas tarikan utang yang belum dilunasi hingga dengan final pelaporan bulan.Jika penarikan telah dilunasi pada bulan yang sama,maka tidak akan dikenakan bunga.Bunga akan dhitung dari tanggal penarikan atau saldo utang terakhir hingga dengan tanggal jatuh tempo pelaporan.
Setiap bulan akan disampaikan laporan penggunaan line of credit ,yang memperlihatkan saldo final utang,mutasi kredit,termasuk jumlah bunga,dan biaya(charges) yang dikenakan.
Contoh perhitungannya 11.2 Pemakaian Line of Credit
02-Des | Penarikan | 300.000.000 | 300.000.000 |
02-Des | Biaya penarikan | 6.000.000 | 306.000.000 |
16-Des | Penarikan | 400.000.000 | 706.000.000 |
16-Des | Biaya penarikan | 8.000.000 | 714.000.000 |
30-Des | Pembayaran | 300.000.000 | 414.000.000 |
31-Des | Bunga | 2.069.260 | 416.069.260 |
Jurnal yang akan dibuat
2/12-2015 | Cash | Rp 300.000.000 | – |
Interest Expense | Rp 6.000.000 | – | |
Bank Payable | – | Rp 306.000.000 |
16/12/2015 | Cash | Rp 400.000.000 | – |
Interest Expense | Rp 8.000.000 | – | |
Bank Payable | – | Rp 408.000.000 |
30/12-2015 | Bank Payable | Rp 300.000.000 | – |
Cash | – | Rp 300.000.000 |
31/12-2015 | Interest Expense | Rp 2.069.260 | – |
Bank Payable | – | Rp 2.069.260 |
Dalam praktik di beberapa entitas,ketentuan kapitalisasi biaya transaksi,perhitungan kembali bunga dengan meggunakan tingkat bunga efektif untuk liabilitas jangka pendek sering diabaikan.Hal ini alasannya ialah menganggap beban tersebut relatif kecil sehingga tidak materil nilainya,sehingga informasi tersebut tidak relevan bagi pengambil keputusan.
Namun untuk liabilitas jangka pendek dengan jumlah material dan dampak bunga material,perlu dipertimbangkan untuk memperhitungkan kapitalisasi biaya transaksi.PSAK 55 (Revisi 2013) secara spesifik mengharuskan entitas untuk melaksanakan pencatatan biaya transaksi secara spesifik ke masing-masing pokok utangnya.
Wesel Bayar
Wesel bayar atau sering disebut sebagai notes atau promissory notes.Wesel bayar merupakan akad dari pihak penarik wesel untuk membayarkan sejumlah nilai tertentu di masa mendatang.Wesel bayar biasanya berbunga,jika tidak berbunga maka wesel akan dijual dengan diskon.Nilai diskon mencerminkan bunga dibayar di muka.
Dokumen transaksi wesel ialah surat wesel atau promissory notes,sedangkan bukti transaksi utang bank ialah dokumen kredit bank.Jika dalam penerbitan wesel bayar,pihak penerbit mengeluarkan biaya transaksi maka biaya transaksi tersebut akan diperhitungkan menambah biaya bunga sehingga bunga efektif wesel akan menurun.
Liabilitas Jangka Panjang yang Akan Jatuh Tempo pada Periode Berikutnya
Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan sesudah periode pelaporan,diklasifikasikan dalam jangka pendeknmeskipun :
1. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari 12 bulan
2. Perjanjian untuk pembiayaan kembali,atau pendjadwalan kembali pembayaran,atas dasar jangka panjang telah diselesaikan sesudah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan untuk tidak mensyaratkan pembayaran sebagai konsekuensi atas pelanggaran tersebut.
Entitas mengklasifikasi liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek alasannya ialah pada final periode pelaporan entitas tidak mempunyai hak untuk menunda penyelesaian liabilitas tersebut dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 12 bulan sesudah tanggal pelaporan.
Perubahan perjanjian kredit sanggup terjadi juga untuk liabilitas jangka pendek.Utang bank jangka pendek contohnya sanggup saja dilakukan pendanaan kembali (refinancing) dengan memakai utang bank jangka panjang.
Jika entitas melaksanakan perjuangan untuk memperpanjang liabilititas jangka panjang yang akan jatuh tempo atau melaksanakan pendanaan liabilitas jangka pendek menjadi liabilitas jangka panjang,namun dilakukan antara final periode pelaporan dan tanggal penyelesaian pelaporan keuangan,maka insiden tersebut diungkapkan dengan insiden yang tidak memerlukan adaptasi (non-adjusting events) sesuai dengan PSAK 8 ( Revisi 2009) Peristiwa Setelah Periode Pelaporan antara lain :
1 .Pembiayaan kembali berbasis jangka panjang
2. Perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang
3. Pemberian batas waktu tenggang pembayaran oleh pemberi pinjaman untuk memperbaiki pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang yang berakhir sekurang-kurangnya 12 bulan sesudah periode pelaporan.
Contoh perhitungannya 11.5 Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam 12 Belas Bulan
PT . wilis memilki bebrapa leabilitas jangka panjang untuk mendanai usahanya. Berikut informasi yang diperoleh pada dikala penyusunan laporan keuangan 31 desember 2015
- Obligasi seri A senilai RP. 400.000.000 diterbitkan 1 maret 2007 jangka waktu 10 tahun, bunga sebesar 10% dibayar setiap tahun
- Obligasi seri B senilai RP. 800.000.000 diterbitkan 1 juni 2015, bunga 11% petahun dibayar setiap tahun, jatuh tempo ssetiap tahun sebesar RP.100.000.000
- Obligasi C senilai RP.100.000.000, diterbitkan 1 desember 2006, jatuh tempo 10 tahun, bunga 10% atas obligasi ini entitas sedang mengajukan pendanaan kepada Bank Mitra untuk mengambil alih obligasi tersebut dan diganti dengan utang bank jangka panjang dengan jangka waktu 5 tahun tingkat bunga 12% entitas sudah melaksanakan detail pembicaraan dengan BanK Mitra. Secara prinsip Bank MItra menyetujui namun proses manajemen gres akan diselesaikan pada tahun 2016. Proses manajemen perjanjian yang menyatakan Bank Mitra akan mendanai utang obligasi dan menggantinya dengan utanga Bank Mitra diselesaikan pada 25 maret sebelum laporan keuangan selesai diaudit.
- Utang Bank Kriya ditarik pada 1 september 2011 sebesar RP.100.000.000 jangka waktu 5 tahubn,bunga 12% atas utang ini entitas telah melaksanakan perjanjian untuk melaksanakan pendanaan kembali dengan utang jangka panjang dengan bank yang sama, namun dengan bunga yang lebih rendah sebesar 11%.
- Utang Bank Permata ditarik pada tanggal 1 juni 2014 sebesar RP.300.000.000.000, bunga 12% dibayar setiap tahun. Pelunasan akan dimulai 1 juni 2015 secara angsuran RP.50.000.000.000 pertahun
Buatlah reklasifikasi untuk utang tersebut yang harus disajikan menjadi liabilitas jangka pendek,buatlah penyajian dan pengungkapan yang diharapkan untuk kelima utang tersebut kalau ada.
- Obligasi seri A tidak perlu direklasifikasi, tetap menjadi liabilitas jangka panjang alasannya ialah jatuh tempo tahun 2017
- Obligasi seri B direklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek sebesar RP. 100.000.000.000 yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan
Utang obligasi seri B | RP.100.000.000.000 | – |
Utang obligasi seri B jangka pendek | – | RP.100.000.000.000 |
- Obligasi seri B tetap harus direklasifikasi alasannya ialah proses pengambilan belum selesai sepenuhnya. Namun insiden ini perlu perlu diungkapkan dalam laporan keuangan.
Utang obligasi seri C | RP.100.000.000.000 | – |
Utang obligasi seri C jangka pendek | – | RP.100.000.000.000 |
Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan perlu ditambahkan untuk menginformasikan insiden sesudah tanggal laporan posisi keuangan
- Dilakukan reklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek, alasannya ialah akan jatuh tempo pada 1 september 2016. Karena telah dilakukan perjanjjian untuk mensugesti utang dan kontraknya telah diselesaikan, utang ini tetap menjadi utang jangka panjang.
- Dilakukan reklasfikasi atas jumlah yang akan jatuh tempo pada 1 juni 2016.
Utang Bank Permata | RP.100.000.000.000 | – |
Utang Bank Permata jangka pendek | – | RP.100.000.000.000 |
Penyajian dalam laporan posisi keuangan
Liabilitas jangka pendek
Liabilitas jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam dua bulan (lihat pengungkapan)
Utang obligasi seri B RP.100.000.000.000
Utang obligasi seri C RP.100.000.000.000 (lihat pengungkapan)
Utang Bank Kriya RP.50.000.000.000
Utang Bank Permata RP.50.000.000.000
Liabilitas Jangka Panjang
Utang obligasi seri A RP.400.000.000.000
Utang obligasi seri B RP.600.000.000.000
Utang Bank Kriya RP.100.000.000.000
Utang Bank Permata RP.200.000.000.000

Liabilitas (Kewajiban) – Pengertian dan Contoh Dalam Akuntansi
Liabilitas Jangka Pendek Terkait Dengan Kegiatan Operasi Entitas
Liabilitas jangka pendek terkait kegiatan operasi timbul alasannya ialah konsekuensi kegiatan operasi entitias. Utang ini muncul alasannya ialah entitas menangguhkan pembayaran kepada pihak lain. Penundaan pembayaran ini sanggup dilakukan hingga dengan tanggal jatuh tempo yang telah disepakati ,misalnya untuk utang dagang.utang dibayar pada dikala jatuh tempo, pajak yang dibayarkan pada dikala tanggal jatuh tempo,tagihan kepada pihak lain dibayar sesuai tanggal jatuh tempo.
Penggunaan utang operasi menguntungkan bagi entitas alasannya ialah entitas sanggup memakai dana pembayaran tersebut untuk kegiatan yang lain sebelum dipakai ,sebagai pola sebuah supermarket yang melaksanakan penjualan secara tunia atau mendapatkan kredit pembayaran dengan kartu kredit (credit card) yang akan dibayar 3 hari sesudah transaksi.
Persediaan dibeli dari pemasok dengan kredit 1 bulan atau dengan barang-barang konsinyasi yang gres akan dibayar 2 bulan sesudah penjualan. Listrik, air, honor dibayarkan diakhir bulan. Hakikatnya entitas tidak memerlukan modal kerja alasannya ialah entitas mendapatkan kas terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembayaran untuk akitvitas operasionalnya.
1. Utang Usaha
Utang perjuangan ialah utang terkait dengan kegiatan utama entitas. Untuk entitas yang bergerak dibidang perdagangan,utang perjuangan disebut sebagai utang dagang. Uatang dagang timbul dikala entitas melaksanakan pembelian kepada pemasok secara kredit. Pembelian secara tunai dilakukan kalau pemasok tidak membolehkan membeli secara kredit atau membeli secara tunai dimana secara eknomis lkebih murah dibandingkan membeli secara kredit. Pembelian kredit sering dituliskan dalam term : 2/10, n/60 FOB Shipping Point artinya pembelian akan diberikan diskon 2% kalau dilunasi hingga dengan 10 hari, utang jatuh tempo dalam waktu 60 hari dan titik ratifikasi digudang penjual.
Untuk pembelian dengan syarat pembelian FOB Shipping Point ( franko gudang penjual) maka titik ratifikasi pembelian gudang penjual. FOB Destination Point(( franko gudang pembeli ) titik ratifikasi digudang pembeli, utang diakui dikala barang telah diterima oleh pembeli, selama dalam perjalanan barang ini merupakan barang pembeli. Resiko dalam penjalanan akan menjadi pihak pembeli atau penjual tergantung persyaratan jual belinya, kalau imbalan hasil diskon lebih besar dibandingkan dengan imbalan hasil investasi maka entitas harsnya mengambil diskon ini.
Pengambilan diskon = 100%- diskon x 360 100 jangka waktu – jangka diskon |
Diskon penjualan 2/10, n/30 setara dengan bunga( 100%-2%)/100% x 360/(30-10 = 17,64%. Dengan cara perhitungan yang sama term perjanjian 2/15, n/45 sama dengan 11,76% perjanjian kredit 3/10, n/45 sama dengan 9,98%.
Contoh perhitungannya 11.6 Pencatatan Utang Dagang
Selama bulan desember 2015 PT slamet mempunyai beberapa transaksi kepada para pemasoknya.
- 12 desember membeli barang secara kredit kepada PT Delima senilai RP.200.000.000 ditambah nilai PPN 10% sehingga total RP.220.000.000. persyaratan jual beli 2/10, n/30. FOB Shipping Point PT Slamet membayar utang pada PT Delima pada 22 desmeber 2016
- 29 desember membeli barang secara kredit kepada PT Mawar senilai RP.330.000.000 sesudah nilai PPN. Persayaratan jual beli n/30 FOB Shipping Point. Barang hingga 31 desember belum hingga kegudang dengan wesel bayar yang akan jatuh tempo 30 harui tanpa bunga
12/12-2015 | Iventory | RP.200.000.000 | – |
PPN Income | RP.20.000.000 | – | |
Account Receivable | – | RP.220.000.000 | |
22/12-2015 | Acount Receivable | RP.220.000.000 | – |
Inventory | – | RP.4.4000.000 | |
Cash | – | RP.215.600.000 | |
29/12- 2015 | Inventory | Rp. 300.000.000 | – |
PPN Income | Rp.30.000.000 | – | |
Wesel bayar | – | RP.330.000.000 |
(tetap dicatat tertanggal 29 Desember karena titik ratifikasi digudang penjualan
Sesuai dengan PSAK 14 (Revisi 2013) persediaan , pajak yang sanggup dikreditkan tidak menambah nilai persediaan, namun pajak yang tidak sanggup dikreditkan akan menambah persediaan, untuk PPN yang tidak sanggup dikreditkan atau Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang tidak sanggup dikreditkan, maka pajak akan dicatat menambah nilai perolehan persediaan dan tidak dicatat terpisah. PPN masukan akan diperhitungkan dengan PPN keluaran entitas diakhir bulan.
2. Beban Yang Masih Harus Dibayar
Entitas belum membayar beban tersebut alasannya ialah kesepakatan kontrak menyatakan pembayaran tidak dilakukan pada dikala beban terjadi atau alasannya ialah keterlambatan waktu penagihan. Beban yang masih harus dibayar yang sering muncul dilaporan posisi keuangan antara lain.
- Beban gaji.Karyawan telah berhak atau honor alasannya ialah sudah bekerja namun tidak belum dibayarkan oleh perusahaan
- Bunga yang masih harus dibayar/utang bunga. Bunga sudah menjadi beban dengan berlalunya waktu namun gres dibayarkan sesuai dengan tanggal dalam perjanjian kredit
- Beban operasi yang masih harus dibayar. Beban atas jasa pihak lain kepada perusahaan atas kegiatan operasinya, namun belum dibayarkan oleh perusahaan.
Contoh perhitungannya 11.7 Beban yang Masih Harus Dibayar
- Pembayaran honor sebesar Rp.240.000.000 dilakukan tanggal 5 tiap bulan, untuk masa kerja tanggal 1 hingga dengan final bulan. Pada final periode missal 31 Desember 2015 dibentuk adaptasi atas honor untuk masa kerja Desember 2015 yang gres akan dibayarkan tanggal 5 januari 2016
Salery Expense | Rp. 240.000.000 | – |
Salery Payable | – | Rp. 240.000.000 |
- Bonus karyawan dibayarkan atas prestasi kerja tahun 2015, namun gres ditetapkan jumlahnya sesudah diketahui keuntungan entitas sehingga jumlahnya gres dipastikan dibulan januari 2016 dan akan dibayarkan bulan Maret 2016. Pada 15 januari sebelum laporan keuangan terbit ditetapkan bonus untuk seluruh karyawan sebesar Rp.300.000.000. atas bonus karyawan akan dibentuk jurnal adaptasi tertanggal 31 Desember 2015.
Keterangan | DEBIT | KREDIT |
Salery Expense+ Bonus | Rp. 300.000.000 | – |
Salery Payable | – | Rp. 300.000.000 |
- Entitas mempunyai utang bank yang ditarik pada 1 Dsember 2015 sebesar Rp.400.000.000 bunga 12 % pertahun, jangka waktu 5 tahun. Bunga dibayarkan setiap tanggal 1 Desember, bunga dari tanggal 1 Desember 2015 hingga dengan 31 Desember 2015 harus dibebankan sebagai beban bunga dan utang bunga/bunga yang masih harus dibayar.
Salery Expense+ Bonus | Rp. 300.000.000 | – |
Salery Payable | – | Rp. 300.000.000 |
Bunga 12% x 1/12 x Rp.400.000.000 = Rp.4.000.000
- Entitas memperbaiki AC dikantor dengan perusahaan service AC. Pekerjaan telah diselesaikan pada tanggal 30 Desember 2015, namun hingga dengan tanggal 31 Desember, perusahaan service AC belum mengirimkan tagihan sebesar Rp.10.000.000. tagihan gres dikirim pada tanggal 5 januari 2016 dan diabayarkan tanggal 10 januari 2016. Atas jasa service AC tersebut diakui pada sebagai beban pemeliharaan dan beban yang masih harus (liabilitas) pada 31 januari 2015.
Beban Pemeliharaan | Rp. 4.000.000 | – |
Salery payable | – | Rp. 4.000.000 |
3. Pendapatan Diterima dimuka
Pada dikala kas diterima dari pelanggan, entitas akan mencatat pendapatan diterima dimuka. Jika pekerjaan telag diselesaikan atau barang telah dikirimkan, pendapatan diterima dimuka tersebut akan didebit dan diakui sebagai pendapatan (kredit)
Contoh perhitungannya 11.8 Pencatatan Pendapatan Diterima dimuka
PT Abadi dimulai tahun 2015 menjual tiket keanggotaan ( membership) golf kepada pribadi dan perusahaan. Tiket tersebut dijual dalam bentuk paket tahunan dan lima tahunan. Untuk paket tahunan harganya Rp.6.000.000 sanggup dipakai main golf selama satu tahun. Paket tiga tahun dijual dengan harga Rp.16.200.000 keanggotaan tersebut tidak didasarkan pada jumlah kedatangan,pemegang kartu keanggotaan bebas dating kalau kartu keanggotaannya masih aktif.
Setiap tahun harga kartu keanggotaan meningkat, sehingga menjadi anggota jangka panjang memperlihatkan banyak keuntungan bagi anggota. Pada 1 desember diterima keanggotaan tahunan 10 paket dan keanggotaan tiga tahunan sebanyak 5 paket. Entitas melaksanakan adaptasi untuk keanggotaan setiap bulan, Karena entitas menyusun laporan bulanan untuk keperluan internal manajemen.
Saldo pendapatan diterima dimuka dari keanggotaan tahunan pada tanggal 1 desember 2015 ialah Rp. 337.000.000 dari total penerimaan keanggotaan tahunan Rp.636.000.000. untuk keanggotaan tiga tahunan saldo 1 desember Rp.620.100.000 dari total penerimaan keanggotaan tiga tahunnan Rp.745.200.000. buatlah jurnal untuk transaksi tersebut dan adaptasi yang diperlukan
1/12- 2015 | Cash | Rp.141.000.000 | – |
Pendapatan DDM | – | Rp.141.000.000 | |
31/12-2015 | Pendapatan DDM | Rp.80.950.000 | – |
Pendapatan | – | Rp.80.950.000 |
Untuk membership tahunan alokasi pendapatan yang terlaksana perbulan ialah 1/12 x Rp.6000.000 = Rp.500.000 atau total sama dengan (Rp.636.000.000 + Rp.60.000.000) x 1/12 = Rp.58.000.000.untuk membershipkan tiga tahunan,pendapatan terlaksana perbulan Rp.16.200.000:3: 12 = Rp.450.000 atau total (Rp.745.200.000 + Rp.81.000.000) x 1/36 = Rp.22.950.000. total pendapatan direalisasi Rp.58.000.000 + Rp.22.950.000 = Rp.80.950.000. saldo pendapatan diterima dimuka pada tanggal pada tanggal 31 Desember 2015 ialah Rp.337.000.000 + Rp.60.000.000 + Rp. 81.000.000 – Rp.58.000 – Rp. 22.950.000 = Rp.1.017.150.000
4. Utang Terkait Imbalan Kerja
Imbalan kerja diberikan dalam bentuk gaji, tunjangan, bonus, pension, dan lainnya, untuk mengelola pembayaran gaji, entitas biasanya memilki sistem honor (payroll system) yang sanggup menghitung honor untuk tiap karyawan, potongan untuk tiap invidu. Gaji berdasarkan UU Pajak Penghasilan merupakan penghasilan bagi pihak yang mendapatkan honor dan entitas yang .membayarkan harus memotong pajak dikala pembayaran honor dilakukan. Pajak yang dipotong oleh tubuh atas honor dan penghasilan lain yang diterima oleh pekerja disebut PPh Pasal 21. Gaji perbulan tersebut disetahunkan, kemudian dikalikan dengan tariff yang berlaku (PPh Pasal 17 untuk wajib pajak pribadi ) untuk mendapatkan pajak setahun
Karyawan biasanya diberikan asuransi kecelakaan kerja,asuransi kesehatan, jaminan hari tua. UU tenaga kerja memperlihatkan perlindangan kepada karyawan, sehingga entitas yang memperkerjakan karyawan harus memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan karyawan. Pensiun merupakan honor yang dibayarkan tertunda kepada karyawan yaitu dikala karyawan memasuki masa pensiun dan tidak lagi bekerja. Pensiun akan diakui sebagai beban pada dikala karyawan bekerja biasanya diakui bersamaan dengan ratifikasi gaji. Untuk karyawan yang beragaam islam, beberapa entitas bekerja sama dengan forum zakat. Atas honor karyawan entitas memotong zakat atas honor karyawan dan menyetorkannya ke forum zakat.
Contoh perhitungannya 11.9 Pembayaran Gaji
Mutiara ialah pegawai PT salak pada bulan desember 2015 mendapatkan honor sebesar Rp.6.000.000 per bulan ditambah tunjangan rumah Rp.500.000 dan tunjangan transportasi Rp.1.000.000 selain itu PT Salak membayarkan asuransi kecelakaan Rp.150.000 asuransi maut Rp.50.000 dan iuran tunjangan hari bau tanah Rp.250.000.
Mutiara juga melaksanakan iuran pensiun ke pengelola dan pensiun sebesar Rp.300.000 yang dipotong dari gajinya. Mutiara membayar melalui pemotongan oleh PT Salak, zakat ke LAZ sebsar Rp.187.500. dan angsuran rumah ke Bank CMN sebesar Rp.1.500.000 PPh 21 yang dipotong oleh PT Salak Rp.425.200. honor dibayarkan tiap final bulan semua pemotongan dibayarkan pada tanggal 10 bulan berikutnya.
Jurnal yang dibentuk pada 31 desember 2015
31/12-2015 | Salery Expense | Rp.7.950.000 | – |
PPh 21 Payable | – | Rp.425.200 | |
BPJS Payable | – | Rp.450.000 | |
Utang Iuranpensiun karyawan | – | Rp.300.000 | |
Utang Zakat Karyawan | – | Rp.187.500 | |
Utang Angsuran Bank Karyawaman | – | Rp.1.500.000 | |
Cash | – | Rp.5.087.300 |
Tunjangan menambah honor asuransi dan pensiun yang ditanggung entitas menambah beban gaji
Beban honor = Rp.6.000.000 + Rp.500.000 + Rp.1.000.000 + Rp.150.000 + Rp.50.000 + Rp.250.000 = Rp.7.950.000
Kas = Rp.7.000.000 – Rp.425.200 – Rp.187.500 – Rp.300.000 = Rp.5.087.300
Menurut PSAK 24 (Revisi 2013) imbalan kerja, imbalan terkait dengan karyawan diakui pada dikala karyawan memperlihatkan jasanya kepada entitas. Salah satu bentuk imbalan yang diberikan kepada karyawan ialah cuti imbalan. Cuti berimbalan yang tidak sanggup diakumulasi (digunakan pada periode lain), diakui pada dikala terjadinya. Sedangkan cuti berimbalan yang sanggup diakumulasi pada dikala pekerja memperlihatkan jasa yang menambah hak cuti berimbalan dimasa depan.
5. Utang Pajak Pihak Ketiga
Pajak yang dipotong di antaranya ialah PPh 21 atas honor yang diterima pekerja.PPh 26 atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri,PPh 23 atas jasa,sewa,bunga royalti.Jika pembayaran pajak tidak dilakukan bersamaan dengan pembayaran kepada pihak ketiga maka akan timbul utang pajak penghasilan.
Contoh perhitungannya 11.10 Akuntansi Utang Pajak Pihak Ketiga
PT Salak melaksanakan beberapa pembayaran atas jasa atau kegiatan yang telah dilakukan beberapa rekanan selama Desember 2015.Jasa tersebut dikenakan pajak,seperti dijelaskan dalam informasi di soal.Pajak yang telah dipotong akan dibayar perusahaan pada masa pajak periode berikutnya.
15 Desember 2015 Membayar jasa konsultan manajemen sebesar Rp 80.000.000 dipotong PPh 23 sebesar 2%.
20 Desember 2015 Membayar honor pada seorang konsultan abnormal sebesar Rp 50.000.000 dipotong PPh 26 sebesar 20%.
30 desember 2015 Membayar bunga kepada PT Kinibalu atas utang sebesar Rp 100.000.000 yang akan jatuh tempo 2014,bunga 10% dibayar tahunan setiap 30 Desember.Pajak atas bunga yang dipotong 15%.
Jurnal yang dibentuk selama Desember 2015 atas transaksi di atas :
15/12-2015 | Administration Expense | Rp 80.000.000 | – |
Payable PPh 23 | – | Rp 1.600.000 | |
Cash | – | Rp 78.400.000 |
20/12-2015 | Salary Expense | Rp 50.000.000 | – |
Payable PPh 26 | – | Rp 10.000.000 | |
Cash | – | Rp 40.000.000 |
30/12-2015 | Interest Expense | Rp 100.000.000 | – |
Payable PPh 23 | – | Rp 15.000.000 | |
Cash | – | Rp 85.000.000 |
Kelalaian memotong pajak mengakibatkan entitas tidak sanggup mengurangkan beban tersebut sebagai pengurang penghasilan untuk kepentingan fiskal,sehingga entitas harus membayar pajak penghasilan lebih besar.Jikaentitas telah memotong pajak dari pihak ketiga,namun tidak menyetorkan ke kas,maka pajak yang belum disetorkan akan dikenakan sanksi.Sanksi tersebut akan diterapkan kalau entitas diketahui melaksanakan pelanggaran oleh pihak fiskus,setelah dilakukan proses investigasi pajak.
6. Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
PPN ialah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai yang diciptakan oleh perusahaan.PPN bekerjsama ditanggung oleh konsumen sebagai pemakai barang atau jasa,namun pengusaha kena pajak atau entitas yang bertugas melaksanakan pemungutan pajak.
PPN tidak mensugesti nilai penjualan atau persediaan (pembelian) kecuali PPN yang tidak sanggup dikreditkan.Hal ini sesuai dengan PSAK 14 (Revisi 2010) Persediaan dan PSAK 16 (Revisi 2011) Aset Tetapyang menyatakan bahwa pajak yang sanggup dikreditkan dihentikan menambah harga perolehan persediaan dan aset tetap.
Utang PPN akan dibayarkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.Jika PPN masukan lebih besar,maka kelebihan pembayaran PPN ini akan dikompensasi pada pembayaran pajak periode berikutnya atau dimintakan restitusi.Sebelum restitusi diberikan,pihak raja akan melaksanakan pemeriksaan.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) ialah pajak yang dikenakan atas penjualan barang mewah.PPnBM tidak sanggup dikreditkan.Bagi produsen barang mewah,PPnBM yang dikenakan harus disetorkan ke kas negara.Bagi importir barang mewah,PPnBM dibayarkan ke kas negara bersamaan dengan pembayaran pajak impor dan bea masuk.
Contoh perhitungannya 11.11 Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
PT Gede melaksanakan transaksi sebagai berikut :
5 Desember Melakukan pembelian persediaan untuk materi produksi senilai Rp 300.000.000 dikenakan PPN 10%.
10 Desember Menjual barang glamor secara kredit sebesar Rp 900.000.000. Atas penjualan tersebut dikenakan PPN 10% dan PPnBM 20%.Harga pokok barang yang dikirim nilainya Rp 600.000.000.
15 Desember Membeli peralatan secara kredit untuk pabrik sebesar Rp 600.000.000 dikenakan PPN 10%. Atas peralatan ini pajaknya boleh dikreditkan.
25 Desember Menerima uang muka dari pelanggan sebesar Rp 132.000.000 atas pesanan yang akan dikirimkan pada bulan Januari 2016.Nilai uang muka termasuk nilai PPN 10%.Buatlah Jurnal untuk transaksi di atas!
Jurnal selama Desember 2015 atas transaksi di atas.
5/12-2015 | Inventory | Rp 300.000.000 | – |
PPN Income | Rp 30.000.000 | – | |
Account Payable | – | Rp 330.000.000 |
10/12-2015 | Sales Expense | Rp 600.000.000 | – |
Inventory | – | Rp 600.000.000 | |
Account Receivable | Rp 1.170.000.000 | – | |
PPN Outcome | – | Rp 90.000.000 | |
PPnBM Payable | – | Rp 180.000.000 | |
Sales | – | Rp 900.000.000 |
15/12-2015 | Equipment | Rp 600.000.000 | – |
PPN Income | Rp 60.000.000 | – | |
Account Payable | – | Rp 660.000.000 |
25/12-2015 | Cash | Rp 132.000.000 | – |
PPN Outcome | – | Rp 12.000.000 | |
Sales | – | Rp 120.000.000 |
31/12-2015 | PPN Outcome | Rp 102.000.000 | – |
PPN Income | – | Rp 90.000.000 | |
PPN Payable | – | Rp 12.000.000 |
7. Utang Pajak Penghasilan
Beban pajak penghasilan terdiri dari dua yaitu pajak kini dan pajak tangguhan.Pajak kini ialah pajak yang dihitung berdasarkan ketentuan pajak atas penghasilan yang diperoleh entitas dalam satu periode.Pajak kini juga merupakan pajak terutang dalam satu tahun fiskal yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan ditambah pajak final kalau ada.
Pajak terutang dalam satu tahun fiskal dikurangi pajak yang telah dipotong pihak lain akan menghasilkan pajak kurang (PPh 29) atau lebih bayar final tahun (PPh 28).PPh 29 atau pajak kurang bayar akan disajikan sebagai utang pajak kini.
Contoh perhitungannya 11.12 Utang Pajak Penghasilan
PT Gundul untuk tahun pajak yang berakhir 31 Desember 2015 menghitung jumlah pajak terutang sebesar Rp 430.000.000.Pajak yang telah dibayar melalui angsuran PPh 25 sebesar Rp 360.000.000 dan dipotong oleh pihak lain PPh 23 Rp 20.000.000.Perusahaan mencatatnya sebagai pajak dibayar di muka.Buatlah Jurnal penyesuaiannya!
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2015.
31/12-2015 | Tax expense | Rp 430.000.000 | – |
Pendapatan dibayar di muka PPh 23 | – | Rp 20.000.000 | |
Pajak di bayar di muka PPh 24 | – | Rp 360.000.000 | |
PPh Payable 29 | – | Rp 50.000.000 |
Provisi dan Kontinjensi
Defenisi
Dalam akuntansi,kontinjensi sanggup muncul sebagai liabilitas kontinjensi atau aset kontinjensi.Aset kontinjensi kalau potensi terjadinya tinggi dan nilainya sanggup diestimasi dengan andal,hanya boleh diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.PSAK 57 (Revisi 2009) mengatur penyajian dan pengungkapan untuk provisi dan kontinjensi.
Dalam PSAK 57 (Revisi 2004),provisi disebut sebagai kewajiban diestimasi.Provisi bentuk kontinjensi yang disajikan dalam laporan keuangan (on balance sheet),sedangkan liabilitas kontinjensi hanya diungkapkan dalam laporan keuangan.
Liabilitas kontinjensi berdasarkan PSAK 57 (Revisi 2009) adalah:
Liabilitas Potensial yang timbul dari insiden masa kemudian dan keberadaannya menjadi niscaya dengan terjadi atau tidak terjadinya satu insiden atau lebih pada masa tiba yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas
Liabilitas kini yang timbul sebagai akhir insiden masa lalu,tetapi tidak diakui karena:
- Tidak terdapat kemungkinan besar (probable) entitas mengeluarkan sumber daya untuk menuntaskan liabilitasnya.
- Jumlah liabilitas tersebut tidak sanggup diukur secara andal.liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan,karena hanya perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Untuk itu PSAK 57 (Revisi 2009) mengharuskan entitas melakukan review atas liabilitas kontinjensi,apakah kemungkinan besar sanggup diukur dengan andal sehingga berkembang menjadi provisi atau liabilitas kini lainnya atau sebaliknya.
Pengakuan dan Pengukuran
Provisi diakui kalau memenuhi 3 syarat, yaitu :
Entitas mempunyai kewajiban kini (baik bersifat hukum,konstruktif) sebagai akhir insiden masa lalu.
Kemungkinan besar (probable) penyelesaian liabilitas tersebut menjadikan arus keluar sumber daya.
Estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas nilainya sanggup diukur dengan andal sanggup dibuat.
Ketika tidak memenuhi ketiga persyaratan tersebut,kemungkinan liabilitas cukup diungkapkan sebagai liabilitas kontinjensi tergantung materialitas dan kemungkinan terjadinya.Misalkan ketika suatu insiden mengikat dengan jumlah material memenuhi persyaratan a dan b tetapi tidak memenuhi c maka entitas cukup mengungkapkan sebagai liabilitas kontinjensi.
Contoh perhitungannya 11.13 Pengukuran Provisi
Entitas menjual produk dengan memperlihatkan garansi selama 1 tahun dari tanggal penjualan.Jika kerusakan terdeteksi cacat ringan biaya perbaikan atas seluruh produk yang dijual Rp 100.000.000,jika cacat berat biaya yang dikeluarkan Rp 500.000.000.Pengalaman entitas di masa kemudian memperlihatkan indikasi bahwa dalam tahun mendatang kemungkinan 80% produk terjual tanpa cacat,15% cacat ringan,dan 5% cacat berat.Buatlah jurnal atas transaksi di atas!
Menentukan Estimasi biaya perbaikan didasarkan pada nilai yang diharapkan (expected value.)
Estimasi biaya perbaikan didasarkan pada nilai yang diharapkan = ( 80%*0)+(15%*Rp 100.000.000)+(5%*Rp 500.000.000) = Rp 40.000.000
Menentukan Jurnal entitas.
Beban garansi | Rp 40.000.000 | – |
Utang Garansi | – | Rp 40.000.000 |
Persitiwa dimasa mendatang mensugesti jumlah yang diharapkan untuk menuntaskan kewajiban harus tercemin dalam nilai provisi, kalau terdapat bukti objektif bahwa insiden itu akan terjadi. Contohnya entitas berkeyakinan bahwa biaya pencucian lokasi tambang pada final masa manfaat tambang sanggup dikurangi alasannya ialah perkembangan teknologi.
Dalam laporan keuntungan rugi komprehensif, beban yang berkaitan dengan provisi sanggup disajikan secara higienis sesudah dikurangi jumlah yang diakui sebagai penggantiannya.
Entitas ekspedisi melaksanakan pengiriman barang entitas lain dalam perjalanan barang tersebut mengalami kecelakaan. Berdasarkan perjanjian pengiriman, entitas manggung kerugian akhir kecelakaan tersebut.
Entitas mengasuransikan pengiriman barang tersebut. Pihak asuransi akan mengganti jumlah barang yang hilang alasannya ialah kecelakaan. Entitas akan mengakui provisi dan kerugian sebesar jumlah penggantian yang akan diberikan kepada pemilik barang.
Provisi tidak sama dengan penyisihan dana untuk membayar utang atau melaksanakan aktifitas tertentu, provisi merupakan ratifikasi liabilitas dan beban contohnya entitas mengakui provisi untuk melaksanakan reklamasi tambang dimasa depan. Entitas akan mencatat beban reklamasi pada provisi reklamasi tambang. Setiap tahun entitas juga melaksanakan penyisihan dana untuk reklamasi tersebut dalam bentuk deposito yang diperuntukkan untuk pendanaan reklamasi. Entitas akan mencatat debit dana cadangan reklamasi (aset lain-lain) dan kredit kas/bank.
Garansi
Garansi sanggup dibedakan menjadi dua yaitu garansi jaminan(assurance type warranty) dan garansi jasa (service type warranty). Gransi jasa merupakan bentuk pelayanan pemanis yang diberikan kepada pelanggan alasannya ialah undangan pelanggan, atas garansi jasa ini,penjual akan mengakui pendapatan ditangguhkan pada dikala penjualan dan mengakui sebagai pendapatan dikala layanan purna jual diberikan kepada pelanggan. Garansi jasa akan menimbulkan pendapatan jasa akan menimbulkan pendapatan jasa dan akan diakui dikala waktu berlalu atau secara proporsional dengan jasa yang diberikan.
Bentuk kewajiban penjual untuk memastikan bahwa produk yang diberikan tidak rusak. Atas garansi jaminan, entitas harus mengakui liabilitas alasannya ialah kontrak untuk memperlihatkan pelayanan. Produk-produk elektronik atau pelatan merupakan pola produk yang dijual dengan memperlihatkan garansi.
Garansi jaminan produk merupakan pola dari kontijensi alasannya ialah jumlah dan waktunya tidak pasti. Garansi merupakan bentuk kewajiban kontraktual alasannya ialah garansi diberikan berdasarkan perjanjian jual beli yang tertera dalam dokumen jual beli. Pengakuan timbulnya provisi pada dikala terjadi penjualan alasannya ialah dikala penjualan terjadi berarti entitas telah mempunyai liabilitas untuk memperlihatkan garansi produk. Konsep ratifikasi ini juga sejalan dengan konsep matching principles,beban garansi diakui pada dikala penjualan alasannya ialah garansi merupakan konsekuensi dari penjualan tersebut.
Contoh 11.14 Garansi Produk
PT Dua-Tiga-Empat menjual produk dengan memperlihatkan garansi perbaikan selama dua tahun. Berdasarkan pengalaman beberapa tahun terakhir, hasil analisis teknis dan pengalaman dari industri diketahui bahwa hanya 5% pelanggan tiba meminta garansi. Dari pelanggan yang meminta garansi tersebut 70% meminta garansi ditahun pertama dan sisanya ditahun kedua. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk memperlihatkan garansi tiap produk sebesar Rp.100.000
Pada tahun 2015 penjualan sebanyak 20.000 unit dan tahun 2015 penjualan sebanyak 26.000 unit. Total garansi konkret yang dikeluarkan ditahun 2010 sebesar Rp.65.000.000 dan tahun 2015 sebesar Rp.125.000.000 buatlah jurnal yang diharapkan untuk mencatat garansi didua tahun tersebut
Jurnal yang dibentuk tahun 2015.
Keterangan | DEBIT | KREDIT |
Pengakuan beban garansi | ||
Beban Garansi | Rp.100.000.000 | |
Provisi Garansi | Rp.100.000.000 | |
( 5% x 20.000 x Rp.100.000 = Rp. 100.000.000) | ||
Pemberian garansi tahun 2015 | ||
Provisi Garansi | Rp.65.000.000 | |
Kas | Rp.65.000.000 |
Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan 31 Desember 2015 sebesar Rp.35.000.000. jurnal yang dibentuk tahun 2016
Keterangan | DEBIT | KREDIT |
Pengakuan beban garansi | ||
Beban Garansi | Rp.130.000.000 | |
Provisi Garansi | Rp.130.000.000 | |
( 5% x 26.000 x Rp.100.000 = Rp. 130.000.000) | ||
Pemberian garansi tahun 2015 | ||
Provisi Garansi | Rp.125.000.000 | |
Kas | Rp.125.000.000 |
Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan 31 Desember 2016 sebesar Rp.40.000.000.
Entitas sanggup mencatat jurnal kontribusi garansi, gres diakhir periode pelaporan mencatat provisi dengan jurnal penyesuaian, kalau pendekatan tersebut dipakai maka jurnal yang dibuat
Jurnal tahun 2015.
Keterangan | DEBIT | KREDIT |
Pengakuan beban garansi | ||
Beban Garansi | Rp.65.000.000 | |
kas | Rp.65.000.000 |
Tambahan ratifikasi beban garansi tahun 2015
Keterangan | DEBIT | KREDIT |
Beban Garansi | Rp.35 000.000 | |
Provisi Garansi | Rp.35.000.000 | |
5% x 20.000 x Rp.100.000 = Rp.100.000.000 | ||
Beban garansi pemanis Rp.100.000.000 – Rp.65.000.000 = Rp.35.000.000 |
Jurnal tahun 2016
Keterangan | DEBIT | KREDIT |
Pemberian beban garansi | ||
Beban Garansi | Rp.125.000.000 | |
kas | Rp.125.000.000 |
Tambahan ratifikasi beban garansi tahun 2015
Keterangan | DEBIT | KREDIT |
Beban Garansi | Rp.5 000.000 | |
Provisi Garansi | Rp.5.000.000 | |
5% x 26.000 x Rp.100.000 = Rp.130.000.000 | ||
Beban garansi pemanis Rp.130.000.000 – Rp.125.000.000 = Rp.5.000.000 |
Contoh 11.15 Garansi Jaminan Produk dan Jasa
PT Carry menjual kendaraan beroda empat pada 2 januari 2015 dengan memperlihatkan garansi atas 36.000 km pertama atau selama 3 tahun mana yang lebih dahulu. Harga jual kendaraan beroda empat Rp.300.000.000. Entitas mengestimasi biaya garansi yang akan diberikan selama 3 tahun sebesar Rp.7.000.000.
Pelanggan juga membeli garansi jasa senilai Rp.9.000.000. sehingga ada pemanis pelayanan kuntuk servis kendaraan beroda empat tersebut dari standar jaminan yang diberikan. Selama tahun 2015 biaya terkait dengan jaminan asuransi yang dikeluarkan sebesar Rp.5.000.000 dan tahun 2016 sebesar Rp.1.000.000. atas garansi jasa perusahaan mengakui dengan metode garis lurus.
Jurnal yang dibentuk oleh perusahaan pada dikala melaksanakan penjualan adalah:
Keterangan | DEBIT | KREDIT |
Kas | Rp.309.000.000 | |
Beban Garansi | Rp.7.000.000 | |
Provisi Garansi | Rp.7.000.000 | |
Pendapatanditangguhkan garansi jasa | Rp.9.000.000 | |
Penjualan | Rp.300.000.000 |
Jurnal pada 2015,saat memperlihatkan garansi jaminan dan ratifikasi garansi jasa.
Keterangan | DEBIT | KREDIT |
Provisi Garansi | Rp.5.000.000 | |
Kas / Persediaan | Rp.5.000.000 | |
Pendapatanditangguhkan garansi jasa | Rp.3.000.000 | |
Pendapatan Garansi | Rp.3.000.000 |
Kewajiban Pengelolaan Lingkungan
Kewajiban untuk melaksanakan restorasi lingkungan tersebut ada yang bersifat umu berupa pengelolaan lingkungan selama atau paska kegiatan produksi. Namun ada juga yang kewajiban pengelolaan lingkungan tersebut terkait dengan pembongkaran atau pemindahan aset tertentu.
Biaya lingkungan bersifat umum contohnya biaya reklamasi lingkungan tambang, biaya pengelolaan areal tambang. Biaya ini sering muncul pada perusahaan pertambangan terbuka contohnya penambangan kerikil bara, nikel, emas, timah. Biaya tersebut harus diakui pada dikala produksi sebagai tubuh dan liabilitas lingkungan/reklamasi. Kegiatan reklamasi dilakukan secara terprogram dan dimonitor oleh regulator sebagai pola pada perusahaan tambang kerikil bara akan kita jumpai beban reklamasi penutupan tambang dan provisi reklamasi penutupan tambang.
Menurut PSAK 16(Revisi 2011) aset tetap, termasuk komponen biaya perolehan ialah estimasi awal biaya pembongkaran, pemindahan dan restorasi lokasi aset tetap (dismanding cost). Pembongkaran dan restorasi local aset tetap biasanya terkait dengan kewajiban lingkungan untuk mengembalikan lokasi menyerupai kondisi awal, sehingga semua peralatan yang diatas dan tertanam harus dipindahkan.
Contoh 11.16 Akuntansi Liabilitas Pembongkaran Aset
PT Kapuas pada 2 januari 2015 memulai penggunaan peralatan penambangan (drilling) disebuah areal tambang yang dimiliki. Regulasi pemerintah menharuskan perusahaan melaksanakan pembongkaran peralatan tersebut diakhir masa manfaatnya. Masa manfaat drilling tersebut 10 tahun dengan estimasi biaya sebesar Rp.2.000.000. dengan tingkat diskon 6% selama masa manfaat, nilai masuk akal kewajiban lingkungan tersebut ialah Rp.1.116.800.000.( Rp.2.000.000. x 0,5584).
Jurnal ratifikasi liabilitas sebagai penambah nilai peralatan drilling :
Keterangan | DEBIT | KREDIT |
Peralatan Drilling | Rp.1.116.800.000 | |
Liabilitas Pembongkaran Aset | Rp.1.116.800.000 |
Jurnal ratifikasi Depresiasi peralatan drilling :
Keterangan | DEBIT | KREDIT |
Beban Depresiasi | Rp.1.116.800.000 | |
Akumulasi Depresiasi – Drilling | Rp.1.116.800.000 |
Depresiasi ini akan dilakukan bersamaan dengan nilai peralatan drilling sebagai satu kesatuan. Tidak didepresiasikan secara terpisah.
Jurnal ratifikasi bunga atas liabilitas pembongkaran aset
Keterangan | DEBIT | KREDIT |
Beban Depresiasi | Rp.67.008.000 | |
Liabilitas Pembongaran Aset | Rp.67.008.000 | |
Beban bunga = 6% x Rp.1.116.800.000 = Rp.67.008.000 |
Litigasi Hukum
Litigasi aturan merupakan tuntutan kasus terkait suatu entitas yang sedang berjalan proses hukumnya. Kasus aturan entitas sanggup berakibat timbulnya liabilitas yang harus diselsaikan oleh sebuah entitas. Ada tidaknya liabilitas yang diakui dipengaruhi oleh kasusnya dan estimasi atau potensi munculnya liabilitas.Suatu kasus sanggup saja mengidentifikasikan suatu entitas kalah dan mempunyai liabiltas dimasa mendatang. Namun kalau proses pengadilan memutuskan sebaliknya, potensi kerugian tersebut menjadi tidak ada sehingga tidak perlu ratifikasi utang.
Contoh 11.17 Akuntansi Litigasi
- Merbabu mempunyai dua kasus yang dikala ini sedang dalam proses di pengadilan.
- Entitas mendapatkan klaim dari seorang pelanggan atas proyek yang tidak sanggup diselesaikan oleh perusahaan. Akibat kegagalan tersebut, pelanggan mengajukan klaim ganti rugi sebesar Rp.100.000.000.000. pada dikala penyusunan laporan keuangan 31 Desember 2015 proses aturan sedang berlangsung. Menurut pendpatan konsultan aturan entitas, kemungkinan entitas sanggup kalah. Namun kalau kalah masih ada upaya lagi untuk melaksanakan banding. Konsultan belum sanggup memastikan berapa jumlah kerugian yang harus dibayar oleh perusahaan akhir tuntutan tersebut
- Entitas mendapatkan klaim dari spesialis waris pekerja akhir kecelakaan pekerja yang berakibat pekerja mengalami cacat seumur hidup. Pihak perusahaan sudah memperlihatkan semua santunan asuransi kecelakaan kerja sesuai dengan ketentuan ketenagakerjaan. Namun hebat waris menuntut jumlah yang lebih besar Rp.300.000.000. Karena kesalahan tersebut terkait dengan tindakan entitas yang memperlihatkan pengamanan pada pekerja. Proses pengadilan berlangsung selama 2013. Pada 1 Februari 2016 saat audit laporan keuangan belum selesai, diperoleh keputusan, entitas dinyatakan bersalah dan harus membayar Rp.250.000.000. Entitas tidak ingin mempepanjang dilema ini, sehingga tidak berniat melaksanakan handing
Jurnal yang dibuat:
- Tidak diakui sebagai tubuh dan liabilitas, informasi merupakan liabilitas kontinjensi. Entitas cukup menjelaskan dalam catatan atas laporan keuangan kasus litigasinya dan potensi kerugian yang harus dibayarkan kalau pengadilan menyatakan perusahan bersalah.
- Entitas mengakui beban dan liabilitas
Keterangan | DEBIT | KREDIT |
Kerugian Tuntunan aturan pekerja | Rp.250.000.000 | |
Utang Tuntutan Hukum | Rp.250.000.000 |
Pelanggaran kontrak sanggup menjadikan entittas harus melaksanakan pembayaran denda kepada pihak lain. Untuk menetukan apakah pelanggan kontrak perlu diakui sebagai provisi atau hanya diungkapkan dalam laporan keuangan, perlu dilakukan penilaian perjanjian kontrak yang ada dan juga dampak dari pelanggaran kontrak tersebut. Jika kewajiban untuk membayar denda menjadi sesuatu yang tidak dihindari maka entitas harus mengakui liabilitas tersebut pada dikala pelanggaran kontrak terjadi.
Liabilitas Kontinjensi
Entitas tidak diperkenankan mengakui liabilitas kontinjensi, artinya liabilitas kontinjensi tidak pernah diakui dalam laporan posisi keuangan. Keberadaannya hanya perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, kecuali kalau kemungkinan arus keluar sumber daya kecil, maka liabilitas kontinjensi tidak perlu diungkapkan.
Entitas tidak dipernankan mengakui aset kontijensi. Aset kontinjensi timbul dari insiden tidak bersiklus yang menimbulkan kemungkinan arus masuk manfaat hemat bagi entitas contohnya kemungkinan klaim yang diperoleh alasannya ialah proses hukum. Pengakuan aset kontinjensi tidak diperkenankan, semoga tidak menimbulkan ratifikasi penghasilan yang tidak pernah diralisasi. Jika sudah sanggup dipastikan akan pribadi diakui sebagai aset. Aset kontinjensi diungkapkan kalau terdapat kemungkinan besar arus ekonomi akan diperoleh. Seperti halnya liabilitas kontinjensi, aset kontinjensi juga dikaji ulang terus-menerus untuk memastikan kemungkinan terjadinya menjadi lebih niscaya atau menjadi mustahil terjadi.
Penyajian
Liabilitas jangka pendek berdasarkan PSAK (Revisi 2009) dalam laporan keuangan disajikan pada penggalan atas sebelum liabilitas jangka panjang.Penyajian berdasarkan PSAK ini berbeda dengan penyajian berdasarkan IAS1 yang menempatkan liabilitas jangka pendek sesudah liabilitas jangka panjang.
PSAK 7 (Revisi 2010) Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi mengharuskan entitas memisahkan utang berasal dari pihak berelasi dan tidak berelasi.
Pengungkapan
Pengungkapan liabilitas jangka pendek berisikan rincian dan pemanis penjelasan.Misalnya utang usaha,pengungkapan menjelaskan detail utang perjuangan berdasarkan pemasok dengan nilai material,utang berdasarkan penjabaran umum,dan pengungkapan utang berdasarkan mata uang asing.
Analisis laporan keuangan
Entitas melaksanakan analisis liabilitas jangka panjang dengan melihat kemampuannya untuk membayar utang yang akan jatuh tempo. Rasio yang dipakai ialah rasio lancer( current ratio), rasio kas ( cash ratio) atau rasio cepat (quick ratio). Semakin besar jumlah utang lancer akan memperbesar risiko perusahaan untuk kesulitan membayar utangnya.
Ratio Lancar = Aset Lancar / Liabilitas jangka pendek
Rasio Cepat = Aset Lancar / Liabilitas jangka pendek
Aset cepat = Aset Lancar – persediaan – Bayar dibayar dimuka
Rasio kas = Aset Lancar / Liabilitas jangka pendek
Rasio lancar
Merupakan kemampuan perusahaan membayar liabilitas jangka pendek dengan memakai aset lancar yang dimiliki. Semakin tinggi rasio lancar memperlihatkan entitas mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dalam membayar liabilitas jangka pendeknya. Rasio cepat merupakan kemampuan perusahaan membayar liabilitas jangka pendek dengan memakai aset yang sangat likuid. Aset likuid (cepat) merupakan aset lancar dikurangkan dengan persediaan dan biaya dibayar dimuka. Persediaan untuk sanggup menjadi kas harus dijual dahulu menjadi piutang, gres kemudian ditagih mendapatkan kas.
Rasio kas
Adalah kemampuan perusahaan membayar liabilitas jangka pendek dengan memakai kas yang dimiliki entitas. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan membayar segera, alasannya ialah diasumsikan semua liabilitas jangka panjang akan dibayar dalam waktu yang sangat dekat. Ukuran rasio kas merupakan ukuran lebih ketat alasannya ialah menganggap bahwa semua utang harus disediakan kas untuk melunasinya
Provisi
Hal ini perlu dianalisis untuk melihat nilai dan probabilitas terjadinya. Pembaca perlu secara kritis menganalisis jumlah estimasi yang dilakukan apakah telah mencerminkan informasi terkini yang tersedia. Pembaca harus harus berhati-hati menganalisis kontinjensi, alasannya ialah kontinjensi ini sanggup berkembang menjadi liabilitas yang harus dibayar oleh perusahaan dimasa depan. Kontinjensi sanggup memunculkan kegiatan yang tidak ditampilkan dalam laporan keuangan ( off balance sheet) padahal mungkin berdasarkan perkiraan analisis harus dimunculkan dalam laporan keuangan.
Bacaan Lainnya
- Rumus Laporan Keuangan: Modal, Laba Rugi, Neraca (Financial statement) dalam Akuntansi
- Akuntansi: Jenis dan Spesialisasi Bidang-Bidang
- Akuntansi: Definisi, Pengertian, Siklus Akuntansi Laporan Keuangan Perusahaan Jasa dan Dagang
- Cara Membuat Perusahaan Go Public – Syarat dan Prosesnya
- Pasar Modal (Capital Market) – Pengertian, Jenis, Fungsi, Risiko, Manfaat dan Contoh
- Cara Menganalisa Saham Seperti Ahli Pasar Saham Profesional
- Pasar Keuangan – Definisi, Pengertian, Jenis dan Contoh
- Bitcoin Uang Elektronik, Informasi, Sejarah, Transaksi, Cara Daftar Bitcoin Indonesia
- Uang Rupiah Negara Indonesia – Sejarah Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD
- Tempat Wisata Yang Harus Dikunjungi Di Tokyo – Top 10 Obyek Wisata Yang Harus Anda Kunjungi
- Cara Membeli Tiket Pesawat Murah Secara Online Untuk Liburan Atau Bisnis
- Tibet Adalah Provinsi Cina – Sejarah Dan Budaya
- Puncak Gunung Tertinggi Di Dunia dimana?
- TOP 10 Gempa Bumi Terdahsyat Di Dunia
- Apakah Matahari Berputar Mengelilingi Pada Dirinya Sendiri?
- Test IPA: Planet Apa Yang Terdekat Dengan Matahari?
- 10 Cara Belajar Pintar, Efektif, Cepat Dan Praktis Di Ingat – Untuk Ulangan & Ujian Pasti Sukses!
- TOP 10 Virus Paling Mematikan Manusia

Apakah Anda mempunyai sesuatu untuk dijual, disewakan, layanan apa saja yang ditawarkan atau lowongan pekerjaan? Pasang iklan & promosikan jualan atau jasa Anda kini juga! 100% GRATIS di: www.TokoPinter.com

3 Langkah super mudah: tulis iklan Anda, beri foto & terbitkan! semuanya di Toko Pinter
Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai
Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar kalau Anda mengunduh aplikasi kita!
Siapa bilang mau pandai harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang menciptakan Anda menjadi lebih smart!
Sumber bacaan: Accounting Coach
Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
EmoticonEmoticon