Google AI Malah Menulis Puisi Menakutkan – Sudah baca artikel pekan kemudian wacana Google mengajarkan novel romantis ke mesin AI? Tampaknya Google mempunyai masalah, sebab mesin Ai yang diajarkan novel romantis malah berbicara presisi gramatikal dan akurasi faktual serta diksi yang singkat dan lemah. Sedangkan yang Google inginkan yaitu mesin AI lebih banyak berbicara, namun dengan di ajarkan 2865 novel romatis ke mesin AI, kini Google seharusnya mempunyai seorang penyair.
Dalam sebuah paper yang tidak dipublikasikan dengan judul “Generating Sentences from a Continuous Space” mendokumentasikan apa saja yang telah dipelajari oleh mesin AI buatan Tim Google Brain. Tim memperlihatkan mesin AI kalimat awal dan kalimat akhir, kemudian mereka meminta kecerdasan buatan untuk menjembatani dua konsep memakai 13 belas kalimat tambahan, tujuan mereka memperlihatkan kalimat awal dan final yaitu untuk memintanya menceritakan sebuah dongeng namun. Apa yang keluar? Kamu sanggup lihat ini sedikit aneh, puisinya tentu saja menggunakan Bahasa Inggris namun gampang dipahami
no.
he said.
“no,” he said.
“no,” i said.
“i know,” she said.
“thank you,” she said.
“come with me,” she said.
“talk to me,” she said.
“don’t worry about it,” she said.
it made me want to cry.
no one had seen him since.
it made me feel uneasy.
no one had seen him.
the thought made me smile.
the pain was unbearable.
the crowd was silent.
the man called out.
the old man said.
the man asked.
he was silent for a long moment.
he was silent for a moment.
it was quiet for a moment.
it was dark and cold.
there was a pause.
it was my turn.
there is no one else in the world.
there is no one else in sight.
they were the only ones who mattered.
they were the only ones left.
he had to be with me.
she had to be with him.
i had to do this.
i wanted to kill him.
i started to cry.
i turned to him.
Tim Google Brain menyampaikan bahwa ini gres permulaan. Untuk menciptakan perangkat lunak AI biar sanggup berinteraksi dengan pengguna di masa depan, membutuhkan proses yang panjang dan berkelanjutan. Jika novel romantis sanggup merubah AI menjadi penyair postmodern, kita tinggal menunggu hal-hal lain yang sanggup dilakukan oleh AI, mungkin saja mesin AI sanggup menggerakan tangannya untuk menulis beberapa fiksi ilmiah.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
EmoticonEmoticon