Salah satu jalan semoga sanggup mengenal Allah lebih akrab yakni dengan mengenal af’al-Nya atau hasil perbuatan-Nya, yaitu segala sesuatu yang diciptakannya. Dan Allah telah menerangkan tanda–tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya, melalui ayat–ayat qauliyah (al-Quran) dan ayat–ayat kauniah (alam semesta beserta segala isinya).
Hanya saja sangat sedikit orang yang menyadari dan mau membaca ayat-ayat ini. Padahal kalau mereka mau membaca ayat–ayat ini, pasti mereka akan mendapat manfaat untuk menambah keimanan dan ketaqwaannya pada Allah, sehingga bentuk kefahaman itu akan menempatkan insan pada dimensi keimanan yang haqqul al- yakin (sangat yakin) pada Allah SWT.
Kita sering menemukan beberapa ayat di dalam al-Quran yang sulit difahami, tetapi hal ini akan gampang dimengerti kalau hal tersebut dijelaskan atau diperkuat dengan bukti dari ayat-ayat kauniyah, demikian juga sebaliknya.
Di dalam mempelajari struktur atom, kita akan menemukan belakang layar dari ayat Allah, yaitu ihwal keteraturan dan keseimbangan dalam atom. Yang terdiri dari proton, neutron dan elektron. Atom–atom inilah penyusun dari unsur dan molekul yang merupakan belahan terkecil dari benda-benda yang kita kenal, namun ternyata proton dan neutron yang teramat kecil ini masih tersusun atas quark, sehingga quark inilah yang kini dianggap sebagai bahan yang paling kecil. Yang ukurannya sulit untuk dibayangkan, sebab sangat kecil, yaitu 10 pangkat minus 18 atau 0,0000000000000000001 meter, yang kesemuanya yakni citptaan Allah SWT. Sehingga walau bagaimanapun untuk memahami suatu benda dengan sifat- sifat-Nya mestilah diketahui keadaan benda tersebut dalam keadaan sebagai atom atau molekul.
Pada dasarnya segala sesuatu yang nampak (dzahir) maupun yang tidak nampak (gaib), yakni ciptaan Allah SWT. Ada dan tiadanya segala sesuatu yakni diadakan dan ditiadakan oleh sang pencipta yang semuanya tetap berada dalam pengawasan dan pengaruh-Nya. Begitupun segala sesuatu di muka bumi dan di jagat raya ini merupakan salah satu ayat atau tanda– tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. Tanda tersebut ditampakan melalui dua formulasi, yaitu alam semesta (ayat–ayat kauniah) serta wahyu dari Allah yang terangkum dalam Al-Quran. Ternyata antar ayat- ayat Al-Quran dengan ayat- ayat kauniah yang tampak di alam semesta ini senantiasa ada keocokan .
Hanya insan yang mau memakai akalnya untuk “membaca“ ayat-ayat kauniah akan senantiasa menambah keimanan dan ketakwaannya pada Allah Swt. Seperti difirmankan Allah dalam surat Ali Imran 190-191 yang artinya :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat gejala kekuasaan Allah bagi insan yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil bangkit atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan ihwal penciptaan langit dan bumi (seraya berkata;) ”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau membuat ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka periharalah kami dari siksa neraka ”.
Dalam ayat tersebut Allah Swt., menyuruh semoga insan senantiasa memikirkan insiden alam semesta. Jika insan mau menilik alam semesta (membaca ayat-ayat kauniah) dengan aliran yang penuh ketenangan dan kejernihan jiwa, pasti insiden di alam semesta ini akan mengantarkan insan untuk lebih yakin dan beriman kepada Allah Swt.
Sungguh ironis kalau orang yang semakin pandai, justru pemikirannya semakin jauh dari agama, bahkan semakin tersesat oleh ilmunya itu sendiri. Jika orang mau memikirkan banyak sekali fenomena alam, selain ilmu pengetahuan bertambah, seharusnya sanggup mengantarkannya sanggup menjadi orang yang lebih beriman kepada Allah. Karena idealnya semakin tinggi intelektual seseorang seharusnya semakin tebal pula keimanannya.
a. Setiap Benda Bertasbih Kepada Allah
Setiap makhluk atau benda mati yang ada di langit dan bumi ini selalu berasbih kepada Allah, tentunya dengan bahasanya sendiri–sendiri. Seperti dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Isro ayat 44 :
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah SWT. Dan tidak ada satupun melainkan bertasbih dan memuji-Nya, tetapi kau sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya beliau Allah maha penyantun lagi maha pengampun”
Bertasbih yakni kata kerja, setiap kerja hanya sanggup dilakukan oleh sesuatu atau benda yang bergerak, berarti secara otomatis dengan geraknya inilah benda-benda di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah dan memujinya. Dengan izin Allah, benda yang bernyawa atau makhluk hidup sanggup bergerak dengan sendirinya, dan ini gampang untuk difahami.
Tetapi bagaimana benda mati atau benda yang tidak bernyawa sanggup bergerak sebagai tanda beliau bertasbih kepada Allah; ibarat batu, tanah, air, udara dan sebagainya? bagaimana hal ini sanggup dipahami, padahal kita melihat benda-benda tersebut dalam keadaan membisu tidak bergerak!
Sebenarnya setiap benda tersusun dari unsur-unsur atau senyawa, setiap unsur dan senyawanya merupakan kumpulan yang sangat banyak dari atom-atom dan molekul-molekul. Setiap atom terdiri dari inti atom dan kulit atom.
Inti atom tersusun dari proton yang bermuatan positif dan neutron yang tak bermuatan (netral). Sedangkan kulit atom bergotong-royong yakni lintasan daerah elektron-elektron bergerak dan berputar mengelilingi inti atom berdasarkan tingkat energinya. Untuk atom netral, jumlah elektronnya sama dengan jumlah protonnya. Dan unsur satu dengan unsur lain dibedakan dari jumlah proton di dalam inti atom.
Jadi secara otomatis, setiap benda bergotong-royong bergerak yaitu gerak berputarnya elektron-elektron mengelilingi inti atom. Maka gerak elektron-elektronnya inilah setiap atom atau benda bertasbih kepada Allah dengan tasbih yang tiada henti.
b. Setiap Benda dalam Kekuasaan dan Kendali Allah
Setiap yang kita fahami bahwa atom bermuatan positif dan elektron-elektron yang mengelilingi inti atom bermuatan negatif, yang bergotong-royong muatan positif dengan muatan negatif yakni saling tarik menarik, dan seharusnya elektron-elektron tersebut jatuh tertarik ke dalam inti atom, kemudian hancur dan musnahlah atom.
Mengapa tidak terjadi demikian? Dalam hal ini, para jago memperkirakan dikarenakan elektron-elektron tersebut bergerak berputar dengan kecepatan tertentu dan tetap pada lintasannya, maka atom berada dalam keadaan stabil. Karena terdapat kesetimbangan antara gaya sentrifugal (gaya tolak keluar) dengan gaya sentripetal (gaya tarik kedalam).
Jika gaya sentrifugal lebih besar dari pada gaya sentrifetal, elektron ini akan tertolak (terlempar) keluar, dan begitupun sebaliknya kalau gaya sentrifetal lebih besar daripada gaya sentrifugal, maka elektron ini akan jatuh kedalam inti atom. Maka untuk menyeimbangkan antara gaya sentrifugal dengan gaya sentripetal kecapatan gerak melingkar elektron-elektron tersebut haruslah tetap dan tertentu jarak dengan lintasan tertentu pula.
Lalu siapakah yang mengatur kecepatan gerak elektron-elektron tersebut, dan siapa yang selalu mengatur jarak elektron-elektron tersebut? Bayangkan apa hasilnya kalau kecepatan elektron tidak stabil. Hanya Allah yang tahu. Seperti yang tertulis dalam Al-Quran Surat Al-Anam: 59 yang artinya :
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib, dan tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai pun yang gugur melainkan beliau mengetahui nya (pula), dan tidak sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tiada yang berair atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata. ”
Demikian juga yang tejadi di tata surya, dimana matahari dikelilingi oleh planet-planet, contohnya planet bumi. Matahari memiliki gaya gravitasi yang sangat besar, demikian juga planet bumi memiliki gaya gravitasi. Antara matahari dengan planet-planetnya terjadi gaya tarik menarik yang sangat besar, tetapi sebab pelanet-planet dengan jarak tertentu dan dengan kecepatan tertentu pula, maka planet-planet tidak jatuh tertarik gravitasi matahari.
Hal ini juga diakibatkan sebab adanya keseimbangan antara gaya sentripetal dan gaya sentrifugal. Demikian juga yang terjadi antara bumi dengan bulan, semuanya teratur dalam peraturan Allah SWT. Seperti firman Allah dalam Al-Quran surat Yasin 38, 39, 40. Yang artinya :
“Dan matahari berjalan di daerah peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami menetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah beliau hingga pada manzilah yang terahir) kembalilah beliau sebagai bentuk tanda yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapat bulan dan malampun tidak sanggup mendahului siang. Dan masing-masing pada garis edarnya.”
Jadi dengan membaca ayat-ayat kauniyah, kita akan mellihat dan merasa takjub akan kebesaran Allah dan kehebatan Allah dalam mengatur alam semesta dari yang terkecil (alam atom) hingga super makro (jagat raya).
c. Kiamat dan Kedahsyatannnya Dilihat dari Kacamata Fisika
Jika sangkakala ditiupkan oleh malaikat Israfil atas perintah Allah Swt. maka terjadilah kiamat, yaitu hancurnya alam semesta dan matinya semua makhluk kecuali yang dikehendaki Allah Swt. Kejadian tamat zaman yakni insiden yang sangat dahsyat, yang mana jawaban kedahsyatannya itu, bintang–bintang berjatuhan dan saling bertabrakan, gunung-gunung meletus, dan bahari memenuhi daratan. Seperti yang diterangkan Allah dalam Al-Quran, Surat Al-Qoriah yang artinya :
“Pada hari itu insan ibarat anal-anal yang bertabrakan dan gunung gunung yakni ibarat bulu yang dihamburkan”.
Dan dalam surat Al-Infithar ayat 1,2 dan 3 yang artinya :
“Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh acak-acakan dan apabila lautan dijadikan meluap”.
Maka saat malaikat Israfil meniupkan sangsakalanya; bintang-bintang, pelanet-pelanet dan bulan akan keluar dari garis peredarannya, sehingga keseimbangan gaya sentrifugal dan gaya sentripetal menjadi hilang terjadilah tarik menarik yang akhirnya saling bertubrukan dengan kecepatan tinggi dan kelembaman yang sangat besar yang mengakibatkan kehancuran total dan ledakan-ledakan yang sangat dahsyat. Perhatikan Q.S. Qaaf ayat 20 yang artinya :
”Dan ditiupkanlah sangkakala, itulah hari terlaksanakannya ancaman”
Kedahsyatan tamat zaman juga terjadi di alam atom. elektron-elektron dalam atom keluar dari lintasannya. Maka, keseimbangan antara sentrifugal dan gaya sentripetal pun hilang. Elektron-elektron akan jatuh kedalam inti atom. Sehingga muatan negatif dari elektron muatan positif dan muatan positif dari proton di dalam inti akan bertabrakan dan saling meniadakan.
Musnahnya atom-atom berarti musnahnya seluruh benda-benda dan hal ini berarti musnahnya bumi beserta isinya. Perhatikan firman Allah dalam Al-Quran Surat Ibrahim ayat 48 yang artinya :
“(Yang) pada hari (ketika) bumi diganti dengan yang lain dan (demikian pula) langit dan semuanya (di padang mahsyar) berkumpul menghadap kehadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.”
Dan dalam surat Al-Qashash ayat 88 yang artinya :
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan kepadanyalah kau dikembalikan “
Padahal dalam inti atom antara proton dan neutron terdapat energi ikat inti yang cukup besar. Maka kalau atom musnah, energi ikat inti ini akan menjadi energi panas (energi nuklir) yang sangat besar ibarat yang terjadi pada reaksi fisik atau reaksi pembelahan unsur-unsur radio aktif, kita ambil teladan saja pada unsur Besi (Fe)
Ketika tamat zaman terjadi dan benda-benda termasuk atom-atom hancur dan musnah, maka atom-atom dari unsur-unsur yang tidak bersifat radioaktif pun akan mengalami reaksi inti yang akan menghasilkan energi nuklir yang sama hebatnya.
Sebagai contoh, atom besi (Fe)
Atom Fe terdiri dari 26 proton, 30 neutron dan 26 elektron.
Massa 26 proton : 26 x 1,00728 = 26,18928 sma
Massa 30 neutron : 30 x 1,00866 = 30,25980 sma
56,44908 sma
Massa 26 elektron : 26 x 0,0005486 = 0,01426 sma
Massa 1 atom Fe = 56,46334 sma (menurut perhitungan)
Massa 1 atom Fe = 55,9340 sma (menurut pengamatan)
Massa yang hilang (efek masa) atau energi ikat Fe = 0,52844 sma
Selanjutnya energi ikat per nucleon dalam satuan MeV (Mega elektron Volt) :
Energi ikat = massa yang hilang (sma) x 931 MeV /sma
= 0,52844 Sekolah Menengan Atas X 931 MeV / sma
= 491,97764
Sedangakan 1 MeV = 1,602 . 10 -13 joule
Maka energi dalam satuan Kj/mol :
E = 491,97764MeV/atom x 1,602 . 1023 atom/mol
E = 4,745 . 1010 Kjoule/mol
Jadi besarnya energi yang dihasilkan dari proses hancurnya satu mol saja atau hanya 56 gram besi sanggup menghasilkan energi sebesar 4,745 . 1010 Kilo joule. Besarnya energi tersebut sama dengan pembakaran tepat dari kurang lebih 1000 ton kerikil bara (pembakaran tepat dari satu gram kerikil bara sanggup menghasilkan energi sebesar 32,8 Kjoule).
Jika aliran ini benar, maka sanggup kita bayangkan Bagaimana dahsyatnya kiyamat, yaitu hancurnya dunia dan jagat raya ini dengan kehancuran yang total hingga ke atom-atomnya, yang menyusun setiap benda. Karena dengan tamat zaman Allah akan mengganti dunia (bumi) ini dengan dunia (bumi) yang lain, ibarat yang Allah firmankan dalam surat Ibrahim 48 yang artinya :
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa ”. (Q.S Ibrahim;48)
Pada akhirnya, dalam atom senantiasa bergerak mengelilingi inti atom. Apabila elektron berhenti tidak bergerak, maka akan tejkadi gaya tarik-menarik yang mengakibatkan keduanya saling mendekat dan ahkirnya berbenturan dan musnahlah atom.
Untuk menghindari hal itu maka elektron harus bergerak dengan dengan kecepatan tertentu dan pada lintasan tertentu yang sudah diatur Allah Swt. Dengan demikian resultan gaya sentripetal dan gaya sentrifugal akan sama dengan nol. Sehingga keseimbangan antara elektron dan inti atom sanggup terjaga.
Keseimbangan yang terjadi di alam atom, juga dikarenakan antara proton dengan elektron jumlahnya sama dan sebanding. Hal ini merupakan peringatan tersendiri dari Allah semoga insan mau berfikir. Dengan aliran dan perenungan yang mendalam atas kondisi keseimbangan alam ini akan sanggup menghantarkan seseorang beriman pada Allah Yang Maha Pencipta dan Pengatur alam, termasuk alam atom.
Sungguh keterlaluan kalau seseorang atau seorang saintis, tetapi tidak beriman kepada Allah. Sebab pada hakikatnya segala sesuatu di muka bumi merupakan salah satu ayat-ayat atau tanda–tanda kebesaran dan kekuasaan Allah, dimana antara ayat-ayat kauniah dan ayat-ayat kauliyah terdapat titik temu dan saling menjelaskan.
Keadaan keseimbangan di alam atom identik dengn keseimbangan di alam raya (tata surya), dimana di dalam atom tersimpan banyak sekali belakang layar Allah yang belum terungkap sebab teramat kecilnya (tak kasat mata), demikian juga di alam raya, masih terlalu banyak belakang layar yang belum terungkap sebab teramat besar dan luasnya ciptaan Allah.
Sehingga kita akan mencicipi kebesaran dan kekuasaan Allah Yang Maha Pencipta, Tuhan semesta alam. Meski demikian kita disuruh dan ditantang untuk menyibak dan mengungkap rahasia-rashasia apa yang tersimpan dibalik semua ciptaan-Nya ini. Sehingga sanggup termanfaatkan oleh insan sebagai khalifah di muka bumi. Karena memang alam raya beserta isinya, intinya yakni perangkat pendukung bagi kehidupan insan dalam menjalani ujian di dunia. (*Oleh : Iing M. Tohir, Juara 1 lomba menulis artikel yang diadakan oleh HIMA Pendidikan Fisika UIN SGD Bandung tahun 2010)
Source: http://irema-smansa.blogspot.com
Sumber http://www.terasfisika.com
EmoticonEmoticon