Terkadang raga ini ingin menyerah. Terkadang jiwa ini merasa lelah. Berbagai rutinitas membebani diri ini.
Namun ku ingat satu hal. Bahwa rasa lelah ini kelak menjadi saksi. Di hari perhitungan nanti di mana tangan dan kaki bicara, dimana lisan dikunci, maka rasa lelah ini mungkin akan ikut bersaksi.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-6307354426047998"
data-ad-slot="8535325794">
Bahwa badan ini dulu dipakai untuk mencari rezeki anak dan istri. Bahwa rasa lelah di badan ini bukan dipakai untuk berfoya dan memuaskan diri.
Ku yakin bahwa semua pengorbanan ini akan terbayar. Karena hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha. Karena tidak akan sama insan yang hanya berleha-leha dengan insan yang berlelah-lelah mencari rezeki, menuntut ilmu, biar makin bersahabat pada-Mu.
Jika menuruti hawa nafsu, maka bantal guling serta kasur sangat menarik hati diri untuk terlelap tidur sepanjang hari. Jika menuruti hawa nafsu, maka pesawat televisi sangat aduhai untuk dinikmati sepanjang hari.
Tidak, tentu tidak. Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan tidur, bermalasan, berleha, dan berfoya. Andaikan kamu seorang hewan, tentu tidak mengapa kamu berbuat semaumu di dunia ini. Karena Takkan Ada timbangan yang akan kamu hadapi nanti di hari perhitungan.
Kita manusia. Kita diberi alat yang berjulukan akal. Itulah yang nanti harus kita pertanggungjawabkan.
Maka semoga lelah ini menjadi saksi. Bahwa pemilik badan ini selalu berusaha keras mendekati-Mu setiap saat, ya Allah….
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
EmoticonEmoticon