
Disrupsi (dari bahasa Inggris: Disruption) berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya ialah “tercabut dari akar”. Akhir-akhir Ini kata disrupsi menjadi populer, dan cukup ditakuti oleh masyarakat. Untuk itulah Pada kesempatan kali ini saya mencoba Menulis artikel yang berjudul hantu itu berjulukan disrupsi.
Saat ini memang istilah disrupsi lebih terkenal di bidang bisnis. Menurut versi saya, disrupsi memiliki pengertian keadaan di mana mulai tergerusnya sesuatu yang selama ini sudah berjalan begitu lama.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-6307354426047998"
data-ad-slot="8535325794">
Ada beberapa tumpuan yang sanggup kita amati sebagai akhir disrupsi:
- Saat ini banyak sentra perbelanjaan atau mall yang tutup sebab sepi pengunjung. Menurut para pakar ekonomi penyebabnya ialah orang dikala ini lebih suka berbelanja secara online.
- Rumah makan di kota-kota besar mulai sepi, sebab warga di kota-kota besar lebih suka memesan makanan yang diproduksi oleh katering rumahan dan diantar menggunakan layanan ojek online.
- Pekerjaan arsitektur, tukang bangunan, dan Insinyur terancam punah sebab dikala ini bangunan sudah sanggup dibentuk menggunakan printer 3 dimensi.
- Angkutan umum konvensional perlahan mulai tergusur dengan maraknya layanan taksi dan ojek online.
- Penerbit buku makin terancam keberadaannya sebab dikala ini buku elektronik atau e-book makin marak.
- Jasa biro perjalanan atau travel agent juga terancam keberadaannya. Karena untuk memesan hotel, tiket pesawat, bahkan hingga tiket konser, orang lebih suka memesannya lewat aplikasi yang ada di smartphone.
- Sekolah-sekolah dan sekolah tinggi tinggi konvensional juga terancam keberadaannya, sebab dikala ini mulai marak sekolah online dan juga homeschooling.
Contoh di Point terakhir merupakan bukti kasatmata bahwa disrupsi bukan hanya terjadi di dunia bisnis namun juga sedang dan akan terjadi di dunia pendidikan.
Sekolah atau sekolah tinggi tinggi yang tidak mau mengikuti keadaan dengan perubahan zaman harus siap-siap untuk gulung tikar. Begitu pula dengan guru yang hanya puas dengan ilmu yang didapatkan di dingklik kuliah dulu dan tidak mau lagi membuatkan diri maka siap-siaplah untuk tergusur.
Ayo jadi guru zaman now untuk memenangkan disrupsi

Saat ini memang disrupsi seolah tak Bisa dihindarkan. Melawan disrupsi sama saja dengan 1 Orang melawan gelombang tsunami.
Yang sanggup kita lakukan dikala ini hanyalah mentransformasi diri semoga siap menghadapi kala disrupsi ini.
Bagaimana caranya?
Saat ini marak istilah Kids zaman now, merekalah belum dewasa yang lahir dan dibesarkan di kala disrupsi. Maka untuk menghadapi belum dewasa tersebut kita juga harus mentransformasi diri menjadi guru zaman now.
Guru zaman now ialah guru yang haus ilmu. Guru zaman now ialah guru yang tidak pernah berhenti belajar. Guru zaman now ialah guru yang tidak aib bertanya kepada orang yang usianya berada di bawahnya. Guru zaman now ialah guru yang selalu ingin lebih baik dari hari ke hari.
Guru zaman now akan selalu mencari warta dimana dan kapan ada peluang untuk membuatkan diri atau menambah ilmu. Guru zaman Now tidak puas hanya dengan tiba pagi-pagi ke sekolah, kemudian mengajar siswa, kemudian pulang ke rumah. Guru zaman Now tidak aib dengan banyak sekali kekurangan yang ada di dirinya. Justru ia Ingin menutup kekurangan dirinya itu dengan banyak bertanya, banyak mencari ilmu, dan banyak bergaul dengan komunitas guru-guru hebat.
Menjadi guru zaman Now bukan berarti mencerabut kan diri dari nilai dan norma agama serta budaya. Karena sebenarnya kemajuan dan modernisasi peradaban akan sia-sia dan akan hancur jikalau berlepas diri dari agama. Sehingga guru zaman now juga akan rajin menuntut ilmu agama di samping ilmu-ilmu umum.
Jangan takut dengan disrupsi. Jangan menganggap disrupsi sebagai hantu yang harus ditakuti. Penyikapan kita terhadap disrupsi lah yang akan memilih apakah kita akan menjadi pemenang atau pecundang.
Sumber Gambar: Pixabay
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
EmoticonEmoticon