Saturday, February 3, 2018

√ Pengertian Inflasi Contoh, Indikator, Pengelompokan, Cara Mengatasi Menghitung

Inflasi


Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak sanggup disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.


 


Indikator inflasi


Indikator yang sering dipakai untuk mengukur tingkat inflasi yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu memperlihatkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).


Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.


 


Angka / nilai inflasi berdasarkan parah tidaknya




  1. Ringan (di bawah 10% setahun)




  2. Sedang (antara 10 – 30% setahun)




  3. Berat  (antara 30 – 100% setahun)




  4. Hiperinflasi (di atas 100% setahun)




 


Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain


1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas. [Penjelasan lebih detail mengenai IHPB sanggup dilihat pada web site Badan Pusat Statistik www.bps.go.id]


2. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang tamat (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.


 


Secara umum, inflasi sanggup mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.


 


Pengelompokan Inflasi


Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose – COICOP), yaitu:




  • Kelompok Bahan Makanan.




  • Kelompok Makanan Jadi, Minuman dan Tembakau.




  • Kelompok Perumahan.




  • Kelompok Sandang.




  • Kelompok Kesehatan.




  • Kelompok Pendidikan dan Olah Raga.




  • Kelompok Transportasi dan Komunikasi.




 


Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga √ Pengertian Inflasi Contoh, Indikator, Pengelompokan, Cara Mengatasi  Menghitung

Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil menawarkan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.


 


Faktor penyebab inflasi


1. Adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi undangan (demand pull inflation) dan dari ekspektasi inflasi


Faktor-faktor terjadinya cost push inflation sanggup disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (administered price) dan terjadi negative supply shocks akibat petaka dan terganggunya distribusi.


2. Kekacauan ekonomi dan politik


Situasi ekonomi dan politik di suatu negara juga mempengaruhinya. Bila suatu negara dalam kondisi yang tidak kondusif atau perang, harga-harga barang di negara tersebut cenderung mahal. Pernah terjadi di Indonesia ketika ada kekacauan politik dan ekonomi pada tahun 1998. Pada masa tersebut, levelnya di Indonesia mencapai 70% padalah level inflasi yang normal berkisar antara 3 hingga 4%.


Penyebab terjadinya dibagi menjadi banyak faktor dan beberapa diantaranya juga terjadi di Indonesia. Secara umum, inflasi merupakan tragedi atau tanda-tanda ekonomi yang tidak sanggup dihilangkan secara tuntas. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah biasanya hanya pada sebatas mengendalikan atau menguranginya.


3. Bertambahnya uang yang beredar


Teorinya disebabkan lantaran bertambahnya uang yang beredar dikemukakan oleh kaum klasik yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara jumlah uang yang beredar dengan harga-harga. Apabila jumlah barang tetap namun jumlah uang uang yang beredar lebih besar 2 kali lipat maka harga barang pun menjadi lebih mahal 2 kali lipat.


Jumlah uang yang beredar di masyarakat sanggup bertambah apabila suatu negara memakai sistem anggaran defisit. Sehingga untuk menutup kekurangan anggaran tersebut, negara mencetak uang gres yang mengakibatkan harga naik.


4. Campuran (Mixed inflation)


Inflasi adonan atau mixed inflation terjadi lantaran adanya kenaikan penawaran dan permintaan. Hal ini terjadi lantaran adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Ketika undangan terhadap suatu barang atau jasa bertambah, kemudia mengakibatkan penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun. Sementara itu, pengganti atau substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas atau tidak ada.


Keadaan yang tidak seimbang ini akan mengakibatkan harga barang dan jasa menjadi naik. Inflasi jenis ini akan sangat sulit diatasi atau dikendalikan ketika kenaikan supply akan suatu barang atau jasa lebih tinggi atau setidaknya setara dengan permintaan.


5. Ekspektasi (Expected inflation)


Expected inflation atau inflasi inspektasi terjadi sebagai jawaban dari sikap masyarakat yang beropini bahwa kondisi ekonomi di masa yang akan tiba akan menjadi lebih baik lagi.


Harapan masyarakat akan kondisi ekonomi di masa yang akan tiba juga sanggup mengakibatkan terjadinya inflasi undangan atau juga inflasi biaya produksi. Inflasi jenis ini tergolong sulit untuk dideteksi lantaran kejadiannya tidak terlalu signifikan.


 


Kenapa inflasi harus stabil?


Kestabilannya merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya menawarkan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh lantaran itu, pentingnya pengendaliannya didasarkan pada pertimbangan bahwa nilai inflasi yang tinggi dan tidak stabil menawarkan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.



Apa yang terjadi jika nilai inflasi tidak stabil?




  • Nilai / angka yang tinggi akan mengakibatkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.




  • Nilai / angka yang tidak stabil akan membuat ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris memperlihatkan bahwa nilai / angka yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melaksanakan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.




  • Tingkat nilai / angka domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga sanggup menawarkan tekanan pada nilai Rupiah.




 


Contoh dampak positif Inflasi


1. Peredaran / perputaran barang lebih cepat.

2. Produksi barang-barang bertambah, lantaran laba pengusaha bertambah.

3. Kesempatan kerja bertambah, lantaran terjadi aksesori investasi.

4. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, lantaran kenaikan pendapatan kecil.

5. Jika inflasi ringan, dapat meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang berangasan untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.


 


Contoh dampak negatif Inflasi


1. Harga barang-barang dan jasa naik.

2. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.

3. Menimbulkan tindakan spekulasi.

4. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.

5. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.


 


Cara Mengatasi Inflasi


Usaha untuk mengatasinya harus dimulai dari penyebab terjadinya biar sanggup dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasinya relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar. Berikut ini kebijakan yang diperlukan sanggup mengatasinya:


1. Kebijakan Moneter, segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan ini meliputi:



  • Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku bunga bank, hal ini diperlukan undangan kredit akan berkurang.

  • Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang.

  • Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI.

  • Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pinjaman kredit

  • Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan Bank Indonesia pada tanggal 13 Desember 1965 yang melaksanakan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1


2. Kebijakan Fiskal, sanggup dilakukan dengan cara:



  • Menaikkan tarif pajak, diperlukan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak kepada pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga sanggup mengurangi jumlah uang yang beredar.

  • Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

  • Mengadakan pinjaman pemerintah, contohnya pemerintah memotong honor pegawai negeri 10% untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.


3. Kebijakan Non Moneter, sanggup dilakukan melalui:



  • Menaikan hasil produksi, Pemerintah menawarkan subsidi kepada industri untuk lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun.

  • Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan memilih harga maksimum bagi barang-barang tertentu.

  • Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan upah disaat sedang inflasi.


 


Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga √ Pengertian Inflasi Contoh, Indikator, Pengelompokan, Cara Mengatasi  Menghitung

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.


 


Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi


Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan mempunyai kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya dihentikan diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah.


Hal ini disebabkan lantaran sejumlah studi memperlihatkan bahwa bank sentral yang kurang independen—salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan memakai kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian—akan mendorong tingkatnya yang lebih tinggi.


Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik.


Hal ini disebabkan lantaran nilai sebuah mata uang sanggup bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.


 


Data index inflasi Indonesia


Untuk mengecek angka / nilainya mohon klik website resmi Bank Indonesia


 


Teori inflasi


1. Teori Kuantitas


Teori ini yaitu teori yang tertua, tetapi dalam perkembangannya teori ini mengalami penyempurnaan oleh para hebat ekonomi Universitas Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum moneteris (monetarist models). Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan impian (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi.


2). Teori Keynes


Teori Keynes mempunyai pandangan bahwa yang paling memilih kestabilan kehidupan ekonomi nasional yaitu undangan masyarakat (effective demand), hal ini terkait dengan produksi dan kapasitas produksi yang tersedia.Rendahnya kapasitas barang yang diproduksi berakibat harga barang menjadi naik, jadinya timbul lagi inflasi.


3). Teori Strukturalis


Menurut teori ini yang mempengaruhi perekonomian ada dua hal penting yang sanggup menimbulkan inflasi yaitu :



  • Ketidakelastisan penerimaan ekspor.

  • Ketidakelastisan penawaran atau produksi materi makanan di dalam negeri.


 


Cara menghitung laju inflasi


Untuk mengukur tingkat harga secara makro, biasanya memakai pengukuran Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Indeks (CPI). Indeks Harga Konsumen (IHK) sanggup diartikan sebagai indeks harga dari biaya sekumpulan barang konsumsi yang masing-masing diberi bobot berdasarkan proporsi belanja masyarakat untuk komoditi yang bersangkutan.


Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan presentase yang dipakai untuk menganalisis tingkat/laju inflasi. IHK juga merupakan indicator yang dipakai pemerintah untuk mengukur inflasi yang ada di Indonesia.


GNP deflaktor yaitu rasio GNP nominal pada tahun tertentu terhadap GNP riil pada tahun berikut. Hal ini merupakan ukuran inflasi dari periode dimana harga dasar untuk perhitungan GNP riil dipakai hingga GNP sekarang. Perhitungan cara ini melibatkan semua barang yang diproduksi.


Indeks Harga Produsen (IHP) ini mengukur harga barang yang dibeli oleh produsen yang mencakup materi mentah dan barang setengah jadi. IHP ini juga dipakai untuk mengukur indeks harga pada awal distribusi.


Rumus untuk menghitung IHK adalah:


IHK = Pn/Po X 100


Diketahui:


Pn = Harga sekarang


Po = Harga pada tahun dasar


Contoh:


Harga untuk jenis barang tertentu pada tahun 2005 Rp 10.000,00 per unit, sedangkan harga pada tahun dasar Rp 8.000,00 per unit maka indeks harga pada tahun 2005 sanggup dihitung sebagai berikut:


Jawab:


IHK = Rp 10.000,00/ Rp 8.000,00 X 100 = 125


 


Bacaan Lainnya



 


Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai


Respons “ohh begitu ya…” akan sering terdengar bila Anda memasang applikasi kita!


Siapa bilang mau pandai harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan warta yang membuat Anda menjadi lebih smart!



 


Sumber: Economic HelpInvestopediaThe World Bank Group


                       


Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”

Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya








Sumber aciknadzirah.blogspot.com


EmoticonEmoticon