Halo teman-teman, melihat judul di atas tentunya sangat menakutkan juga ya. Tapi apa daya memang begitu adanya kok, masa sih?. Memang benar ya, kota Jakarta dapat karam dan nanti menjadi the next Atlantis?. Jakarta ibukota kita tercinta ini kini di satu sisi tengah mengalami pembangunan yang pesat di banyak sekali akomodasi umum, namun disisi lain kota ini sedang berada dibawah bahaya mengerikan yaitu TENGGELAM. Inilah 5 faktor mengapa Jakarta dapat karam lebih cepat dari perkiraan.
1. Global Warming
Fenomena global warming ini sudah terjadi semenjak era revolusi Industri. Kegiatan insan semakin memperbanyak konsentrasi gas efek rumah beling dari industri dan transportasi. Hal ini menciptakan suhu rata-rata atmosfer meningkat dari kurun ke abad. Peningkatan suhu ini berdampak pada mencairnya es di kurub dan pegunungan. Dampak lanjutannya ialah meningkatnya permukaan air laut. Kota-kota yang berada di akrab pantai akan terkena dampak ini sehingga harus mewaspadainya.
2. Pesatnya Pembangunan
Pembangunan disatu sisi menciptakan Jakarta semakin menjadi kota metropolitan namun di sisi lain pemangunan bangunan beton di banyak sekali sisi menciptakan permukaan Jakarta semakin menurun setiap tahun. Menurut data penelitian Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS) saja di kawasan Muara Baru dari tahun 1970an - 2010, terjadi penurunan 4 meter. Ini gres satu wilayah dan yang lainnya sama mengalami penurunan.
3. Ledakan Penduduk
Jakarta ialah kota terpadat di Indonesia dengan total lebih dari 10 juta jiwa. Bisa dibayangkan pengapnya kota ini. Ledakan penduduk ini tentu akan berdampak pada kondisi lain. Konsumsi air tanah melonjak tajam sehingga volume air tanah menurun dan rongga udara akan banyak menghiasi di bawahnya maka penurunan tanah ialah dampak paling akhir. Padatnya penduduk menciptakan kebutuhan akomodasi menyerupai rumah, apartemen, kantor, jalan, rel kereta dan lainnya meningkat. Beban dari pembangunan tersebut akan mempercepat penurunan daratan Jakarta. Gambar: disini
![]() |
Banjir Jakarta tahun 2013 |
4. Pendangkalan Sungai
Ada belasan sungai yang bermuara di Jakarta sehingga susukan air tersebut harus dipelihara dengan baik. Namun kini pendangkalan sungai sudah banyak terjadi di semua sungai. Pendangakalan ini disebabkan faktor alami yaitu dari abrasi sungai dan limbah masyarakat. Kombinasi antara sampah dengan sedimen lumpur ini menciptakan kedalaman sungai menurun. Jika hujan lebat di hulu maka daya tampung air sungai menurun sehingga air meluap dan membanjiri kawasan disekitarnya. Masyarakat harus sadar semoga tidak membuang sampah ke sungai lantaran ini adalah bom waktu yang siap meledak. Sebenarnya salah satu faktor banjir sering terjadi di Jakarta yaitu lantaran budaya masyarakat yang buang sampah ke sungai dan mereka seolah tidak menyadarinya atau akal-akalan amnesia.
5. Tata Kota Buruk
Sebuah kota harus mempunyai perencanaan wilayah yang baik semoga dapat mendatangkan kenyamanan bagi setiap penghuninya. Jakarta dikala ini memang tengah berbenah di banyak sekali sisi untuk berevolusi menjadi kota yang layak huni. Akan tetapi penataan ruang di Jakarta masih sangat jauh dari harapan. Persentase ruang terbuka hijau masih jauh dari standar pemerintah. Saluran-saluran air di Jakarta masih sempit, beda halnya dengan di Tokyo atau London. Bangunan-bangunan liar dan kumuh masih banyak berdiri. Hal ini menjadi bom waktu yang mengancam di masa depan. Lihat saja dikala hujan datang, niscaya beberapa lokasi sudah tergenang. Ini gres hujan sebentar, bagaimana jika sehari semalam atua berhari-hari tentu sudah niscaya akan banjir besar. Jakarta merupakan tempat muara belasan sungai dan berada di dataran rendah. Desain pembangunan sesuai karakteristik fisik wilayah dikedepankan semoga masa depan Jakarta masih dapat terselamatkan. Kita harus mengambil pelajaran dari Amsterdam, meskipun berada di bawah muka air bahari namun mereka berinisiatif membangun tanggul raksasa untuk mengontrol air bahari semoga tidak masuk ke darat.
Gambar: disini
Sumber http://www.gurugeografi.id
EmoticonEmoticon