Friday, June 29, 2018

√ Pengertian Kota Berdasarkan Mahir Geografi

Kamu yang tinggal di kota tentu akan gampang menjawab jikalau diberikan pertanyaaan, apa itu definisi kota?. Ada yang menjawab macet, banyak gedung, jalan, mall dan lainnya. Namun dalam perjuangan merumuskan pengertian kota, para hebat geografi mempunyai pendapat masing-masing yang beralasan. Berikut ini pengertian berdasarkan para ahli:

Mayer, melihat kota sebagai kawasan bermukim penduduknya, baginya yang penting bukan rumah, jalan, rumah ibadah, kantor, taman, sungai dan lainnya melainkan penghuninya yang membuat semua bangunan tadi. Meski sebagai pemukiman dan wadah komunikasi insan penting, untuk memahami kota lewat faktor manusianya yang sangat esensial.

Ini menyangkut nilai, perasaan, kenangan mereka dalam berorganisasi. Kota memang mewujudkan penciptaan peradaban meski awal mulanya berasal dari pedesaan.

Mumford, lebih melihat kota sebagai suatu kawasan pertemuan yang berkiblat ke luar. Malahan sebelum kota menjadi kawasan tinggal tetap, orang-orangnya bolak-balik dari desa untuk berkunjung secara teratur. Di situ kota ibarat magnet yang semakin besar tarikannya baik dari sisi ekonomi maupun keagamaan. Sebaliknya desa ialah bentuk pemukiman yang penduduknya berkiblat ke dalam dan menolak orang luar, sifat orangnya relatif kaku dan serba curiga.
Kamu yang tinggal di kota tentu akan gampang menjawab jikalau diberikan pertanyaaan √ Pengertian Kota Menurut Ahli Geografi
Kota Bandung Paris van Java
Max Weber, memandang kota ialah jikalau penghuninya sebagian besar penghuninya bisa memenuhi kebutuhannya lewat pasar setempat. Adapun barang kebutuhannya dibuat setempat pula dan ada yang dipasok dari pedesaan. Ini ialah sifat dasar dari kosmopolitan kota yang menjadi hakikat kota. Kaprikornus sifat kota lebih pada pasarnya.

Christaller, dengan central place theory nya menerangkan fungsi kota sebagai penyelenggaraan dan penyediaan jasa bagi wilayah di sekitarnya. Kota merupakan sentra pelayanan. Kaprikornus kota bukan sentra pemukiman pada awalnya melainkan sentra pelayanan. Sejauh mana sebuah kota menjadi sentra pelayanan bergantung kepada sejauh mana pedesaan disekitarnya memanfaatkan jasa-jasa kota.

Sjoberg, melihat lahirnya kota lebih dari timbulnya suatu golongan seorang hebat non agraris dimana yang berpendidikan merupakan bab penduduk yang terpenting. Mereka itu ialah para kaum literat ibarat pujangga, sastrawan, hebat agama. Setelah semua berkumpul barulah ada pembagian kerja tertentu dalam kehidupan kota.

Wirth, memandang kota sebagai suatu sentra permukiman yang relatif besar padat dan permanen dengan penduduk yang heterogen kedudukan sosialnya. Karena itu korelasi sosial antara penghuninya longgar, hirau dan kekerabatan nya sangat kendur atau kekerabatan tidak erat.

Marx dan Engels, memandang kota sebagai perserikatan yang dibuat guna melindungi hak milik dan guna memperbanyak alat produksi untuk memertahankan diri para penduduknya. Bedanya dengan desa, di kota terjadi pemisahan yang besar antara acara rohani dan materi. Individu-individu terbagi atas dua golongan acara itu sehingga terasa ada pemisahan.

Harris dan Ullaman, melihat kota sebagai sentra untuk pemukiman dan pemanfaatan bumi oleh manusia. Manusia disana unggul dalam mengeksploitasi bumi, buktinya pertumbuhan kota pesat dan terus mekar. Namun selain mekar, pemiskinan juga terjadi pada manusianya sehingga muncul banyak sekali duduk masalah sosial.

Sumber: Geografi Kota Dan Desa, Daldjoeni.
Gambar: news.bbc.co.uk

Sumber http://www.gurugeografi.id


EmoticonEmoticon