Guru merupakan salah satu profesi yang sangat banyak diminati ketika ini. Menjadi seorang guru yaitu sebuah pujian tersendiri. Guru merupakan sebuah profesi yang menuntut kita terus mencar ilmu dan berkembang setiap saat. Namun ada beberapa kesalahan fatal seorang guru yang bisa ia lakukan ketika menjalani profesinya. Berikut ini 7 kesalahan fatal guru:
![]() |
Ayo jadi guru yang tangguh |
1. Menjadi guru sebab terpaksa
Pada dasarnya di Indonesia untuk menjadi seorang guru itu harus lulusan keguruan. Seorang guru harus mempunyai kompetensi keguruan yang baik dan dihasilkan dari sekolah keguruan. Seseorang yang masuk sekolah keguruan berarti ia siap untuk menjadi guru yang mahir bagi siswanya. Namun pengalaman saya, masih banyak orang yang menjadi guru sebab terpaksa. Saya pernah bertemu teman yang menjadi guru sebab tidak ada pekerjaan lain. Artinya secara implisit guru yaitu profesi yang bersifat opsional, semua kalangan bisa masuk asalkan ia mau saja. Memang tidak salah menjadi guru sebab terpaksa, namun harus diimbangi dengan kemauan untuk belajar. Jika ia menjalani profesi secara terpaksa maka ia tidak akan 100% mengerahkan kemampuan terbaiknya.
2. Tidak merencanakan pembelajaran
Membuat lesson plan atau perencanaan pembelajaran yaitu salah satu kemampuan yang paling penting bagi seorang guru. Kegiatan mencar ilmu yang baik akan berkualitas akan terjadi bila direncanakan dengan baik. Itulah mengapa saya sangat tidak oke bila seorang guru terlalu banyak mendapat aktivitas pelajaran dalam satu minggu. Merencanakan pembelajaran perlu waktu dan saya yakin bila guru tidak merencanakan pembelajaran maka di kelas mungkin hanya asal menjelaskan saja tanpa skenario. Saya pun dulu pertama menjadi guru ibarat itu, namun perlahan saya mencar ilmu tahun demi tahun bersama guru lain atau ikut seminar.
3. Tidak ikut komunitas
Sekarang ini kegiatan peningkatan kompetensi guru yaitu melalui jalur komunitas mencar ilmu di regional masing-masing. Jika guru tidak ikut komunitas maka secara pribadi ia tidak mau mengembangkan dirinya. Kalaupun tidak bisa mengikuti tatap muka, di banyak sekali medsos sekarang sudah banyak komunitas guru online yang bisa dimanfaatkan. Ikut komuitas menciptakan kita semakin berkembang, banyak teman dan sebagai sarana diskusi.
4. Malas menulis
Seorang guru niscaya jago menulis, paling tidak di papan tulis, bukan?. Mengapa tidak mencoba buat blog atau menulis buku?. Coba bila goresan pena anda di papan tulis selama setahun dibuatkan buku ada berapa halaman jadinya?. Menulis akan menambah tajam analisa dan menciptakan dirinya berkembang. Sudah banyak guru-guru yang menulis dan karyanya dimanfaatkan banyak orang. Ini tentu bisa menjadi sumber pahala dan pemanis penghasilan bukan?. Sekarang ini di Indonesia sudah banyak guru-guru yang jago menulis dan sudah bisa berkeliling Indonesia berbagi ilmu dan pengalamannya.
5. Fokus hanya mengejar tunjangan
Sejak beberapa tahun lalu, guru di Indonesia memang banjir tunjangan-tunjangan. Hal ini tentu sangat baik semoga kesejahteraan guru meningkat. Namun jangan hingga pemberian menjadi prioritas utama guru. Tunjangan yaitu alat pelecut guru semoga lebih baik dalam mengelola siswa. Anak-anak yaitu prioritas utama kita. Jika kita tulus dan tulus membangun bawah umur kita maka insaallah pemberian akan menjadi berkah dan tidak sulit didapat. Sisihkanlah sebagian pemberian untuk membeli buku atau membeli sesuatu buat siswa-siswi kita di rumah dan sekolah.
6. Tidak menjadi teladan
Guru yang terbaik yaitu keteladanan, itu sudah menjadi prinsip. Jika kita tidak bisa menjadi contoh yang baik dalam segala hal baik itu kedisiplinan, penampilan, gaya hidup dan lainnya maka bagaimana kita bisa menjadi guru yang baik?. Jika ingin siswanya berprestasi maka gurunya juga harus berjuang untuk mendapat prestasi. Ada guru yang masih merokok di sekolah misalkan, itu tentu menjadi suatu hal yang tidak baik. Atau ada guru yang jarang masuk tanpa alasan, ini menjadi suatu kerugian bagi siswa.
7. Malas mencar ilmu administrasi hidup
Guru sama halnya dengan insan lain perlu administrasi hidup. Jika kita tidak mencar ilmu administrasi hidup maka kehidupan kita juga akan sulit. Guru juga harus mencar ilmu enterpreneurship dengan baik. Jika ia bisa sukses sebagai guru dan entepreneur maka ilmunya bisa ditularkan kepada anak didiknya. Bacalah artikel atau goresan pena wacana administrasi hidup di masa kini. Terlebih untuk guru swasta atau honor, maju tidaknya hidup sangat tergantung kepada daya juang ia untuk survive. Mulailah untuk berwiraswasta atau menciptakan produk-produk kreatif yang bermanfaat. Jika kebutuhan hidup kita sudah terpenuhi dengan baik maka kita akan fokus mengajar bawah umur dengan baik tanpa memikirkan kondisi dapur kita esok, lusa dan seterusnya.
Sumber http://www.gurugeografi.id
EmoticonEmoticon