Sunday, May 27, 2018

√ Perbedaan Teori Big Bang Dan Keadaan Tetap

Alam semesta merupakan sebuah ruang yang sangat luas dan didalamnya terdapat banyak sekali macam komponen mulai dari bahan gelap, energi gelap, galaksi, bintang, planet dan masih banyak lagi. Bagaimana alam semesta ini sanggup tercipta?. Apakah insan sanggup menjelaskan teori terbentuknya alam semesta?. Baca juga: Unsur kehidupan masyarakat desa

Dalam dunia sains, ilmuwan sering melaksanakan pemodelan untuk menjelaskan wacana suatu fenomena fisis yang riilnya tidak sanggup terjangkau oelh indera penglihatan sebab dimensi fenomena itu sangat kecil atau sangat besar. Ambil pola model atom dalam fisika, dimana pemodelan atom menyerupai sebuah inti yang dikelilingi elektron-elektron. Model ini sanggup diterima sampai sekarang dan sangat penting untuk penelitian lanjutan. Jarang sekali sebuah model yang diajukan ilmuwan pribadi mapan namun sanggup gugur atau mengalami penyempurnaan diadaptasi dengan data empiris melalui riset. Jika model ini diterima secara umum dan terbukti keabsahannya maka meningkat menjadi "teori". 

Baca juga:
Ciri sistem pembagian terstruktur mengenai iklim Koppen
Perbedaan lokasi adikara dan relatif

Begitupula wacana alam semesta, dari dulu insan berlomba mencari model dan teori wacana proses terbentuknya alam semesta. Akan tetapi sampai ketika ini ada setidaknya 2 teori yang sering diperdebatkan yaitu Big Bang dan Keadaan Tetap.

Teori Big Bang
Big Bang merupakan suatu teori yang menjelaskan bahwa alam semesta itu mengalami permulaan alias tidak serta merta ada. Big Bang menjelaskan alam semesta muncul dari ketiadaan. Menurut teori standar, alam semesta ini melompat menjadi ada sebagai "singularitas" sekitar 13,7 milyar tahun lalu. Singularitas merupakan sebuah zona yang menantang pemahaman insan wacana fisika. Ilmuwan memprakirakan singularitas ada pada sebuah lubang hitam atau black hole. Black hole merupakan suatu tempat bertekanan gravitasi sangat masif dimana bahan yang masuk ke dalamnya tidak akan pernah kembali lagi. Zona menyerupai ini dinamakan zona kepadatan tak terbatas atau singularitas. Alam semesta ini diperkirakan berasal dari satu titik yang sangat kecil, panas, padat alias bervolume nol. Darimana titik itu muncul?. Kita tidak tahu, mungkin hanya Tuhan yang tahu. Baca juga: Memahami reaksi bowen pada batuan

Sesaat sehabis ledakan, material kemudian meluas, mendingin membentuk banyak sekali manifestasi menyerupai galaksi, planet, bintang, komet dan lainnya. Bukti teori Big Bang ialah adanya temuan objek di lam semesta semakin menjauh. Hal ini mengambarkan adanya pengembangan dari suatu titik di masa lalu. Pendukung teori ini ialah Stephen Hawking dan Einstein.

Teori Keadaan Tetap
Teori ini disebut juga Steady State, menjelaskan wacana alam semesta itu statis. Alam semesta selalu berkembang namun menjaga kepadatan rata-rata yang konstan, bahan yang hilang akan digantikan bahan baru. Menurut teori ini alam semesta tidak ada awal dan akhir, rata-rata kerapatan galaksi sama. Teori ini dikemukakan oleh Sir James Jeans tahun 1920 kemudian direvisi terakhir oleh Sir Fred Hoyle. Pengamatan tahun 1950 telah membuktikan bahwa teori ini tidak sanggup diterima dan Big Bang ialah teori yang disetujui sampai kini. Teori Keadaan Tetap menolak keberadaan Tuhan dan mengabaikan konsep penciptaan. Baca juga: Air tanah freatik dan artesis

Sumber gambar: disini

Sumber http://www.gurugeografi.id


EmoticonEmoticon