Sunday, June 24, 2018

√ Pengertian Pembelajaran Think Talk Write (Ttw)

A. Pengertian Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Think Talk Write (TTW) diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin. Pada dasarnya pembelajaran ini dibangun melalui proses berpikir, berbicara dan menulis. Tife pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) merupakan salah satu dari tife pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dimulai dengan bagaimana siswa memikirkan penyelesaian suatu kiprah atau masalah, kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil pemikirannya melalui lembaga diskusi, dan kesudahannya melalui lembaga diskusi tersebut siswa sanggup menuliskan kembali hasil pemikirannya. Aktivitas berpikir, berbicara dan menulis ini ialah salah satu bentuk kegiatan berguru mengajar yang memperlihatkan peluang kepada siswa untuk berpartisipasi aktif. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembelajaran memakai tipe ini ialah berpikir (Think),  berbicara (Talk), dan  menulis (Write). Dalam penelitian ini Think Talk write (TTW) akan digabungkan dengan Problem Based learning (PBL).

Menurut Porter (1992:179) bahwa Think Talk Write (TTW) ialah pembelajaran dimana siswa diberikan kesempatan kepada akseptor didik untuk memulai berguru dengan memahami pemasalahan terlebih dahulu, kemudian terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok, dan kesudahannya menuliskan dengan bahasa sendiri hasil berguru yang diperolehnya.

Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) sanggup menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan persoalan (Yamin dan Ansari, 2012: 84). Alur kemajuan taktik Think Talk Write (TTW) dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri sehabis proses membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengarkan, selanjutnya berbicara dan membagi inspirasi dengan temannya kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

Pembelajaran dengan taktik Think Talk Write (TTW) ini, guru mengarahkan siswa untuk mencari atau menilik dan menunjukan sendiri kebenaran suatu konsep matematika yang dibutuhkan untuk menuntaskan suatu persoalan matematika. Dalam pelaksanaannya, siswa dilatih untuk bernalar, bekerjasama, mengkomunikasikan, dan merumuskan kesimpulan sendiri dari hasil diskusi atau penyelidikannya. Kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran matematika dengan taktik Think Talk Write (TTW) ialah pemahaman siswa mengenai konsep yang dipelajarai menjadi lebih baik.
 
Strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) melibatkan 3 tahap penting yang harus dikembangkan dan dilakukan dalam pembelajaran matematika, yaitu sebagai berikut :

1. Berpikir (Think)

Menurut Kamus Inggris-Indonesia bahwa Think artinya berfikir. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berfikir artinya memakai kebijaksanaan sehat untuk mempertimbangkan dan menetapkan sesuatu. berfikir ialah kegiatan mental untuk sanggup merumuskan pengertian, menyintesis dan menarik kesimpulan.Dalam berfikir, otak seringkali mengingat informasi dengan gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan suara. Otak ialah mesin pembuat makna yang mencari-cari kecocokan dengan pengalaman sebelumnya. Ilmuwan saraf menyampaikan bahwa 90% masukan indra untuk otak berasal dari sumber visual dan otak mempunyai tanggapan cepat dan alami terhadap simbol, ikon dan gambar yang sederhana dan kuat. Seperti membuat gambar yang unik untuk menjelaskan konsep pada mata pelajarann matematika. Sehingga konsep itu berubah dari abnormal menjadi faktual dan gampang dimengerti (Porter, 2010:145).

Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) memberi kesempatan kepada siswa untuk berguru sendiri, alasannya berguru sendiri mempunyai imbas yang baik terhadap kemampuan dalam memahami suatu konsep sebagaimana dikemukakan oleh Hudoyo (2003:109) “……..jika siswa aktif melibatkan dirinya di dalam menemukan suatu prinsip dasar  siswa itu akan mengerti konsep tersebut lebih baik, mengingat lebih usang dan bisa memakai konsep tersebut dalam konterks yang lain”.

Menurut Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari (2012:85) Aktivitas berfikir (think) sanggup dilihat dari proses membaca suatu teks matematika atau berisi kisah matematika kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Dalam tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan tanggapan (strategi penyelesaian), membuat catatan apa yang telah dibaca, baik itu berupa apa yang diketahuinya, maupun langkah-langkah penyelesaian dalam bahasanya sendiri.

Menurut Marzuki (2006:27) bahwa berpikir yang dilakukan insan meliputi lima dimensi yaitu :
1. Metakognisi, merupakan kesadaran seseorang wacana proses berpikirnya pada dikala melaksanakan kiprah tertentu dan kemudian memakai kesadaran tersebut untuk mengontrol apa yang dilakukan.

2. Berpikir kritis dan kreatif, merupakan dua komponen yang sangat mendasar. Berpikir kritis merupakan proses penggunaan kemampuan berpikir secara efektif yang sanggup membantu seseorang untuk membuat, mengevaluasi, serta mengambil keputusan wacana apa yang diyakini serta dilakukan. Sedangkan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang bersifat spontan, terjadi alasannya adanya kode yang bersifat internal dan keberadaannya tidak bisa diprediksi.

3. Proses berpikir, mempunyai delapan kompenen utama yaitu pembentukan konsep,pembentukan prinsip, pemahaman, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, penelitian, penyusunan, dan berwacana secara oral.

4. Kemampuan berpikir utama, juga mempunyai delapan komponen yang memfokuskan, kemampuan mendapat informasi, kemampuan mengingat, kemampuan mengorganisasikan, kemampuan menganalisis, kemampuan

5. menghasilkan, kemampuan mengintegrasi, serta kemampuan mengevaluasi.

6. Berpikir matematik tingkat tinggi, pada hakekatnya merupakan non-prosedural yang antara lain meliputi hal-hal berikut : kemampuan mencari dan mengeksplorasi pola, kemampuan memakai fakta-fakta, kemampuan membuat ide-ide matematik, kemampuan berpikir dan bernalar secara fleksibel, serta menetapkan bahwa suatu pemecahan persoalan bersifat logis.

B. Kelebihan dari taktik Pembelajaran Think Talk Write (TTW) 

Menurut Suseli (2010:39), kelebihan dari penggunaan taktik pembelajaran Think Talk Write (TTW) yaitu sebagai berikut : 1) Mendidik siswa lebih mandiri, 2) Membentuk kerjasama tim, 3) Melatih berfikir, berbicara dan membuat catatan sendiri, 4) Lebih memperlihatkan pengalaman pribadi, 5) Melatih siswa berani tampil, 6) Bertukar informasi antar kelompok/siswa, 7) Guru hanya sebagai pengarah dam pembimbing, 8) Siswa menjadi lebih aktif.

Berdasarkan kelebihan-kelebihan dalam penggunaan taktik Think Talk Write (TTW) diatas, merupakan suatu tindakan yang sempurna apabila taktik ini diterapkan pada proses KBM dengan tanpa mengurangi kualitas namun diharapkan sanggup memperbaiki dan meningkatkan tujuan pembelajaran.

C. Sintaks dalam taktik Pembelajaran Think Talk Write (TTW) 

Startegi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) mempunyai langkah-langkah (sintaks) dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
 

1. Pendahuluan 
a. Menginformasikan bahan yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Menjelaskan wacana teknik pembelajaran dengan taktik TTW serta tugas-tugas dan kegiatan siswa.
c. Melakukan apersepsi.
d. Memberikan motivasi semoga siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
e. Membagi siswa dalam kelompok kecil (2 – 3 siswa).

2. Kegiatan inti 

a. Guru membagi Lembar Kerja siswa (LKS) yang berisi persoalan yang harus diselesaikan oleh akseptor didik. Jika diharapkan diberikan sedikit petunjuk.
 

b. Peserta didik membaca persoalan yang ada dalam Lomba Kompetensi Siswa dan membuat catatan kecil secara individu wacana apa yang ia ketahui dan tidak ketahui dalam persoalan tersebut. Ketika akseptor didik membuat catatan kecil inilah akan terjadi proses berpikir (think) pada akseptor didik. Setelah itu akseptor didik berusaha untuk meyelesaikan persoalan tersebut secara individu. Kegiatan ini bertujuan semoga akseptor didik sanggup membedakan atau menyatukan ide-ide yang terdapat pada bacaan untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sendiri.
 

c. Peserta didik berdiskusi dengan sahabat dalam kelompok membahas isi catatan yang dibuatnya dan penyelesaian persoalan dikerjakan secara individu (talk). Dalam kegiatan ini mereka memakai bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk memberikan ide-ide matematika dalam diskusi. Diskusi diharapkan sanggup menghasilkan solusi atas soal yang diberikan. Diskusi akan efektif jikalau anggota kelompok tidak terlalu banyak dan terdiri dari anggota kelompok dengan kemampuan yang heterogen.

d. Dari hasil diskusi, akseptor didik secara individu merumuskan pengetahuan berupa tanggapan atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan solusi) dalam bentuk goresan pena (write) dengan bahasanya sendiri. Pada goresan pena itu akseptor didik menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi.
 

e. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan kelompok lain diminta memperlihatkan tanggapan.
 

f. Kegiatan simpulan pembelajaran ialah membuat refleksi dan kesimpulan atas bahan yang dipelajari. Sebelum itu dipilih beberapa atau satu orang akseptor didik sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawabannya, sedangkan kelompok lain diminta memperlihatkan tanggapan.

3. Kegiatan Penutup. 

Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari bahan yang telah dipelajari

#Pengertian Pembelajaran Think Talk Write (TTW) 

Sumber http://www.rijal09.com


EmoticonEmoticon