Saturday, June 23, 2018

√ Pengertian Pendekatan Saintifik

A. Pengertian Pendekatan Saintifik 
Pendekatan saintifik yaitu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa semoga akseptor didik secara aktif mengkonstruk konsep, aturan dan prinsip melalui tahapan – tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan banyak sekali teknik, menganalisa data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, aturan atau prinsip yang “ditemukan”( Hosnan,2014: 34). Dalam pembelajaran saintifik diperlukan tercipta kondisi pembelajaran yang mendorong akseptor didik untuk mencari tahu isu dari banyak sekali sumber melalui  observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Pembelajaran yang melibatkan pendekatan saintifik akan melibatkan keterampilan proses, ibarat kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk pengajuan hipotesis atau pengumpulan data. Menurut Sani (2014: 51) metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Oleh lantaran itu, percobaan sanggup diganti dengan kegiatan memperoleh isu dari banyak sekali sumber. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, pertolongan atau bimbingan guru tetap dibutuhkan.

B. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik 

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah  (1) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi akseptor didik. (2) untuk membentuk kemampuan akseptor didik dalam menuntaskan suatu persoalan secara sistematik. (3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana akseptor didik merasa bahwa berguru itu merupakan suatu kebutuhan. (4) diperolehnya hasil berguru yang tinggi (5)  untuk melatih akseptor didik dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah (6) untuk menyebarkan abjad akseptor didik (Hosnan, 2014).

C. Prinsip – Prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Beberapa pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Pembelajaran berpusat pada siswa,
2. Pembelajaran membentuk student self concept,
3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme,
4. Pembelajaran menawarkan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, aturan dan prinsip,
5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berfikir siswa,
6. Pembelajaran meningkatkan motivasi berguru siswa dan motivasi mengajar guru,
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi,
8. Adanya proses validasi terhadap konsep, aturan dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya. ( Hosnan,2014 : 37)

D. Langkah – langkah  umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan memakai pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses pembelajaran mencakup menggali isu melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu sempurna diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi ibarat ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah (Hosnan, 2014).
Dalam buku Materi Pelatihan Guru, Syarif memaparkan  bahwa pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan menjadi liam pengalaman belajar, sebagai berikut :

1. Mengamati (observasi) 

Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini mempunyai keunggulan tertentu, ibarat menyajikan media obyek secara nyata, akseptor didik bahagia dan tertantang, dan gampang pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu akseptor didik. Sehingga proses pembelajaran mempunyai kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan akseptor didik untuk melaksanakan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi akseptor didik untuk melaksanakan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diperlukan yaitu melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
 
2. Menanya 

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada akseptor didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing akseptor didik untuk sanggup mengajukan pertanyaan: pertanyaan wacana yang hasil pengamatan objek yang konkrit hingga kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual hingga kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana akseptor didik dilatih memakai pertanyaan dari guru, masih memerlukan pertolongan guru untuk mengajukan pertanyaan hingga ke tingkat di mana akseptor didik bisa mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu akseptor didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin sanggup dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari isu yang lebih lanjut dan bermacam-macam dari sumber yang ditentukan guru hingga yang ditentukan akseptor didik, dari sumber yang tunggal hingga sumber yang beragam.
 Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, yaitu mengajukan pertanyaan wacana isu yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapat isu komplemen wacana apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual hingga ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diperlukan dalam kegiatan ini yaitu menyebarkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan berguru sepanjang hayat.

3. Mengumpulkan Informasi 

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan isu dari banyak sekali sumber melalui banyak sekali cara. Untuk itu akseptor didik sanggup membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melaksanakan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, acara mengumpulkan isu dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, acara wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diperlukan yaitu menyebarkan perilaku teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan isu melalui banyak sekali cara yang dipelajari, menyebarkan kebiasaan berguru dan berguru sepanjang hayat.

4. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar 

Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, yaitu memproses isu yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan isu yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman hingga kepada pengolahan isu yang bersifat mencari solusi dari banyak sekali sumber yang mempunyai pendapat yang berbeda hingga kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu isu dengan isu lainya, menemukan pola dari keterkaitan isu tersebut. Adapun kompetensi yang diperlukan yaitu menyebarkan perilaku jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan mekanisme dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang sanggup diobservasi untuk memperoleh selesai berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori berguru asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan bermacam-macam wangsit dan mengasosiasikan bermacam-macam insiden untuk kemudian memasukannya menjadi potongan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam rujukan dengan insiden lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.

5. Menarik kesimpulan 

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar isu dan menemukan banyak sekali pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara gotong royong dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.

6. Mengomunikasikan 

Pada pendekatan scientific guru diperlukan memberi kesempatan kepada akseptor didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini sanggup dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil berguru akseptor didik atau kelompok akseptor didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, yaitu memberikan hasil pengamatan, kesimpulan menurut hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya ( Syarif,2013). Adapun kompetensi yang diperlukan dalam kegiatan ini yaitu menyebarkan perilaku jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan menyebarkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

E. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran 

Kegiatan pembelajaran mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk membuat suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan akseptor didik sanggup mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai pola dikala memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan bangga (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para akseptor didik dan menanyakan absensi akseptor didik apabila ada yang tidak sanggup hadir.

Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan yaitu memantapkan pemahaman akseptor didik terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan bahan pelajaran gres yang akan dipelajari oleh akseptor didik. Dalam kegiatan ini,  guru harus mengupayakan semoga akseptor didik yang belum paham suatu konsep sanggup memahami konsep tersebut, sedangkan akseptor didik yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut sanggup dihilangkan. Pada kegiatan pendahuluan, disarankan guru memperlihatkan fenomena atau insiden “aneh” atau “ganjil” (discrepant event) yang sanggup menggugah timbulnya pertanyaan pada diri akseptor didik (Rahman, 2014).

Tahapan acara berguru yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik tidak harus dilakukan mengikuti mekanisme yang kaku, namun sanggup diubahsuaikan dengan pengetahuan yang hendak dipelajari (Sani ,2014: 54). Kemudian Sani (2014:76) memberikan bahwa metode yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran saintifik antara lain : pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran inovasi (discovery learning), pembelajaran berbasis persoalan (problem based learning), dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning), dan metode lain yang relevan.

Demikianlah Pengertian Pendekatan Saintifik, Prinsip – Prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan Langkah – langkah  umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Sumber http://www.rijal09.com


EmoticonEmoticon