Sunday, July 1, 2018

√ Seri Reaksi Bowen Dan Kristalisasi Magma

Seri Reaksi Bowen dan diferensiasi magmatik yaitu dua metode untuk menjelaskan bagaimana batuan beku terbentuk. Makara batuan beku terbentuk melalui beberapa seri reaksi yang berantai. Di postingan ini kita akan membicarakan perihal reaksi Bowen dan diferensiasi magmatik yang merupakan dua model prediksi perihal bagaimana batuan beku sanggup terbentuk. Kita tentu ingat bahwa batuan berasal dari pendinginan atau kristalisasi magma yang disebut batuan beku. 

Seri Reaksi Bowen
Jadi, siapa Bowen dan mengapa orang yang hebat batuan beku mengetahui nama tersebut?. Norman Bowen populer di kalagan Geologi alasannya beberapa eksperimen yang dilakukannya pada tahun 1920 an dan 30an. Melalui eksperimennya, ia menemukan bahwa mineral mengkristal secara berbeda ketika mereka mendingin. Hasil penelitiannya memperlihatkan kita pemahaman perihal seri reaksi Bowen yang merupakan rangkaian kristalisasi magma ketika pendinginan terjadi. 

Discontinuous Series
Saat Bowen menggali pemahamannya perihal proses kristalisasi, beliau menyadari bahwa ada dua urutan yang sanggup terjadi pada sebuah mineral. Ini disebut seri kontinyu dan seri tidak kontinyu. Dalam gambar di bawah terlihat, seri terputus-putus ada di sebelah kiri dan mengandung mineral yang tinggi kadar besi dan magnesium. Kita juga sanggup memahami bahwa rangkaian reaksi ini berkembang selama penurunan suhu. 

Seri Reaksi Bowen dan diferensiasi magmatik yaitu dua metode untuk menjelaskan bagaimana  √ Seri Reaksi Bowen dan Kristalisasi Magma
Diagram Reaksi Bowen
Diagram Bowen
Lihat gambar di atas, ketika mengikuti cabang di sebelah kiri, kita melihat bahwa pada suhu yang sangat tinggi, olivin yaitu mineral pertama yang terbentuk. Dengan kata lain, mineral olivin tinggi yang kadar besi dan magnesium cenderung membeku pada suhu yang sangat tinggi. Kemudian ketika magma mulai mendingin, beberapa olivin menjadi piroksen. Seiring kemajuan dalam urutan pendinginan, piroksen menjelma amphibol dan balasannya amphibol menjelma biotit. 

Kamu mungkin sering memakai abreviasi untuk mengingat seri reaksi diskontinyu ini seperti  'Olive Pits Are Bitter'. Setiap langkah dari serial diskontinyu merupakan perubahan yang sangat berbeda dengan penciptaan mineral baru, jadi perubahan itu bukanlah arus kontinyu yang teratur namun merupakan proses yang tidak berkesinambungan. Dengan terbentuknya biotit, seri diskontinyu secara resimi berakhir namun sanggup saja ada kelebihan magma yang belum sepenuhnya mengkristal dan tergantung pada karateristik kimia magma. Misalnya magma cair panas sanggup terus mendingin dan membentuk potasium feldspar muskovit atau kuarsa.

Continuous Series
Seri reaksi kontinyu terjadi bersamaan  dengan seri diskontinyu. Dengan cabang yang terus-menerus, kita melihat reaksi tersebut mempunyai lebih banyak reaksi fatwa atau berkelanjutan. Dengan seri berkelanjutan kita melihat mineral plagioklas. Seri ini dimulai dengan mineral suhu tertinggi yaitu plagioklas yang kaya kalsium. 

Saat magma mendingin, kalsium diganti dengan sodium. Tapi hal ini terjadi dalam fatwa adonan kalsium dan natrium. Makara plagioklas di tengah rangkaian sanggup dianggap mengandung sekitar 50% kalsium dan 50% yodium. Di bab bawah seri kita melihat plagioklasi kaya sodium.

Dengan melihat "c" atau calsium hadir lebih awal dari "s" atau sodium maka kau sanggup menyebut pagioklas kaya kalsium berada di urutan paling atas dan yang kaya sodium berada di urutan paling bawah.

Sumber http://www.gurugeografi.id


EmoticonEmoticon