6 PEMUDA MELAWAN TAKDIR DIPUNCAK GUNUNG BAWAKARAENG_ Mereka telah menentukan titik pertemuan yaitu di kabupaten sinjai tepatnya di rumah A. Muh ali, hari pendakian pun telah di sepakati yaitu hari jumat. Sehari sebelum hari H mereka berangkat ke lokasi pertemuan. Rijal berangkat dari makassar bersama A.Muh ali dan Adil, Ely agus, Yusrifandi berangkat dari kabupaten bone dan Akmal hidayat yang notabene orang sinjai telah menanti kedatangan teman-temannya di sinjai.
Rijal dan Ali tiba lebih awal dan disusul adil, ely dan yusrifandi. Perjalanan yang cukup jauh mereka lalui untuk dapat hingga ke sinjai namun alasannya yakni sebuah kesepakatan dan persahabatan hal tersebut tak menjadi rintangan yang berarti.
![]() |
6 perjaka melawan takdir di puncak gunung bawakaraeng |
Sepanjang perjalanan hujan terus turun dan membasahi tekad yang membara dari ke 6 perjaka tersebut, perjalanan ditempuh dengan waktu yang tidak normal mengingat hujan terus mengguyur. Di tengah perjalanan tangkai pohon jatuh dan hampir menimpa Akmal dan yusrifandi yang berboncengan ketika itu, entah apa maksud dari rentetan kejadian tersebut seperti alam tak mengisinkan perjalanan itu untuk dilanjutkan.
Setelah melewati aneka macam rintangan serta sulitnya medan yang harus dilalui ditambah kontur jalan yang melewati jalan pegunungan dan jurang yang terjal balasannya mereka hingga dilokasi Transit (rumah warga) sekitar jam 6 sore lewat. Tempat tersebut biasanya memang dijadikan daerah istirahat sebelum mendaki gunung Bawakaraeng.
Mereka menetapkan bermalam 1 malam di rumah warga namun tidak diduga suhu di daerah tersebut sangat dingin. Makanan yang gres masak dan disajikan pemilik rumah seolah tidak panas alasannya yakni begitu dinginya suhu di daerah tersebut tak dapat dibayangkan bagaimana dinginnya bila sudah berada dipuncak gunung bawakaraeng.
Waktu yang dinanti telah tiba...pagi telah menyapa dan mereka mulai memastikan kondisi pelengkapan dan kesiapan fisik sebelum berangkat namun lagi-lagi hujan turun disertai angin kencang. Pemilik rumahpun menyarankan biar pendakian ditunda alasannya yakni mengingat cuaca yang kurang bersahabat.
Tapi alasannya yakni tekad sudah lingkaran mereka menentukan untuk memulai perjalanan mendaki gunung bawakaraeng,...kira-kira jam 8 pagi mereka memulai pendakian. Akmal yang sudah pernah mendaki satu kali gunung bawakaraeng sebelumnya ditunjuk sebagai leader memimpin tim pendakian, sesudah beberapa langkah pendakian akmal yang selaku leader tiba-tiba lupa dengan jalur pendakian..entah ini suatu kebetulan atau sebuah pertanda akan terjadi sesuatu...
Akhirnya mereka kembali ke lokasi awal dan memperbaiki niat dan balasannya menetapkan melewati jalur yang biasa dilewati oleh pendaki yang lain. Langkah terus berpacu menyusuri aspal bergairah dan ketika sudah mendekati jalur pendakian seorang warga menegur “ hai mau kemana?
Mereka menjawab kami ingin mendaki!!
Lebih baik anda tidak melanjutkan rencana pendakian “sahut warga tersebut” alasannya yakni biasanya suhu dipuncak gunung bila dalam kedaan angin kencang dapat mendekati titik beku kata warga tersebut,,,tapi entah alasannya yakni mereka terbelakang atau memang mereka mempunyai tekad yang tak dapat dilarang balasannya mereka tetap melanjutkan perjalanan.
Hujan tiba-tiba semakin deras mereka singgah berteduh dan sesudah reda mereka melanjutkan perjalanan dengan semangat menggebu-gebu, balasannya sesudah telah jauh meninggalkan perkampungan dan telah berbada di kaki gunung bawakaraeng mereka gres tersadar lupa mengambil jeregen air ketika mereka singgah bertedu...kejadian-kejadian asing pun terus terjadi mengisyaratkan ada hal yang besar yang akan mereka saksikan jikalau tetap melanjutkan perjalanan.
Akhirnya mereka hingga di pos 1 di pinggir sungai...mereka istirahat sejenak melepas lelah kemudian melanjutkan lagi perjalanan pos demi pos mereka lalui dan sampailah mereka di pos 7. Hal yang mereka sadari semua yakni mereka telah sama-sama kelelahan dari pos 7 menuju pos delapan jalur yang dilewati begitu terjal ditambah hujan yang terus membasahi dan yang paling menegangakan yakni mereka harus melewati jalan yang di apit oleh jurang kesalahan dan ketidakonsentrasian akan berakibat fatal bagi mereka ber 6 Serta disepanjang jalan lintah hutan tak henti-hentinya menggerogoti kaki mereka.
Setelah mereka hingga di pos 8 dibukalah bekal, roti dan susu sachet menjadi pilihan mereka namun alasannya yakni begitu dinginya cuaca bahkan untuk memencet susu keluar dari pembukusnya mereka harus lalui dengan susah payah...gelombang awan putih yang terbawa angin begitu menusuk kulit ibarat jarum yang ditusukkan kebadan.
Ely mulai Hipotermia dan menggigil kedinginan jantungnya pun sudah mulai tak teratur nafasnya mulai sesak dan bibirnya mulai membiru. “iyya Ely mengalami hipotermia entah apa yang harus mereka lakukan mau kembali namun sudah terlanjur jauh perjalanan dan mau lanjut namun Ely menggigil terkena hipotermia.
Akhirnya diputuskanlah bahwa perjalanan harus tetap dilanjutkan dengan langkah tergopo-gopoh Ely terus mmelanjutkan perjalanan alasannya yakni begitu terjalnya jalanan Ely bahkan menyampaikan Tak mampu lagi melanjutkan perjalanan.
Mendekati pos 9 angin kencang semakin berkecamuk ibarat sebuah murka. Dalam hati rasa takut mulai muncul..harap-harap cemas telah menghantui ke 6 sosok perjaka tersebut. Jalan yang semakin terjal disetai angin kencang yang setiap ketika dapat menggoyahkan langkah dan menciptakan mereka terjatuh kejurang... Ya allah dalam hati tolonglah hambamu ini.
Pos 9 telah terlihat dari kejauhan dan mereka berharap ada pendakian lain yang dapat mereka temui namun diluar dugaan tak ada satupun tenda yang bangkit dan tak satupun pendaki yang terlihat.
Sampai di pos 9 sekitar jam 6 sore pemandangan yang begitu indah yang biasanya terlihat dari pos 9 tidak nampak alasannya yakni tertutup kabut tebal..dalam keadaan hujan deras dan angin kencang mereka menetapkan untuk mendirikan tenda sebelum malam alasannya yakni kondisi tidak memungkinkan lagi melanjutkan perjalanan ke pos 10 atau pos terakhir.
Dalam kondisi mengigil dan kedinginan mereka mendirikan tenda. jari jemari seolah tak mau lagi bergerak tubuh mereka mulai kaku akhir kedinginan. Malam telah tiba namun angin kencang tak kunjung berhenti peralatan untuk tidurpun kebasahan entah harus berbuat apalagi. Malampun menyelimuti gunung bawakaraeng hanya ada mereka ber 6 di gunung bawakaraeng tidak ada pendaki yang lain dan yang tak dapat masuk dalam budi nalar mereka ber 6 yakni pendaki pemula namun berani mendaki gunung bawakaraeng dalam kondisi angin kencang bahkan para pendaki yang sudah berpengalaman tidak ada satupun yang berani mendaki.
Badai berkecamuk ibarat tornado, Angin setiap ketika dapat menerbangkan tenda mereka, Hujan semakin deras dan pohon renta setiap ketika dapat tumbang dan menimpa mereka.
Hanya untaian doa-doa yang terus terucap dari Qalbu 6 pemuda_ Apakah mereka telah melawan takdirnya sehingga diperlihatkan kejadian tersebut sudah begitu banyak rentetan kejadian yang seolah tak merestui perjalanan mereka dan begitu banyak orang tak mengizinkan mereka berangkat. Namun mereka tetap berkeras hati melanjutkan pendakiannya. 1 detik ibarat satu menit, satu menit ibarat satu jam malam begitu panjang bagi mereka hanya pertolongan allah yang dapat mengeluarkan mereka dari kesulitan tersebut.
Tidak ada yang dapat tidur nyenyak takut kalau-kalau pohon tumbang dan menerpa mereka ditambah suara-suara mistis serta seperti ada sosok lain yang berjalan diluar tenda maka bertambahlah rasa takut dalam dada mereka. ibarat berada di dunia lain dunia yang dipenuhi makhluk halus. Mereka balasannya shalat berjamaah didalam tenda sembari meminta pemberian kepada allah.
Akhirnya pagi tiba dan allah masih mengijinkan ke 6 perjaka tersebut untuk tetap dalam sadarnya. 4 dari mereka bersikeras untuk melanjutkan perjalanan entah apa yang motivasi mereka sehingga punya tekad sejadi-jadinya. Akmal dan rijal menetapkan untuk tetap tinggal sementara ali, adil, ely dan yusrifandi melanjutkan perjalanan menerobos angin kencang dan derasnya hujan menuju puncak bawakaraeng.
Namun angin kencang lebih dahsyat menerjang mereka dalam perjalanan menuju puncak gunung bawakaraeng tapi alasannya yakni darah orang bugis telah mengalir dalam darah mereka maka tak ada yang terasa lebih angker kecuali kata “Menyerah”.
Akhirnya pos 10 2867 MDPL,Namun apa yang diperlukan tidak sesuai dengan kenyatan mereka berharap dapat melihat samudra di atas awan namun kabut telah menyelimuti puncak gunung bawakaraeng serta angin yang bertiup sangat kencang bisa-bisa mereka terdorong dan jatuh kejurang. TAPI Inilah pencapaian mereka, mereka telah berhasil dan hingga dipuncak gunung BAWAKARAENG!
disaat hari biasanya pos 10 ramai dengan tenda namun kali ini tak satupun tenda yang bangkit hanya mereka “yah” hanya mereka. Disaat orang lain merasa itu mustahil mereka tetap memelihara semangatnya tetap menjaga nyala tekad yang ada dalam hatinya sehingga mereka dapat MELAWAN TAKDIR, Yah Melawan takdir! Mereka telah melawan takdir yang telah dibuatkan orang lain untuk mereka, mereka membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil ketika sahabat yang mereka temani mendaki tak mampu lagi dan menetapkan untuk berhenti mereka menentukan untuk terus berjalan berjalan menuju mimpi yang telah mereka menetapkan dalam hati mereka. Dan percayalah tak ada gunung yang terlalu tinggi untuk didaki.
Mereka kira itulah titik puncak dalam perjalanan pendakian mereka padahal itu hanya awal ketakutan yang lebih besar telah menunngu mereka...BERSAMBUNG
Sumber http://www.rijal09.com
EmoticonEmoticon