Sunday, October 21, 2018

√ Metode Pengajaran Montesori

METODE PENGAJARAN MONTESORI    
 A. Riwayat Hidup Montessori 
Dr.Maria Montessori dilahirkan di Roma padatahun 1870,meninggal dunia pada 6 Mei 1952 di Noordwijk (Belanda).Ia menetap di aneka macam negara,juga pernah menetap di India.Ia  ialah seorang dokter puteri yang pertama di Italia.Pekerjaannya sebagai pembantu disebuah rumah sakit di Roma menawarkan kesempatan kepadanya untuk bergaul dengan bawah umur yang lemah pikiran dan orang-orang gila.Terkena nasib oleh bawah umur itu,maka mulailah ia memperhatikan ilmu mendidik untuk menolong bawah umur yang sengsara itu.Buku Ed.Seguin mengenai anak yang lemah pikiran ia pelajari.Pada waktu ia berkeliling ke Paris untuk belajar,maka ia mengetahui adanya buku perihal pendidikan anak yang gila pikirannya.Buku itu ditulis oleh J.M.G. Itard.Pada zaman revolusi Perancis diketemukan di Averyon (perancis Selatan) seorang anak pria liar yang hidup menyerupai binatang.Itard diserahi pendidikan atas anak itu yang menjadi normal kembali.Segala usahanya untuk mendidik anak dari Averyon itu ia tulis dalam sebuah buku. 
Casa Dei Bambini 
Berhubungan dengan hasil yang amat baik itu,maka metodenya itu akan ia pergunakan jugauntuk anak yang normal.Untuk keperluan itu ia masuk sekolah lagi pada universitas diRoma cuilan Ilmu jiwa.Begitulah didirikan Milan pada 6 Januari 1907 sebuah taman kanak-kanak yang pertama dibawah pimpinannya bersama Casa dei Bimbini.Sekolah itu dikunjungi oleh bawah umur yang masih belum masuk tahun kewajiban belajar.Berdirinya sekolah itu juga atas desakan Ir.Talamo yang meminta sumbangan kepadanya untuk mengasuh bawah umur para pekerja wanita yang pada pagi hari bekerja dipabriknya. 
Montessori mengelilingi dunia untuk membuatkan pendapatnya,kemudian mendirikan sekolah Montessori yang tidak hanya mencakup sekolah taman kanak-kanak melainkan juga sekolah rendah dan sekolah lanjutan.Hal itu merupakan suatu tanda bahwa banyak orng mengharapkan adanya pembaharuan dikalangan pendidikan dan pengajaran. 
Buku-buku Ciptaan Montessori 
Ia menulis sebuah buku (Rahasia kehidupan anak-anak) perihal pengalamannya dalam pendidikan di Casa dei Bambini (1909).Dalam buku itu dibicarakan pendidikan kanak-kanak antara umur 3 hingga 7 tahun.Buku ini diterjemahkan dalam majemuk bahasa tidak kurang dari 17 bahasa.Dalam tahun 1911 didirikan sekolah rakyatMontessori yang pertama.Pada tahun 1916 keluarlah lagi karangannya “Pendidikan diri untuk sekolah rendah.Disitu dibicarakan pendidikan anak dari 7 hingga 10 tahun. 
B. Dasar-Dasar Metode Montessori 
Montessori berpendirian,bahwa pendidikan itu hanyalah sumbangan yang diberikan kepada anak pada waktu perkembangannya.Teranglah bahwayang terpenting dalam perjuangan mendidik itu bukannya si pendidik atau guru,melainkan anak didik yang mempunyai kodrat sendiri.Kodrat anak berlainan dengan kodrat orang dewasa.Kanak-kanak mempunyai pembawaan atau talenta sendiri-sendiri.Yang seorang berbeda dengan anak yang lain.Mereka juga mempunyai perkembangannya sendiri-sendiri pula,yang masing-masing berbeda dalam tempo dan iramanya.Begitulah tugas utama dalam pendidikan itu bukannya guru atau materi pengajaran, maupun metodenya melainkan anaknya sendiri.
Dasar-dasar metode itu sanggup disingkat sebagai berikut:
1.      Semua pendidikan ialah pendidikan diri
2.      Pangkal permulaan dan pedoman dalam pendidikan ialah kodrat anak dengan pembawaan dan perkembangannya masing-masing.
3.      Anak didik harus sanggup kebebasan dalam mengembangkan diri,sebagai akhir tersebut dalam ayat a dan b
4.      Semua indera anak harus mendapat kesempatan untuk berkembang sebaik-baiknya.Marilah kita tinjau tiap-tiap dasar itu lebih lanjut.
Marilah kita tinjau tiap-tiap dasar itu lebih lanjut.
1. Semua pendidikan ialah pendidikan sendiri
Segala kemajuan jasmani maupun rohanianak ialah hasil dari jerih payah sendiri.Tidak dapatlah orang lain melatih indera dirinya untuk keperluan anak didik.Tidak sanggup pedidik menuangkan kecerdasannya, perasaannya,kemauannya maupun ketekunannya dsb.Pendidikan dan guru hanya sanggup menyediakan alat-alat dan kesempatan serta sumbangan semoga anak itu aktif.Tidak mungkin dengan perilaku pasif,yaitu hanya melihat orang lain berbuat,ia mendapat pengalaman dan ketangkasan menemukan jalan sendiri untuk memecahkan kesulitan yang ia hadapi dalam hidupnya.
Montessori mementingkan keaktifan anak.Tiap anak mempunyai dorongan dari dalam untuk aktif.Ia tentu berbuat kecuali jikalau ia sakit.Kecuali untuk memenuhi insting anak itu.Teranglah bahwa bawah umur akan berani berdiri sendiri ditengah-tengah orang lain,karena ia insyaf bahwa segala kecakapan dan ketangkasan yang ada padanya ialah hasil dari usahanya sendiri.Begitulah semua pendidikan itu pendidikan sendiri.
Masa Peka
Mengenai perkembangan anak Dr.Montessori mempunyai suatu pendapat yang asli.Ia pertanda bahwa tiap-tiap anak itu pada suatu ketika mempunyai suatu kebutuhan didalam jiwanya yang secara impulsif minta kepuasan.Yang mendorong timbulnya kebutuhan dalam jiwanya itu ialah salah satu fungsi dari jiwanya yang minta berkembang.Maka kepuasan tersebut hanya tercapai jikalau tepat waktu timbulnya kebutuhan jiwa itu ada cukup fungsi yang impulsif mendesak untuk berkembang. berikut 2 contohnya :
a. Jika anak sesuatu jenis lebah pada masa pekanya diberi makan pappa reale ia menjelma ratu tetapi masakan tidak di berikan atau terlambat memberikannya,lebah itu tumbuh terus menjadi lebah biasa.
b.      Sesuatu jenis kupu-kupu : porthesia meletakkan telurnya tentu di ujung dahan erat tunas.Pada hari pertama setelah telur itu menets anak kupu-kupu itu amat peka akan sinar matahari dan tertarik oleh sinar itu ia meninggalkan daerah itu.Ia pergi ketempat lain dan mendapat makan disana.
Tentang masa peka itu diketahui:
a.       tidak sanggup dipastikan kapan timbulnya itu,sebab timbulnya secara impulsif dan tidak sanggup dipaksa.
b.       tiap anak mempunyai masa pekanya sendiri
c.       tidak dipergunakan masa peka itu oleh guru,berarti bahwa tidak akan ada kesempatan lagi yang lebih baik untuk melatih mengembangkan fungsi itu dengan hasil yang setinggi-tingginya.
d.      guru sanggup mengetahui timbulnya suatu masa peka dari alat-alat dan perbuatan yang menarik perhatian anak itu pada suatu waktu.
1.        Anak didik harus sanggup kebebasan dalam mengembangkan diri.
Sebagai kesimpulan bahwa segala pendidikan itu pendidikan diri dan berkembang anak itu sanggup dipaksakan dari luar melainkan timbul dengan spontan,maka haruslah anak didik diberi kebebasan dalam segala tingkah lakunya.
Tata Tertib
Karena semua anak sibuk dan asyik dengan perhatiannya sendri yang impulsif maka mereka mencakup perasaan bahagia dan dengan sendirinya telah tata dan tertib.Dr.Montessori tidak mempergunakan alat ketertiban hukumam maupun hadiah.Suasana didalam ruang kerja sekolah Montessori penuh ketertiban.Bukannya tata tertib pasif atau paksaan,melainkan tata tertib yang timbul dari dalam sanubari anak.Itulah tata tertib yang sungguhan.
Dr. Montessori berpendapat, bahwa masuknya segala pengertian yang terdapat didalam fikiran anak tentu melalui indera. Kaprikornus indera merupakan gerbang jiwa anak. Teranglah bahwa indera amat erat hubungannya dengan intelek anak. Seorang dokter tidak akan tepat prakteknya jikalau ia tidak bakir mendengarkan baik-baik bunyi detak jantung, biarpun ia bakir dalam pengetahuannya. Begitu pula seorang sopir harus tajam penglihatannya perihal warna dan bentuk. Jika indera kurangt baik memenuhi fungsinya, dengan sendirinya materi apersepsi yang terdapat di dalam intelek anak kurang sempurna. Maka kesimpulan dari pendapat tersebut ialah bahwa semua indera harus mendapat semua kesempatan untuk melatih diri, tidak hanya salah satu dari alat-alat dirinya, menyerupai dalam sekolah lama. Untuk kepentingan itu Dr. Montessori pertama-tama menggunakan alat-alat pengajaran ciptaan Ed. Seguin, Itard dll., tetapi lantaran alat-alat itu tidak seluruhnya memenuhi cita-citanya, maka ia membuat alat-alat sendiri atau memperbaiki yang sudah ada. Disampingnya alat-alat penglihat, amat dipentingkan alat-alat pengajaran untuk peraba, pendengar dll.
C. Alat Pengajaran
Alat-alat dibentuk sedemikian, hingga anak pada waktu memakainya sanggup mengerti sendiri kesalahan-kesalahannya. Jika pada final pemakaian alat itu ada sesuatu yang tidak sesuai makan itu memperlihatkan bahwa anak telah membuat kesalahan dan dengan sendirinya berhasrat untuk mengulang latihan itu. Dengan jalan itu ia mendidik dirinya sendiri.
1.      Alat-alat pengajaran indera penglihat
Untuk melihat saja penglihat disediakan beberapa macam alat;
a.       Ada 3 setel slinder dengan baloknya yang berlubang sesuia dengan besar dan tingginya silinder-silinder itu.
1)      Setel pertama terdiri atas 10 buah silinder yang sama tingginya dan berbeda besarnya. Silinder itu harus dimasukkan ke dalam lubang-lubang di dalm balok itu, yang pas betul-betul. Latihan ini dikerjakan baik-baik, jikalau anak sanggup tepat benar membandingkan besar silinder dan besar lubang.
2)       Setel kedua terdiri atas 10 buah silinder pula dengan tinggi dan besarnya tidak sama. Kesukaran di dalam latihan ini terletak pada membandingkan besarnya lubang dan besarnya silinder. Kaprikornus kesukarannya hampir sama dengan latihan pertama.
3)      Dalam setel ketiga besar silinder sama, tetapi tingginya berbeda. Inilah yang tersukar, lantaran anak harus membandingkan betul-betul, dalam lubang itu dengan tingginya silinder.
b.      Ada 3 setel kubus, balok, keping papan.
1)      Ada 10 buah ,kubus mulai dari besar, makin kecil makin kecil. Jika letaknya kubus-kubus itu dikacau, maka anak harus sanggup bmenyusunnya menjadi suatu menara. Kesalahan pembuatannya gampang dilihatnya.
2)      Ada balok-balok yang sama lebarnya tetapi tidak sama tingginya dan panjangnya. Anak harus sanggup membuat tangga lebar dengan prisma itu.
3)      Ada 55 keping papan yang sama. Anak harus sanggup menyusunnya menjadi sebuiah tangga. Anak tangga terendah terdiri atas 1 keping, anak tangga kedua ditambah 1 keping lagi. Begitu seterusnya selalu bertambah sekeping dan anak tangga yang tinggi tediri atas 10 keping.
c.       Ada benda-benda dengan majemuk berdiri : bulat, segi panjang, segitiga, segi banyak, adonan dsb. Sebagai setelan dari berdiri itu ada papan, yang diatasnya dilukiskan bangun-bangunan tersebut. Anak harus sanggup dengan tepat meletakkan berdiri itu di atas papan yang sesuai. Jika berdiri itu dilukiskan di atas kertas maka berdiri itu sanggup digunakan untuk melatih kelentukan tangan anak, yaitu : anak harus mengisi bangun-bangun itu dengan garis-garis  (mengarsir). Jika bangun-bangun itu dikerukkan di dalam papan, maka latihan-latihan tersebut di atas sanggup digunakan pula untuk latihan meraba.
d.      Untuk latihan pengenalan warna, dipakainya pias-pias kertas dengan majemuk warna. Sesudah pias-pias kertas itu dikacau, anak melatih diri dengan mengumpulkan pias-pias yang sma warnanya. Juga ada gelinding-gelinding benang dengan 8 warna induk dan tiap warna induk mempunyai 8 buah anak warna. Anak disuruh menyusu warna-warna itu berdasarkan jenisnya.
2.      Alat pengajaran untuk indera peraba dan perasa
Untuk melatih indera peraba dan perasa, dipakainya papan, yang dibagi-bagi menjadi kotakl-kotak yang diseling  halus dan kasar. Sesudah perasaan berangasan dan halus diberitahukan oleh guru, maka anak meraba sendiri dengan menyampaikan adakah yang dirasai itu halus atau kasar. Jika anak sudah bakir dalam hal ini kemudian kepadanyadiberikan latihan mencicipi dan meraba papan atau barang yang tidak sebegitu besar perbedaannya, anata berangasan dan halus. Untuk keperluan itu dijalankan pula latihan dengan majemuk kain.
Indera peraba suatu benda dilatih sambil memejamkan mata, meraba sesuatu benda dan kemudian menyampaikan benda apakah yang gres diraba itu. Dengan sendirinya barang yang harus diterka anak itu barang-barang yang telah dikenal anak : kerikil, butir padi, jagung dsb.
3.      Alat pengajaran untuk indera pendengar
Banyak juga alat pengajaran untuk melatih indera pendengar. Kita sebut bebarapa
a.       Ada sekelompok kotak-kotak tertutup yang berisi batu, uang logam, jagung, beras, dan lain barang. Disampingnya itu ada kelompok kotak-kotak yang lain. Tugas anak ialah : menjajarkan kotak-kotak yang sama isisnya, tidak dengan melihat, melainkan hanya dengan mendengarkan bunyinya.  Lambat laun anak harus pula sanggup menyampaikan isi kotak itu setelah mendengarkan bunyi itu.,
b.       Ada beberapa kelinting dengan bunyi nada yang berlainan. Anak harus sanggup mengumpulkan kelinting yang sama tinggi nadanya. Malahan dipakainya pula kelinting dengan nada-nadadiantara a hingga a1. Lebih lanjut juga nada tengahan. Sesudah mahir maka anak diperbolehkan memainkan lagu-lagu yang sederhana.
c.       Guru main piano. Anak berbaris atau bergerak dengan irama sesuai dengan irama lagu itu.
4.      Alat Pengajaran Untuk Indera Pencium
Indera pencium dilatih dengan wangi majemuk bunga dan buah-buahan. Sesudahnya dpat menyampaikan majemuk bau, anak harus bakir pula menyebut sesuatu bunga,buah atau barang lain yang dicium tanpa melihatnya. Juga barang masakan yang berbau busuk anak haruslah sanggup membedakan dari yang berbau enak.
D. Pelaksanaan Pengajaran Dalam Metode Montessori
Dalam membicarakan pelaksanaan pengajaran  kita bicarakan secara singkat perihal :
1.      Ruangan
Gedung alat pengajaran dan cara mengaturnya berlainan dengan sekolah biasa
Casa dei Bambini diperuntukkan 40 orang anak antara umur 3 hingga 7 tahun, yang belum termasuk kewajaran belajar. Mereka tinggal disitu hampir sepanjang hari dan dikumpulkan dalam suatu ruangan yang besar, yaitu ruangan bekerja. Kecuali ruang bekerja itu ada pula ruangan yang lebih kecil melulu untuk makan, satu ruang lagi untuk seni bunyi dan ruang depan untuk penerimaan tamu.
2.      Guru
Di sekolah usang gurulah yang aktif, memilih dan memaksakan kepada anak segala sesuatu yang harus diperbuat anak. Disini guru hanya seseorang pemimpin, yang mengamati anak untuk mengetahui timbulnya masa peka seseorang murid dan selanjutnya memberi petunjuk secara individual.
3.      Cara mengajar
Langkah-langkah dalam pengajaran yang digunakan untuk memasukkan materi pengajaran dalam jiwa anak selalu sama, yaitu :
a.       Langkah memberi asosiasi atau menunjukkan
b.      Langkah mengenal, dan
c.       Akhirnya langkah mengingat.
Berikut diberikan sebuah tumpuan dalam melatih warna :
a.       Langkah memperlihatkan :
Guru sambil memperlihatkan kertas merah, menyampaikan : “ini merah!” begitu pula lain warna : putih, hijau, kuning dsb.
b.      Langkah mengenal :
Guru mengacaukan kertas-ketas berwarna itu dan kemudian berkata : “Ambillah merah!”
c.       Langkah mengingat :
Dari kertas-kertas berwarna yang dikacaukan tadi guru mengambil sehelai dan bertanya : “ini warna apa?”
4.      Bahan pengajaran
Kecuali materi pengajaran untuk latihan indera, menyerupai yang telah dibicarakan dalam cuilan mengenai alat pengajaran, dalam metode Montessori itu ada pula materi pengajaran untuk pendidikan jasmani dan pendidikan kecerdasan.
a.        Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani pertama-tama ditujukan untuk menguasai gerakan-gerakan urat yang mudah dan latihan itu dinamakan latihan motorik.Termasuk latihan motorik itu ialah : berpakaian sendiri,merangkai bermacam benda,melakukan majemuk pekerjaan rumah tangga,mengatur meja makan,membasuh alat makan,mengancingkan buah baju dengan majemuk cara.
b.       Pendidikan Kecerdasan
Pendidikan kecerdasan itu amat dipentingkan oleh Dr.Montessori dan terdapat didalam segala keaktifan anak,yang mencakup seluruh metodenya.Juga mata-mata pengajaran Montessori menawarkan pendidikan kecerdasan itu.Beberapa macam mata pelajaran dan materi pengajaran akan kita tinjau,yaitu : menulis permulaan dan membaca permulaan,bahasa dan berhitung.
1)      Menulis dan Membaca
Menulis dan membaca ini diberikan disekolah Montessori untuk memenuhi masa peka perihal hal itu dan masa-peka itu timbul berdasarkan Montessori sebelum anak umur 6 tahun,yaitu pada umur antara 4½dan 5 Menurut Dr.Montessori tidak perlu anak dilatih terus untuk menuliskan suatu kata,sebab sambil bermain-main membuat aksara dan mengarsir itu,pada suatu hari anak akan tiba-tiba mengetahui bahwa ia sanggup menulis,Peristiwa ini dinamakan eksplosi menulis.Dan semenjak ketika itu anak terus melatih diri menuliskan nama majemuk benda.
Sementara itu anak diajar membaca lebih lanjut,yaitu dengan urutan-urutan materi pengajaran sebagai berikut:
a)      Dibawah majemuk benda digantungkan pias-pias kertas berisi nama barang itu.Anak ilatih membaca pias-pias kertas itu.Tidak perlu menyampaikan bahwa itu namanya barang yang diatasnya,sebab pada suatu ketika anak akan mengalami letusan membaca pula.Anak terus dilatih membaca dengan majemuk permainan,umpamanya dengan kertas gulungan berisi nama-nama barang.
b)      Diatas pias-pias kertas dituliskan kalimat pendek.Juga kalimat yang berisi perintah.Sesudah membaca anak disuruh melaksanakan kperintah itu.sebagai permainan anak diberi sejumlah gulungan kertas yang berisi perbuatan-perbuatan dan perintah-perintah yang harus dijalankan anak.Umpamanya:saja membaca di sudut kamar.Dengan sendirinya kalimat itu,makin mahir anak,makin dipanjangkan dan dipersulit.
2)      Bahasa
Bahasa verbal diajarkan dengan mengadakan percakapan antara pemimpin dan murid,sebelum kelas dimulai.Guru pembuka percakapan itu dengan mengadakan pertanyaan peihal pengalaman dan pekerjaanmurid dirumah dan diluar lingkungan sekolah pada umumnya.Untuk tata bahasa Dr,Montessori membuat alat-alat pelajaran,yang banyak didasarkan atas daya penglihat hal warna.
a)       Jenis Kata
Tiap jenis kata diberiwarna sendiri yang tetap.Untuk tata bahasa Dr.Montessori membuat alat-alat pelajaran ,kata sifat kuning dan sebagainya.Kata-kata diatas pias kertas dikumpulkan dalam kontak yang berpetak-petak.
b)      Terjadinya Kata
Untuk menawarkan pengertian bahwa kata itu juga sanggup terdiri kata dasar,awalan dan akhiran dipakainya pula majemuk warna.Misalnya: Kata dasar hitam,awalan merah,akhiran hijau.Juga kata-kata itu dikumpulkan dalam petak-petak kotak.
3)      Berhitung
Juga untuk pelajaran berhitung banyak sekali digunakan alat-alat peraga.Menurut para hebat mendidik lainnya,Montessori terlalu banyak menggunakan alat-alat peraga alasannya ialah mereka beropini bahwa anak didalam berhitung itu wajib bekerja dengan pengertian-pengertian yang abnormal atau mujarad.Terlalu usang meragakan dalam berhitung malahan menghambat anak untuk segera hingga kepada pengertian-pengertian.Biarpun begitu banyak pula hal-hal yang baik di dalam metodenya.Pengertian bilangan diajarkan dengan majemuk metode dan alat.Kita akan menyebut beberapa metode dan alatnya.
a)       Metode berhitung : Bermacam-macam benda di hitung menyerupai kayu,manik-manik dbs.
b)      Metode membanding : Untuk itu digunakan 10 tangkai bilah yang berlainan panjangnya dari 1 dm hingga bilah yang 10 dm.Tiap tangkai diberi warna.Anak harus sanggup menyusun bilah-bilah itu mulai pendek hingga terpanjang.
c)       Metode menjumlah :
a.       Kotak yang berpetak-petak 10.Tiap petak berisi 1 batang lidi hingga dan 10 batan.
b.      Untaian manik dengan jumlah 1 hingga dengan 10.Malahan dalam hitung lanjut ada juga untaian dengan 100 dan 1000.
Untaian-untaian itu diberi warna sesuai dengan jumlahnya.Sesudah anak bermain-main dengan majemuk alat itu,untuk mendapat pengertian bilangan mka kemudian diajarkan menulis angka.Cara mengajarkannya sama dengan mengajarkan aksara empelas diatas karton,Dipakainya pula 2 uah kotak berpetak dengan angka 0 s/d 9 dan disamping angka-angka itu diletakkan lidi-lidi dengan jumlah itu.Untuk bilangan lebih dari 10 dipakainya papan-papan yang pada daerah satuannya sanggup ditempatkan angka-angka lain.Begitulah angka 20,dapat diambil 0nya dan diganti dengan angka 5,hingga bilangan menjadi 25.Dasar ini digunakan pula untuk bilangan yang lebih besar.Untuk pengertian pecahan digunakan lukisan-lukisan dalam ilmu berdiri : segi panjang,bujur sangkar,segitiga dbs.
4)      Mata Pengajaran yang Lain
Bahan untuk menggambarialah lukisan-lukisan dalam ilmu bangun,benda-benda,binatang,bunga.Tidak terdapatmenggambar not-not dalam seni sura dipakainya balok berisigaris-garis not dengn lubang-lubang yang sesuai.Diatas gelinding itu ditulis angka dan sebaliknya nama not itu.
E.     Penghargaan Terhadap Dr.Montessori
1.      Jasa
Penghargaan dunia pendidikan terhadap Dr.Maria Montessori amat besar.Kita sebut beberapa dari jasa-jasa yang amat banyak itu,dipandang dari sudut ilmu jiwa,pendidikan dan pengajaran, Dari sudut ilmu jiwa kanak-kanak.
Dari sudut pengajaran.
a.       Didalam dunia pengajaran ditanam kanak-kanak ia ialah seorang penggagas yang utama
b.      Didalam dunia pengajaran pada umumnya ia dipandang sebagai penggagas penyusun dasar-dasar untuk sekolah dengan aliran baru.
c.       Sesuai dengan timbulnya masa peka,maka ia tepat mempergunakan minat anak yang impulsif dan keaktifannya dalam pengajaran.
d.      Untuk kepentingan perkembangan fungsi anak dicipta alat-alat pengajaran pelatih.Begitulah ia mengubah pengajaran materil disekolah menjadi pengajaran formil.

2.      Kekurangan
Tidak ada gading yang tidak retak.Juga Dr.Montessori mendapat kritik dari orang-oang yang tidak sefaham dengan dia.kita sebutkan beberapa hal,yang pada umumnya dianggap sebagai kurang sempurna.dipandang dari berbagai-bagai sudut.
Dari sudut ilmu jiwa:
a.       Ilmu jiwa yang digunakan sebagai dasar dalam metode pengajarannya masih ilmu jiwa lama,yaitu ilmu jiwa unsur.Pada waktu melatih salah satu indra dilarang indra yang lain ikut mempengaruhinya.
b.      Dunia fantasi anak.Dalam hal inilah amat banyak bunyi yang menentang Dr.Montessori. Pendapatnya ialah: khayal memperlihatkan kemiskinan kerohanian dan tidak sesuai dengan kenyataan.Maka ia melarang anak bermain-main khayal,misalnya: menjadi kondektur atau anak perempuanmenjadi ibu sedang boneka menjadi anaknya dan mengadakan perjamuan khayal.Juga perayaan yang mengenai atau bekerjasama dengan fantasi tidak diperbolehkan .disekolah anak tidak terdapat permainan kanak-kanak menyerupai : bejana kecil,mobil kecil dsb.Tidak boleh bangku digunakan sebagai kepala kereta api.
Berhubungan dengan diperkecilnya fantasi itu,diabaikan pulalah mata pelajaran ekspresi: bersenam sibuyung,bermain-main,menjanji,mengucap syair,menggambar,bahasa,aktif,cerita dongeng dsb.Prof.Gunning menamakan pendirian Dr.Montessori mengenai fantasi itu sebagai perkosaan chuluk anak.
Maka amatlahmengherankan bahwa Dr.Montessori yang telah mempelajari kanak-kanak secara keilmuan amat merendahkan hidup bawah umur dalam fantasinya,yang ternyata amat berharga itu.Dalam hal ini W.H.Frobel lebih maju.
Ditinjau dari sudut pendidikan:
a.       Sistim pendidikan montessori terlalu individualistis,tidak ada kesemptatan untuk pendidikan sosial sebeb didalam sekolah Montessori tidak ada latihan dalam rombongan.Pendidikan keindahan tidak cukup mendapat perhatian.Juga pendidikan keagamaan pada permulaan diabaikan,tetapi setelah tahun 1920 mulailah mengadakan percobaan untuk itu.Pengalaman mengenai hal itu di tulis oleh Mortimer standing dalam bahasa inggris dalam buku : anak di dalam gereja (1934).
b.      Karena bawah umur itu sepanjang hari tinggal di casa dei bambini,maka pendidikan didalam keluarganya sedikit sekali.Anak seolah-olah tiba dirumah hanya untuk tidur.Tetapi ini memang sesuai dengan keadaan di italia didalam kota.Para ibu bekerja hampir sepanjang haridi pabrik.
Dari sudut pengajaran:
a.       Semua alat pelajaran Dr.Montessori biarpun sudah diperbaiki pada hakikatnya diperuntukkan bawah umur yang tidak normal.
b.        Kebebasan atau kemerdekaan berdasarkan sistem Montessori bukan kebebasan yang sesungguhnya,melainkan kebebasan terbatas.

DAFTAR PUSTAKA
Soejono Ag. 1954. AliranBarudalamPendidikandanPengajaran. Solo. HarapanMasa.
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_Montessori

METODE PENGAJARAN MONTESORI






Sumber http://www.rijal09.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)