PENGERTIAN METODE DISKUSI
A.Pengertian metode diskusi
Diskusi ialah pertemuan yang dilakukan dua orang atau lebih yang didalam pertemuan itu membahas sebuah masalah yang lalu diputuskan bersama. Menurut Syaiful Sagala (2009 : 208) menyatakan Bahwa: Diskusi ialah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenarannya.
Sejalan dengan pendapat diatas Wina Sanjaya (2009 : 154) beropini bahwa: Metode diskusi ialah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini ialah untuk memecahkan masalah suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk menciptakan keputusan.
Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk memakai metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari perkiraan : pertama, diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi risikonya oleh alasannya ialah interaksi antara siswa muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan; kedua, diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran didalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu mustahil sanggup menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan perencanaan dan persiapan yang matang insiden semacam itu sanggup dihindari.
Dilihat dari pengorganisasian materi pembelajaran, ada perbedaan yang sangat prinsip dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu ceramah atau demonstrasi. Kalau metode ceramah atau demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir dengan baik hingga guru tinggal menyampaikannya, maka tidak demikian halnya dengan metode diskusi. Pada metode ini materi atau materi pembelajaran tidak diorganisir dengan sebelumnya serta tidak disajikan secara pribadi kepada siswa, materi pembelajaran ditentukan dan diorganisir oleh siswa sendiri, oleh alasannya ialah tujuan utama metode ini bukan hanya sekedar hasil belajar, tetapi yang lebih penting ialah proses belajar.
B.Jenis-jenis Diskusi
Untuk mendapat melakukan diskusi di kelas, seorang guru harus mengetahui terlebih dahulu ihwal jenis-jenis diskusi, sehingga dalam pelaksanaannya nanti sanggup menyesuaikan jenis diskusi apa yang akan digunakan (M. Firdaus Zarkasi, 2009 : 78-81).
1) Diskusi Formal
Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi pemerintahan, dimana dalam diskusi itu perlu adanya ketua dan penulis serta pembicara yang diatur secara formal, contohnya: sidang DPR. Sedangkan hukum yang digunakan dalam diskusi ini biasanya ketat dan rapi. Jumlah penerima siswa yang menjadi penerima pun umumnya lebih banyak bahkan sanggup melibatkan seluruh siswa didalam kelas.
2) Diskusi Informal
Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada yang digunakan dalam diskusi-diskusi lainnya, alasannya ialah sifatnya yang tidak resmi. Penerapannya biasanya dalam diskusi keluarga, dan dalam berguru mengajar dilaksanakan dalam kelompok-kelompok berguru dimana satu sama lain bersifat “face to face relationship”.
3) Diskusi Panel
Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu: penerima aktif dan non aktif. Peserta aktif pribadi melibatkan diri dalam diskusi, sedangkan penerima non aktif ini terdiri dari beberapa kelompok yang mempunyai wakil-wakil yang ditugasi berbicara atas nama kelompoknya.
4) Diskusi Dalam Bentuk Symposium
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal lainnya, hanya saja diskusi symposium disampaikan oleh seorang pemasaran atau lebih (umumnya lebih). Pemasaran secara bergiliran memberikan uraian pandangan nya mengenai topik yang sama tersebut. Dan diskusi symposium ini biasanya tidak mencari kebenaran tertentu.
5) Lecture Discussion
Diskusi ini dilaksanakan dengan membeberkan suatu persoalan, lalu didiskusikan. Disini biasanya hanya satu pandangan atau problem saja.
Berdasarkan jenis-jenis diskusi yang dikemukakan diatas maka peneliti menentukan diskusi formal didalam pelaksanaan pembelajaran supaya siswa lebih tertib didalam bereksplorasi membuatkan materi pembelajaran.
Ciri-ciri pembelajaran diskusi formal ialah sebagai berikut:
(a) Dipimpin oleh moderator sebagai pengarah diskusi
(b) Notulen, atau sekretaris yang mencatat hal –hal penting dalam diskusi
(c) Penyaji materi dalam diskusi
(d) Dan pelaksanaan diskusi terkesan tertib dari jenis diskusi yang lain.
C. langkah-langkah pembelajaran diskusi
Adapun langkah-langkah pembelajaran diskusi formal berdasarkan M. Firdaus Zarkasi (2009:79) ialah : (a) memberikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (b). Membagi kelompok, (c) Menentukan tugas-tugas dalam kelompok ibarat pokok bahasan apa yang akan dibahas, (d) membagi kiprah dalam kelompok dalam hal ini kiprah sebagai moderator, notulen, penyaji dan apa kiprah dan fungsi anggota (e) mengerjakan tes secara individu. (f). investigasi tes. (g) penghargaan kelompok.
D. Kelemahan dan Kelebihan Metode Diskusi
Seperti halnya metode yang lain metode diskusi juga mempunyai kelebihan dan kekurangan, hal ini dikemukakan pribadi oleh Udin S. Winataputra, dkk (2005 : .16) menyatakan bahwa :
Ø Keunggulan
1. Siswa sanggup berinteraksi sosial dengan lingkungan
2. Siswa terlibat pribadi dalam pembelajaran
3. Siswa sanggup memahami permasalahan sosial
4. Membina korelasi personal yang positif
5. Membina korelasi yang komunikatif
6. Siswa berguru memahami pikiran orang lain
Ø Kelemahan
1. Relatif memerlukan waktu yang banyak
2. Apabila siswa tidak memahami konsep simulasi tidak akan efektif.
3. Sangat tergantung pada aktifitas siswa.
4. Adanya siswa yang lambat, kurang minat dan kurang dan kurang motivasi, simulasi kurang berhasil.
Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa diskusi juga berkhasiat sekali untuk mengubah sikap efektif siswa secara kongkrit. Dalam hal sikap atau nilai, perubahan sukar sekali diadakan kalau siswa tidak diberi kesempatan menyatakan perasaannya. Pendapat diatas sejalan dengan W. james popham dan Eva L. Baker (2008 : 85) menyatakan bahwa: penggunaan diskusi secara terampil memungkinkan pembentukan sikap dalam suasana kelompok. Maka, dalam menentukan diskusi sebagai suatu tehnik mengajar di kelas, perlu sekali dipertimbangkan tujuannya. Jika hendak mengubah sikap kognitif pada taraf pengetahuan. PENGERTIAN METODE DISKUSI
A.Pengertian metode diskusi
Diskusi ialah pertemuan yang dilakukan dua orang atau lebih yang didalam pertemuan itu membahas sebuah masalah yang lalu diputuskan bersama. Menurut Syaiful Sagala (2009 : 208) menyatakan Bahwa: Diskusi ialah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenarannya.
Sejalan dengan pendapat diatas Wina Sanjaya (2009 : 154) beropini bahwa: Metode diskusi ialah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini ialah untuk memecahkan masalah suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk menciptakan keputusan.
Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk memakai metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari perkiraan : pertama, diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi risikonya oleh alasannya ialah interaksi antara siswa muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan; kedua, diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran didalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu mustahil sanggup menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan perencanaan dan persiapan yang matang insiden semacam itu sanggup dihindari.
Dilihat dari pengorganisasian materi pembelajaran, ada perbedaan yang sangat prinsip dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu ceramah atau demonstrasi. Kalau metode ceramah atau demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir dengan baik hingga guru tinggal menyampaikannya, maka tidak demikian halnya dengan metode diskusi. Pada metode ini materi atau materi pembelajaran tidak diorganisir dengan sebelumnya serta tidak disajikan secara pribadi kepada siswa, materi pembelajaran ditentukan dan diorganisir oleh siswa sendiri, oleh alasannya ialah tujuan utama metode ini bukan hanya sekedar hasil belajar, tetapi yang lebih penting ialah proses belajar.
B.Jenis-jenis Diskusi
Untuk mendapat melakukan diskusi di kelas, seorang guru harus mengetahui terlebih dahulu ihwal jenis-jenis diskusi, sehingga dalam pelaksanaannya nanti sanggup menyesuaikan jenis diskusi apa yang akan digunakan (M. Firdaus Zarkasi, 2009 : 78-81).
1) Diskusi Formal
Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi pemerintahan, dimana dalam diskusi itu perlu adanya ketua dan penulis serta pembicara yang diatur secara formal, contohnya: sidang DPR. Sedangkan hukum yang digunakan dalam diskusi ini biasanya ketat dan rapi. Jumlah penerima siswa yang menjadi penerima pun umumnya lebih banyak bahkan sanggup melibatkan seluruh siswa didalam kelas.
2) Diskusi Informal
Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada yang digunakan dalam diskusi-diskusi lainnya, alasannya ialah sifatnya yang tidak resmi. Penerapannya biasanya dalam diskusi keluarga, dan dalam berguru mengajar dilaksanakan dalam kelompok-kelompok berguru dimana satu sama lain bersifat “face to face relationship”.
3) Diskusi Panel
Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu: penerima aktif dan non aktif. Peserta aktif pribadi melibatkan diri dalam diskusi, sedangkan penerima non aktif ini terdiri dari beberapa kelompok yang mempunyai wakil-wakil yang ditugasi berbicara atas nama kelompoknya.
4) Diskusi Dalam Bentuk Symposium
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal lainnya, hanya saja diskusi symposium disampaikan oleh seorang pemasaran atau lebih (umumnya lebih). Pemasaran secara bergiliran memberikan uraian pandangan nya mengenai topik yang sama tersebut. Dan diskusi symposium ini biasanya tidak mencari kebenaran tertentu.
5) Lecture Discussion
Diskusi ini dilaksanakan dengan membeberkan suatu persoalan, lalu didiskusikan. Disini biasanya hanya satu pandangan atau problem saja.
Berdasarkan jenis-jenis diskusi yang dikemukakan diatas maka peneliti menentukan diskusi formal didalam pelaksanaan pembelajaran supaya siswa lebih tertib didalam bereksplorasi membuatkan materi pembelajaran.
Ciri-ciri pembelajaran diskusi formal ialah sebagai berikut:
(a) Dipimpin oleh moderator sebagai pengarah diskusi
(b) Notulen, atau sekretaris yang mencatat hal –hal penting dalam diskusi
(c) Penyaji materi dalam diskusi
(d) Dan pelaksanaan diskusi terkesan tertib dari jenis diskusi yang lain.
C. langkah-langkah pembelajaran diskusi
Adapun langkah-langkah pembelajaran diskusi formal berdasarkan M. Firdaus Zarkasi (2009:79) ialah : (a) memberikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (b). Membagi kelompok, (c) Menentukan tugas-tugas dalam kelompok ibarat pokok bahasan apa yang akan dibahas, (d) membagi kiprah dalam kelompok dalam hal ini kiprah sebagai moderator, notulen, penyaji dan apa kiprah dan fungsi anggota (e) mengerjakan tes secara individu. (f). investigasi tes. (g) penghargaan kelompok.
D. Kelemahan dan Kelebihan Metode Diskusi
Seperti halnya metode yang lain metode diskusi juga mempunyai kelebihan dan kekurangan, hal ini dikemukakan pribadi oleh Udin S. Winataputra, dkk (2005 : .16) menyatakan bahwa :
Ø Keunggulan
1. Siswa sanggup berinteraksi sosial dengan lingkungan
2. Siswa terlibat pribadi dalam pembelajaran
3. Siswa sanggup memahami permasalahan sosial
4. Membina korelasi personal yang positif
5. Membina korelasi yang komunikatif
6. Siswa berguru memahami pikiran orang lain
Ø Kelemahan
1. Relatif memerlukan waktu yang banyak
2. Apabila siswa tidak memahami konsep simulasi tidak akan efektif.
3. Sangat tergantung pada aktifitas siswa.
4. Adanya siswa yang lambat, kurang minat dan kurang dan kurang motivasi, simulasi kurang berhasil.
Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa diskusi juga berkhasiat sekali untuk mengubah sikap efektif siswa secara kongkrit. Dalam hal sikap atau nilai, perubahan sukar sekali diadakan kalau siswa tidak diberi kesempatan menyatakan perasaannya. Pendapat diatas sejalan dengan W. james popham dan Eva L. Baker (2008 : 85) menyatakan bahwa: penggunaan diskusi secara terampil memungkinkan pembentukan sikap dalam suasana kelompok. Maka, dalam menentukan diskusi sebagai suatu tehnik mengajar di kelas, perlu sekali dipertimbangkan tujuannya. Jika hendak mengubah sikap kognitif pada taraf pengetahuan. PENGERTIAN METODE DISKUSI
#PENGERTIAN METODE DISKUSI
#METODE DISKUSI
#METODE DISKUSI
Sumber http://www.rijal09.com
EmoticonEmoticon