Tuesday, October 16, 2018

√ Perilaku Sosial



1.       Pengertian Sikap
            Masalah sikap yaitu problem yang urgen dalam bidang psikologi sosial . Azwar (dalam Anas Muhammad : 2007) mengemukakan pendapat jago mengenai pengertian wacana sikap, di antaranya yaitu: thurstone berpandangan bahwa sikap merupakan suatu hal pada tindakan afektif, baik itu bersifat positif maupun bersifat negatif dalam hubungannya dengan obyek-obyek psikologi. Kimball young (dalam Anas Muhammad : 2007), menyatakan bahwa sikap merupaka suatu predisposisi mental untuk melaksanakan suatu tindakan.sementara itu fithein dan ajzen, menyebutkan bahwa sikap sebagai predisposisi yan dipelajari untuk merespon secara konsisten dalam cara tertentu dan berkenaan dengan obyek tertentu.
           BACA JUGA : PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL ANAK

            Sherif & sherif (dalam Anas Muhammad : 2007) , mengemukakan bahwa sikap memilih keajegan dan kekhasan perilaku  seoramg dalam korelasi suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbutan atau tingkah laku.
            Memperhatikan beberapa pengertian yang dikemukakan beberapa jago tersebut sanggup ditemukan unsur yang hampir sama pada sikap, yaitu: sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak dan bereaksi terhadap ransangan. Oleh alasannya itu manifestasi sikap tidak sanggup eksklusif dilihat akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laris yang masih tertutup
a.        Komponen sikap
            Pada hakikatnya sikap yaitu suatu interaksi dari banyak sekali komponen, dimana komponen tersebut berdasarkan alport (Anas Muhammad : 2007) ada tiga yaitu: komponen kognitf, afekti dan konatif.
1)    Komponen kognitif
Kognitif yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau isu yang dimiliki seseorang wacana objek sikapnya. Dari pengetahuan itu lalu akan terbentuk suatu keyakinan tertentu wacana obyek sikap tersebut
2)    Komponen afektif
Afektif yaitu yang bekerjasama dengan rasa bahagia dan tidak senang. Kaprikornus sifatnya evaluatuf yang bekerjasama erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimiliki.
3)    Komponen konatif.
Konatif, yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laris yang bekerjasama dengan objek sikapnya.
            Berdasarkan uraian tersebut sanggup dikemukakan bahwa sikap seseorang pada suatu objek sikap merupakan merupakan manifestasi dari konstelasi ketiga komponen tersebut yang saling berinteraksi untuk saling memahami mencicipi dan berpelrilaku terhadap objek sikap. Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan lain. Jadi, terdapat penorganisasian secara internal di antara ketiga komponen tersebut.
            Selain pendapat tersebut, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa sikap melibatkan satu komponen yaitu komponen yaitu komponen afek menyerupai yang dikemukakan thurstone. Komponen afek atau perasaan tersebut mempunyai dua sifat, posistif dan negatif. Individu yang mempunyai perasaan positif terhadap suatu objek psiklogis dikatakan menyukai objek tersebut atau mempunyai sikap yang faravorable terhadap objek psikologis. Sebaliknya, jikalau mempunyai perasaan negatif dikatakan mempunyai sikap yang unfaporable terhadap objek tersebut. Pada sikap yang positif, reaksi seseorang cenderung untuk mendekati atau menyenangi obyek tersebut, sedangkan pada sikap yang negatif, orang cenderung untuk menjauhi atau menghindari objek tersebut.
b.       Karakteristik sikap
Menurut Brigham (Dalam Anas Muhammad : 2007) ada beberapa ciri sifat (Karakter)  dasar dari sikap, yaitu :
1)    Sikap disimpulkan dari cara-cara individu betingkah laku
2)    Sikap ditunjukan mengarah kepada objek psikologis atau kategori, dalam hal ini sketsa yang dimilikiorang membimbing mereka bagaimana mengkategorisasikan targt obyek dimana sikap diarahkan
3)    Sikap itu dipelajari (hasil belajar)
4)    Sikap itu mempengaruhi perilaku. Dimilikinya suatu sikap yang mengarah pada suatu objek memperlihatkan satu alasan untuk berperilaku mengarah pada objek tersebut dengan suatu cara tertentu.
c.        Fungsi sikap
Menurut Katz (dalam Anas Muhammad : 2007) ada empat fungsi sikap yaitu:
1)     Utilitarian function. Sikap memungkinkan seseorang untuk memperoleh atau memakasimalkan ganjaran (reward) atau persetujuan dan meminimalkan hukuman. Dengan kata lain, sikap sanggup berfungsi sebagai pembiasaan sosial, contohnya seseorang sanggup memperbaiki verbal dari sikapnya terhadap sesuatu obyek tertentu untuk mendapat persetujuan atau dukungan.
2)     Knowledge function. Sikap membantu dalam memahami lingkungan         (sebagai skema) dengan melengkapi ringkasan penilaian wacana obyek dan kelompok atau segala sesuatu yang dipunyai di dunia ini.
3)     Value-expressive function. Sikap kadang kala mengkomunikasikan nilai dan identitas yang dimiliki seseorang terhadap orang lain.
4)     Ego devensive function. Sikap melindungi diri, menutupi kesalahan, aksi dan sebagainya dalam rangka mempertahankan diri. Sikap ini mencerminkan kepribadian individu yang bersangkutan dan masalah-masalah yang belum mendapat penyelesaian secara tuntas, sehingga individu berusaha mempertahankan dirinya secara tidak masuk akal alasannya beliau merasa takut kehilangan statusnya.
d.       Pembentukan dan perubahan sikap
            Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan sebagai hasil interaksi secara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis. Faktor pengalaman besar peranannya dalam pembentukan sikap.
            Sikap juga sanggup dinyatakan sebagai hasil belajar, balasannya sikap sanggup mengalami perubahan, sesuai dengan yang dinyatakan Sherif (dalam Anas Muhammad : 2007) sikap sanggup berubah alasannya kondisi dan efek yang diberikan. Sebagai hasil berguru dari sikap senantisa akan berlangsung dalam interaksi insan berkenaan dengan obyek tertentu.
            Lebih tegas berdasarkan Bimo Walgito (dalam Anas Muhammad : 2007) bahwa pembentukan dan perubahan sikap ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
1)    Faktor internal (individu itu sendiri) yaitu secara individu dalam menanggapi dunia luarnya dengan efektif sehingga tidak semua yang tiba akan diterima dan ditolak.
2)    Faktor eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau merubah sikap.
         BACA JUGA: PERAN SOSIAL GURU



Sumber http://www.rijal09.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)