Friday, November 15, 2019

√ Profil Muhammad Ibnu Abdul Wahab

Nama lengkapnuya ialah Al-Islam Muhammad Ibnu Abdul Wahab ibnu Sulaiman ibnu Ali ibnu Muhammad ibnu Ahmad ibnu Rasyid ibnu Barid ibnu Muhammad ibnu Al-Masyrif At-Tamimi Al-Hanbali An-Najed.
Ia lahir dikampung Uyainah, Najed 70 Kn sebelah barat daya riyadh, Arab Saudi. Dia berasal dari keluarga yang sangat terhormat dan terpelajar. Ayahnya Syaikh Abdul Wahab ibnu Sulaiman ialah ketua jabatan agama setempat. Sedang kakeknya, Syaikh Sulaiman ibnu Ali, mufti besar, kawasan masyarakat Najed menanyakan segala sesuatu yang berafiliasi dengan persoalan agama. Realita ini tidak mengherankan, ketika kelak Ibnu Abdul Wahab besar menjadi ulama tangguh ibarat kakeknya.
Alur pendidikan Muhammad Ibnu Abdul Wahab dimulai dengan berguru pada ayahnya, yang sangat terpengaruh madzhab Hanbali (w.885). Kemudian ia melanjutkan belajarnya ke Madinah dan berguru pada Syaikh Sulaiman Al-Kurdi (w.1780) dan Muhammad Hayyat Al-Sindi (w.1749). dari kedua gurunya Ibnu Abdul Wahab mengetahui kenyataan-kenyataan bid'ah dan khurafat yang banyak terdapat di kalangan kaum muslimin waktu itu, dimana ajaran-ajaran Islam yang murni (pure) banyak disimpangkan.
Selanjutnya Muhammad Ibnu Abdul Wahab juga banyak melaksanakan perjalanan ke banyak sekali negara dalam rangka memperdalam studi. Di antaranya di Basrah selama empat tahun, disana ia menjadibtutor di rumah Qadil Husain. Seluruh kunjungan Muhammad Ibnu Abdul Wahab ke Basyrah, Baghdad, Iran, India, dan Damaskus dengan alasan untuk berdagang, namun bergotong-royong dalam rangka belajar. Dari sini Muhammad Ibnu Abdul Wahab banyak menemukan buku-buku yang ditulis oleh Ibnu Taimiyah (w.1328) Selain itu, Ibnu Abdul Wahab juga mengunjungi kuliah-kuliah imam Hanbali di Madinah dan Damaskus.[1].
Ketertarikan Muhammad Ibnu Abdul Wahab yang dalam terhadap aliran Ahmad Ibnu Hanbal dan Ibnu Taimiyah kiranya sangat meresap dalam dirinya. Gambaran lain yang menerangkan kesamaan dengan Taimiyah terletak pada upaya pembaharuan Ibnu Abdul Wahab. Ia berusaha mengatakan penafsiran yang sama atas keduanya dan menggemakan kembali sumber-sumber orisinil Islam (Al-Qur'an dan Sunah) serta mengkikis habis tahayul, khurofat dan Bid'ah.
Rangkaian panjang perjalana Ibnu Abdul Wahab menuntut ilmu dari satu kota ke kota lain, dari satu aliran ke aliran lain, baik fiqh, tauhid, sufi, dan filsafat, telah memperkuat wawasan pemikirannya. Keinginan membangkitkan Islam sesuai aliran Hanbali dan Taimiyah semakin berkobar manakala melihat rusak dan kotornya aqidah Islam yang terjadi pada masyarakat Arab ketika itu.

[1] Husyen Hilmi Isik. 1986. msdhdfangan Kaum Sunni Modern. Bandung : Risalah, hlm.71.
Image : http://cdn.ar.com/images/stories/2011/11/syaikh-muhammad-abdul-wahhab.jpg
Sumber http://umin-abdilah.blogspot.com


EmoticonEmoticon