Friday, November 15, 2019

√ Jenis Layanan Dan Acara Bimbingan Konseling




BAB II
PEMBAHASAN

A. Layanan Orientasi
Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa gres dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan gres bukannlah hal yang selalu sanggup berlangsung dengan gampang dan menyenangkan  bagi setiap orang. Ibarat seseorang yang gres pertama kali tiba ke sebuah kota besar, maka ia berada dalam keadaan serba  “buta”, buta ihwal arah yang hendak dituju, buta tentang jalan-jalan, dan buta ihwal itu dan ini. Akibat dari kebutaannya  itu, tidak  jarang ada yang tersesat dan tidak mencapai apa yang hendak ditujunya. Demikian juga bagi siswa gres di sekolah  dan atau bagi orang-orang yang gres memasuki suatu dunia kerja, mereka belum banyak mengenal ihwal lingkungan yang gres dimasukinya.[1]
                 Hasil  yang diharapkan dari layanan orientasi ialah mempermudah pembiasaan diri siswa terhadap kehidupan sosial, kegiatan berguru dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Demikian juga orang bau tanah siswa dengan memahami kondisi, situasi dan tuntutan sekolah anaknya akan sanggup memperlihatkan dukungan yang dibutuhkan bagi keberhasilan berguru anaknya. Dengan demikian sanggup dipahami ahwa fungsi utama yang didukung oleh layanan orientasi ini adalah  fungsi pemahaman dan pencegahan.[2]
1. Layanan Orientasi di sekolah
Kata orientasi sering kali kita dengar ketika pertama kali masuk atau sebagai siswa gres di suatu sekolah yang sering kita sebut MOS atau Masa Orientasi Siswa. Bagi siswa suatu ketidak tahuannya terhadap lingkungan lembaga pendidikan (sekolah) yang gres ia masuki, itu sanggup memperlambat kelangsungan proses belajar kelak. Bahkan lebih jauh dari itu sanggup membuatnya tidak mencapai hasil berguru yang diharapkan. Oleh alasannya yaitu itu, mereka perlu diperkenalkan dengan banyak sekali hal ihwal lingkungan lembaga pendidikan yang gres itu.
     Individu yang memasuki lingkungan gres perlu segera dan secepat mungkin memahami lingkungan barunya itu. Hal-hal yang perlu diketahui itu pada garis besarnya yaitu keadaan lingkungan fisik (seperti gedung-gedung, peralatan, kemudahan-kemudahan fisik), materi dan kondisi kegiatan (seperti jenis kegiatan, lamanya kegiatan berlangsung, syarat-syarat bekerja, suasana kerja), peraturan dan banyak sekali ketentuan lainnya (seperti disiplin,hak dan kewajiban), jenis personal yang ada, kiprah masing-masing dan saling korelasi di antara mereka. Untuk lingkungan sekolah contohnya materi orientasi yang mendapat pemfokusan adalah:
a.       Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya
b.      Kurikulum yang ada
c.        Penyelenggaraan pengajaran
d.      Kegiatan berguru siswa yang diharapkan
e.       Sistem penilaian,ujian,dan kenaikan kelas
f.       Fasilitas dan sumber berguru yang ada (seperti ruang kelas,laboratorium,perpustakaan,ruang praktek)
g.      Fasilitas penunjang (sarana olahraga dan rekreasi,pelayanan kesehatan,pelayanan bimbingan dan konseling,kafetaria,dan tata usaha)
h.      Staf pengajar dan tata usaha
i.        Hak dan kewajiban siswa
j.        Organisasi siswa
k.      Organisasi orang bau tanah siswa
l.        Organisasi sekolah secara menyeluruh.

1.      Metode Layanan Orientasi Sekolah

Keluasan dan kedalaman masing-masing pokok materi di atas yang disampaikan kepada siswa diubahsuaikan dengan jenjang sekolah dan tingkat perkembangan anak. Untuk belum dewasa yang gres memasuki kelas satu SD, tentulah materi-materi tersebut tidak perlu (dan tidak dapat) disampaikan kepada belum dewasa yang masih sangat muda. Pokok-pokok materi itu sebaiknya disampaikan kepada orang bau tanah murid. Pemahaman orang bau tanah terhadap mengembangkan materi itu akan membantu mereka memperlihatkan fasilitas dan pelayanan kepada belum dewasa mereka untuk sanggup mengikuti pendidikan di SD dengan sebaik-baiknya.

2.      Layanan orientasi di luar sekolah
                 Demikian juga indinidu-individu yang memasuki lingkungan gres di luar (seperti pegawai baru, anggota gres suatu organisasi, bekas narapidana yang kembali kemasyarakat sehabis sekian usang menjalani masa hukumannya, dan tidak terkecuali pengantin baru) memerlukan orientasi ihwal lingkungan barunya itu. Dengan orientasi itu proses pembiasaan diri atau pembiasaan diri kembali akan memperoleh sokongan yang amat berarti.
                 Cara penyajian orientasi di luar sekolah sangat tergantung pada jenis orientasi yang dibutuhkan dan siapa yang memerlukannya. Lembaga-lembaga ibarat “Badan Penasihat Perkawinan”, “Pusat Rehabilitasi Narapidana”, ”Pusat Orientasi Tenaga Kerja”, dan lain-lain sanggup dibuat dan konselor menjadi tenaga hebat serta pencetus lembaga dukungan khusus dimasyarakat itu.[1]

3.      Tujuan layanan orientasi disekolah
Pada bidang bimbingan ini layanan orientasi berperan dalam pemberian pengenalan diantaranya:
a)      Memberikan fasilitas pembiasaan diri siswa terhadap contoh kehidupan social
b)      Penyesuaian kehidupan berguru serta kegiatan lain yang mendukung keberhasilan    siswa.
c)       Memberikan pemahaman kepada orang bau tanah siswa mengenai kondisisituasi dan tuntutan sekolah anaknya biar sanggup memperlihatkan dukungan yang dibutuhkan bagi keberhasilan berguru anaknya.

4.      Pelaksanaan Layanan Orientasi       
Layanan orientasi sanggup diselenggarakan melalui banyak sekali cara ibarat ceramah, tanya jawab, dan diskusi yang selanjutnya dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan foto, atau video atau peninjauan ketempat yang dimaksud(misalnya ruang kelas, labolatorium, perpustakaan dan lain-lain) meskipun materi orientasi sanggup diberikan oleh guru pembimbing, kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, namun seluruh kegiatan itu direncanakan oleh guru pembimbing. Pemberian materi orientasi kepada sekelompok siswa atau orang bau tanah siswa dalam bentuk:
1)      Pertemuan umum
Pada kegiatan ini di ikuti oleh sejumlah besar siswa, contohnya pada dikala masa orientasi siswa dimana pada dikala tersebut semua siswa diberikan materi-materi yang berkaitan dengan kondisi lingkungan yang akan mempengaruhi proses berguru siswa
2)      Pertemuan klasikal (diikuti oleh parasiswa dari kelas tertentu)
Program yang di rancang konselor untuk melaksanakan kontak pribadi dengan para penerima didik di kelas. Dilakukan secara terjadwal, biasanya berupa diskusi kelas atau brain storming (curhat pendapat). Misalnya, seorang konselor yang memperlihatkan pengenalan mengenai mata pelajaran di kelas IPS
3)      Pertemuan kelompok ( diikuti oleh sejumlah penerima yang terbatas).
Konselor memperlihatkan layanan bimbingan kepada penerima didik melalui kelompok kecil (5-10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat penerima didik. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini yaitu problem yang bersifat umum ( common problem) dan tidak rahasia. Misalnya cara-cara berguru efektif, kiat- kiat menghadapi ujian dan mengelola setres. Bentuk pertemuan tertentu yang dihadiri para siswa atau orang bau tanah siswa diubahsuaikan jenis materi dan sifat orientasi yang disampaikan. Demikian juga pembicara, ada materi yang disampaikan pada guru pembimbing, kepala sekolah, wali kelas atau guru mata pelajaran. Dalam layanan orientasi personil sekolah berperan saling melengkapi, sehingga para siswa dan orang bau tanah siswa memperoleh ganbaran yang lengkap dan satuan ihwal satuan jenjang atau periode pendidikan yang gres mereka masuki.

B.     Layanan Informasi

Layanan gosip yaitu layanan bimbingan yang berupa pemberian penerangan, penjelasan, pengarahan. Informasi yang perlu disampaikan kepada siswa terutama mengenai hal-hal yang amt mempunyai kegunaan bagi kehidupan siswa, namun hal itu jarang dibicarakan dalam mata pelajaran, contohnya gosip mengenai sistem belajar, gosip mengenai jurusan, gosip mengenai kelanjutan studi, cara bergaul dengan teman, cara menciptakan ringkasan, dan gosip mengenai jenia-jenis pekerjaan. Layanan gosip umumnya disampaikan dalam bentuk kelompok. Layanan ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh petugas bimbingan untuk membekali siswa pengetahuan, pemahaman ihwal lingkungan hidup, proses perkembangan, pendidikan pekerjaan, dan sebagainya biar mereka sanggup mengatur dirinya sendiri dan merencanakan kehidupannya sendiri.[2]

1.      Tujuan layanan informasi
              Tujuan pemberian gosip diadakan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan ihwal data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan berguru ihwal lingkungan hidupnya lebih bisa mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Progaram bimbingan yang tidak memperlihatkan kegiatan layanan pemberian gosip akan mengahalangi penerima didik untuk berkembang lebih jauh, lantaran mereka membutuhkan kesempatan untuk mempelajari data dan fakta yang sanggup mempengaruhi Jalan hidupnya.
              Ada tiga alasan pokok mengapa layann pemberian gosip merupakan perjuangan vital dalam keseluruhan kegiatan bimbingan yang terpola dan terorganisasi. Pertama, siswa membutuhkan gosip yang relevan sebagi persiapan memangkusuatu jabatan di masyarakt. Dengan mempunyai pengetahuan yang sempurna mungkinlah bahwa jumlah pilihan yang sanggup mereka pertimbangkan bertambah. Kedua,pengetahuan yang sempurna dan benar membantu siswa untuk berpikir lebih rasional ihwal perencanaan masa depan dan tuntunan pembiasaan diri dari pada mengikuti sembarang keinginan saja tanpa memperhitungkan kenyataan dalam lingkungan hidupnya. Informasi yang relevan sanggup membebaskan siswa dari keterikatan pada contoh berpikir yang kaku, dan sekaligus memperluas cakrawala pandangannya. Ketiga, gosip yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan akan hal-hal yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang akan berubah dengan bertambahnya umur dan pengalaman.

2.      Jenis-jenis informasi
a.        informasi pendidikan
     Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya problem atau kesulitan. Diantara problem atau kesulitan tersebut berafiliasi dengan (a)Pemilihan kegiatan studi, (b)Pemilihan sekolah, fakultas dan jurusannya, (c)Penyesuaian diri dengan kegiatan studi, (d)Penyesuaian diri terhadap suasana belajar, dan (e)Putus sekolah. Mereka membutuhkan adanya keterangan atau gosip untuk sanggup menciptakan pilihan dan keputusan secara bijaksana.

b.      informasi jabatan
     Saat-saat transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja sering merupakan masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu terletak tidak saja dalam mendapat jenis pekerjaaan yang cocok, tetapi juga dalam penyesuain diri dengan suasana kerja yang gres dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya.

c.       informasi sosial budaya
     Masyarakat indonesia dikatakan juga masyarakt majemuk, lantaran berasal dari banyak sekali suku banyak sekali suku bangsa, agama dan moral istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini sering pula membawa perbedaan dalam contoh dan perilaku hidup sehari-hari. Namun demikian, perbedaan –perbedaan itu tetap dalam kesatuan sebagaiman tertera dalam Lambang Negara Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki itu hendaknya tidak mengakibatkan masyarakatnya bercerai-cerai, tetapi justru menjadi sumber ide dalam hidup bernegara, berbangsa dan bermasyarakat, yang sanggup hidup berdampingan antara yang satudengan yang lain.

3.      Metode layanan gosip di sekolah
Pemberian gosip kepada siswa sanggup dilakukan dengan banyak sekali cara, ibarat metode ceramah, diskusi panel, wawancara, karyawisata, alat-alat peraga dan alat-alat bantu lainnya, buku panduan, kegiatan sanggar karir, sosiodrama.[3]
C.     Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan  penempatan  ialah  pada  waktu  siswa  melewati  masa  peralihan  antara  situasi sekolah  berikutnya,  pemilihan dan  penempatan  jurusan, pemilihan kegiatan ekstrakurikuler, sekolah sambungan, dan penempatan pada layanan kerja. (Elia Flurentin) Layanan penempatan dan penyaluran merupakan salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling. Menurut Prayitno  layanan penempatan adalah: “Suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan untuk membantu individu atau kelompok yang mengalami mismatch (ketidaksesuaian antara potensi dengan perjuangan pengembangan), dan penempatan individu pada lingkungan yang cocok bagi dirinya serta pemberian kesempatan kepada individu untuk berkembang secara optimal”.
Layanan penempatan dan penyaluran bermanfaat untuk menghindari ketidaksesuaian antara talenta dan perjuangan untuk mengembangkan talenta tersebut. Senada dengan pendapat diatas, Purwoko menjelaskan bahwa: “Layanan penempatan dan penyaluran yaitu “serangkaian kegiatan dukungan yang diberikan kepada siswa biar siswa sanggup menempatkan dan menyalurkan segala potensinya pada kondisi yang sesuai”.
Kedua pendapat diatas, mensiratkan bahwa layanan penempatan dan penyaluran membantu siswa untuk sanggup menyesuaikan potensi dan bakatnya dengan perjuangan yang dilakukan. Pendapat yang sama juga di kemukakan oleh Mulyadi  yang menjelaskan bahwa: “Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan penerima didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang sempurna (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau kegiatan studi, kegiatan latihan, magang, kegiatan kolektra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat, serta kondisi pribadinya”. Berdasarkan pendapat di atas, sanggup disimpulkan bahwa layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu siswa mengembangkan dan menyalurkan bakat, minat , dan potensi yang dimiliki secara sempurna dan sesuai.

1.      Manfaat layanan penempatan dan penyaluran    
 Membantu siswa biar bisa menempatkan, menyalurkan dan merealisasikan dirinya pada keadaan posisi yang tepat. Menyalurkan segala kemampuan, talenta dan minat yang dimiliki siswa sehingga siswa sanggup berkembang secara optimal dan memperoleh kepuasaan. Memberikan fasilitas bagi guru dalam pengelolaan kelas dan kegiatan pengajaran. Layanan penempatan dan penyaluran harus dilaksanakan secara obyektif dan rasional oleh lantaran itu perlu kegiatan pendukung berupa aplikasi instrumen dan pengumpulan data.[4]

D.    Layanan Pembelajaran (Bimbingan Belajar)

Layanan pembelajaran atau bimbingan belajar yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan penerima didik mengembangkan diri berkenaan dengan perilaku dan kebiasaan berguru yang baik, materi berguru yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta banyak sekali aspek tujuan dan kegiatan berguru lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
Materi kegiatan layanan bimbingan berguru meliputi:
·         Mengembangkan pemahaman ihwal diri, terutama pemahaman sikap, sifat, kebiasaan, bakat, minat, kekuatan-kekuatan dan penyalurannya, kelemahan-kelemahan dan penanggulangannya, dan usaha-usaha pencapaian cita-cita/perencanaan masa depan.
·         Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laris dalam korelasi sosial dengan sobat sebaya, guru, dan masyarakat luas.
·         Mengembangkan perilaku dan kebiasaan dalam disiplin berguru dan berlatih secara efektif dan efisien.
·         Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi, dan kesenian.
·         Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan melalui orientasi dan gosip karier, orientasi dan gosip dunia kerja dan sekolah tinggi tinggi yang sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.[5]

E.     Layanan konseling perorangan

Layanan konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan penerima didik (klien) mendapat layanan pribadi tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan permasalahan pribadi yang dideritanya.
Tujuan layanan konseling perorangan yaitu biar klien memahami kondisi dirinya sendiri, lingkungnnya, permasalahan yang dialami,kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien bisa mengatasinya. Dengan perkataan lain, konseling perorangan bertujuan untuk mengentaskan problem yang dialami klien.

F.      Layanan konseling kelompok

Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah penerima didik secara bantu-membantu melalui dinamika kelompok memperoleh banyak sekali materi dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan membahas secara bantu-membantu pokok bahasan (topik) tertentu yang mempunyai kegunaan untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari.
Secara umum layanan ini bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi penerima layanan (siswa). Secara lebih khusus , layanan ini bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan perilaku yang menunjang perwujudan tingkah laris yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun nonverbal para siswa.

G.    Kegiatan-kegiatan pendukung pelayanan bimbingan dan konseling

Layanan BK di sekolah dan madrasah tidak akan sanggup dilaksanakan  secara efektif dan tujuannya tercapai sesuai apa yang direncanakan tanpa kegiatan-kegiatan pendukung. Dengan perkataan lain, biar layanan BK di sekolah dan madrasah lebih efektif dan mencapai hasil sesuai yang direncanakan, maka harus didukung oleh kegiatan-kegiatan pendukung pelayanan BK. Adapun kegiatan-kegiatan pendukung pelayanan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah adalah: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan  alih tangan kasus.

a.       Aplikasi instrumentasi

Aplikasi  instrumentasi sanggup bermakna upaya pengungkapan melalui pengukuran yang dilakukan dengan memakai alat ukur atau instrumen tertentu.
Kondisi dalam diri klien (siswa) perlu melalui aplikasi instrumentasi dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling untuk memperoleh pemahaman yang ihwal klien (siswa) secara lebih tepat. Upaya pengungkapan sebagai aplikasi instrumentasi sanggup dilakukan melalui tes dan non tes. Hasil aplikasi instrumen selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan serta disikapi dan dipakai untuk memperlihatkan perlakuan  secara sempurna kepada klien dalam bentuk layanan dan konseling.
Secara umum, tujuan aplikasi instrumentasi yaitu diperolehnya data ihwal kondisi tertentu atas diri klien (siswa). Data yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi selanjutnya dipakai sebagai materi pertimbangan untuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Dengan data tersebut, penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling khususnya di sekolah dan madrasah akan lebih efektif dan efisien.[6] 

b.      Himpunan data

Data merupakan diskripsi atau gambaran, keterangan atau catatan ihwal sesuatu. Dikaitkan dengan siswa, dan bisa berarti deskripsi atau gambaran, keterangan atau catatan ihwal siswa. Himpunan data sanggup bermakna suatu upaya penghimpunan, pengolongan –penggolongan, dan pengemasan data dalam bentuk tertentu. Himpunan data juga bermakna perjuangan untuk memperoleh data ihwal penerima didik, menganalisis dan menafsirkan, serta menyimpannya.
Penyelenggaraan himpunan data bertujaun untuk memperoleh pengertian yang lebih luas, lebih lengkap, dan lebih mendalam ihwal masing-masing penerima didik dan membantu siswa memperoleh pemahaman diri sendiri. Penyelenggaraan  himpunan data juga bertujuan  untuk menyediakan data yang berkualitas dan lengkap juga bertujuan untuk menyediakan data yang berkualitas dan lengkap guna menunjang penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Dengan adanya himpunan data yang berkualitas dan lengkap, diharapkan pelaksanaan mengembangkan jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling sanggup terselenggara secara efektif dan efisien.[7]

c.       Konferensi kasus

Konferensi kasus merupakan lembaga terbatas yang dilakukan oleh pembimbing atau konselor guna membahas suatu permasalahan dan arah pemecahannya. Konferensi kasus direncanakan dan dipimpin oleh pembimbing atau konselor, dihadiri oleh pihak-pihak yang terkait dengan kasus dan upaya pemecahannya. Pihak-pihak yang terkait diharapkan mempunyai kesepakatan yang tinggi untuk teratasinya kasus secara baik dan tuntas.
Sesuai dengan sifatnya yang kasus, pertemuan konferensi kasus bukan pertemuan formal, adalam arti menurut surat keputusan tertentu. Penyelenggaraan kasus tidak terikat pada jumlah penerima tertentu, waktu dan kegiatan pertemuan tertentu, serta keharusan menciptakan surat keputusan tertentu. Konferensi kasus merupakan pertemuan terbuka dalam arti terbuka untuk kasus yang dibaha,terbuka dari segi pihak-pihak yang diundang, terbuka dalam waktu penyelenggaraan, terbuka dalam dinamika kegiatan, dan terbuka dalam hasil-hasilnya, namun tetap menjunjung tinggi norma-norma dan kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan asas-asas pelayanan bimbingan dan konseling.
            Secara umum konferensi kasus bertujuan untuk mengumpulkan data secara lebih luas dan akurat serta menggalang kesepakatan pihak-pihak yang terkait dengan kasus (masalah tertentu) dalam rangka pemecahan masalah.[8]

d.      Kunjungan rumah

Kunjungan rumah bisa bermakna upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung jawab pembimbing atau konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Kunjungan rumah dilakukan apabila data siswa untuk kepentingan pelayanan bimbingan dan konseling belum atau tidak diperoleh melalui wawancara dan angket. Selain itu, kujungan rumah juga perlu dilakukan untuk melaksanakan cek silang berkenaan dengan data yang diperoleh melalui angket dan wawancara.
Secara umum, kunjungan rumah bertujuan untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat ihwal siswa berkenaan dengan problem yang dihadapinya. Selain itu juga bertujuan untuk menggalang kesepakatan antara orang bau tanah dan anggota keluarga lainnya dengan pihak sekolah atau madrasah, khususnya berkenaan dengan pemecahan problem klien. Menurut winkel (1991), kunjungan rumah bertujuann untuk mengenal lebih bersahabat lingkungan hidup siswa sehari-hari.[9]

e.       Alih tangan kasus

Bagaimanapun konselor atau pembimbing yaitu insan biasa yang selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan. Tidak semua problem siswa berada dalam pengetahuan pembimbing atau konselor untuk memecahkannya. Demikian juga tidak semua kasus atau problem siswa berada dalam kewenangan konselor atau pembimbing untuk pemecahannya baik secara keilmuwan maupun profesi. Adakalanya kasus-kasus tertentu berada dalam kewenangan keilmuan psikologi, dan penanganannya merupakan kewenangan psikolog atau psikiater.
Secara umum alih tangan kasus atau layanan tumpuan bertujuan untuk memperoleh pelayanan yang optimal dan pemecahan problem klien secara lebih tuntas.[10]












[1] Prof.Dr. H Prayitno, M.Sc.Ed dan Drs.Erman Amti,Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Op.cit,hal 256-259

[2] Elfi mu’awanah, S.Ag., M.pd dan Rifa Hidayah,S.Ag.,SPsi.,M.Si.,Psi, bimbingan konseling islam( Jakarta:PT Bumi Aksara,2009), hal 66

[3] Prof.Dr. H Prayitno, M.Sc.Ed dan Drs.Erman Amti,Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,op.cit hal 261-269

[5] Dewa ketut sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.(Jakarta: Rineka Cipta,2008),hal 60-61.

[6] Drs. Tohirin, M.pd, Bimbingan Dan konseling Di Sekolah Dan Madrasah, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2007), hal 207-208
[7] Ibid, hal 218

[8] Ibid, hal 236-237
[9] Ibid, hal l241-242 
[10] Ibid, hal 250-251


[1] Prof.Dr. H Prayitno, M.Sc.Ed dan Drs.Erman Amti,Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling(Jakarta:PT.Rineka Cipta,2004),hal 255-256
[2] Dra.Hallen A.,M.Pd,Bimbingan & Konseling,(Jakarta:Quantum Teaching,2005), hal 76


Sumber http://umin-abdilah.blogspot.com


EmoticonEmoticon