Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa remaja yang berjalan antara umur 12 tahun hingga 21 tahun.
Setiap tahap perkembangan insan biasanya dibarengi dengan aneka macam tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju, bahwa kalau aneka macam tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan insan tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan sanggup menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut. Berikut ini merupakan aneka macam tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja, menurut pengalaman penulis selama menjadi pendidik.
1. Remaja sanggup mendapatkan keadaan fisiknya dan sanggup memanfaatkannya secara efektif
Sebagian besar remaja tidak sanggup mendapatkan keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung menggandakan penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Dewi merasa kulitnya tidak putih menyerupai bintang film, maka Dewi akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Dewi yang demikian tentu menjadikan duduk masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Dewi akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Dewi tidak mempunyai teman, dan sebagainya.
2. Remaja sanggup memperoleh kebebasan emosional dari orang renta
Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai sikap “pemberontakan” dan melawan cita-cita orang tua. Bila kiprah perkembangan ini sering menjadikan kontradiksi dalam keluarga dan tidak sanggup diselesaikan di rumah , maka remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan menciptakan remaja mempunyai kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orang renta tidak menyadari akan pentingnya kiprah perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar. Hal yang sama juga dilakukan remaja terhadap orang-orang ‘yang dianggap sebagai pengganti orang tua’, guru misalnya.
3. Remaja bisa bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan. Remaja yang menyadari akan kiprah perkembangan yang harus dilaluinya yakni bisa bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan ini. Ada sebagaian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan lawan jenisnya hingga selesai usia remaja. Hal tersebut memperlihatkan adanya ketidakmatangan dalam perkembangan remaja tersebut.
4. Mengetahui dan mendapatkan kemampuan sendiri
Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya mengenai kelebihan dan kekurangannya niscaya mereka akan lebih cepat menjawab ihwal kekurangan yang dimilikinya dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya. Hal tersebut memperlihatkan bahwa remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal tersebut tidak diselesaikan pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi duduk masalah untuk perkembangan selanjutnya (masa remaja atau bahkan hingga renta sekalipun).
5. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep mengenai harus menjadi menyerupai siapakah “aku” ?, sehingga hal tersebut dijadikan pegangan dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya. Maka penting bagi orang renta dan orang-orang ‘yang dianggap sebagai pengganti orang tua’ untuk bisa menjadikan diri mereka sendiri sebagai idola bagi para remaja tersebut.
Selain aneka macam tuntutan psikologis perkembangan diri, kita juga harus mengenal ciri-ciri khusus pada remaja, antara lain:
- Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
- Emosinya tidak stabil
- Perkembangan s3kual sangat menonjol
- Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum alasannya yakni akibat)
- Terikat akrab dengan kelompoknya
Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan ihwal batas-batas umur remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak sanggup menjelaskan secara niscaya ihwal batasan usia remaja lantaran masa remaja ini yakni masa peralihan.
Pada umumnya masa remaja sanggup dibagi dalam 2 periode yaitu:
1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun
a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari selesai masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
- Anak tidak suka diperlakukan menyerupai anak kecil lagi
- Anak mulai bersikap kritis
- Mulai cemas dan galau ihwal perubahan fisiknya
- Memperhatikan penampilan
- Sikapnya tidak menentu/plin-plan
- Suka berkelompok dengan sahabat sebaya dan senasib
- Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
- Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
Merupakan masa selesai remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
- perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
- mulai menyadari akan realitas
- sikapnya mulai terperinci ihwal hidup
- mulai nampak talenta dan minatnya
Permasalahan yang sering muncul sering kali disebabkan ketidaktahuan para orang renta dan pendidik ihwal baerbagai tuntutan psikologis ini, sehingga sikap mereka seringkali tidak bisa mengarahkan remaja menuju kepenuhan perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang orang renta dan pendidik mengambil sikap yang kontra produktif dari yang seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para remaja tersebut. Sebuah PR yang panjang bagi orang renta dan pendidik, yang menuntut mereka untuk selalu mengevaluasi sikap yang diambil dalam pendidikan remaja yang dipercayakan kepada mereka. Dengan demikian, diperlukan para orang renta dan pendidik sanggup menawarkan rangsangan dan motivasi yang sempurna untuk mendorong remaja menuju pada kepenuhan dirinya.
Sumber http://www.terasfisika.com
EmoticonEmoticon