Download Buku Panduan Penulisan Soal Sekolah Menengah Pertama Tahun 2017 Terbitan Balitbang Kemendikbud_ Menyusun soal yang valid dan realiabel ialah suatu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru, namun beberapa guru juga terkadang masih resah bagaimana sih cara menyusun soal yang baik dan benar, dalam artikel ini penulis akan sedikit menyebarkan ihwal buku elektronik pedoman/panduan penulisan soal untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama terbitan tahun 2017
Penilaian terhadap hasil berguru penerima didik merupakan salah satu kegiatan rutin dalam dunia pendidikan. Penilaian hasil berguru dilakukan antara lain untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan penerima didik, memonitor perkembangan berguru penerima didik, menilai ketercapaian kurikulum, memberi nilai penerima didik dan menentukan efektivitas pembelajaran. Untuk tujuan-tujuan tersebut sanggup dipakai banyak sekali bentuk dan instrumen penilaian. Namun tes tertulis hingga ketika ini masih merupakan instrumen yang mayoritas dipakai dalam menilai hasil berguru penerima didik.
A. Tahapan pengembangan bank soal
Tahapan pengembangan bank soal meliputi:
1. Penyusunan kisi-kisi Kisi-kisi dipakai sebagai pedoman bagi penulis soal semoga diperoleh soal yang sesuai dengan tujuan.
2. Penulisan soal Soal ditulis oleh beberapa penulis soal menurut kisi-kisi. Soal-soal yang dihasilkan merupakan soal-soal mentah.
3. Review dan Revisi (Telaah dan Perbaikan) Review ialah menelaah soal mentah secara kualitatif menurut kaidah penulisan soal oleh penelaah soal. Hasil review soal diklasifikasikan menjadi soal baik, soal kurang baik, dan soal ditolak. Soal baik eksklusif diterima, soal kurang baik perlu diperbaiki sehingga diperoleh soal yang baik, dan soal yang ditolak dikembalikan ke penulis.
4. Perakitan soal Soal-soal baik selanjutnya dirakit menjadi beberapa paket soal untuk diujicobakan. Pada ketika perakitan, dimasukkan beberapa soal yang berfungsi sebagai soal linking antarpaket. Soal-soal linking tersebut diambil dari bank soal yang telah mempunyai karakteristik soal.
5. Ujicoba soal Paket-paket soal diujicobakan kepada penerima didik yang sedang menempuh jenjang pendidikan yang sesuai dengan jenjang pendidikan pada tes tersebut. Misalnya, soal-soal Bahasa Indonesia kelas VIII diujikan kepada penerima didik kelas VIII di selesai tahun pelajaran atau kepada penerima didik kelas IX di awal tahun pelajaran. Peserta didik dalam menjawab soal-soal tes tersebut harus serius seakan-akan ujian yang bekerjsama walaupun pada ujicoba ini yang akan dilihat ialah kualitas soalnya bukan kompetensi penerima didik. Ujicoba soal dipakai untuk mengumpulkan data empirik ihwal soal berupa jawaban-jawaban penerima didik terhadap soal.
6. Analisis kuantitatif Data empirik dari hasil ujicoba dianalisis secara kuantitatif dengan memakai aktivitas analisis, baik klasik maupun modern. Program analisis secara klasik memakai iteman. Hasil iteman mencakup daya beda, tingkat kesukaran, penyebaran option, dan cek kunci. Selanjutnya, soal-soal tersebut dianalisis memakai teori tes modern (Item Response Theory). Program yang sanggup dipakai antara lain Bigsteps, Winsteps, Quest, Conquestuest, RUMM. Dengan memakai analisis teori tes modern sanggup diperoleh informasi kesesuaian soal dengan model (fit terhadap model), disamping tingkat kesukaran soal.
7. Seleksi soal Berdasarkan hasil analisis soal, soal-soal dikelompokkan menjadi soal baik, soal perlu revisi, dan soal ditolak. Berdasarkan teori tes klasik soal-soal baik ialah soal yang mempunyai daya beda tinggi, ditunjukkan dengan relasi point biserial di atas 0,2 dan semua distraktor berfungsi. Berdasarkan teori tes modern, soal yang baik ialah soal yang sesuai (fit) dengan model, ditunjukan oleh statistik fit, ibarat infit atau outfit. Soal-soal baik dimasukkan ke dalam bank soal. Soal dengan daya beda rendah dan terdapat distraktor yang tidak berfungsi perlu direvisi. Soal yang tidak mempunyai daya beda dan sebagian distraktor tidak berfungsi ditolak.
B. Penyusunan Kisi-kisi
1. Pengertian kisi-kisi
Kisi-kisi ialah suatu format berbentuk matriks berisi informasi yang sanggup dijadikan pedoman untuk menulis atau merakit soal. Kisi-kisi disusun menurut tujuan penggunaan tes. Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Bila beberapa penulis soal memakai satu kisi-kisi, akan dihasilkan soal-soal yang relatif sama (paralel) dari tingkat kedalaman dan cakupan bahan yang ditanyakan.
2. Syarat kisi-kisi
Kisi-kisi tes prestasi akademik harus memenuhi persyaratan berikut: 1) Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan. 2) Komponen-komponennya rinci, jelas, dan gampang dipahami. 3) Indikator soal harus terang dan sanggup dibentuk soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah ditetapkan.
3. Komponen kisi-kisi
Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam sebuah kisi-kisi diubahsuaikan dengan tujuan tes. Komponen kisi-kisi terdiri atas komponen identitas dan komponen matriks. Komponen identitas diletakkan di atas komponen matriks. Komponen identitas mencakup jenis/jenjang sekolah, aktivitas studi/jurusan, mata pelajaran, tahun ajaran, kurikulum yang diacu, alokasi waktu, jumlah soal, dan bentuk soal. Komponen-komponen matriks berisi kompetensi dasar yang diambil dari kurikulum, kelas dan semester, materi, indikator, level kognitif, dan nomor soal.
Indikator dijadikan teladan dalam menciptakan soal. Di dalam indikator tergambar level kognitif yang harus dicapai dalam KD. Kriteria perumusan indikator: 1) Memuat ciri-ciri KD yang akan diukur. 2) Memuat kata kerja operasional yang sanggup diukur (satu kata kerja operasional untuk soal pilihan ganda, satu atau lebih dari satu kata kerja operasional untuk soal uraian). 3) Berkaitan dengan materi/konsep yang dipilih. 4) Dapat dibentuk soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah ditetapkan.
C. Penulisan Soal
Pengertian tes tertulis
Tes tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada penerima didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, penerima didik tidak selalu harus merespon dalam bentuk tulisan, tetapi juga sanggup dilakukan dalam bentuk lain, ibarat memberi tanda, mewarnai, menggambar. Soal-soal pada tes tertulis sanggup diklasifikasikan menjadi dua, yaitu soal dengan menentukan tanggapan yang sudah disediakan (bentuk soal pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan) dan soal dengan menawarkan tanggapan secara tertulis (bentuk soal isian, tanggapan singkat, dan uraian). Dalam penyusunan soal tes tertulis, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal dari segi materi, konstruksi, dan bahasa.
Untuk file yang lebih lengkapnya silahkan anda Download Buku Panduan Penulisan Soal Sekolah Menengah Pertama Tahun 2017 Terbitan Balitbang Kemendikbud melalui link d0wnl0ad di bawah ini
Download Buku Panduan Penulisan Soal Sekolah Menengah Pertama Tahun 2017 Terbitan Balitbang Kemendikbud: (DOWNLOAD)
Sumber http://www.rijal09.com
EmoticonEmoticon