Saturday, June 16, 2018

√ Masswasting: Penyebab, Jenis Dan Upaya Pencegahannya

Masswasting merupakan pergerakan massa batuan hasil pelapukan atau sedimentasi yang menuruni lerengan dikarenakan imbas gravitasi. Masswasting sanggup merubah bentang alam kalau terjadi dalam skala yang besar. Longsor merupakan salah satu jenis masswasting yang berbahaya alasannya ialah sanggup merusak pemukiman dalam waktu singkat. Longsor di Ponorogo baru-baru ini merupakan salah satu masswasting terbesar yang melanda Indonesia. Puluhan jiwa terkubur longsor dan ratusan rumah hancur. Baca juga: Bedanya patahan dextral dan sinistral
Masswasting merupakan pergerakan massa batuan hasil pelapukan atau sedimentasi yang menuru √ Masswasting: Penyebab, Jenis dan Upaya Pencegahannya
Masswasting berupa longsoran batu
Fenomena masswasting sanggup terjadi tanggapan kombinasi banyak sekali faktor diantaranya:
1. Kemiringan lereng
Kondisi lereng yang curam akan memperbesar terjadinya masswasting alasannya ialah gaya gesek semakin rendah. Lereng yang miring sebaiknya tidak ditinggali atau masuk zona merah alasannya ialah rawan longsor.

2. Gravitasi
Semakin besar derajat kemiringan lereng maka semakin besar pula gravitasi yang bekerja sehingga material akan cenderung menuruni lereng.

3. Air
Air berfungsi sebagai penambah besarnya gerakan juga penambah beban sehingga sanggup mempermudah gerakan. Keberadaan air diantara butir-butir atuan atau tanah sanggup mengurangi daya kohesi antara material sehingga gampang terurai. 

4. Gempa atau getaran
Gempa bumi atau getaran tanggapan mesin sanggup menciptakan retakan di bukit dan lereng sehingga akan gampang untuk bergerak menuruni lereng.

5. Curah hujan 
Curah hujan yang tinggi akan menciptakan limpasan air di lereng semakin besar dan akan menjadikan erosi. 

6. Perubahan kondisi vegetasi
Kondisi lereng yang gundul akan lebih gampang untuk mengalami masswasting dibandingkan lereng yang ditumbuhi banyak vegetasi dengan akar yang kuat.

Masswasting sanggup diklasifikasikan dalam banyak sekali tipe sebagai berikut:
1. Rayapan tanah (soil creep)
Rayapan tanah merupakan proses gerakan tanah yang sangat lambat. Rayapan tanah sanggup dilihat dari adanya permukaan tanah bergelombang, tiang listrik miring, pagar miring dan dinding bangunan yang retak. Baca juga: Kondisi geografi Indonesia

2. Aliran tanah (earth flow)
Aliran tanah umumnya terjadi pada wilayah lembab dengan lereng curam. Fenomena ini terjadi dalam beberapa jam dan menghasilkan timbunan material berbentuk menyerupai undakan.
Masswasting merupakan pergerakan massa batuan hasil pelapukan atau sedimentasi yang menuru √ Masswasting: Penyebab, Jenis dan Upaya Pencegahannya
Rayapan tanah
3. Aliran lumpur (mud flow)
Aliran lumpur sanggup terjadi menuruni lereng di perbukitan dan pegunungan. Aliran lumpur sanggup terjadi pada perbukitan di gurun pasir ketika hujan deras. Aliran lumpur sanggup terjadi pada gunung api yang gres meletus. Hujan membawa bubuk vulkanik sisa letusan menuruni lereng sampai ke sungai membentuk banjir lahar.

4. Tanah longsor (landslide)
Tanah longsor ialah massa batuan yang meluncur dengan cepat ke bawah lereng. Ada dua bentuk tanah longsor ayitu longsoran gres (rock slide) dan runtuhan tanah (slump). Longsoran gres berupa massa batuan induk yang meluncur turun pada bidang miring yang rata menyerupai patahan. Sementara runtuhan tanah ialah massa batuan yang meluncur turun pada bidang miring yang cekung. Baca juga: Bedanya awan cirrus, stratus dan cumulus

5. Guguran batau (rock fall)
Masswasting paling cepat ialah guguran batu. Fenomena ini berupa massa batuan yang bergerak jatuh bebas dari tebing curam. Ukuran gres yang gugur sanggup bervariasi mulai watu kecil sampai bongkahan sebesar rumah.

Masswasting sanggup dicegah dengan melaksanakan hal berikut:
- menamam pohon kayu berakar berpengaruh di lereng terjal.
- tidak menciptakan sawah di atas lereng terjal.
- tidak menciptakan getaran di atas lereng.
- tidak membangun rumah di bukit yang miring. 

Gambar: www.ndsu.edu

Sumber http://www.gurugeografi.id


EmoticonEmoticon