Thursday, June 21, 2018

√ Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw: Kooperatif dalam bahasa Inggris disebut dengan “cooperate” yaitu bekerja sama. Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah “homo homini socius” falsafah ini menekankan bahwa insan ialah makhluk sosial (Lie, 2008). Ciri khusus pembelajaran kooperatif meliputi lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan penilaian proses kelompok.
Slavin (2010) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model atau teladan pembelajaran dimana dalam proses pembelajaran yang berlangsung, penerima didik bisa berguru dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 hingga 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen atau dengan karakteristik yang berbeda-beda. Guru sebagai  perancang dan pelaksana dalam pembelajaran kooperatif harus memperhatikan beberapa konsep dasar ihwal pembelajaran kooperatif. Djahiri K (Isjoni, 2014) menyebutkan cooperative learning sebagai pembelajaran kelompok yang menuntut diterapkannya pendekatan berguru siswa sentris, humanistik, dan demokratis yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya. Eggan dan Kauchak (Isjoni, 2014) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok taktik pengajaran yang melibatkan penerima didik bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Sanjaya(2010) menyatakan bahwa  pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan memakai model pengelompokan/ Tim kecil, yaitu antara empat hingga enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan, kalau kelompok bisa memperlihatkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan mempunyai kesempatan yang sama untuk menawarkan donasi demi keberhasilan kelompok.

Muslich (2009)  menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif ialah berguru dalam bentuk banyak sekali warta dan pengalaman, saling merespon, dan saling berkomunikasi. Bentuk berguru ini tidak hanya membantu penerima didik berguru ihwal materi, tetapi juga konsisten dengan pemfokusan berguru kontekstual dalam kehidupan nyata. Dalam kehidupan yang faktual penerima didik akan menjadi warga yang hidup berdampingan dan berkomunikasi dengan warga lain.

Beberapa pendapat di atas sanggup saling melengkapi ihwal pengertian pembelajaran kooperatif . Makara sanggup disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian taktik yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada penerima didik biar bekerja sama selama berlansungnya proses pembelajaran sehingga sanggup mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas, dan kemudian disesuaikan oleh Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins (Arends, 2001). Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab penerima didik terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi juga harus siap menawarkan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian penerima didik saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan (Lie, 2008). Teknik ini sanggup dipakai dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.

Teknik ini menekankan bahwa guru perlu memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman penerima didik dan membantu penerima didik mengaktifkan skemata ini biar materi pelajaran menjadi bermakna. Selain itu, penerima didik bekerja sama dengan sesama penerima didik dalam suasana bantu-membantu dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah warta dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Pembelajaran kooperatif teknik jigsaw ialah suatu teknik pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bab materi berguru dan bisa mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends,2001).

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana penerima didik berguru dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bab materi pelajaran yang harus dipelajari dan memberikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 2001). Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain ihwal topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian penerima didik itu kembali pada tim/ kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain ihwal apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk penerima didik yang beranggotakan penerima didik dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan adonan dari beberapa ahli. Kelompok hebat yaitu kelompok penerima didik yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menuntaskan tugas-tugas yang bekerjasama dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

C. Langkah – langkah Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Langkah – langkah dalam penerapan tipe Jigsaw berdasarkan Arends ( Donni, 2015 ) ialah sebagai berikut :
-Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4-6 penerima didik dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bab materi pelajaran yang akan dipelajari penerima didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

-Dalam tipe Jigsaw ini, setiap penerima didik diberi kiprah mempelajari salah satu bab materi pembelajaran tersebut. Semua penerima didik dengan materi pembelajaran yang sama berguru bersama dalam kelompok yang disebut kelompok hebat (Counterpart Group / CG). Dalam kelompok ahli, penerima didik mendiskusikan bab materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaiman memberikan kepada temannya kalau kembali ke kelompok asal.

-Kelompok asal tersebut oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw ( gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 penerima didik dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bab materi pemblajaran, maka dari 40 penerima didik akan terdapat 5 kelompok hebat yang branggotakan 8 penerima didik dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 penerima didik. Setiap anggota kelompok hebat akan kembali ke kelompok asal menawarkan warta yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok hebat maupun kelompok asal.

-Setelah penerima didik berdiskusi dalam kelompok hebat maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan biar guru sanggup menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
-Guru menawarkan kuis untuk penerima didik secara individual.

-Guru menawarkan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil berguru individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

-Materi sebaiknya secara alami sanggup dibagi menjadi beberapa bab materi pembelajaran.

-Perlu diperhatikan bahwa kalau memakai Jigsaw untuk berguru materi gres maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut  serta cukup sehingga tujuan pembelajaran sanggup tercapai.

D. Kelebihan dan Kelemahan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

1. Kelebihan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
-Mampu berbagi hubungan antar pribadi positif di antara penerima didik yang mempunyai kemampan berguru yang berbeda .
-Menerapkan bimbingan sesama teman
-Rasa harga diri penerima didik yang lebih tinggi
-Pemerataan penguasaan materi sanggup dicapai dalam waktu yang lebih singkat
-Model pembelajaran ini sanggup melatih siswa untuk lebih aktifdalam berbicara dan berpendapat
-Dapat digabungkan dengan taktik metode mengajar lainnya
-Pemahaman materi lebih mendalam
-Meningkatkan motivasi belajar
-Melatih rasa tanggung jawab akan tugasnya secara individu maupun kelompok
-Menumbuhkan kesadaran akan adanya kelebihan dan kekurangan orang lain maupun dirinya sendiri

2. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
-Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi.
-Siswa yang mempunyai kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagi tenaga ahli
-Siswa yang cerdas cenderung bosan

Demikianlah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, dalam penerapannya seorang guru  harus bisa memahami sepenuhnya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw biar pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw bisa sesuai dengan sintaks dari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan maksimal.

Sumber http://www.rijal09.com


EmoticonEmoticon