Sunday, October 29, 2017

√ Cara Menghitung Irr (Internal Rate Of Return) Dan Npv (Net Present Value) – Pola Soal Beserta Jawabannya

IRR Internal Rate of Return


IRR berasal dari bahasa Inggris Internal Rate of Return disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi sanggup dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar daripada laju pengembalian apabila melaksanakan investasi di daerah lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain).


 


Rumus IRR praktis


Untuk mempermudah perhitungan IRR, yaitu dengan mencoba suku bunga yang diperkirakan akan menawarkan nilai NPV kasatmata contohnya 10 % yang akan menawarkan NPV sebesar 382 dan dilanjutkan dengan perhitungan NPV yang negatif, Misalnya pada 20 % akan menawarkan NPV sebesar -429. Dengan memakai rumus sebagai berikut:


 disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi √ Cara Menghitung IRR (Internal Rate of Return) dan NPV (Net Present Value) – Contoh Soal beserta Jawabannya


atau disederhanakan


 disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi √ Cara Menghitung IRR (Internal Rate of Return) dan NPV (Net Present Value) – Contoh Soal beserta Jawabannya


dari data di atas akan diperoleh IRR Sebesar 14,71 %, angka ini sedikit berbeda dari hasil hitungan di atas alasannya yaitu merupakan perhitungan empiris, angka ini sanggup diperbaiki kalau rentang bunga tinggi dengan bunga rendah lebih kecil.


 


Rumus NPV (Net Present Value)


NPV adalah selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang memperoleh potongan harga dengan memakai social opportunity cost of capital sebagai discount factor. Atau juga sanggup disebut sebagai arus kas yang diperkirakan pada masa mendatang yang didiskontokan pada dikala ini. Untuk menghitung NPV diharapkan data wacana perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta asumsi manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.


NPV (Net Present Value) merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan tiba yang didiskonkan pada dikala ini.



 disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi √ Cara Menghitung IRR (Internal Rate of Return) dan NPV (Net Present Value) – Contoh Soal beserta Jawabannya


dimana:



t – waktu arus kas

i – adalah suku bunga diskonto yang digunakan

 disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi √ Cara Menghitung IRR (Internal Rate of Return) dan NPV (Net Present Value) – Contoh Soal beserta Jawabannya – arus kas higienis (the net cash flow) dalam waktu t


 


IRR merupakan suku bunga yang akan menyamakan jumlah nilai kini dari penerimaan yang diharapkan diterima (present value of future proceed) dengan jumlah nilai kini dari pengeluaran untuk investasi.


Besarnya nilai kini dihitung dengan memakai pendekatan sebagai berikut:


 disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi √ Cara Menghitung IRR (Internal Rate of Return) dan NPV (Net Present Value) – Contoh Soal beserta Jawabannya


 


Bagaimana rumus IRR dan perhitungannya?


Perhitungan ini memakai metode trial dan error dengan menggunakan tabel present value. Langkah-langkah rumus menghitung IRR disajikan sebagai berikut:


1. Hitung net present value (NPV) pada tingkat biaya modal (cost of capital), ditunjukkan dengan r1.


2. Lihat apakah net present value (NPV) kasatmata atau negatif


3a. Jika net present value (NPV) positif, gunakan tingkat bunga yang lebih tinggi (r2) dari r1.


3b. Jika net present value (NPV) negatif, gunakan tingkat bunga yang lebih rendah (r2) dari r1.


3c. IRR yang sempurna dengan net present value sama dengan nol, terkadang terletak di antara kedua rate tersebut.


4. Hitung net present value (NPV) dengan memakai r2.


5. Lakukan interpolasi untuk memperoleh IRR yang tepat.


 


Siapa yang memakai rumus IRR dan bagaimana caranya?


Jajaran Manajemen Keuangan dan Analis Proyek. Jika IRR lebih besar dibanding cost of capital, proyek harus diterima.


Keuntungan memakai metode perhitungan IRR yaitu tidak dipertimbangkannya time value of money sehingga menjadi lebih sempurna dan realistis dibandingkan dengan metode accounting rate of return.


 


Kelemahan metode perhitungan IRR



  1. Perlu waktu untuk menghitungnya, terutama dikala cash inflow tidak terdistribusi secara merata (meskipun kebanyakan kalkulator bisnis mempunyai kegiatan untuk menghitung IRR).

  2. Metode ini tidak sanggup mengidentifikasi ukuran investasi dalam banyak sekali proyek yang bersaing dan tingkat keuntungannya.


 


Contoh Soal IRR Internal Rate of Return dan Jawaban


1. Bila suatu investasi mempunyai arus kas sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut:





























Tahun ( disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi √ Cara Menghitung IRR (Internal Rate of Return) dan NPV (Net Present Value) – Contoh Soal beserta Jawabannya)Arus kas ( disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi √ Cara Menghitung IRR (Internal Rate of Return) dan NPV (Net Present Value) – Contoh Soal beserta Jawabannya)
0-4000
11200
21410
31875
41050


 


 


 


 


 


Kemudian IRR  disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi √ Cara Menghitung IRR (Internal Rate of Return) dan NPV (Net Present Value) – Contoh Soal beserta Jawabannya dihitung dari


 disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi √ Cara Menghitung IRR (Internal Rate of Return) dan NPV (Net Present Value) – Contoh Soal beserta Jawabannya.


Dalam kasus ini alhasil yaitu 14.3%.


 disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi √ Cara Menghitung IRR (Internal Rate of Return) dan NPV (Net Present Value) – Contoh Soal beserta Jawabannya

IRR Internal Rate Return. Posisi IRR ditunjukkan pada grafik NPV (r) (r dengan label ‘i’ pada grafik).


 


Pabrik Pak Budi mempertimbangkan tawaran investasi senilai Rp 130.000.000 tanpa nilai sisa. Pendapatan arus kas per tahun RP 21.000.000 selama 6 tahun. Diasumsikan RRR sebesar 13%. Hitunglah IRR.


Jawab:


Dicoba dengan faktor diskonto 10%:


NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) – Investasi Awal


NPV = (21.000.000 x 5.8979) – 130.000.000 = Rp 659.000


Dicoba dengan faktor diskonto 12%:


NPV = (21.000.000 x 5,7849 ) – 130.000.000


NPV = Rp – 6.649.000


Karena NPV mendekati nol, yaitu Rp. 659.000,00 dan -Rp. 6.649.000,00


Artinya tingkat diskonto antara 10% hingga 12%, untuk memilih ketepatannya kita perlu melaksanakan interpolasi. Caranya yaitu sebagai berikut:



























Selisih BungaSelisih PVSelisih PV dengan OI
10%Rp 130.659.000Rp 130.659.000
12%Rp 123.351.000Rp 130.000.000
2%Rp 7.308.000Rp 659.000

IRR = 10% + (659.000/7.308.000) x 2%


IRR = 10,18%


Kesimpulannya, proyek investasi tersebut lebih baik ditolak. Alasannya IRR < 13% yang artinya tidak layak secara finansial.


 


2. Sebuah proyek dengan investasi sebesar Rp. 20.000.000,- dan akan menawarkan pemasukan setiap tahunnya sebesar Rp.4.900.000,- berlangsung selama 5 tahun. Berapa IRR dari proyek tersebut?


Jawaban:

PV penerimaan/PV biaya =1

4900000(P/A; i%, 5)/20000000 =1

(P/A; i%; 5) = 20000000/4900000

(P/A; i%; 5) = 4,0816


IRR = 7% + ((4,1002-4,0816)/(4,1002-4,0459)) x (7,5% – 7%)

= 7% + (0,0816/0,0543) x (0,5%)

= 7% + 0,3425 x (0,5%)

= 7% + 0,17%

IRR = 7,17%


 


3. Perusahaan Pak Budi mempertimbangkan tawaran proyek investasi Rp 150.000.000. Umur proyek tersebut diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.


Arus kas yang dihasilkan:




  • Tahun 1 : Rp 60.000.000




  • Tahun 2 : Rp 50.000.000




  • Tahun 3 : Rp 40.000.000




  • Tahun 4 : Rp 35.000.000




  • Tahun 5 : Rp 28.000.000




Bila diasumsikan RRR = 10%


Jawaban:


Coba dengan faktor diskonto 16%:



  • Tahun 1 arus kas : Rp 60.000.000 x 0,8621 = Rp 51.726.000

  • Tahun 2 arus kas : Rp 50.000.000 x 0,7432 = Rp 37.160.000

  • Tahun 3 arus kas : Rp 40.000.000 x 0,6417 = Rp 25.668.000

  • Tahun 4 arus kas : Rp 35.000.000 x 0,5523 = Rp 19.330.500

  • Tahun 5 arus kas : Rp 28.000.000 x 0,419 = Rp 17.973.200


Total PV = Rp 100.131.700


Investasi Awal = Rp 150.000.000


NPV = Rp – 49.868.300


Coba dengan faktor diskonto 10%:



  • Tahun 1 arus kas : Rp 60.000.000 x 0,9090 = Rp 54.540.000

  • Tahun 2 arus kas : Rp 50.000.000 x 0,8264 = Rp 41.320.000

  • Tahun 3 arus kas : Rp 40.000.000 x 0,7513 = Rp 30.052.000

  • Tahun 4 arus kas : Rp 35.000.000 x 0,6830 = Rp 23.905.500

  • Tahun 5 arus kas : Rp 28.000.000 x 0,6209 = Rp 17.385.200


Total PV = Rp 167.202.200


Investasi Awal = Rp 150.000.000


NPV = Rp 17.202.200


Perhitungan interpolasi:



























Selisih BungaSelisih PVSelisih PV dengan Investasi Awal
10%Rp167.202.200Rp167.202.200
16%Rp100.131.700Rp150.000.000
6%Rp67.070.500Rp17.202.200

IRR = 10% + (Rp.17.202.200/Rp. 67.070.500) x 6 %


IRR = 11,5388%


Kesimpulannya, proyek investasi tersebut sanggup diterima. Karena IRR > 10%.


 


4. Pimpinan perusahaan Pak Budi akan mengganti mesin usang dengan mesin gres alasannya yaitu mesin usang tidak irit lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk menggantimesin usang dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,‐. Mesin barumempunyai umur irit selama 5 tahun dengan salvage value menurut pengalaman pada selesai tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,‐. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000,‐ dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?

Jawaban:


Diskon Faktor 18%

P = P + A (P/A,i,n) + F (P/F, i, n)

P = -75.000.000 + 20.000.000 (P/A, 18%, 5) + 15.000.000 (P/F, 18%, 5)

P = -75.000.000 +62.544.000 + 6.556.500

P = -5.899.500


Diskon Faktor 14%

P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + ….. + 20.000.000 + 15.000.000

(1 +0,14) (1 + 0,14)2 (1 + 0,14)3 (1 + 0,14)5 (1 + 0,14)5

P = 1.754.3859 + 15.389.350 + 13.499.430 + 11.841.605 + 10.387.373 + 7.790.529

P = 76.452.146 – 75.000.000 = 1. 452.146


Diskon Faktor 24%

P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + ….. + 20.000.000 + 15.000.000

(1 +0,24) (1 + 0,24)2 (1 + 0,24)3 (1 + 0,24)5 (1 + 0,24)5

P = 16.129.032 + 13.007.284 + 10.489.745 + 8.459.471 + 6.822.154 + 5.116.616

P = 60.024.302 – 75.000.000

P = – 14.975.698


Kesimpulan:

Penggantian mesin ini tidak layak untuk dilakukan, alasannya yaitu NPV = -Rp. 5.899.500,00 yaitu NPV < 0


Keterangan:

NPV > 0, investasi yang dilakukan menawarkan manfaat bagi perusahaan, proyek sanggup dijalankan.

NPV < 0, investasi yang dilakukan akan menjadikan kerugian bagi perusahaan, proyek ditolak.

NPV = 0, investasi yang dilakukan tidak menjadikan perusahaan untung ataupun merugi.


 


Bacaan Lainnya



 


Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai


Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar kalau Anda mengunduh aplikasi kita!


Siapa bilang mau pandai harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan isu yang menciptakan Anda menjadi lebih smart!



Sumber bacaan: Corporate Finance InstituteAccounting ExplainedProperty Metrics


                             


Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”

Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya








Sumber aciknadzirah.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)