9 Cara Menghukum Anak Yang Benar Dan Mendidik _ Dalam mendidik dan mengajar anak yang masih dalam proses tumbuh kembang, ada-ada saja hal yang terkadang dialami para orang, kadang tingkah laris yang begitu polos dan lucu menciptakan hati para orang renta semakin cinta dan sayang kepada buah hatinya.
Namun adakalanya anak menunjukan/melakukan sikap dan perbuatan yang terkadang menciptakan para orang renta menjadi jengkel dan emosi, jikalau hal ini sudah terjadi, maka sebagain orang terkadang menghukuman anaknya supaya sang anak sanggup jerah, sehingga tidak berani mengulang sikap atau perbuatan tersebut.
Menghukum anak memang kadang berhasil untuk menciptakan anak menjadi jerah namun kadangpula justru menciptakan sikap anak semakin menjadi-jadi. Apalagi jikalau sanksi yang diberikan kepada anak dalam bentuk kekerasan fisik, bukannya sanggup mengubah sikap dan sikap anak malah justru sanggup jadi memunculkan kebencian dalam diri anak.
Oleh alasannya ialah itu sebagai orang renta anda harus bijak dalam memberi sanksi kepada anaknya supaya sanksi tersebut sanggup mendidik dan efektif dalam memperbaiki aksara sang anak, bukan justru malah sebaliknnya.
Dalam teori mendidik anak, orang renta dituntut untuk tegas dalam mendidik anak namun dilarang keras, tapi terkadang persepsi orang renta menganggap bahwa tegas berarti keras, padahal pada hakikatnya kedua hal tersebut sangat berbeda.
Kaprikornus bagaimana baiknya tips dalam memberi hukuman/menghukum anak supaya sanggup mendidik anak menjadi lebih baik? berikut ulasan perihal metode dalam menghukum anak yang benar dan efektif:
9 Cara Menghukum Anak Yang Benar Dan Mendidik.
1. Biarkan anak mengetahui kesalahannya
Salah satu cara yang bijak dalam memberi sanksi kepada anak ialah terlebih dahulu bertanya kepada anak terkait perihal alasan kenapa ia dihukum, tujuannya supaya agar sanggup mengatahui kesalahan dan keteledorang yang diperbuatnya.
Dengan memahami apa yang menjadi kesalahannya, maka sanksi yang diberikan kepada anak tersebut akan mengajarkannya supaya berusaha tidak mengulang lagi sikap dan sikap yang sama supaya tidak menerima sanksi lagi.
Sehingga sangat disayangkan jikalau anda eksklusif memberi sanksi pada seorang anak, jikalau anak itu sendiri tidak mengetahui apa kesalahannya, alasannya ialah hal tersebut bukannya menjadi nilai pembelajaran namun justru sanggup menciptakan anak trauma, shock bahkan memicu tubuhnya bibit kebencian dalam diri anak.
2. Biarkan anak menjelaskan alasannya
Terkadang sebagian orangtua ketika mendapati anaknya melaksanakan kesalahan yang fatal eksklusif saja memberi sanksi dan tak mau mendengar alasan apapun yang dikatakan oleh anaknya. Padahal sanggup jadi alasan yang diutarakan oleh anak sehingga melaksanakan kesalahan/perilaku yang kurang baik sempurna dan benar.
Oleh alasannya ialah itu adakalanya mendengarkan alasan anak terlebih dahulu lebih bijak supaya sebagai orangtua kita tida salah menghukum, alasannya ialah yakin dan percaya setiap perilaku/kesalahan yang dilakukan anak selalu disertai oleh alasan-alasan tertentu
3. Hukuman yang bersifat mendidik
Bagaimana bentuk sanksi yang justru sanggup menciptakan anak semakin menjadi lebih baik lagi dan mendidik? contohnya saja seorang anak yang begitu nakal, nakal dan susah diatur bentuk sanksi yang sanggup diberikan menyerupai pengurangan uang jajan, sifat belum dewasa yang suka jajan, akan menuntun insting anak untuk tidak nakal, nakal lagi supaya sanggup menerima uang jajan yang menyerupai dulu lagi
Bisa juga anak diberi sanksi menyerupai menghafal perkalian, membersihkan sendiri kawasan tidurnya, menyapu pekarangan rumah dan beberapa sanksi lainnya yang sanggup menciptakan anak menemukan nilai-nilai nyata dari sanksi yang dijalani.
4. Tegas kepada anak bukan keras
Hal yang mesti dipahami bersama bahwa dalam mendidik anak sebaiknya berlaku lemah lembut namun tetap tegas dan sangat disarankan untuk meminimalisir tindakan-tindakan progresif/keras terhadap anak.
Tegas ialah suatu tindakan yang dilakukan pada waktu yang tepat, kawasan yang sempurna dan orang yang sempurna dan tetap menghargai perasaan anak sedangkan keras ialah tindakan yang lebih menuruti emosi, tanpa mempertimbangkan dampak yang sanggup ditimbulkan dari perbuatannya.
Contoh sikap tegas; contohnya ketika anak anda melaksanakan perbuatan yang kurang baik, dan anda berkata "jika kau melaksanakan hal tersebut sekali lagi maka bapak/ibu akan memberi hukuman".
Dan jikalau benar anak tersebut masih melaksanakan perbuatan yang kurang baik padahal sebelumnya ia telah menyadari ketika ia melaksanakan tersebut maka akan menerima hukuman, maka sebaiknya ada benar-benar memberi sanksi sesuai dengan apa yang anda katakan.
Sehingga belum dewasa akan membentuk persepsi dalam pikirannya menyerupai ini "jika ayah/ibu saya menyampaikan akan menghukum jikalau saya mengulangi perbuatan yang kurang baik lagi maka hal itu akan benar-benar ia lakukan.
Melalui proses pembelajaran tersebut anak akan lebih berpikir-pikir untuk melaksanakan perbuatan yang kurang baik lagi alasannya ialah sudah niscaya akan dihukum.
Jangan justru sebaliknya, ketika anda menyampaikan akan menghukum dikala anak anda melaksanakan perbuatan yang kurang baik namun faktanya sehabis anak anda melaksanakan hal jelek tersebut anda tak kunjung memberi sanksi alasannya ialah alasan kasihan, nanti saja, hal tersebut belum apa-apa.
Cara bersikap yang demikian justru akan menciptakan anak tidak percaya dengan bahaya yang anda utarakan sehingga belum dewasa tidak ragu/takut untuk melaksanakan perbuatan jelek tersebut secara berulang-ulang.
5. Jangan memberi sanksi kepada anak dikala anda masih marah/emosi
Emosi dan kemarahan yang terkadang membuncah serta kesabaran yang tidak sanggup lagi ditahan menciptakan orangtua eksklusif memberi sanksi kepada anaknya dalam kondisi murka dan emosi. Yakin dan percaya bahwa sanksi yang diberikan kepada anak dikala anda dalam kondisi murka dan emosi, bukan saja berdampak jelek pada psikologi anak tetapi akan berdampak jelek pada diri anda sendiri.
Kaprikornus upayakan terlebih dahulu untuk mengendalikan amarah dan sikap emosi sebelum menghukum anak, ketika suasana hati anda sudah baik dan hening maka anda sanggup memberi sanksi pada anak anda, dan yakinlah sanksi yang anda berikan tersebut akan lebih berbentuk cinta dari seorang orang renta yang ingin melihat anaknya menjadi lebih baik lagi.
6. Melarang anak melaksanakan kegiatan yang paling ia sukai
Selanjutnya tips yang sanggup anda coba dalam memberi sanksi pada anak ialah dengan memberi sanksi yang membetasi anak untuk melaksanakan hal yang ia sukai, contohnya saja bermain game, bermain bersama teman-temannya.
Biarkan atau berikan anak anda waktu menyendiri dan merenungi kesalahannya supaya anak sanggup mengistrosfeksi sikap dan perilakunya kedepannya. Namun pendampingan dari orang renta sangat penting supaya imbas sanksi yang diberikan lebih bernilai positif.
7. Hukuman harus proporsional
Salah satu hal yang menjadi materi pertibangan dalam memberi sanksi kepada anak ialah "apakah sanksi yang diberikan sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan anak (proporsional). Jangan hingga kesalahan yang ia lakukan hanya berkategori kecil namun sanksi yang anda berikan sangat berat atau sebaliknya kesalahannya sangat fatal namun sanksi yang anda berikan sangat gampang dan ringan.
Maka dari itu tingkat kesesuaian sanksi dengan kesalahan yang dilakukan sangat penting, juga harus memerhatikan usia anak, sesuaikan sanksi yang diberikan dengan tingkatan umur anak supaya sanksi yang diberikan benar-benar efektif dan sempurna sasaran.
8. Hindarkan menunjukkan sanksi yang sanggup mempermalukan anak
Bentuk sanksi menyerupai apa yang sanggup mempermalukan anak? salah satu contohnya ialah memberi sanksi kepada anak dihadapan teman-temannya atau ditempat umum.
Memberi sanksi yang sanggup mempermalukan anak akan sangat kuat pada psikologis anak, contohnya munculnya perasaan aib alasannya ialah dieksekusi didepan teman-temannya, menjadi shock dan lain-lain. Jika ingin memberi sanksi sebaiknya pilih kawasan yang sempurna dan waktu yang tepat.
9. Jelaskan alasan kenapa anak tersebut dihukum
Terakhir, cara menghukum anak yang benar dan mendidik ialah dengan menjelaskan kepada anak perihal alasan kenapa ia dihukum, contohnya saja anda menyampaikan "ayah/ibu menghukummu bukan untuk melihatmu menjadi jelek akan tetapi supaya kau menjadi anak yang lebih baik lagi", cobalah untuk menjelaskannya dengan perasaan yang penuh cinta dan kasih sayang.
Dengan mengetahui bahwa sejatinya sanksi yang diberikan justru supaya dirinya sanggup menjadi lebih baik lagi, bukannya anak menjadi benci dan murka kepada orangtua namun justru akan menumbuhkan rasa cinta anak tersebut kepada orang tuannya.
Demikianlah 9 Cara Menghukum Anak Yang Benar Dan Mendidik yang sanggup anda coba aplikasikan dalam mendidik dan mengajar anak anda untuk menjadi pribadi yang laebih baik. semoga bermanfaat
Sumber http://www.rijal09.com
EmoticonEmoticon