PENGERTIAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN Pengembangan media pembelajaran yakni serangkaian proses atau acara yang dilakukan untuk menghasilkan suatu media pembelajaran menurut teori pengembangan yang telah ada. Media yang dimaksud yakni media pembelajaran sehingga teori pengembangan yang dipakai yakni teori pengembangan pembelajaran. Selain media, dalam suatu proses berguru mengajar guru juga di tuntut untuk memakai RPP yang merupakan suatu pola planning acara yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Alat penilaian juga perlu untuk melihat sejauh mana pencapaian tujuan oleh siswa. Dengan demikian, pengembangan media pembelajaran juga dilengkapi dengan RPP dan tes hasil berguru sebagai syarat dalam suatu proses pembelajaran.
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: “perencanaan proses pembelajaran mencakup silabus dan planning pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 perihal standar proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan acara berguru siswa dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis biar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta menawarkan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa (Eka, 2009).
RPP yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam acara pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan atau lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Skenario acara pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil berguru sesuai kurikulum yang berlaku. Langkah-langkah pembelajaran (sintaks) yang dikembangkan difokuskan pada peningkatan kualitas pembelajaran, yaitu untuk memenuhi ketuntasan pembelajaran melalui pencapaian indikator hasil pembelajaran sesuai kurikulum.
Komponen-komponen penting yang ada dalam RPP meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator pencapaian hasil belajar, seni administrasi pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah acara pembelajaran, dan penilaian (Trianto, 2010).
2.Media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin yang yakni bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun dalam goresan pena ini
dibatasi pada media pendidikan yakni media yang dipakai sebagai alat dan materi acara pembelajaran. Media pembelajaran hanya mencakup media yang sanggup dipakai secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana. Media pembelajaran tidak hanya mencakup media elektronik yang kompleks, tetapi juga bentuk sederhana menyerupai slide, foto, diagram buatan guru, objek faktual dan kunjungan ke luar kelas (Sigit, 2008).
Media pembelajaran juga sanggup diartikan sebagai segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga sanggup mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media pembelajaran dipakai untuk meningkatkan pengalaman berguru biar menjadi lebih konkrit. Pembelajaran dengan memakai media pembelajaran tidak hanya sekedar memakai kata-kata. Dengan demikian, sanggup kita harapkan hasil pengalaman berguru lebih berarti bagi siswa (Sumiati, 2008).
Media pembelajaran merupakan kepingan integral dalam sistem pembelajaran. Banyak macam media pembelajaran sanggup digunakan. Penggunaan media pembelajaran harus didasarkan pada pemilihan yang tepat. Sehingga sanggup memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Media pembelajaran dibutuhkan sanggup menawarkan manfaat, antara lain (Sumiati, 2008):
1. Memperjelas pesan biar tidak terlalu verbalistis;
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra;
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih eksklusif antara murid dengan sumber belajar;
4. Memungkinkan anak berguru berdikari sesuai dengan talenta dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya;
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & mengakibatkan persepsi yang sama.
Media pembelajaran yang beraneka ragam sanggup dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam pembelajaran dengan mempertimbangkan aneka macam faktor. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan media pembelajaran antara lain:
1. Jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan;
2. Kegunaan dari aneka macam jenis media pembelajaran itu sendiri;
3. Kemampuan guru memakai suatu jenis media pembelajaran;
4. Fleksibilitas, tahan lama, dan kenyamanan media pembelajaran.
Keefektifan suatu media pembelajaran dibandingkan dengan jenis media pembelajaran lain untuk dipakai dalam pembelajaran suatu materi pembelajaran tertentu. Menurut Sigit (2008), aneka ragam media pembelajaran sanggup diklasifikasikan menurut ciri-ciri tertentu sebagaimana pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Jenis media
Kelompok Media | Media Instruksional |
Audio | - pita audio (rol atau kaset) - piringan audio - radio (rekaman siaran |
Cetak | - buku teks terprogram - buku pegangan/manual - buku tugas |
Audio-Cetak | - buku latihan dilengkapi kaset - gambar/poster (dilengkapi audio) |
Proyeksi visual membisu | - film bingkai (slide) - film rangkai (berisi pesan verbal) |
Proyeksi visual membisu dengan audio | - film bingkai (slide) suara - film rangkai suara |
Visual gerak | film bisu dengan judul (caption) |
Visual gerak dengan audio | - film suara - video/vcd/dvd |
Benda | - benda nyata - model tirual (mock up) |
Komputer | Media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI (Computer Managed Instructional) |
Abdurrrahman (1999) menyatakan bahwa: “Hasil berguru yakni kemampuan yang diperoleh anak sehabis melalui acara belajar, berguru itu sendiri merupakan suatu proses seseorang yang berusaha memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laris yang menetap.”
Sahabuddin (1994) menyampaikan bahwa untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa, guru harus mempunyai informasi mengenai siswa yang diperoleh melalui evaluasi. Evaluasi menawarkan informasi mengenai hasil berguru yang telah dimiliki oleh siswa. Dengan informasi tersebut guru sanggup menentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan itu telah tercapai atau belum. Untuk memperoleh informasi yang menawarkan kemungkinan pinjaman nilai, harus dipilih alat pengumpul informasi berupa tes yang paling cocok atau sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Tes hasil berguru dibentuk mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil berguru dan disusun menurut kisi-kisi penulisan butir soal lengkap dengan kunci jawabannya serta lembar observasi penilaian psikomotor kinerja siswa. Tes hasil berguru yang dikembangkan diubahsuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif siswa.
Beberapa pernyataan di atas sanggup menjelaskan bahwa hasil yang dicapai oleh seorang siswa dalam berguru diukur melalui suatu tes. Siswa yang bisa mendapat nilai yang tinggi dari hasil tes sanggup dikatakan telah menguasai materi pelajaran dengan baik. Begitu pula sebaliknya, bila siswa kurang bisa menuntaskan soal tes dengan baik, sanggup dikatakan kurang menguasai materi pelajaran.
Sumber http://www.rijal09.com
EmoticonEmoticon